Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Pengertian
Remedial teaching atau perbaikan pengajaran adalah suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran yang
membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran
perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah beberapa
hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat
timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Remedial teaching berasal
dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial
pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai
hambatan dalam belajar. Tapi dewasa ini pengertian itu sudah mengalami berkembang.
Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.
2. Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya
dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu sistem yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang optimal dengan melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah
kegiatan belajar mengajar suatu bahan atau satuan bahasan, dalam rangka pencapaian
Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya dirumuskan
dengan jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid.
Dengan rumusan dan tujuan yang jelas akan memudahkan guru dalam menyusun
dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan pelaksanaan
proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI yang langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Merumuskan TIK.
2. Menyusun alat evaluasi.
3. Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode, alat, sumber)
4. Melaksanakan pengajaran.
5. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar, berupa :
Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program belajar mengajar
dengan pendekatan PPSI tersebut, maka pengajaran perbaikan/ remedial
teaching  memegang peranan penting, khususnya dalam rangka mencapai hasil belajar yang
optimal (belajar tuntas).
3. Perlunya Pengajaran Perbaikan
Seperti pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan
proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses
pengajaran secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat
dilihat dari segi :
a. Siswa
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-beda
dalam proses belajar mengajar. Atas dasar perbedaan individual siswa inilah, guru harus
menggunakan berbagai pendekatan dengan anggapan bahwa bila siswa mendapat
kesempatan belajar sesuai kemampuan pribadinya diharapkan dapat mencapai prestasi
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk membantu setiap pribadi
siswa dalam mencapai hasil prestasi yang optimal, maka sebaiknya digunakan pendekatan
pengajaran perbaikan.
b. Guru
Guru yang mempunyai fungsi ganda sebagai instruktur, konselor, petugas
psikologi, dan sebagainya bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya
peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam rangka ini, pengajaran perbaikan merupakan
peluang yang besar bagi setiap siswa untuk dapat mencapai hasil prestasi belajar secara
optimal.
c. Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan pelengkap dari
keseluruhan proses pelaksanaan program belajar. Melalui bimbingan dan penyuluhan ini
diharapkan siswa dapat mencapai perkembangan pribadi yang integral. Untuk melaksanakan
pelayanan bimbingan yang sebaik-baiknya dalam proses belajar-mengajar diperlukan
pelayanan khusus yaitu pengajaran perbaikan.
4. Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Perbaikan
1. Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan
semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan
belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus.
2. Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pengajaran
perbaikan tujuannnya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya
sama.
3. Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa, sedangkan metode
dalam pengajaran perbaikan berdiferensial (sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan).
4. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh
team (kerjasama).
5. Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi, yaitu dengan penggunaan tes
diagnostik, sosiometri, dsb.
6. Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individual.
7. Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa.
5. Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa
yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara
khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
1. Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
2. Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil
belajar yang jauh lebih baik.
5. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.
6. Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai
fungsi :
1. Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan
atau perbaikan.
2. Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3. Penyesuaian,  penyesuaian pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan
dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya
sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan
dengan sifat, jenis, dan latar belakan kesulitan sehingga mendorong siswa untuk
lebih giat belajar.
4. Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar
mengajar melalui metode pengajaran yang bervariasi.
5. Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar, baik
dari segi waktu maupun materi.
6. Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran perbaikan
dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.
7. Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya
Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan
belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar
mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, dan lingkungan
yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini
maka perlu sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :
a. Cara belajar siswa
Pada dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :
1.  Eksplorasi
Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh
indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan
bermacam-macam alternatif.
2. Coba-coba
Melalui trial and error, siswa belajar memecahkan suatu permasalahan.
3. Rasa tidak senang
Dengan merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari kesalahan.
4. Rasa gembira
Sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu
yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
5. Imitasi Belajar melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.
6. Partisipasi
Belajar melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif(learn be doing),
itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
7. Komunikasi
Semakin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.
b. Kondisi belajar
1. Kondisi Umum
a). Stimulasi belajar
Pesan yang diterima oleh siswa berupa stimulus yang berbentuk visual, auditif,
verbal, taktil, dsb. Dalam kegiatan belajar mengajar, bahan yang disajikan harus benar-benar
diinformasikan dan dapat diterima oleh siswa dengan baik dengan cara prinsip pengulangan,
dimana pinsip ini akan membantu siswa lebih dari sekali kesempatan untuk menerima dan
menstruktur pesan yang disampaikan oleh guru.
b). Perhatian dan Motivasi
Siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus
mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Oleh karena itu, sesuatu yang paling
penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian diperlukan adanya
motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.
c). Respons yang dipelajari
Oleh karena belajar itu proses aktif, maka siswa harus dilibatkan ke dalam bahan
yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi perhatian, proses internal, dan tindakan yang nyata.
Karena itu, agar hasil belajar dapat dinilai, maka tujuan harus dirumuskan ke dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati.
d). Penguatan dan umpan balik
Secara teori, bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada
kecenderungan untuk mengulanginya. Siswa harus menerima umpan balik secara langsung
derajat sukses pelaksanaan tugas.
e). Pemakaian dan pemindahan
Salah satu prinsip pemakaian kembali informasi yang telah dipelajari
adalah mind  (jiwa) harus membuat suatu alamat terhadap stimulus yang tersedia pada saat
dibutuhkan.
f). Kemampuan belajar
organisasi manusia adalah suatu system belajar yang sangat efektif.
2. Kondisi khusus
a). Kondisi belajar informasi
Termasuk belajar informasi adalah belajar lambang, kata-kata, istilah-istilah,
definisi, persamaan, pernyataan sifat, dan lain-lain jenis informasi. Informasi yang dipelajari
sering disebut fakta pengetahuan atau isi yang dipelajari dengan menghafalkan.
b). Kondisi belajar konsep
Mempelajari konsep mempunyai tiga dimensi yaitu:
Pengembangan secara internal pola mental yang memberikan perasaan dan kemampuan
untuk menggunakan dimensi Verbalisasi, deskripsi, atau definisi.
c). Kondisi belajar prinsip
Prinsip yaitu pola antara hubungan fungsional antara konsep-konsep misalnya
penguapan, pembaruan, dalam dunia yang lebih eksak dinyatakan dengan rumus-rumus.
Kondisi khusus belajar konsep yaitu:
 Perluas asosiasi dengan berbagai contoh
 Secara umum bekerja mulai dari yang konkret sampai teori (abstrak) dari
sederhana menuju kompleks
 Tinjau kembali dan latih pengguna prinsip.
d). Kondisi belajar keterampilan
Keterampilan dibedakan menjadi dua yaitu intelktual dan psikomotor.
Keterampilan apapun memerlukan reviu atas kegiatan belajar terdahulu. Belajar
keterampilan memerlukan latihan dalam mengkoordinasikan gerak motorik dengan kegiatan
mental yang kompleks (senso-motoris).
e). Kondisi belajar sikap
Berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu pengenalan perhatian ganjaran. Karna itu
jika siswa menjauhi sekolah mempunyai pengalaman negative terhadap pelajaran dan
sebaliknya.
f). Strategi pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar
yang paling efektif dalam memberikan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
dengan kata lain strategi pengajaran kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar
mengajar yang dapat memberi kemudahan (fasilitas) kepada siswa untuk mencapainya
tujuan. Pemilihan strategi pengajaran tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru smata-
mata dalam menggunakan metode, melainkan juga oleh sifat dan karakteristik masing-
masing metode yang dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

B. MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE


1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Supriono (2009), bahwa  pembelajaran  kooperatif  picture  and picture
adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan   di
pasangkan   atau   diurutkan   menjadi   urutan   yang  sistematis,  seperti menyusun
gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan
menjelaskan gambar. Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model
dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah
materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau
media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan
dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa
diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali.
2. Ciri – Ciri Model Pembelajaran Picture and Picture
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.
Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu
menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya
harus menimbulkan minat kepada siswa untuk menghasilkan sesuatu atau dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang
dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Gambar yang
baik digunakan dalam pembelajaran adalah gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi.

C. LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE


Menurut Rianto (2010), langkah-langkah model pembelajaran Picture and
Picture sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Dalam langkah ini, guru menyampaikan apakah yang menjadi kompetensi dasar
mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Menyampaikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi pelajaran sebagai pengantar adalah hal yang sangat penting,
karena kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari awal
pembelajaran.
3. Guru mengajukan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menyatakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Berdasarkan ulasan urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/ materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan atau rangkuman.
a ). Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, menurut
Istarani (2011), kelebihan dan kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:
 Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture:
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
gambar mengenai yang dipelajari.
3. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa
mengurutkan gambar.
4. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
menganalisa gambar yang ada.
5. Pembelajaran lebih berkesan.
 Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture:
1. Memakan waktu lebih banyak
2. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan materi pelajaran
3. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang di inginkan.

D. MATERI PEMBELAJARAN IPS

▪ Menceritakan kembali isi teks dengan Bahasa sendiri


▪ Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha dan Islam serta
pengaruhnya bagi masyarakat sekitar

a. Membaca
b. Mengamati gambar
E. HUBUNGAN ANTARA PKP DAN PTK
1. PKP
a. Pendahuluan
Tujuan akhir seluruh Program Sarjana (S1) FKIP–UT adalah agar para
lulusannya mampu berperan sebagai guru yang profesional. Peningkatan kemampuan
profesional tersebut, terutama didasarkan pada keluasan dan kedalaman wawasan yang
digunakan oleh guru sebagai landasan dalam mengambil keputusan, baik keputusan
situasional ketika merencanakan perbaikan pembelajaran maupun keputusan
transaksional ketika melaksanakan perbaikan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan
tersebut, telah dirancang sejumlah mata kuliah yang harus diambil oleh mahasiswa S1
FKIP-UT. Salah satu dari mata kuliah tersebut adalah Peningkatan Kemampuan
Profesional (PKP) yang merupakan muara dari seluruh program Sarjana (S1) FKIP-
UT. Sebagai mata kuliah, PKP mempunyai ciri khas yang membedakannya dari mata
kuliah lain.
Ciri khas tersebut adalah sebagai berikut :
 PKP merupakan muara dari semua mata kuliah pada Program Sarjana FKIP-UT. Ini
berarti, berbagai pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang diperoleh dalam
berbagai mata kuliah harus dapat diterapkan dalam PKP.
 PKP baru dapat diambil oleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah
pembelajaran, serta Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
 PKP lebih menekankan pada kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran
yang mendidik serta kemampuan mengembangkan keprofesionalan dan kepribadian,
termasuk di dalamnya kemampuan melakukan penelitian praktis.
 Kegiatan PKP lebih menuntut mahasiswa berlatih menerapkan berbagai konsep
pembelajaran dan kaidah-kaidah PTK dalam memperbaiki dan mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.
Dengan karakteristik tersebut, PKP tidak memerlukan bahan belajar khusus
karena bahan belajar tersebut berasal dari mata kuliah sebelumnya. Namun demikian,
dalam pelaksanaan PKP mahasiswa tidak bekerja sendiri tetapi melibatkan berbagai
pihak, seperti tutor/supervisor, sekolah/mitra kerja, teman sejawat, UPBJJ dan UT
Pusat.Untuk itu, diperlukan sebuah panduan yang dapat digunakan sebagai rujukan
bersama sehingga terjadi kesamaan persepsi dalam penyelenggaraan PKP.
b. Pengertian PKP
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, PKP merupakan mata
kuliah yang wajib diambil semua mahasiswa seluruh program Sarjana (S1) yang ada di
FKIP-UT. Pada hakikatnya PKP merupakanmata kuliah yang menyediakan
pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan profesional
dalam mengelola pembelajaran. Sehubungan dengan kompetensi yang harus dimiliki
semua lulusan program S1 FKIP,yaitu meningkatkan kualitas proses belajar melalui
peningkatan kualitas kemampuan profesional guru maka semua mahasiswa harus
melalui proses pembelajaran yang memungkinkan mereka menemukan dan
memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas masing-masing berlandaskan pada
kaidah penelitian tindakan kelas (PTK).
Sebagai seorang guru yang harus menguasai salah satu kompetensi utama guru
yaitu pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, mahasiswa FKIP-UT juga
harus dapat menilai kinerjanya sendiri dengan strategi yang tepat. Mahasiswa FKIP-
UT adalah para guru yang masih aktif mengajar. Oleh karena itu, inti dari mata kuliah
PKP, adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, khususnya
memperbaiki pembelajaran dengan menerapkan kaidah-kaidah PTK. Para guru yang
kini berstatus sebagai mahasiswa sudah mempunyai segudang pengalaman dalam
mengajar. Pengalaman tersebut ada yang mencerminkan keberhasilan dan ada yang
merupakan kekurang berhasilan.
Namun demikian, dalam konteks PTK, sesuatu yang belum berhasil perlu
diperbaiki sehingga kemampuan guru dalam mengajar benar-benar menjadi mantap.
Pada saat mahasiswa menempuh mata kuliah PKP, mahasiswa dibimbing untuk
melakukan (a) refleksi profesional tentang proses pembelajaran yang dikelolanya, (b)
menemukan akar permasalahan pembelajaran yang dihadapi, serta (c) mengatasi
masalah yang dihadapi melalui langkah-langkah yang sistematis dan ilmiah. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKP merupakan realisasi dari PTK.
c. Tujuan dan Manfaat PKP
Setelah menyelesaikan PKP, diharapkan kemampuan mengajar mahasiswa akan
semakin mantap. Dengan demikian, mahasiswa akan tumbuh menjadi guru yang
profesional, mampu menerapkan kaidah-kaidah PTKuntuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Secara lebih khusus, setelah melaksanakan PKP mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Menemukan kelemahan/permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui
refleksi;
2. Menemukan alternatif solusi untuk memperbaiki kelemahan dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran yangdilakukan berdasarkan PTK;
3. Mempertanggungjawabkan keputusan/tindak perbaikan pembelajaran yang
dilakukan secara ilmiah, yang dapat disampaikan secara tulisan.
Manfaat lain yang akan diperoleh mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah PKP
adalah dapat menggunakan laporan PKP sebagai karya ilmiah yang diajukan untuk
kenaikan pangkat sebagai seorang guru. Selanjutnya, dengan mengikuti kegiatan
pembelajaran pada mata kuliah PKP dengan baik, mahasiswa akan lebih menguasai
konsep dan kaidah PTK serta dapat menjadikannya sebagai kerangka berpikir untuk
memperbaiki pembelajaran di kelasnya, di samping mahasiswa akan lebih mantap
dalam mengelola pembelajaran dengan melakukan latihan terbimbing untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas yang dilakukan berulang kali. Dampak pengiring
yang akan diperoleh mahasiswa melalui proses refleksi yang dilalui dengan merenung
dan berdiskusi dengan teman sejawat adalah meningkatnya kepekaan terhadap
lingkungan pembelajaran yang dihadapi sehari-hari. Selain itu, dengan diberi tugas
membuat laporan yang bersifat ilmiah, keterampilan membaca dan menulis mahasiswa
akan makin terasah.
2. PTK
a. Pengertian PTK
PTK adalah proses penelitian sistematis yang dilakukan atau orang lain dalam
lingkungan pembelajaran untuk memperoleh informasi tentang bagaimana guru mengajar
dan siswa belajar serta melakukan tindakan untuk memperbaikinya, (Mills 2000). Schumack
(1997) mengemukakan bahawa PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana
melalui tindakan perbaikan oleh guru di kelasnya sendiri.
Guru perlu melakukan PTK karena:
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya;
2. Temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti sering
sukar diterapkan untukmemperbaiki pembelajaran;
3. Guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya,
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik;
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan,
mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
b. Manfaat PTK
Dengan melakukan PTK, guru memperoleh banyak manfaat. Menurut Wardani,
dkk, (2005) manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran,
2. Membantu guru berkembang secara profesional,
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru, serta
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
c. Keterbatasan PTK
Di samping manfaat yang diperoleh, PTK memiliki keterbatasan yaitu:
1. Kesahihan atau validitasnya yang masih sering disangsikan,
2. Tidak dapat melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, serta
3. Peran guru yang sekaligus bertindak sebagai pengajar dan peneliti sering membuat
guru menjadi sangat repot.

Anda mungkin juga menyukai