Anda di halaman 1dari 5

Nama : Atika Dyah Rahayu

NIM : B.211.18.0099

Akuntansi Syariah - Kamis, 11.00

AKUNTANSI MUSYARAKAH

A. Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah akad keja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
, dan yang terlibat kerjasama ini masing-masing pihak harus mengeluarkan modal
atau dana. Dan keuntungannya ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
IAI dalam PSAK 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan keuntungan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan kontribusi dana. Dana tersebut
meliputi kas atau aset non kas yang diperkenankan oleh syariah.
B. Skema Musyarakah

- Mitra 1 dan 2 menyepakati akad musyarakah.


- Proyek usaha sesuai akad musyawarah dikelola bersama.
- Proyek usaha menghasilkan laba atau rugi.
- Jika untung dibagi sesuai nisbah dan jika rugi dibagi sesuai proporsi modal.
C. Jenis-Jenis Musyarakah
Menurut syariah, musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu musyarakah al-
milk (kepemilikan) dan musyarakah ‘uqud (kontrak). Musyarakah kepemilikan
tercipta karena suatu kondisi (misal memperoleh warisan atau kondisi lainnya)
yang berakibat pemilikan bersama suatu aset oleh atau dua orang atau lebih,
tanpa membuat perjanjian kemitraan yang resmi. Dalam musyarakah ini,
kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah asetnya dan berbagi pula
dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut. Sedangkan musyarakah akad
tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang
dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan
kerugian. Dengan kata lain bahwa para pihak dengan sengaja dan sukarela
membuat suatu perjanjian.
Istilah lain dari musyarakah adalah shirkah atau syirkah. Dalam banyak buku
fiqh, syirkah ‘ukud dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
- Syirkah al-‘Inan, adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih, di
mana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan
berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan
kerugian sebagaimana yang disepakati antara mereka. Akan tetapi, porsi
masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil,
tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas
ulama membolehkan syirkah ini.
- Syirkah Mufawadhah, adalah kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana
setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi
dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama.
Dengan demikian syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan
dana yang diberikan, kerja, tanggungjawab, dan beban utang dibagi oleh
masing-masing pihak.
- Syirkah A’maal, adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk
menerima pekerjaan bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Para
pihak menyumbangkan keahlian dan tenaganya tanpa memberikan modal.
Misalnya, kerjasama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau
kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam
sebuah kantor. Syirkah ini kadang-kadang disebut syirkah abdan.
- Syirkah Wujuh, adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki
keahlian dan reputasi yang baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang
secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai.
Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada
penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis syirkah ini tidak memerlukan
modal karena membeli secara kredit berdasarkan pada jaminan tersebut.
D. Rukun Musyarakah
- Dua pihak trasaktor
- Objek musyarakah (modal, kegiatan usaha atau kerja, keuntungan)
- Ijab dan qabul (shigat) yang menunjukkan pihak yang bertransakasi
E. Syarat Musyarakah
- Pihak yang berakad
- Dua pihak (mitra) yang melakukan akad musyarakah harus dalam kondisi
cukup hukum.
- Kompeten memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan
- Objek akad
- Modal yang di berikan dalam bentuk uang tunai, emas, dan perak atau nilainya
sama.
F. Dasar Akuntansi
Yaitu PSAK Nomor 106 yang mengatur tentang akuntansi musyarakah, dan
merupakan penyempurnaan dari PSAK Nomor 59 tentang akuntansi perbankan
syariah yang mengatur mengenai musyarakah. Penjelasannya adalah :
- PSAK 106 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah baik
sebagai mitra aktif dan mitra pasif.
- Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi
untuk mitra aktif dan akuntansi untuk mitra pasif dalam transaksi musyarakah.
- Kewajiban bagi mitra aktif untuk membuat catatan akuntansi terpisah atasusaha
musyarakah yang dilakukan.
- Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra aktif,
penyempurnaan dilakukan untuk (1) pengukuran pada akad atas penyetoran
investasi musyarakah aset non-kas diukur sebesar nilai wajar (2) penerimaan
dana musyarakah dari mitra pasif diakui sebagai musyarakah dan di sisi lain
diakui syirkah temporer.
- Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra pasif,
penyempurnaan dilakukan untuk (1) pengukuran pada saat akad atas penyetoran
investasi musyarakah aset non-kas diukur sebesar nilai wajar (2) keuntungan
tangguhan dari selisih penilaian aset non-kas diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan dari investasi musyarakah.
G. Penyajian Akuntansi Musyarakah dalam laporan keuangan
Pada akhir periode, investasi musyarakah disajikan dalam laporan keuangan
sesuai yang diatur oleh PSAK 106 (2007) sebagai berikut :
1. Mitra Aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan :
a. Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari
mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah.
b. Asset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur
dana syirkah temporer.
c. Selisih penilaian asset musyarakah, bila ada, disajikan dalam unsur ekuitas.
2. Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan :
a. Kas atau asset non kas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai
investasi musyarakah.
b. Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian asset non kas yang diserahkan
pada nilai wajar yang disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari
investasi musyarakah.
H. Dasar Hukum Musyarakah
1. Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS 4:12).
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh.” (QS 38:24).
2. As-Sunah
Hadis Qudsi : “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.
Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari
keduannya” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah).
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang
keduannya tidak saling berkhianat” (HR. Muslim).

Anda mungkin juga menyukai