TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Konsumen
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Seseorang akan merasa puas
jika kinerja atau hasil yang dirasakan sesuai atau melebihi harapannya. Sebaliknya
apabila hasil dari yang dirasakan tidak memenuhi harapannya maka orang tersebut
akan merasa tidak puas (Kotler, 2000). Menurut Olson dan Donver (dalam
dipenuhi oleh produk (Kotler, 2000). Sejalan dengan pernyataan diatas menurut
Tjiptono (2005) kata „kepuasan atau satisfaction‟ berasal dari bahasa latin “satis”
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara
sesuatu memadai‟.
Menurut Irwan (2003) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari
dengan harapan-harapannya. Hal ini juga dinyatakan oleh Sugito (2005) yang
kinerja yang dirasakan dengan harapan, apabila kinerja di bawah harapan maka
15
16
suatu keadaan dalam diri seseorang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang
dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak
tercapai. Konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang
kebutuhannya.
produk yang telah dirasakan dengan harapan yang dimiliki konsumen. Jika
kinerja tersebut dibawah harapannya maka konsumen akan merasa tidak puas.
berikut :
Konsumen yang puas cenderung loyal dan mereka akan membeli ulang
terhadap satu produk atau jasa. Loyalitas meliputi afeksi, kesetiaan, dan
bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan dapat
mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk, perusahaan, dan apa yang
telah mereka alami setelah mengonsumsi produk atau jasa tersebut dengan
perusahaan tersebut dan kepuasan apa saja yang didapat dalam perusahaan
tersebut.
Ketika konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang
bergerak dalam bidang yang sama. Ketika konsumen ingin membeli suatu
rusak atau gagal fungsi dalam periode waktu tertentu dan kondisi tertentu
e. Daya tahan (durability), Berkaitan dengan umur teknis dan umur produk
memuaskan
19
aspek kepuasan konsumen dari Kotler (2000) sebagai bahan dasar penyusunan
alat ukur untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kepuasan pada konsumen
kereta api, yaitu loyal terhadap produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut,
a. Kualitas produk
untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini, kualitas produk yang baik
b. Kualitas pelayanan
melalui penyajian produk atua jasa untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan
harapan orang yang dilayani terutama dibidang jasa, konsumen akan merasa
puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan
dapat menilai kinerja dan merasakan puas atau tidaknya konsumen dengan
c. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapat keyakinan bahwa orang lain
akan kagum dan terhadap mereka bila mengguakan produk dengan merek
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produksi, tetapi nilai
sosial atau self esteem yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek
tertentu. Semakin yakin dan kagum konsumen terhadap merek tertentu maka
d. Harga
yang relative lebih murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya. Jadi semakin murah produk tersebut dengan kualitas yang baik
perusahaan tersebut.
e. Biaya
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa itu. Semakin praktis suatu produk baik itu biaya dan
konsumen meliputi :
a. Nilai
produk atau jasa. Konsumen membutuhkan manfaat dari produk atau jasa
baginya. Semakin baik nilai yang dimiliki oleh produk atau jasa tersebut maka
b. Daya saing
Suatu produk hanya memiliki daya saing bila keunggulan produk tersebut
dibutuhkan oleh konsumen. Keunggulan suatu produk atau jasa terletak pada
keunikan produk tersebut. Semakin unik suatu produk semakin tinggi daya
saing yang dimiliki produk tersebut dan ini juga yang membuat konsumen
c. Persepsi konsumen
serta informasi yang menjadi perhatian individu melalui alat indra. Persepsi
konsumen dapat terjadi tidak hanya ketika konsumen menggunakan jasa atau
produk tersebut tapi dapat terjadi ketika konsumen mendengar kualitas suatu
produk atau jasa dari orang lain. Semakin positif persepsi konsumen terhadap
suatu jasa atau produk maka semakin tinggi kepuasan konsumen tersebut.
22
Keyakinan konsumen sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa yang
akan dijadikan standar acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Dengan
pelayanan, emosional, harga, dan biaya. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat
tinggi, maka hal ini akan memberikan kepuasan pada konsumen begitu pula jika
sebaliknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari pelayanan adalah untuk memberikan
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
suatu penafsiran yang unik terhadap situasi (Setyawan dan Ilham, 2004).
berperilaku.
penglihatan yang melibatkan aktivitas stimulus dan sebagian tubuh, tetapi yang
indra. Ditambah oleh Hardy dan Hayes (1998) informasi yang datang dari
lingkungan yang diterima oleh panca indra. Salah satu objek persepsi adalah
kualitas pelayanan.
24
suatu pengertian yang kompleks tentang mutu, tentang memuaskan atau tidak
sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai
penilaian secara umum atau sikap yang berhubunngan dengan superioritas atau
seseorang kepada oleh lain melalui penyajian produk atau jasa tersebut untuk
di bidang jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan yang
baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Pemberian kualitas pelayanan harus
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya. Hal
ini dapat dilihat dari peralatan yang dapat berfungsi sesuai dengan
kegunaannya dan permukaan luar gedung yang menarik serta lingungan yang
karyawan mampu bekerja sesuai standar dan dapat memenuhi kebutuhan tamu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen, dengan
santun. Hal ini dapat dilihat dari penampilan karyawan yang menggunakan
pakainan yang bersih, rapi serta menggunakan bahasa yang baik untuk
perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan
dalam menilai kualitas jasa yang digolongkan dalam menilai kulitas jasa, yang
pemecahan yang tepat apabila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak
konsep tersebut memiliki aspek yang cukup mewakili dari berbagai macam aspek
yang pernah dikemukanan oleh para ahli, dari pelayanan produk itu sendiri dan
jaminan atau segi psikologis pelanggan yang lain dapat mewakili untuk membuat
skala persepsi kualitas pelayanan. Jika hal tersebut dapat dimiliki oleh PT. KAI
menjadi sangat penting karena disamping kondisi persaingan yang semakin ketat
dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam
memberikan palayanan yang berkualitas pada konsumen (Freddy, 2008). Hal ini
pelayanan sebagai sarana pemasaran. Strategi yang dilakukan PT. KAI dalam
terhadap kualitas pelayanan. Kereta api sebagai industri pelayanan jasa harus
konsumennya.
dengan layanan yang diterimanya. Ditambah oleh Zeithaml (1996) baik buruknya
pelayanan kereta api adalah interpretasi konsumen kereta api tentang bagaimana
cara karyawan dalam melayani serta bagaimana fasilitas yang tersedia dalam
pelayanan tersebut. Persepsi terhadap pelayanan ini dapat bersifat tinggi ataupun
rendah yang akan berdampak pada kepuasan konsumen. Semakin tinggi persepsi
terhadap kualitas pelayanan PT. KAI oleh para konsumen maka semakin puas
30
kualitas pelayanan PT. KAI maka konsumen tersebut akan merasa tidak puas.
diperlukan dalam industri jasa, karena hal tersebut merupakan tujuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dari setiap konsumen yang datang
merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan PT. KAI dalam
bergerak pada bidang layanan jasa membutuhkan perhatian khusus, karena setiap
konsumen ingin menerima pelayanan yang baik. Hal ini mendorong pihak PT.
KAI (Prameks) untuk lebih memenuhi harapan konsumen, bila persepsi terhadap
kualitas pelayanan yang didapat sesuai dengan yang diharapan konsumen maka
konsumen akan merasa puas. Dijelaskan lebih jauh oleh Tan (2009) tentunya
(Prameks) maka semakin puas konsumen terhadap kualitas pelayanan PT. KAI
pada puas tidaknya seorang konsumen atas pelayanan yang diberikan. Jadi
mempertahankan eksistensi PT. KAI (Prameks) di masa yang akan datang (Bitner
terhadap produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif,
dan perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain (Kotler,
2000).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tse dan Wolson (dalam Bolton dan
dari PT. KAI secara berulang. Hal ini karena konsumen mampu menyelesaikan
dan memenuhi kebutuhannya dengan cepat, tepat dan praktis. Hal ini berkaitan
dengan aspek kepuasan konsumen yaitu loyal terhadap produk atau jasa dari PT.
ketiga hal ini dapat diterapkan dalam kualitas pelayanan yang di berikan PT. KAI
terhadap konsumen akan menimbulkan kepuasan dan hal ini akan tercermin dari
komunikasi yang dilakukan konsumen yaitu komunikasi dari mulut ke mulut yang
bersifat positif.
dimengerti konsumen akan merasa senang dan puas terhadap pelayanan yang
diberikan PT. KAI (Prameks). Kepuasaan ini dikarenakan PT. KAI dapat
konsumen tersebut. Hal ini merupakan nilai tambah bagi PT. KAI sehingga
pelayanan pada konsumen akan muncul. Dampak dari persepsi terhadap kualitas
pelayanan ini akan memunculkan persepsi positif pada konsumen, sehingga akan
tersebut, pada akhirnya konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan PT. KAI dan muncul kepuasan konsumen yang menggunakan jasa
pengalaman layanan selama periode waktu yang lama. Hubungan antara persepsi
meningkat apabila kualitas pelayanan yang diberikan tinggi atau baik. Dalam
tersebut baik maka akan timbul kepuasan konsumen dan akan menyatakan hal-hal
perusahaan, dan laba yang diperoleh perusahaan dapat meningkat. Sebaliknya bila
konsumen menilai kualitas pelayanan jelek, hal negatif akan muncul seperti
(1990) menyatakan bahwa 95% yang tidak puas terhadap pelayanan dari suatu
peroduk atau jasa tidak akan pernah menyampaikan keluhannya kepada produsen
dan 90% dari konsumen yang tidak puas tidak akan lagi menggunakan produk
antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Kepuasan konsumen berarti kinerja
merupakan suatu respon afeksi atau emosi seseorang terhadap suatu hal. Jacobalis
(1993) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen sebagai rasa lega atau senang
yang bernilai bagi konsumen merupakan kebutuhan utama dalam persaingan yang
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam menjalankan usahanya PT. KAI perlu
sehingga dapat terbentuk persepsi positif terhadap kualitas pelayanan dalam diri
perusahaan kepada orang lain. Hal ini menguntungkan bagi perusahaan dalam
suatu yang penting bagi perusahaan jasa termasuk PT. KAI sebagai penyedia jasa
kesempurnaan pelayanan yang dirasakan atau juga merupakan suatu bentuk sikap
D. Hipotesis
adalah terdapat hubungan yang positif antara persepsi terhadap kualitas pelayanan
dengan kepuasan konsumen pengguna jasa kereta api Prameks PT. Kereta Api
diberikan maka semakin tinggi kepuasan konsumen pengguna jasa kereta api
Prameks PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Sebaliknya semakin negatif persepsi