Anda di halaman 1dari 29

A.

Latar Belakang
Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai
hubungan satu sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma
yang sama (Stuart, 2013). Umumnya, anggota kelompok merupakan
individu yang mempunyai latar belakang berbeda. Walaupun begitu,
hal ini akan membuat antar individu dalam kelompok dapat belajar
satu sama lain melalui cerita atau pengalaman yang diutarakan. Pada
pasien dengan gangguan jiwa, kelompok dapat dijadikan sebagai salah
satu bentuk terapi yang dinamakan terapi aktivitas kelompok. Terapi
ini merupakan tanggung jawab penuh seorang perawat (Keliat, B &
Akemat, 2011). Manfaat dari terapi aktivitas kelompok secara umum
adalah untuk mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi,
dan meningkatkan kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan
balik terhadap orang lain (Susana & Sri, 2011).
Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum
melakukan terapi aktivitas kelompok, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain lingkungan yang kondusif, rasa aman dan
nyaman klien dengan menjaga privasinya, serta dilakukan pada waktu
yang tepat (Direja, 2011). TAK stimulasi kognitif atau persepsi
merupakan terapi yang terfokus kepada pengalaman klien. Tujuan dari
TAK stimulasi kognitif atau persepsi adalah agar pasien mampu untuk
menyelesaikan masalah akibat stimulus yang diberikan kepadanya
(Keliat, 2011). Stimulus tersebut dapat berupa marah, benci, atau
pandangan negatif kepada orang lain.
Menurut Keliat & Akemat (2011), terdapat beberapa kondisi klien
yang menggunakan terapi aktivitas kelompok ini antara lain klien
isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan
kurang komunikasi verbal. Bentuk aktivitas pada stimulasi sensori
seperti mendengarkan musik, menggambar, menonton, dan
menyesuaikan hobi klien.
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk
melakukan kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan.
Perilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah
wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi
marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah sering
diekspresikan secara tidak langsung (Sumirta, 2013). Dengan diadakannya
terapi aktivitas kelompok ini, klien dilatih untuk melakukan koping yang
adaptif, sehingga diharapkan klien mampu mengontrol perilaku kekerasan
dan klien dapat kembali ke masyarakat tanpa menyakiti diri sendiri
maupun orang lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Khusus

Pasien dapat meningkatkan diri dalam kemampuan mengendalikan perilaku


kekerasan yang biasa di lakukann

2. Tujuan Instruksional Umum

a) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

b) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

c) Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan

d) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

C. Metode
1. Dinamika kelopok
2. Diskusi (tanya jawab )
3. Permainan

D. Perlengkapan
1. Kertas
2. Spidol / pulpen
3. Bantal
4. Bola dari kertas
5. Buku catatan dan pulpen
6. Jadwal kegiatan klien
E. Kriteria dan Klasifikasi Pasien

F. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Kamis, 2 Januari 2020
Waktu : 08.30 – 09.15 WIB (45 menit)
Tempat : Aula rumah sakit

G. Pengorganisasian
Peran Tugas
Leader : 1. Katalisator, yaitu mempermudah
Tegas Charisma U. komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana
yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya.
2. Memimpin jalannya terapi aktivitas
kelompok
3. Koordinator, mengarahkan proses
kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi
kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan
Co Leader : 1. Mendampingi leader jika terjadi
Dany Dewanto blocking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader
jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan
penyelesaian masalah
Fasilitator : 1. Mendampingi pasien dalam
1. Ken Sholawatut T.P. pelaksanaan TAK
2. Eva Oktavia Refena 2. Memotivasi pasien untuk aktif dalam
3. Diah Angela Riyanti kelompok
3. Mengatur sound, music

Observer : 1. Mengobservasi persiapan dan


Mila Kusumaningtyas pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2. Mencatat semua aktivitas dalam
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
3. Mengobservasi perilaku pasien

Anggota / Klien : Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi


1. Putri Harum Mayangsari
2. Wulan Rachmawati
3. Rini Kusuma
4. Risa Kirana Sari
5. Bella Safira
6. Dhea Fienda Ferani

2. Kriteria dan Klasifikasi Pasien


No Nama Usia Tanda dan Klasifikasi Keterangan
Gejala
1 Ny.M 21 th Isolasi sosial Health Keadaan
prom umum baik
2 Ny.W 27 th Isolasi sosial Health Keadaan
prom umum baik
3 Ny.R 34 th Isolasi sosial Health Keadaan
prom umum baik
4 Ny.K 35 th Menarik diri Health Keadaan
prom umum baik
5 Ny.B 45 th Menarik diri Health Keadaan
prom umum baik
6 Ny.D 47 th Menarik diri Health Keadaan
prom umum baik
Setting Tempat

Observer

P
P

Leader
F
F

Co Leader
P
P

P P
F
h. peserta
1. Penyebab

- pasien mayang : Pasien mengatakan bahwa dirinya di selingkuhi oleh


suaminya sendiri.

- pasien rini : sering dituntut oleh suaminya

- pasien wulan: pasien mengatakan ditinggal pergi tanpa kejelasan

2. Tanda dan gejala

- pasie mayan : dada berdebar, debar

- pasien rini: tangan mengepal, muka terasa panas, mulut tertutup

- pasien wulan: mata melotot

3. Akibat

- pasien mayang: Akibat yang dilakukan oleh pasien saat mereka telah
melakukan perilaku kekerasan adalah merasa tidak nyaman, tenggorokan
sakit setelah teriak teriak

- paasien rini: barang barang banyak yang rusak setelah diempar

- pasien wulan: tangan merasa sakit setelah memukul orang lain.

Terapi Stimulasi Persepsi terbagi dalam 5 sesi:


Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
A. Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

B. Setting :
1. Terapis dan klien dapat duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat :
1. Bola
2. Alat musik

D. Pengorganisasian :
1. Leader : Tegas Charisma Utomo
2. Co-Leader : Dany Dewanto
3. Fasilitator : Ken Sholawaatut, Eva Oktavia, Diah Anggela
4. Observer : Mila Kusumaningtyas
5. Operator :

A. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

B. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat
terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda
dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain peran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang
tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan
perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan
akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat
perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun
yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan
gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
Formlir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1: TAK
Simulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan psikologis
Memberi tanggapan tentang
Nama Penyebab
No Tanda& Gejala Perilaku
Klien PK Akibat PK
PK Kekerasan
1. Ny. M Pasien suka Muka merah,  Keluarga
marah-marah tangan takut dan
dan berbicara mengepal, bicara menjauhiny
kasar.. kasar a

2. Ny. W Melempar batu Tangan  Keluarga


kepada ibunya, mengepal, takut dan
berkelahi pandangan menjauhiny
dengan ibunya. tajam, memukul a
benda / orang
lain
3. Ny. R Melempar Tangan  Keluarga
barang-barang mengepal, takut dan
ke orang yang pandangan menjauhiny
menggangguny tajam, memukul a
a saat dia benda / orang
merasa lain
terganggu.
4. Ny. K memukul Tangan  Keluarga
ibunya dan mengepal, takut dan
mengamuk di pandangan menjauhiny
masjid. tajam, memukul a
benda / orang
lain
5. Ny.B Ngedumel Muka merah,  Keluarga
sendiri dan tangan takut dan
berbicara mengepal, bicara menjauhiny
kasar. kasar a
6. Ny. D Pasien Tangan  Keluarga
mengamuk. mengepal, takut dan
pandangan menjauhiny
tajam, memukul a
benda / orang
lain

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui
penyebab perilakuk kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klienmampu
dan tanda x jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku
kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala
yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa
ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika
semua dirasakan selama dirumah sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik


i. Tujuan:
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
ii. Setting:
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang
iii. Alat:
a. Bola
b. Alat musik

iv. Pengorganisasian :
1. Leader : Tegas Charisma Utomo
2. Co-Leader : Dany Dewanto
3. Fasilitator : Ken Sholawaatut, Eva Oktavia, Diah Anggela
4. Observer : Mila Kusumaningtyas
5. Operator :

E. Metode:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

F. Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis pada pasien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi /validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda
dan gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat : tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal,
menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan
memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih
1) Terapis mempraktikan
2) klien melakukan redemonstrasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran
kemarahan
f. Upayakan semua klien berperan aktif

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan
b. Tindak lanjut
1.Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang


1. Meyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang
asertif
2. Meyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 2,
kemampuan yang di harapkan adalah 2 kemampuan mencegah perilaku
kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 2
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
Mempraktikan cara fisik Mempraktikan cara
No Nama Klien
yang pertama fisik yang kedua
1. Ny. M  

2. Ny. N  

3. Ny. K  

4. Ny. D  

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan
dua cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien
mampu dan tanda  jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktikkan tarik napas dalam,
tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasus dan bantal. Anjurkan dan
bantu klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

A. Tujuan
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa
kemarahan.
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Bola
2. Alat musik
D. Pengorganisasian :
1. Leader : Tegas Charisma Utomo
2. Co-Leader : Dany Dewanto
3. Fasilitator : Ken Sholawaatut, Eva Oktavia, Diah Anggela
4. Observer : Mila Kusumaningtyas
5. Operator :
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu
dari orang lain.
b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meninta sesuatu tanpa paksaan, yaitu
“Saya perlu / ingin/ minta ..., yang akan saya gunakan untuk...”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara
pada poin c.
e. Ulangi d. sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit
hati pada orang lain, yaitu “Saya tidak dapat melakukan ...” atau “Saya tidak
menerima dikatakan ...” atau “Saya kesal dikatakan seperti ...”.\
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara
pada poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosil
yang asertif , jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dn interaksi sosial yang
asertif secara teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 3, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social
Memperagakan
Memperagakan Memperagakan cara
Nama
No. cara meminta cara menolak mengungkapkan
klien
tanpa paksa yang baik kekerasan yang
baik
1. Ny. M   

2. Ny. N   

3. Ny. W   

4. Ny. R   
5. Ny. K   

6. Ny. D   

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak
dengan baik , mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda centang
jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa
paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien
mempraktikan di ruang rawat ( buat jadwal).

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual


A. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
B. Setting
1. Terapis dan k lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
D. Pengorganisasian :
1. Leader : Tegas Charisma Utomo
2. Co-Leader : Dany Dewanto
3. Fasilitator : Ken Sholawaatut, Eva Oktavia, Diah Anggela
4. Observer : Mila Kusumaningtyas
5. Operator :
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
F. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi
b. Menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluas/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif untuk
mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing masing
klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang
asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan
terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi social yang
asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat
teratur.
2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan
klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah
kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

Mempraktikkan Mempraktikkan
Nama
No Kegiatan ibadah Kegiatan ibadah
Klien
pertama kedua
1. Ny. M  
2. Ny. N  
3. Ny. R  
4. Ny. K  
5. Ny. B  
6. Ny.D  

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua
kegiatan ibadah pada saat TAK. Beri tanda centang jika klien mampu dan
tanda silang klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimilki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 4 , TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah.
Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan( buat jadwal).

Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengkonsumsi Obat


A. Tujuan :
1. Umum : Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasan
dengan patuh mengkonsumsi obat.
2. Khusus :
a) Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.
b) Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.
c) Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
B. Setting :
1. Terapis dan Klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat :
1. Bola
2. Alat musik
D. Pengorganisasian :
1. Leader : Tegas Charisma Utomo
2. Co-Leader : Dany Dewanto
3. Fasilitator : Ken Sholawaatut, Eva Oktavia, Diah Anggela
4. Observer : Mila Kusumaningtyas
5. Operator :
E. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
F. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi social yang asertif dan
kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna
(upayakan tiap klien menyampaikan)
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar
dosis obat.
e. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar dan meminta klien menyebutkan
lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard)
h. Mendiskusikan peranan klien jika teratur minum obat (catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah perilaku kekerasan/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian perilaku kekerasan/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
l. Member pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menyanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi social
asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Memasukkan minum obat dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika
klien perlu TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap


keraj. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan
yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan
minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

Sesi 5 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan akibat
Nama
No lima benar keuntungan tidak patuh minum
Klien
minum obat minum obat obat
1. Ny. M   
2. Ny. N   
3. Ny. R   
4. Ny. K   
5. Ny. B   
6. Ny. D   

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda v jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak
mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada cartatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara
minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat
tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikan lima benar cara minum obat,
bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.
Daftar Pustaka

Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha
Medika.
Keliat, B. (2011). Proses keperawatan kesehatan jiwa . Jakarta: EGC
Keliat, B & Akemat (2011). Model praktik keperawatan profesional jiwa.
Jakarta:
EGC
Keliat, B & Akemat. (2011). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas fisik .
Jakarta:
EGC
Stuart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing 10th edition .
St. Louis: Mosby
Susana, Sarka A., Hendarsih, Sri. (2011). Terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa .Jakarta: EGC.

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN

Dosen Pengampu : Ns. Sahuri Teguh K., M. Kep


Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Bella safira ( ) 7. PUTRI HARUMM. ( )


2. Diah angela r. ( ) 8. RINI kusuma ( )
3. Dany dewanto ( ) 9. Risa kirana ( )
4. Dhea fieanda f. ( ) 10. Mila kusuma ( )
5. Eva oktavia refena (S17021) 11. Tegas charisma ( )
6. Ken sholawatut ( ) 12. wuan rachmawati ( )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai