Anda di halaman 1dari 13

RESUME

“THE MEASUREMENT APPROACH TO DECISION USEFULNESS”


(CHAPTER 6)
MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Diah Astuti (21919008)


Enny Wahyu Puspita Sari (21919009)
Faikar Hudiya (21919010)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
2021
“THE MEASUREMENT APPROACH TO DECISION USEFULNESS”

6.1 Overview
Pendekatan pengukuran untuk kegunaan keputusan adalah suatu pendekatan
yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai
wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional,
yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu investor dalam
memprediksi kinerja masa depan perusahaan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi
jangan meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil
keputusan. Pendekatan pengukuran dapat meningkatkan earnings quality dengan
semakin relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin
relevan, maka reaksi investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar.

6.2 Are Securities Market Fully Efficient ? (Apakah Pasar saham efisien sepenuhnya)
6.2.1 Introduction
Investor memiliki perilaku yang berbeda beda terkait sekuritas pasar
efisien. Investor mungkin memiliki limited attention ketika mereka tidak
mempunyai waktu untuk mengolah seluruh informasi yang tersedia, sehingga
mereka akan berfokus pada informasi yang telah tersedia dan mengabaikan
informasi pada catatan atau bagian lain dari laporan keuangan.
Investor yang meneliti perusahaan secara mandiri mungkin akan
bereaksi berlebihan atau overestimate terhadap bukti yang mereka raih dan
bereaksi sebaliknya terhadap informasi baru yang tidak berkaitan dengan
informasi yang mereka koleksi sendiri.
Juga terdapat karakter individu lainnya, yaitu representatives. Disini
individu menitikberatkan pada bukti atau fakta yang konsisten dengan
pandangan individu atas populasi dimana bukti itu berasal.
Investor dengan Self-attribution bias merasa bahwa hasil dari
keputusan yang baik berasal dari kemampuan mereka, sedangkan hasil yang
buruk dikarenakan ketidakberuntungan realisasi dari states of nature, bukan
dari kesalahan mereka. Motivated Reasoning berarti individu menerima nilai
informasi saat ini yang konsisten dengan pilihan mereka. Jika informasi yang
diterima tidak konsisten dengan preferences mereka, mereka akan menerima
dengan skeptis dan mencoba untuk meragukan informasi tersebut.

6.2.2 Prospect Theory


Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang
mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah
proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan
harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi. Teori prospek mempertimbangkan
investasi berisiko akan secara terpisah mengevaluasi keuntungan dan kerugian
prospektif. Teori prospek mengasumsikan loss aversion, perilaku dimana
individu tidak menyukai kerugian walaupun sangat kecil. Hal ini menyebabkan
efek disposisi, dimana investor menunjukkan perilaku pengambil risiko dengan
respek pada rugi, investor menahan saham saat rugi (loser) dan menjual saham
saat laba (winner), dan mungkin membeli lebih pada saham yang rugi. Teori
prospek juga mengasumsikan bahwa ketika individu mengkalkulasikan perkiraan
nilai dari suatu prospek, individu under/overweight probabilitas mereka.
Kombinasi dari evaluasi terpisah atas untung dan rugi
serta weighting/pembobotan dari probabilitas dapat mengakibatkan variasi luas
dari perilaku irasional. Misalnya, investor menghindar dari pasar saham karena
ketakutan atas rugi atau mungkin underreact atas badnews dengan tetap
menahan saham “losers” untuk menghindari realisasi rugi atau bahkan membeli
lebih banyak saham loser walaupun menambah risiko

6.2.3 Is Beta Dead ?


Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return
pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu
dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta pasar diestimasi dengan
menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk
return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM. Beta merupakan
konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan
pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui
portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang
mempengaruhi semua sekuritas yang ada. Apabila fluktuasi return suatu
sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut
bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama
dengan risiko pasar.Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode
1963-1990, menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk
menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menemukan bahwa book-to-
market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan menjelaskan
keuntungan sekuritas.
Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan
ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan
meningkatkanya book-to-marke ratio dan menurun dengan semakin besarnya
ukuran perusahaan. Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta
“mati.” Behavioral Finance menyediakan perspektif yang berbeda atas validitas
CAPM dan Beta. Perilaku return saham tidak konsisten dengan CAPM
dipandang sebagai bukti dari ketidakefisienan pasar. Status CAPM dan
implikasinya pada Beta tidak jelas. Beta mungkin berubah selama ini,
tidak stationary. Dari sudut pandang akuntansi, luas beta bukan ukuran risiko
spesifik perusahaan yang relevan, dimana beta hanya meningkatkan peran
laporan keuangan dalam melaporkan informasi berisiko, yang artinya
bahwa beta is not dead.

6.2.4 Excess Stock Market Volatility


Shiller (1981) berpendapat bahwa volatilitas pasar yang berlebihan relatif
terhadap dividen. Semakin tinggi tingkat dividen yang diharapkan, semakin banyak
investor akan berinvestasi di pasar. ini akan meningkatkan permintaan untuk saham
dan mendorong indeks pasar saham naik (dan sebaliknya). Akibatnya, jika pasar
efisien, perubahan tingkat return pasar tidak boleh melebihi perubahan dalam
tingkat dividen yang diharapkan.
Model momentum Daniel et al. (2001) mengimplikasikan volatilitas pasar ekses
seperti harga menaik (overshoot) dan kemudian jatuh lagi. Shleifer et al. (1990)
mempunyai argumen yang berbeda. Menurut mereka, ada dua investor, yaitu
rasional dan berumpan balik positif. Berumpan balik positif yaitu investor membeli
saham ketika harganya mulai naik, dan sebaliknya. Sedangkan Rasional, investor
akan menjual singkat (sell short ), mengantisipasi turunnya harga yang akan
mengikuti harga menaik yang disebabkan oleh pembelian investor berumpan balik
positif. Sebagai hasilnya, terdapat kelebihan volatilitas di pasar karena harga pasar
terus meningkat meskipun investor rasional percaya bahwa harga saham melebihi
nilai pasar efisien .Penjelasan lain atas temuan Shleifer, dividen adalah spesifik untuk
sebagian besar perusahaan. Variabilitas dividen antara perusahaan dapat
didiversifikasikan pada portofolio yang luas, sehingga kita tidak memperkirakan
bahwa variabilitas agregat dividen untuk menjelaskan variabilitas dari index pasar
saham.

6.2.5 Stock Market Bubbles


Gelembung pasar saham (stock market bubbles), di mana harga saham naik jauh
di atas nilai-nilai fundamental, mewakili kasus ekstrim volatilitas pasar. Bubles
menurut Shiller , berasal dari kombinasi bias atribusi diri dan momentum,
perdagangan umpan balik positif, dan perilaku "kawanan" yang diperkuat oleh
prediksi media dari analis pasar. perilaku gelembung dapat berlanjut untuk
beberapa waktu dan sulit untuk memprediksi kapan akan berakhir. Akhirnya,
bagaimanapun, itu akan meledak karena keyakinan yang berkembang dari resesi
yang akan datang atau peningkatan inflasi.

6.2.6 Discussion of Securities Market Efficiency Versus Behavioural Finance


Secara kolektif, teori behavioural finace dan bukti yang telah didiskusikan
sebelumnya meningkatkan pertanyaan mengenai seberapa jauh efisiensi pasar
sekuritas dan perilaku rasional investor. Shleifer (BSV) menggambarkan konsep
perilaku konservatif untuk menjelaskan underreaction. Investor konservatif
mengentengkan/underweight relasi bukti baru terhadap informasi sebelumnya.
Sehingga harga saham underreacts, relatif terhadap reaksi pasar efisien, naik atau
turun sampai evaluasi benar-benar terjadi berdasarkan laporan penghasilan di masa
depan. Sedangkan untuk overreaction, BSV menggambarkan dalam
representativennes. Pada saat investor mengobservasi penghasilan perusahaan
yang terus meningkat sepanjang waktu, investor akan menganggap ini sebagai
perusahaan berkembang, mengesampingkan fakta bahwa kenyataan perusahaan
berkembang sangatlah jarang. Sehingga direlasikan dengan pasar efisien, harga
saham overreacts terhadap laporan penghasilan.
6.3 Efficient Securities Market Anomalies
Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga membahas tentang
adanya ketidak-teraturan (anomali) yang ada yang terkait dengan hipotesis pasar
efisien. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana
dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, suatu peristiwa (event)
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return dengan mengandalkan
suatu perisitiwa tertentu.
Pengujian berbasis ada tidaknya anomali menggunakan model pendekatan uji
ke belakang (back tested method). Pada model pendekatan ini peneliti melakukan
pengujian untuk menjawab pertanyaan bagaimana harga historis bergerak (berubah)
sebagai konsekuensi dari adanya kejadian atau pengamatan
a. Post-Announcement Drift ( PAD )
Saat earnings perusahaan saat ini telah diketahui oleh publik, isi informasi
seharusnya segera dicerna oleh investor dan segera diolah sehingga
menghasilkan harga pasar efisien. Untuk perusahaan yang melaporkan berita baik
dalam quarterly earnings, cenderung terjadi abnormal security returns yang lebih
dari 60 hari mengikuti pengumuman pengembalian tersebut. Demikian pula, hal
ini terjadi pada perusahaan yang melaporkan kabar buruk. Hal ini yang
disebut Penyimpangan Pasca-Pengumuman.
b. Markets response to accruals
Sloan memisahkan pelaporan laba beraih dalam arus kas dari aktivitas
operasional dan komponen akrual, baik pengurangan ataupun penjumlahan
keduanya. Sloan mengatakan bahwa akrual menjadi subjek kesalahan estimasi
dan mungkin manajer akan bias daripada dengan Cash flow, dan berargumen
bahwa reliabilitas yang lebih rendah ini seharusnya mengurangi asosiasi antara
akrual saat ini dan laba bersih periode selanjutnya. Akrual kurang reliable jika
dibandingkan dengan cash flow, komponen earnings pada cash flow lebih
persisten daripada komponen akrual. Hal ini juga dibuktikan dari studi Sloan
bahwa Laba bersih yang dilaporkan di tahun depan jauh lebih berasosiasi dengan
komponen operating cash flow dari pendapatan tahun ini. Sehingga, kita akan
memperkirakan bahwa pasar efisien akan merespon lebih kuat pada GN atau BN
dari komponen cash flow dibandingkan dengan GN atau BN dari komponen
akrual.

6.4 Limits to Arbitrage


Batas untuk arbitrase adalah biaya yang dikeluarkan oleh investor yang
membatasi kemampuan mereka untuk sepenuhnya mengeksploitasi anomali dengan
mempertimbangkan dua batasan tersebut : biaya transaksi dan risiko.
Biaya transaksi termasuk lebih dari komisi broker. Termasuk juga spread bid-
ask, karena strategi arbitrase melibatkan membeli saham dan menjualnya nanti, atau
menjual singkat dan membeli kembali nanti. Short Selling dapat menimbulkan biaya
tambahan. Juga, jika pasar tidak terlalu likuid, harga saham akan naik pada saat
pembelian, dan jatuh dari penjualan pendek, menciptakan biaya lain. Alasan lain
untuk mengurangi investasi arbitrase adalah risiko yang timbul dari berkurangnya
diversifikasi.
6.5 A Defence of Average Investor Rationality
6.5.1 Dropping Rational Expectations (Menggugurkan Ekspektasi Rasional)
Mengapa anomali muncul?apakah karena karakteristik perilaku atau dapatkah
hal tersebut terjadi jika investor rata-rata rasional?
Brav&Heaton (2002) mengasumsikan bahwa investor segera mencari
perubahan yang mendasari parameter perusahaan. Diasumsikan terdapat
perusahaan yang melaporkan adanya peningkatan substansial dari
penghasilannya. Pertanyaannya, apakah perusahaan diekspektasikan adanya
peningkatan earning power, atau hanya sebuah noise (bersifat jangka
pendek). Untuk menghadapi risiko estimasi, investor akan mengubah
kepercayaan terhadap power earning lebih sedikit jika mereka yakin earning
tinggi benar ada, dan lebih banyak jika mereka yakin itu hanyalah noise. Untuk
mengurangi risiko estimasi, investor akan membutuhkan informasi tambahan.
Jika ekspektasi earning power benar-benar naik, informasi baru akan
diobservasi, kemudian investor akan mengubah estimasi earning power yang
diekspektasikan dan membeli saham tambahan. Sehingga harga saham akan
naik, namun hal tersebut memakan waktu seperti konsep perilaku konservatif.
Investor rasional membutuhkan waktu untuk menginterpretasi penuh
pengumuman penghasilan. Terdapat pengurangan PAD yang menunjukkan
bahwa perkiraan kredible (dari analist) membantu investor untuk mengatasi
secara cepat ketidakpastian dalam earning masa depan.
6.5.2 Dropping Common Knowledge (Menggugurkan Pengetahuan Umum)
Pada kasus CAPM, setiap investor diasumsikan mengetahui beta
saham dan sluruh investor mengetahui kalau semua orang mengetahui
beta.Ketika investor membuat keputusan dengan dasar kepercayaan mereka
atas kepercayaan orang lain, daripada kepercayaan mereka tentang states of
nature yang relevan, kepercayaan ini disebut “higher order belief”. Hal ini
dikarenakan kepercayaan investor rasional dapat menghasilkan perilaku harga
saham seperti pada behavioral finance yang diprediksikan.

6.6 Sumaary re Securities Market inefficiencies


Dalam hal ini, konsekuensi yang terlihat adalah pelaku
atau trader cukup noise, namun ekspektasinya tidak ada. Oleh karena itu, dalam
konteks ekspektasi, harga saham tergantung pada nilai yang mendasar dari saham
tersebut. Namun, investor rasional termasuk analis akan
menemukan mispricing dan mengambil keuntungan dari hal tersebut, yang memicu
harga pada nilai fundamental. Laporan keuangan yang diperbaiki semakin
membantu memprediksi nilai fundamental perusahaan dan mempercepat proses
arbitrasi. Kemudian, dengan mengurangi biaya analisis rasional pelaporan yang
lebih baik akan mengurangi bias dari perilaku investor. Akibatnya, inefisiensi pasar
sekuritas mendukung perpektif pengukuran.

6.7 Conclusions About Securities Market Efficiency and Investor Rationality


Harga yang tidak sesuai dengan informasi sebenarnya dari perusahaan
(mispriced), akan dikoreksi melalui investor rasional yang membawa harga saham
menuju pada harga fundamentalnya melalui informasi dari perusahaan semakin
terlihat bersamaan dengan waktu. Sehingga peningkatan atas kualitas pelaporan
keuangan akan membantu mempercepat rekasi pasar yang sesuai dengan GN/BN
perusahaan, dan menuju pada nilai fundamental perusahaan. Peningkatan yang
dimaksud adalah bagaimana informasi pelaporan keuangan mampu membantu
investor dalam membaca pergerakan harga saham yang diakibatkan oleh investor
noise/ behavioural biases melalui pelaporan yang lebih condong pada current value,
sehingga meningkatkan decision usefulness, sesuai dengan hasil penelitian yang
menemukan bahwa historical cost semakin tidak relevan dalam membantu invetor
mengambil keputusan, dan dari clean surplus theory yang menjelaskan bagaimana
nilai perusahaan dapat diestimasi melalui komponen laporan rugi laba dan informasi
fundamental dari neraca, begitu juga bagaimana infomrasi current financial
statement mampu meningkatkan prediksi investor dalam menilai nilai perusahaan,
dan mengurangi bias dari investor.

6.8 Other Reasons Supporting a Measurement Approach


Mengapa measurement perspective mengusulkan untuk memasukkan
informasi yang bernilai lebih relevan (more value-relevant information) dalam
laporan keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa
catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup? Berdasarkan information
perspective, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan mengandalkan
pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi
investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa
diasumsikan banyak rational investor dan informed investor yang bereaksi cepat
terhadap informasi akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah
mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat bagi pasar.
Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information pespective,
seperti (1) laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin
tidak seefisien yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat
terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan
bahwa measurement perspective dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi
tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.
Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu menjelaskan sangat kecil
tentang harga sekuritas. Lev (1989) menemukan bahwa respon pasar terhadap berita
baik atau berita buruk tentang earnings sangat kecil. Variabilitas keuntungan abnormal
dalam narrow window hanya 2% sampai 5% yang dijelaskan oleh informasi earnings,
sisanya diakibatkan oleh faktor lain selain perubahan earnings.
Menurut Lev, rendahnya respon pasar terhadap earnings disebabkan oleh earnings
quality yang rendah. Collins, Kothari, Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa
rendahnya reaksi pasar terhadap informasi laba disebabkan oleh keterlambatan
historical cost; yaitu historical cost menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu
kejadian yang relevan. Hal ini menuntut perlunya perbaikan earnings quality dengan
pengenalan perspektif pengukuran terhadap laporan keuangan.

6.9 The Low Value Relevance OF Financial Statement Information


Dalam chapter 5 telah dibuktikkan bahwa adanya respon terhadap harga
sekuritas terhadap kandungan informasi mengenai laba bersih. Penelitian ERC
menunjukkan bahwa pasar cukup bergairah dalam menggunakan kemampuannya
untuk mengekstrak implikasi nilai laporan keuangan yang disiapkan dengan dasar
historical cost. Lev (1989) telah menunjukkan bahwa respon pasar terhadap good
news atau bad news terhadap laba ialah cukup kecil. Kenyataannya, hanya 2 – 5% dari
variabilitas abnormal return dalam narrow-window di seputar tanggal pengumuman
laba dapat diatribusikan terhadap laba itu sendiri. Kebanyakan dari variabilitas atas
return saham terlihat sebagai akibat dari faktor-faktor di luar laba.

6.9.10 Ohlson’s Clean Surplus Theory


Teori surplus bersih dari Ohlson memberikan kerangka yang konsisten dengan
perspektif pengukuran, dengan menunjukkan bagaimana nilai pasar dari suatu
perusahaan, dapat ditunjukkan dari segi komponen laporan neraca dan laporan
laba-rugi. Teori ini mengasumsikan kondisi ideal, termasuk deviden yang tidak
relevan. Namun demikian, teori ini sudah memberikan banyak keberhasilan dalam
menjelaskan dan memprediksi nilai aktual perusahaan. Garis besar atas teori ini
didasarkan kepada versi sederhana yang dikemukakan oleh Feltham dan Ohlson
(1995) atau dapat disingkat F&O.
F&O mulai dengan menunjukkan determinan fundamental nilai perusahaan
yaitu arus deviden perusahaan tersebut. Goodwill yang bernlai 0 mewakili kasus
khusus dari model F&O yang disebut akuntansi tidak bias dimana laba abnormal
tidak ada. Clean surplus theory menekankan pada kegunaan dari informasi laporan
keuangan saat ini untuk memprediksi earnings di masa depan. Teori surplus bersih
dari Ohlson memberikan kerangka yang sesuai dengan perspektif pengukuran,
dengan menunjukkan bagaimana nilai pasar dari sebuah perusahaan, oleh
karenanya juga pada hasil saja, dapat diekspreksikan dari segi komponen laporan
neraca fundamental dan laporan rugi/laba. Teori menunjukkan kondisi ideal,
termasuk didalamnya adalah ketidakrelevanan dividen. Namun begitu, teori ini
sudah memberikan banyak keberhasilan dalam menjelaskan dan memprediksi nilai
actual. Nilai pasar dari perusahaan juga dirumuskan dalam angka variabel laporan
keuangan. Feltham dan Ohlson (1995) menunjukkan bahwa:

PAt = bvt + gt
Rumus untuk PAt diatas menjadi basis bagi akuntansi, bukan sekedar akuntansi
tak berbisa dibawah kondisi ideal. Sebagai contoh, jika P.V. Ltd. menggunakan
akuntansi biaya historis, maka bvt dapat dibiaskan kebawah dibandingkan dengan
nilai pasarnya. Sebagai akibatnya, perusahaan memiliki goodwill yang tidak
terekam sebesargt>0.

6.10 Auditors’ Legal Liability


Para auditor seringkali memiliki kesulitan substansial dalam mempertahankan diri
mereka dari tuntutan hukum yang biasanya terkait dengan kegagalan bisnis. Seperti yang
diungkapkan Jensen (1993) adanya keunggulan keunggulan teknologi, semakin banyak
perusahaan yang menemukan diri mereka dengan kapasitas ekses yang substansial.
Kebutuhan untuk melakukan perampingan berdampak kepada munculnya akuisisi,
restrukturisasi, pemberhentian sementara, atau lebih parah lagi berupa kebangkrutan.
Semua peristiwa ini mendapatkan tekanan yang sangat besar dalam ketepatan pendapatan
bersih berbasis biaya atau valuasi atas aset.
Perusahaan tengah menghadapi tekanan yang semakin besar untuk bisa berperilaku
dalam cara-cara yang secara sosial dan lingkungan bertanggung jawab. Kebanyakan
perusahaan memiliki tanggung jawab ke depan secara substansial, sebagai contoh dalam
biaya restorasi tempat, yang sangat terkait dengan konsep penyesuaian pendapatan dan
biaya. Salah satu cara dimana para akuntan dan auditor bisa melindungi diri mereka
melawan tekanan-tekanan ini adalah untuk mengadopsi perspektif pengukuran, yaitu,
memperkenalkan lebih banyak nilai terbuka kedalam akun. Oleh karena itu mereka dapat
menggaris bawahi bahwa laporan-laporan keuangan mengantisipasi perubahan nilai yang
memicu terjadinya kebangkuratn, merger, perampingan, tanggung jawab lingkungan, dan
sebagainya. Memang, hal ini membutuhkan penggunaan estimasi dan keputusan yang
lebih besar namun, merujuk kepada tanggung jawab hukum, para akuntan mungkin lebih
berharap untuk mengadopsi setidaknya valuasi-valuasi terbuka tersebut yang dapat
diperoleh tanpa harus kehilangan reliabilitas secara substansial.

6.11 Asymetry of Investor Losses


Penelitian oleh Skinner (1997) menemukan bahwa manajer akan cenderung
memperingatkan pasar mengenaik bad news sebelum quarterly earnings dilaporkan, dan
mereka lebih relatif untuk melaporkan pengungkapan mengenai jenis penghasilan lainnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela yang dilakukan lebih awal adalah
sebuah upaya manajer untuk mencegah adanya tuntutan hukum, yang biasanya mengikuti
adanya kabar buruk.
Penelitian oleh Skinner tidak menemukan adanya bukti bahwa pengungkapan yang
dilakukan lebih awal akan mengurangi tuntutan hukum, hal tersebut berarti bahwa,
terlepas dari adanya pengungkapan lebih awal, pemegang saham tetap memiliki kekuatan
dan insentif untuk menuntut mengenai adanya bad earnings news. Skinner juga
melaporakan bahwa, pengungkapan yang lebih awal cenderung mengurangi adanya
tuntutan hukum. Sehingga, sejak dilakukannya pengungkapan lebih awal, hal tersebut akan
mengakibatkan semakin cepat pemegang untuk merevisi keputusan mereka, dan hal
tersebut dapat mengurangi tingkat kehilangan kepuasan atau utility loss mereka.
Penelitian terbaru oleh Shroff, Venkataraman, dan Zhang (SVZ, 2013) menyatakan
bahwa tuntutan hukum sangat mungkin dialami ketika adanya peristiwa ekonomi yang
material yang dapat mempengaruhi perusahaan. SVZ menemukan bahwa pada perusahaan
yang besar, rata-rata pengaruh negatif pada laporan laba kuartalan setelah peristiwa
ekonomi yang material akan muncul terlebih dahulu dibandingkan pengaruh positifnya, hal
tersebut mencerminkan adanya konsistensi dengan argumentasi litigasi untuk syarat
konservatisme.

6.12 Conclusions on the Measurement Approach to Decision Usefulness


Berdasarkan reabilitas yang kuat, akuntansi dengan nilai sekarang dapat
meningkatkan keputusan kegunaan relatif terhadap perspektif informasi. Beberapa alasan
dalam peningkatan penggunaan akuntansi nilai sekarang dalam pelaporan keuangan yaitu
karena pasar tidak sepenuhnya efisien, rendahnya penjelasan dari laba bersih untuk
pengembalian saham dan adanya teori surplus bersih Ohlson, auditor legal liability yang
mendorong measurement approach, serta adanya kewajiban untuk akuntan, auditor dan
manajer untuk meningkatkan tingkat konservatif dalam laporan keuangan. Keputusan
kegunaan bagi investor dapat lebih ditingkatkan dengan akuntansi konservatif.

Anda mungkin juga menyukai