Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
tekhnologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya fikir manusia. Perkembangan dibidang tekhnologi informasi
dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk
menguasai dan menciptakan tekhnologi di masa depan diperlukan matematika
yang kuat sejak dini. Di Sekolah Dasar diutamakan agar siswa mengenal,
memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan
praktek kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pandangan bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan secara ilmiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami”
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan
dalam kehidupan jangka panjang. Akibatnya, siswa menjadi kurang
termotivasi untuk memahami pelajaran matematika, disebabkan karena
pembelajaran matematika yang diberikan hanyalah bersifat hafalan dan bukan
penalaran.
Keadaan ini menimbulkan adanya pembelajaran yang tidak mampu
membawa materi pelajaran kepada dunia nyata yang dihadapi anak sehari-
hari. Akibatnya, siswa menjadi kurang termotivasi untuk memahami pelajaran
matematika. Hal ini terbukti dari hasil tes formatif tentang mengenal satuan
berat pada siswa kelas IV semester 1 pada Sekolah Dasar Negeri 2 Margorejo
Tahun Pelajaran 2020/2021, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Dari 23
siswa hanya 4 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dalam kegitan pra

1
siklus berarti masih ada 19 siswa atau 82% siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 59.
Dalam proses belajar mengajar sering timbul permasalah:
1. Seperempat siswa kelas 4 SD Negeri 2 Margorejo yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru.
2. Sepertiga siswa kelas 4 SD Negeri 2 Margorejo sering ribut dan
mengganggu teman
3. 40% siswa kelas 4 SD Negeri 2 Margorejo lambat dalam mengerjakan
latihan yang diberikan guru.
4. 30% siswa kelas 4 SD Negeri 2 Margorejo mengobrol dengan teman
sebangku bila guru menerangkan.
Dari masalah yang ada, masalah yang paling penting adalah kurang
termotivasinya siswa dalam belajar pada pelajaran Matematika.
Ciri-ciri dari masalah tersebut :
 Siswa cenderung ribut bila guru menerangkan
 Adanya siswa yang mengantuk
 Siswa keluar masuk kelas
 Siswa mengganggu teman
Penyebabnya :
 Dominan menggunakan metode ceramah
 Tidak menggunakan media dfalam menjelaskan materi
 Contoh yang diberikan hanya dari buku paket.
Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar merupakan unsur yang penting,
ada tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah
siswa akan terlibat secara aktif atau pasif dalam proses pembelajaran.
Disamping itu di lingkungan belajar, hubungan antara siswa dan guru turut
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Betapa pentingnya
kedudukan guru dalam proses pembelajaran di kelas, karena guru merupakan
motor penggerak yang akan menentukan berhasil tidaknya seorang siswa.
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran karena
mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah
tingkah laku siswa. Di samping itu motivasi belajar memegang peranan

2
penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga
siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan
kegiatan belajar Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang lebih banyak
dan bervariasi diterapkan oleh guru di kelas sehingga siswa dapat berperan
lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengembangkan potensinya.
Hal tersebut disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
22 tahun 2006 tentang standar isi pada prinsip pengembangan kurikulum
yaitu siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan men-yenangkan.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di-
antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai
kesempatan yang sama. Kegiatan belajar berpusat pada siswa dalam bentuk
diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan mendukung dalam
memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih
termotivasi dan percaya diri. Model pembelajaran kooperatif membantu
membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan memungkinkan semua
siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama dan
sejajar.
Berdasarkan karakteristik siswa dan kelebihan serta kekurangan masing-
masing dari pembelajaraan kooperatif, pada penelitian ini menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Pembelajaran
kooperatif tipe GI (Group Investigation) merupakan dimana siswa dilibatkan
sejak perencanaan, model ini menuntup para siswa memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik dalam arti pemebelajaran menekankan pada
partisipasi dan motivasi siswa untuk mencari informan pemebelajaran yang
akan dipelajari melalaui bahan-bahan seperti buku pelajaran.

3
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
antara lain:
1. Siswa terlihat kurang berminat dalam belajar
2. Masih rendahnya motivasi belajar siswa
3. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran
4. Metode yang digunakan guru selalu monoton.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, sebagai rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “ Apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe GI (Group Investigation ) dapat meningkatkan motivasi belajar
pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margorejo ?“

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation ) efektif digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Matematika di
kelas IV SD Negeri 2 Margorejo tahun ajaran 2020/2021.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan motivasi belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi Guru
Dengan penelitian ini dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih
baik, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para
guru agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI
(Group Investigation ) sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan
proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah

4
Bagi sekolah dapat memberikan kontribusi tentang metode yang dapat
digunakan pada saat proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Lain,
Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai
pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation
).

Anda mungkin juga menyukai