Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENERAPAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah komunikasi pendidikan
Dosen Pengampu : Faridatul Ashliyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6
ADI ROSID : 1986206071
FAIZAH INAYATI : 1986206080
SULAIFAH : 1986206098

KELAS 5 C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)
STKIP NU INDRAMAYU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah
“Komunikasi pendidikan” dengan Judul “Analisis penerapan komunikasi dalam
organisasi pendidikan ”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Indramayu, November 2021

KELOMPOK 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Pengertian komunikasi organisasi................................................................ 4
B. Fungsi fungsi komunikasi ............................................................................ 7
C. Efektivitas komunikasi dalam proses pendisikan......................................... 7
D. Hambatan dalam komunikasi....................................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyat
aan atau pesan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia.
Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam
suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan
umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab
(Schein).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di namakan komunikasi dalam organisasi pendidikan
2. Apa tujuan komunikasi
3. Sebutkan fungsi fungsi komunikasi
4. Hambatan apa yang ada pada komunikasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari komunikasi dalam organisasi pendidikan
2. Mengetahui tujuan komunikasi
3. Untuk menyebutkan fungsi fungsi komunikasi
4. Mengetahui hambatan yang ada pada komunikasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
 Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
 Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti
paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada
yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi
sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber
daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,
metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan
suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat

4
organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang,
begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin
dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi
sebagai berikut :
 Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
 Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
 Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif
dan efisien.
 Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
 Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap
orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya
memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah
kebutuhan, ide atau infromasi untuk diberikan.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam
kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu
idtujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
 Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di
dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang
merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan
terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media
komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan,
dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami
hambatan.

5
Proses komunikasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu : 
1. Proses Komunikasi secara Primer.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol )sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan
pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna,dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh


komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi
komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan
untuk menterjemahkan atau decade
pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung
pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding ) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat
menerjemahkan sandi tersebut (terdapatkesamaan makna).Sebagai contoh seperti yang
diungkapkan oleh Sendjaja (1994:33), yakni: seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang
mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.

Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yangmenyangkut tingkat pengetahuan,


pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. Contoh tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa proseskomunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di
antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi
dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan
dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,orientasi
dan latar belakang budayanya.

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media
pertama.Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikankomunikasi

6
karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif  jauh atau jumlahnya banyak.
Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,televisi, film, dsb adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media massa (telepon, surat, dsb.).
Dalam kehidupan bermasyarakat komunikasi tidak selalu berjalan dengan baik, pasti
ada perbedaan pendapat disetiap individu karena manusia diciptakan bermacam-macam.
Perbedaan pendapat tersebut akan mengakibatkan perpecahan antar individu tersebut
atau bahkan dalam kelompok.

B. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai
beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah
:
  Fungsi informasi
  Fungsi komando akan perintah
  Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
  Fungsi integrasi.
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi
maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat
diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan
bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Fungsi komando
akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak
untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin
dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan
aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan
oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan
tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada
atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa
berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan
dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di

7
mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa
sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas
dan tanggung jawab. Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain
tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau
kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan
dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu
proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

C. Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan


Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk
mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau
gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lain. Agar komunikasi berjalan efektif,
komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah,
ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk
menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetromengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada
beberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus
selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang
terntetu.
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang
sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima,
sesuai dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan
gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses
komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-
pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi
secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada
secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan
hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam
organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana

8
menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa Komunikasi formal terjadi, dalam memilih
informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap.
Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan.
Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan. Dalam struktur
komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas
ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran
komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu.
Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis
komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi
semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa Komunikasi informal adalah komunikasi yang
tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau
informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan
pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng
Sutisna bahwa Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran
penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan
persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Jika komunikator
menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui
kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-
masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang
dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan
pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses
pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai
dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara
komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala
sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan
dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi
tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya
suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan
cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga
proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu
 komunikasi aktif
9
Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif
antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif
berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya.
 Komunikasi pasif
komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide
terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi
komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.

D. Hambatan Dalam Proses Komunikasi


Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa
tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan.
Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini : Hambatan
yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat
oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya
karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat,
penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak in tune dari frame
of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. Hambatan yang
bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan,
misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan
komunikasi.
 Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
1. Gangguan (Noises), terdiri dari :
 Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),ä yaitu gangguan disebabkan saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
 Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi
yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa,
pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan
komunikan.
 Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik
komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang
ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest)

10
Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya
tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap
segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
Dalam organisasi penulis mengambil salah satu teori yang merupakan teori yang
mungkin ada kaitannya dengan kelemahan sebuah organisasi dalam
berorganisasi. Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang
bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:
1) Penentuan (enachment)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari
luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan.

2) seleksi (selectionà
Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan
menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan
menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini
akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. 

3) penyimpanan (retention)
Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada
masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan
informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah
pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi.
Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan
sebelumnya?”
Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa
organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah
tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-
subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalamproses-
proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen
tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses

11
organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam
organisasi terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang
memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa
yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan
anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas
yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi,
atau penyimpanan).
Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu:
lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan; siklus
perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada
pengurangan ketidakjelasan. Itu semua mampu mempengaruhi keberlangsungan sebuah
komunikasi yang epektif dan efisien, terutama dalam proses belajar-mengajar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang
ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan
kelompok-kelompok di dalam suatu Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang
dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1) Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2) Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3) Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif
dan efisien.
4) Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.

12
5) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap
orang mau memberikan kontribusi.

Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ;


 harus ada suatu sumber,
 harus ada suatu maksud atau tujuan,
 adanya suatu berita atau informasi,
 harus ada suatu saluran atau media komunikasi,
 harus ada penerima berita.

 Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara
lain :
 fungsi informasi,
 fungsi komando akan perintah,
 fungsi mempengaruhi dan penyaluran,
 fungsi integrasi.

Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun
secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap
personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap
anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin.
Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi
maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-
pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan
dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga
terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-
gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan,
dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari
pembahasan
untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa
dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan
komunikasi pasif

13
DAFTAR PUSTAKA

Hardjana Andre, 2016, Komunikasi Organisasi, Strategi dan Kompetensi, Jakarta, PT.
Kompas Media Nusantara Anonim. Pengertian Komunikasi, Pentingnya Komunikasi Proses
dalam Komunikasi dan Bagaimana Komunikasi yang Efektif (online), 2013
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
ROSDAKARYA Bandung.
Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali
Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran: Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

14
Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Amir Lahjeni, Pengantar Organisasi, 2012/03/30
https://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/pengantar-organisasi/ Sulfiani Hendra,
Makalah Komunikasi Pendidikan, 2015/12
http://sulfianihendra.blogspot.co.id/2015/12/makalah-komunikasi-pendidikan.html
Nurul Barorah, Pengertian Pendidikan dan Hakekatnya, 2017
http://www.kompasiana.com/nurulbaroroh/pengertian-pendidikan-dan-
hakikatnya_57566657957e61db0b34b476

15

Anda mungkin juga menyukai