Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ tubuh, dengan demikian
anatomi dapat dibedakan secara umum sebagai Gross Anatomy dan Microscopic Anatomy.Gross
Anatony adalah mempelajari struktur organ tubuh yang dapat dilihat dengan mata telanjang,
sedangkan Microscopic Anatomy adalah mempelajari struktur tubuh yang memerlukan
mikroskop untuk melihatnya.

Physiology merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh dan semua dari bagian-bagian
organ tubuh, termasuk didalamnya sel, jaringan dan organ. Dengan demikian mempelajari
anatomi fisiologi secara umum dapat dibagi kedalam fungsi dan integrasi dari sepuluh sistem
organ tubuh, yaitu: Sistem pembungkus (kulit), sistem kerangka, sistem perototan, sistem
peredaran darah, sistem pencernakan, sistem syaraf, sistem pernafasan, sistem urinary, sistem
hormonal dan sistem reproduksi.

Beberapa hal penting yang perlu dipelajari dalam Anatomi dan Fisiologi Ternak ini, dimulai dari
bagian terluar dari tubuh ternak yaitu integumentary systematau system yang menutupi.Sistem
ini terdiri dari sebagian besar dari bagian kulit ternak, tanduk, dan kuku.Kemudian skeletal
system dan muscular system yaitu membicarakan tentang system kerangka tubuh dan
perototan/perdagingan.

Berikutnya adalah circulatory system atau sistem sirkulasi, sistem ini akan membicarakan
tentang peredaran darah yang dimotori oleh jantung. Berikutnya akan dibicarakan tentang
digestive system, dalam hal ini yang dibicarakan adalah sistem pencernakan ruminansia, pseudo
ruminan dan non ruminan atau monogastrik. Berikutnya adalah respiratory system atau sistem
pernafasan, nervous system, urinary system dan endocrine system.
Anatomi dan Fisiologi Darah

Darah merupakan “sungai kehidupan” yang mengangkut segala sesuatu yang harus dibawa dari
satu tempat ke tempat yang lain di dalam tubuh, seperti nutrisi, ampas sisa metabolisme (menuju
ke sistem eliminasi tubuh) dan panas tubuh melalui pembuluh darah. Jauh sebelum
ditemukannya pengobatan modern, darah dianggap sebagai sesuatu yang ajaib, karena ketika ia
mengalir keluar dari tubuh, kehidupan pun berlalu beriringan dengannya.

Anatomi Darah

A. Fungsi Darah

Darah merupakan komponen yang unik; darah merupakan satu-satunya jaringan cairan dalam
tubuh manusia. Darah berfungsi untuk; Membawa gas, nutrisi dan produk sisa metabolisme.
Oksigen masuk kedalam darah dalam prau-paru dan diangkut ke sel. Karbon dioksida, yang
diproduksi oleh sel, diangkut dalam darah ke paru-paru, dimana ia dikeluarkan. Nutrisi, ion dan
air yang dicerna dibawa oleh darah dari saluran pencernaan ke sel, dan produk sisa metabolisme
dipindahkan ke ginjal untuk di eliminasi.

Membentuk gumpalan darah (clot). Protein pembekuan membantu membendung kehilangan


darah ketika pembuluh darah terluka. Sehingga, darah tidak terus-menerus mengalir keluar dari
dalam tubuh. Transportasi molekul yang diproses oleh tubuh. Sebagian besar zat diproduksi di
satu bagian tubuh dan diangkut dalam darah ke bagian lainnya. Perlindungan terhadap zat asing.
Antibodi dalam darah membantu melindungi tubuh dari patogen (zat asing). Transportasi
molekul yang mengatur proses tubuh, seperti hormon dan enzim.
Pemeliharaan suhu tubuh. Darah hangat diangkut dari dalam ke permukaan tubuh, dimana panas
dilepaskan dari darah keluar tubuh melalui pori-pori. Pengaturan pH dan osmosis. Albumin
(protein darah) merupakan penyangga darah yang mempunyai peranan penting terhadap tekanan
osmotik darah, dimana tekanan osmotik berperan dalam menjaga kadar air dalam aliran darah.

B. Komponen Darah

Pada dasarnya, darah adalah jaringan ikat yang kompleks di mana sel-sel darah hidup, yang
terbentuk dari berbagai macam unsur-unsur pembentuk darah.

1. Karakteristik dan Volume Darah

Darah adalah cairan yang lengket dan buram dengan rasa logam yang khas. Warna. Tergantung
pada jumlah oksigen yang dibawanya, darah kaya oksigen berwarna merah tua, dan darah yang
mengandung sedikit oksigen berwarna merah pudar. Berat. Darah lebih berat daripada air dan
sekitar 5 kali lebih tebal, atau lebih kental daripada air. pH. Darah sedikit basa, dengan pH antara
7,35 – 7,45. Suhu. Suhu darah (38 derajat Celcius, atau 100,4 derajat Fahrenheit) selalu lebih
tinggi dari suhu tubuh.

2. Plasma Darah

Plasma, yang terdiri dari 90% air, adalah bagian cair dari darah. Zat Terlarut. Contoh zat terlarut
meliputi nutrisi, garam (elektrolit), gas pernafasan, hormon, protein plasma dan berbagai zat sisa
dan produk metabolisme sel. Protein plasma. Protein plasma adalah zat terlarut terbanyak dalam
plasma; kecuali untuk antibodi dan hormon berbasis protein, sebagai besar protein plasma dibuat
oleh hati. Komposisi. Komposisi plasma bervariasi secara terus menerus ketika sel mengeluarkan
atau menambahkan zat ke dalam darah; dengan asumsi diet sehat, komposisi plasma dijaga
relatif konstan oleh berbagai mekanisme homeostatis tubuh.

3. Komponen Pembentuk Darah

Darah, jika diamati melalui mikroskop cahaya, sel darah merah akan terlihat bebentuk cakram,
sel darah putih berbentuk bulat bernoda mencolok dengan beberapa trombosit yang tersebar
terlihat seperti puing-puing.

a. Eritrosit

Eritrosit, atau sel darah merah, berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam darah ke semua sel
tubuh. Anucleate. Sel darah merah berbeda dari sel darah lain karena sel darah merah
mempunyai inti, yang berarti sel darah merah tidak memiliki nukleus dan mengandung sangat
sedikit organel.

Hemoglobin. Hemoglobin, protein yang mengandung zat besi, mengangkut sebagaian besar
oksigen yang dibawa dalam darah. Penampilan mikroskopis. Eritrosit adalah sel kecil, fleksibel
yang berbentuk seprti cakram bikonkaf – rata dengan pusat tertekan di kedua sisi; terlihat seperti
donat mini jika dilihat dengan mikroskop. Jumlah sel darah merah. Biasanya berkisar antara 5
juta sel per milimeter kubik darah. RBC (Red Blood Cell) melebihi jumlah WBC (White Blood
Cell) sekitar 1000 banding 1 dan merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap viskositas
darah. Darah normal. Secara klinis, darah normal mengandung 12-18 gram hemoglobin per 100
milimeter (ml); kadar hemoglobin sedikit lebih tinggi pada pria (13-18 g/dl) dibandingkan
wanita (12-16 g/dl).

b. Leukosit

Meskipun leukosit, atau sel darah putih (WBC), jauh lebih sedikit daripada sel darah merah,
namun leukosit sangat penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Jumlah WBC. Rata-
rata, terdapat 4000 – 11000 WBC per milimeter kubik darah, dan jumlahnya kurang dari 1% dari
total volume darah.

Pertahanan tubuh. Leukosit membentuk pasukan pelindung yang dapat bergerak untuk
membantu mempertahankan tubuh terhadap kerusakan oleh bakteri, virus, parasit dan sel tumor.
Diapedesis. Sel darah putih dapat menyelinap masuk dan keluar dari pembuluh darah; proses ini
dinamakan diapedesis.

Kemotaksis positif. Selain itu, sel darah putih dapat menemukan area kerusakan jaringan dan
infeksi dalam tubuh dengan menanggapi bahan kimia tertentu yang berdifusi dari sel yang rusak;
kemampuan ini disebut kemotaksis positif. Gerakan ameboid. Setelah sel darah putih
“menangkap aroma” adanya ancaman pertahan tubuh, sel darah putih bergerak melalui ruang
jaringan dengan gerakan ameboid (membentuk ekstensi sitoplasma yang mengalir melalui ruang
dalam jaringan) menuju tempat kejadian perkara serangan dalam tubuh.

Leukositosis. Jumlah WBC total diatas 11000 sel per milimeter kubik disebut sebagai
leukositosis. Leukopenia. Kondisi sebaliknya, leukopenia adalah jumlah WBC yang kurang dari
4000 sel per milimeter kubik darah.

Granulosit. Granulosit adalah sel darah putih yang mengandung granula; memiliki lobus nuklei,
biasanya terdiri dari beberapa area nuklei bulat yang dihubungkan oleh untaian tipis bahan
nuklei, termasuk didalamnya neutrofil, eosinofil dan basofil.

Agranulosit. Kelompok kedua dari sel darah putih, agranulosit; tidak memiliki butiran
sitoplasma; berbentuk bulat, oval, atau berbentuk ginjal, termasuk didalamnya limfosit dan
monosit.

Trombosit. Trombosit adalah fragmen dari sel-sel multinukleat aneh yang disebut
megakaryocytes, yang menjepit ribuan “potongan-potongan” platelet berinti yang dengan cepat
menutup diri dari cairan di sekitarnya; trombosit diperlukan untuk proses pembekuan yang
terjadi di dalam plasma ketika pembuluh darah robek atau pecah.
c. Hematopoiesis

Pembentukan sel darah, atau hematopoiesis, terjadi dalam sumsum tulang merah atau jaringan
myeloid. Hemocystoblast. Semua elemen yang terbentuk munccul dari jenis sel punca yang
umum, yang disebut hematocystoblast.

Keturunan hemocystoblast. Hemocystoblast membentuk dua jenis keturunan – sel induk limfoid,
yang menghasilkan limfosit,dan sel induk myeloid, yang dapat menghasilkan myeloid.

d. Pembentukan Sel Darah Merah

Karena sel darah merah berinti, maka RBC tidak dapat mensintesis protein, tumbuh atau
membelah.

Masa hidup. Seiring bertambahnya usia, sel darah merah menjadi lebih kaku dan mulai
terfragmentasi, atau hancur, dalam 100 hingga 120 hari.

Sel darah merah yang hilang. Sel-sel yang hilang (hancur) diganti lebih atau kurang secara terus
menerus oleh pembelahan hemocystoblast di sumsum tulang merah.

RBC yang belum matang. Sel darah merah yang berkembang membelah berkali-kali dan
kemudian mulai mensintesis sejumlah besar hemoglobin.

Retikulosit. Setelah hemoglobin telah cukup terakumulasi, inti dan sebagian besar organel
dikeluarkan dan sel runtuh ke dalam; hasilnya adalah sel darah merah muda, disebut retikulosit
karena masih mengandung beberapa retikulum endoplasma kasar (ER).

Eritrosit dewasa. Dalam 2 hari, retikulosit akan menjadi eritrosit yang secara keseluruhan dalam
proses perkembangan dari hemocystoblast hingga sel darah merah dewasa membutuhkan 3
sampai 5 hari.

Eritropoietin. Tingkat produksi eritrosit dikendalikan oleh hormon yang disebut eritropoietin;
biasanya sejumlah kecil eritropoietin bersirkulasi dalam darah setiap saat.

Kontrol produksi sel darah merah. Poin penting untuk diingat adalah bahwa bukan jumlah relatif
sel darah merah dalam darah yang mengontrol produksi sel darah merah, melainkan berdasarkan
pada kemampuan sel darah merah untuk mengangkut oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.

e. Pembentukan Sel Darah Putih dan Trombosit

Seperti pembentukan eritrosit, pembentukan leukosit dan trombosit distimulasi oleh hormon.

Faktor perangsang koloni dan interleukin. Faktor-faktor penstimulasi koloni dan interleukin ini
tidak hanya mendorong sumsum tulang merah untuk mengeluarkan leukosit, tetapi juga
menyusun pasukan WBC untuk menangkal serangan dengan meningkatkan kemampuan leukosit
dewasa untuk melindungi tubuh.

Trombopoietin. Hormon trombopoietin mempercepat produksi trombosit, namun sampai saat ini,
pengetahuan mengenai bagaimana proses tersebut berlangsung masih belum diketahui
seutuhnya.

Fisiologi Darah

A. Hemostasis

Proses hemostasis dimulai ketika pembuluh darah rusak dan jaringan ikat di dinding pembuluh
darah terpapar oleh darah.

Kejang pembuluh darah. Respons langsung terhadap cedera pembuluh darah adalah
vasokonstriksi pembuluh darah, yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kejang; kejang
mempersempit pembuluh darah, mengurangi kehilangan darah sampai pembekuan bisa terjadi.

Sumbat trombosit. cedera para lapisan pembuluh darah menyebabkan timbulnya kolase serat;
trombosit melekat pada area yang rusak dan membentuk sumbatan trombosit.

Peristiwa koagulasi. Saat terbentuk kolase serat trombosit, pada saat yang sama,jaringan yang
terluka melepaskan tissue factor (TF); suatu zat yang memainkan peran penting dalam
pembekuan darah. PF3 dan fosfolipid yang melapisi permukaan trombosit berinteraksi dengan
TF, vitamin K dan faktor pembekuan darah lainnya. Aktivator protombin mengubah protrombin
yang ada dalam plasma menjadi trombin (enzim) yang kemudian bergabung dengan protein
fibrinogen membentuk saringan yang dapat memerangkap sel darah merah dan membentuk dasar
gumpalan. Dalam satu jam, gumpalan mulai menarik diri kembali, memeras serum dari massa
dan menarik tepi pembuluh darah yang pecah lebih dekat satu sama lain.

B. Pengelompokan Darah Manusia

Meskipun transfusi darah lengkap dapat menyelamatkan nyawa, namun setiap orang memiliki
golongan darah yang berbeda-beda, dan transfusi darah yang tidak sesuai atau tidak cocok dapat
berakibat fatal.

Antigen. Antigen adalah zat yang diakui tubuh sebagai benda asing; antigen merangsang sistem
kekebalan untuk melepaskan antibodi atau menggunakan cara lain untuk meningkatkan
pertahanan terhadapnya.

Antibodi. Protein RBC satu orang akan dianggap sebagai asing jika ditransfusikan ke orang lain
dengan antigen RBC yang berbeda; “pengenal” adalah antibodi yang terdapat dalam plasma yang
melekat pada sel darah merah yang mengandung antigen permukaan yang berbeda dari sel pada
sel darah merah pasien (penerima darah).
Aglutinasi. Mengikat antibodi menyebabkan sel darah merah asing menggumpal, sebuah
fenomena yang disebut aglutinasi, yang mengarah pada penyumbatan pembuluh darah kecil di
seluruh tubuh.

Golongan darah ABO. Golongan darah ABO didasarkan pada mana dari dua antigen, tipe A atau
tipe B, yang diwarisi seseorang; tidak adanya kedua antigen menghasilkan darah tipe O,
kehadiran kedua antigen mengarah ke tipe AB, dan adanya antigen A atau B menghasilkan darah
tipe A atau B.

Golongan darah rh. Golongan darah Rh dinamakan demikian karena salah satu dari delapan
antigen Rh (aglutinogen D) awalnya diidentifikasi pada monyet Rhesus; kemudian antigen yang
sama ditemukan pada manusia; kebanyakan orang Amerika adalah Rh + (Rh positif), yang
berarti bahwa sel darah merah mereka membawa antigen Rh.

Antibodi anti-Rh. Berbeda dengan antibodi sistem ABO, antibodi anti-Rh tidak secara otomatis
terbentuk dan terdapat dalam darah individu Rh- (Rh-negatif).

Hemolisis. Hemolisis (ruptur sel darah merah) tidak terjadi dengan transfusi pertama karena
dibutuhkan waktu bagi tubuh untuk bereaksi dan mulai membuat antibodi.

C. Penentuan Golongan Darah

Pentingnya menentukan golongan darah dari donor dan penerima sebelum darah ditransfusikan
adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.

Golongan darah golongan darah ABO. Ketika serum yang mengandung antibodi anti-A atau
anti-B ditambahkan ke sampel darah yang diencerkan dengan saline, aglutinasi akan terjadi
antara antibodi dan antigen yang sesuai.

Pencocokan silang. Pencocokan silang melibatkan pengujian untuk aglutinasi sel darah donor
dengan serum penerima dan sel darah merah penerima oleh serum donor;

Golongan darah untuk faktor Rh. Menentukan untuk faktor Rh dilakukan dengan cara yang sama
seperti penentuan darah ABO.

Anda mungkin juga menyukai