Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

TURAP

Tujuan intruksional khusus ( TIK )

Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat :

 Menjelaskan pengertian turap

 Menjelaskan setiap jenis turap

 Memilih jenis turap yang akan digunakan

 Menghitung beban-beban yang bekerja

 Menentukan kedalaman penetrasi turap

 Menentukan dimensi papan turap

4.1 Definisi Turap

Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah disekitar

daerah penggalian maupun untuk mencegah terjadinya rembesan air.

Selain sebagai bangunan sementara, turap juga banyak digunakan sebagai bangunan

permanen untuk dok pada konstruksi pelabuhan. Konstruksi tersebut menyediakan

sebuah dinding vertikal supaya kapal-kapal dapat ditambatkan ke tepian.konstruksi ini

terdiri dari dinding turap dan penyangga.

Stabilitas turap didapat dari gaya tekanan horizontal tanah, ditempat turap dipancangkan

dan gaya tahanan horizontal dari jangkar.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-1
4.2 Jenis Turap

Berdasarkan konstruksi dinding turapnya, turap dapat dibedakan sebagai

berikut :

 Turap dengan tiang tegak dan papan turap

Turap jenis ini adalah trurap yang menahan tekanan tanah dengan jalan

memasang papan turap secara mendatar, diletakkan di antara atau pada tiang-

tiang tegak dengan jarak yang sama.

Gambar: 4.1 Turap dengan tiang tegak dan papan turap

 Turap yang terbuat dari deretan tiang-tiang tipis

Turap yang terbuat dari deretan tiang-tiang tipis merupakan suatu cara yang

dipakai sebagai dinding turap. Untuk keperluan ini dapat dipakai deretan tiang

kayu, baja, maupun beton bertulang.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-2
Gambar: 4.2 Turap deretan tiang tipis

 Turap beton yang dicor ditempat

Turap ini merupakan suatu dinding dibawah tanah yang terbuat dari beton yang

dicor di tempat ( Cast in place ) . Untuk membuat tembok di bawah tanah ada

dua macam cara yaitu membuat tembok menerus danmembuat dinding dari

deretan kolom di bawah tanah.

Turap jenis ini tidak perlu dibongkar setelah pekerjaan selesai dan dapat

dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu sendiri.

Gambar: 4.3 Turap beton yang di cor ditempat


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-3
Berdasarkan bahan konstruksinya , turap dibedakan menjadi :

 Turap Kayu

Turap kayu biasanya digunakan untuk bentangan pendek, beban lateral yang

ringan dan untuk konstruksi yang bersifat sementara dalam bentuk yang

diperkukuh.

Gambar: 4.5 Turap kayu

 Turap beton bertulang

Turap ini pada umumnya dibuat dari beton pra cetak dengan sambungan alur

lidah dan digunakan untuk konstruksi yang bersifat permanen, karena

menyulitkan untuk dipindsah-pindah.

Gambar: 4.6 Turap beton bertulang

 Turap baja

Turap baja tidak hanya digunakan pada bangunan permanen tetapi juga

digunakan digunakan untuk keperluan bangunan sementara pada pembuatan

bendungan dan pondasi. Jenis turap ini paling sering digunakan karena beberapa

segi keuntungan dibanding dengan bahan lain.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-4
Gambar: 4.7 Turap baja

Berdasarkan perletakan dinding turap pada tanah, turap dibagi menjadi :

 Turap kantilever

Turap jenis ini, dinding turapnya dianggap terjepit dalam tanah. Umumnya

digunakan untuk menahan tanah dengan ketinggian yang relatif rendah dan

sebagai konstruksi yang bersifat sementara. Stabilitas turap seluruhnya

diakibatkan oleh tahanan pasif yang timbul di depan dinding turap.

Gambar: 4.8 Dinding turap kantilever

 Turap berjangkar

Turap jenis ini dilengkapi penyangga yang disebut jangkar yang diletakkan

didekat puncak dinding dan perletakannya pada tanah dianggap perletakan bebas,

karena diasumsikan bahwa kedalaman pemancangan di bawah permukaan galian

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-5
tidak cukup membuat kaku ujung bawah dinding. Dinding penahan ini digunakan

secara luas pada konstruksi penahan air dan sebagai penyangga dinding lubang

penggalian yang dalam. Stabilitas dinding ini ditimbulkan oleh tahanan pasif yang

terjadi didepan dinding bersama-sama gaya angker.

Gambar: 4.9 Dinding turap berjangkar

4.3 Jenis Konstruksi Turap

Gambar berikut menunjukkan beberapa kemungkinan konstruksi turap :

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-6
Gambar: 4.10 Macam-macam Turap
(Sumber : Joseph E Bowles, 1992 “ Analisis dan desain pondasi”)

4.4 Perencanaan Turap

Beban :

- Tekanan tanah

- Tekanan air

Kedua gaya tersebut di atas ditambah lagi dengan gaya tekanan kapal dan

gelombang untuk perencanaan pelabuhan.

Sudut geser tanah dengan dinding turap (  )

Tekanan tanah aktif ----  a = + 1/3  untuk tanah kohesif

 a = + 2/3  untuk tanah non kohesif

Tekanan tanah pasif ------  p = - 1/3  untuk tanah kohesif

 p = - 2/3  untuk tanah non kohesif

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-7
untuk tanah lempung lunak dan dinding turap yang sangat halus ;

 a=  p = 0

Asumsi :

Untuk jenis turap type cantilever

o Perletakan tanah jepit

 FK = 1,5 untuk konstruksi sementara

 Fk = 2,0 untuk konstruksi permanen

Penggunaan :

o Jika dibutuhkan ruang bebas pada galian

o jika kedalaman galian tidak terlalu besar ( H =3-4 M )

o Jika tanah dasar keras

o Penggunaan sementara dan singkat.

Untuk jenis turap type berjangkar

 Perletakan tanah keras

 Fk = 1,5 – 2,0

Penggunaan :

H (kedalaman ) galian besar dan konstruksi permanen.

Gambar: 4.11 Diagram tekanan pada dinding turap


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-8
Penentuan kedalaman penetrasi ( t )

 MF = 0

Pah =  .( H+Z) Kah --------- Pah = ½  .( H+Z) 2


Kah

Pph =  .( Z) Kph’ --------- Pph = 1/2  .( Z) 2 Kph’

 MF = 0

Pah . 1/3 (H+Z) – Pph . 1/3 Z = 0

½  (H+Z) 2 Kah . 1/3 (H+Z) – ½  .Z 2 . Kph’ . 1/3 Z = 0

½  (H+Z) 2 Kah . 1/3 (H+Z) = ½  .Z 2 . Kph’ . 1/3 Z

( H  Z ) 3 Kph'
 ------------------ dengan cara coba-coba Z didapat.
Z3 Kah

Untuk memenuhi syarat dasar statis  H  0, diumpamakan suatu gaya tekanan

tanah pasif tambahan sebesar C . dan untuk menahan C harga Z diperbesar 20 %

sehingga :

T = 1,2 Z

Kecuali dengan cara analitis kedalaman penetrasi t dapat pula ditentukan dengan cara

menggunakan metode perkiraan dari Blum.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-9
Gambar: 4.12 Methode Perkiraan Blum

Mencari titik O

Pah +  . U. Kah -  . U. Kph’ = 0

 . H . Kah +  . U. Kah-  . U. Kph’ = 0

 . U . ( Kph’ – Kah ) =  . H . Ka

H .Kah
U =
( Kph' Kah )

6.Pahi
mII =
i ( Kph' Kah).( H  U ) 2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-10
6.Pahi.Yai
nII =
i ( Kph' Kah).( H  U ) 3

Dengan memplot nilai mII dan nII pada diagram Blum dan menarik garis dari titik nilai

mII dan nII serta meneruskan garis tersebut maka akan didapat nilai  , selanjutnya

dapat ditentukan nilai X , Z dan t, sehingga ;

X=  .l Z = U+X t = 1,2 Z

4.5 Penentuan Profil Dinding Turap

Profil turap ditentukan dengan mencari M maksimum ;

Gambar : 4.13 Diagram Gaya dan Momen Pada Turap

Pph’ =  Kph’ -  Kah =  . ( Kph’ – Kph )

Pph’ = pph’.x

C = Pph’ – Pah1 – Pah2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-11
Sehubungan dengan prinsip dasar statika, yaitu momen maksimum

terjadi pada gaya lintang = 0 , maka :

pph  pph' x y
. Y = C , dengan pph’ = . Pph’
2 x

------- didapat nilai y, sehingga m maksimum bisa dihitung

Mmaks
w = adalah tegangan ijin baja.
s

Dimensi papan turap dapat ditentukan berdasarkan nilai w

( pada tabel baja ).

CONTOH

1. Turap cantilever dipasang pada tanah non kohesip dengan sudut

geser tanah  = 30 0 , c = 0 ,  = 18 kN/m 3

Tentukan dimensi turap !

Penyelesaian ;

Tekanan yang bekerja pada dinding turap ;

Pah

Z Pph t

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-12
 a = + 2/3  = + 20 0

 p = - 2/3  = - 20 0

 0 ,  0 ,   20 ----------- Kah = 0,279

 0 ,  0 ,   20 ----------- Kph = 5,736

Kph’ = Kph / FK = 5,736 / 1,5 = 3,824

( H  Z ) 3 Kph' ( 4  Z ) 3 3,824
 ----- 
Z3 Kah Z3 0,279

dengan coba-coba didapat Z = 2,87 m

t = 1,2 . Z = 1,2 . 2,87 = 3,44  3,4 m

Penentuan profil turap

PahH  H
U=
.Krh

PahH =  . H . Kah

= 18 . 4 0,279 = 20 kN/m 2

Krh = Kph’- Kah

= 3,824 – 0,279 = 3,595

20
U = 18.3,595 = 0,31

X = Z–U

= 2,87 – 0,31 = 2,56 m

pph’ =  . x . Kph’ -  . x . Kah =  . X ( Kph’ – Kah )

= 18 . 2,56. 2,545

= 163,35 kN/m 2

Pph’ = ½ . pph’ . x

= ½ . 163,35 . 2,56

= 209,09 kN/m 2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-13
Pah =  . H . Kah = 18 . 4 . 0,279 = 20 kN/m 2

Pah1 = ½ . Pah . H = ½ . 20 . 4 = 40 kN/m 2

Pah2 = ½ .Pah . U = ½ . 20 .0,31 = 3,1 kN/m 2

C = Pph’ – Pah1 – Pah2

= 209,09 – 40 – 3,1

= 165,99 kN/m 2

pph  pph' x y
.y = C -------- pph = . pph'
Z x

2,56  y
pph = .163,35 = 165,99
2,56

418,176  163,35 y  163,35


. y = 165,99
2,56

( 290,763 – 81,765y ) y = 165,99

290,763y – 81,765 y 2 - 165,99 = 0

-------------- y = 0,7 m

pph = 165,99 – ( 163,35 . 0,7 ) = 70,545 kN/m 2

pph  pph'
M maks = C . y . . y ( y –U )
2

70,545  163,35
= 165,99 . 0,7 . 0,7 ( 0,7 – 0,31 )
2

= 3709 655 kNm

Mmaks
 = ------------ selanjutnya besaran w dapat dilihat pada
w

tabel baja jika turap dibuat dari baja.

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali


Buku Ajar Teknik Pondasi II IV-14

Anda mungkin juga menyukai