Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Larasati

NIM : 1320118003

Mata kuliah : Clinical Governence (Quis)

Soal:

1. Siapa yang membuat resume pasien pulang?


2. Apa yang harus diperhatikan dalam mengatur proses rujukan ?
3. Berdasarkan akreditasi rumah sakit apa tanggungjawab rs terhadap barang-barang
pasien yang tidak sadar akibat kecelakaan?
4. Sebutkan salah satu cara pelibatan pasein dalam mengambil keputusan pelayanan
yang akan dilakukan?
5. Sebutkan program pengelolaan alat radiologi dan diagnostic emerging berfungsi
dengan baik?
6. Apa yang harus dilakukan rs untuk melakukan pelayanan pasien terminal?
7. Apa saja yang harus diatur dalam pembuangan benda tajam?

Jawaban:

1. Yang membuat resume pasien pulang adalah dokter yang merawat pasien yang
diperbolehkan pulang.
2. Yang perlu diperhatikan :
a. Kriteria pembagian wilayah pelayanan sistem rujukan
b. Koordinasi rujukan antar sarana kesehatan
c. Alur Rujukan : Klasifikasi Fasilitas Kesehatan. Lokasi / Wilayah Kabupaten/Kota,
Koordinasi unsur-unsur pelaksana Teknis.
3.
4. Dengan melakukan Shared decision making (SDM) :
setiap individu akan mengalami dinamika psikologis yang saling berkaitan antara
aspek psikis, aspek cara kerja individu, dan aspek interaksi sosial. Ketiga hal ini akan
menunjang keakuratan proses pengambilan keputusan. Sebuah studi menyusun 3
tahapan pengambilan shared decision making (SDM) Terdiri dari pembahasan pilihan,
pembahasan opsi, dan pembahasan keputusan, di mana dokter memimpin komunikasi
di sepanjang prosesnya.
Pembahasan pilihan adalah langkah untuk memastikan pasien tahu apa saja pilihan
yang tersedia, dan yang paling masuk akal. Pembahasan opsi adalah menyediakan
informasi yang lebih terperinci tentang pilihan yang menjadi opsi di tahap awal.
Sementara pembahasan keputusan adalah mendukung pertimbangan preferensi,
hingga memutuskan opsi terbaik apa yang dipilih.
a. Pembahasan Pilihan
Pembahasan pilihan berguna untuk menyediakan informasi kepada pasien terkait
semua pilihan yang tersedia. Tahapan ini bisa dilakukan secara tatap muka, tapi
bisa juga melalui email, surat, atau telepon. Komponen dari pembahasan ini
adalah membuka diskusi, menyampaikan dan menjelaskan pilihan,
memperhatikan reaksi, dan menunda mengakhiri diskusi bila pasien menunjukkan
sikap tidak mau berdiskusi lebih lama. Saat menjelaskan berbagai pilihan, harus
selalu diingat tentang hukum individualitas serta hukum ketidakpastian. Hukum
individualitas adalah setiap tindakan atau pilihan memiliki konsekuensi yang
berbeda pada tiap individu. Sedangkan hukum ketidakpastian adalah setiap pilihan
memiliki tingkat ketidakpastian, mengingat masih banyak pedoman tata laksana
dengan bukti klinis yang kurang.

b. Pembahasan Opsi
Pada tahapan pembahasan opsi, dokter dan pasien akan membahas lebih detail
mengenai kondisi pasien, pemeriksaan lebih lanjut, serta pilihan terapi, setelah
menentukan opsi pilihan pada tahap sebelumnya. Tahapan ini membutuhkan
keterampilan dokter untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, membuat
daftar opsi, menjelaskan kelebihan dan kekurangan opsi, dan diakhiri dengan
memberi dukungan atas keputusan akhir pasien.
Pasien mungkin telah mendapat informasi mengenai penyakit yang dideritanya,
bisa secara lengkap atau hanya mengetahui sedikit. Membuat catatan daftar opsi
yang jelas dengan struktur yang baik akan memudahkan saat berdiskusi dengan
pasien. Jelaskan opsi dalam istilah orang awam yang efektif dan praktis. Selalu
jelaskan kerugian dan manfaat dari opsi yang dipilih. Hati-hati saat penyampaian
kabar buruk pada orang dengan penyakit terminal, selalu berikan dukungan pada
keputusan pasien.

c. Pembahasan Keputusan
Tahapan ini merupakan tahap akhir atau tahap penentuan keputusan, yang pada
akhirnya bertujuan untuk mendapatkan informed consent. Pasien dipandu untuk
mengetahui apa yang paling penting bagi mereka, fokus pada pemahaman, dan
bila dibutuhkan tawarkan pasien waktu lebih lama lagi untuk berpikir. Pemberian
waktu tambahan harus disertai rencana tata laksana cadangan, dan pernyataan
kesediaan dokter untuk membimbing pasien lebih lanjut. Pengambilan keputusan
ini harus berorientasi kepada pasien dan bukan atas paksaan dokter.

5. Pengelolaan alat radiologi :


a. Safety Inspections : Pemeriksaan system keamanan pada peralatan untuk
menghindari dari bahaya bahaya, mechanik, listrik dan radiasi
b. Preventive maintenance : Pemeriksaan kondisi alat secara berkala untuk menjaga
pesawat dariKebersihan, Pelumasan dan Keausan serta pengukuran-pengukuran
agar output Pesawat selalu stabil
c. Image Quality Check : Pemeriksaan Image quality secara berkala untuk menjaga
kwalitas sehinggatidak ada catat atau penurunan kwalitas selama peralatan masih
digunakan
d. Corrective Maintenance : Melakukan perbaikan dengan cepat dan tepat bila terjadi
kerusakan dengan penggantian spare part yang asli bila diperlukan.
e. System updates : Pelaksanakan modifikasi pada peralatan sesuai perintah atau
anjuran dari pabrik agar hardware dan software dapat mengikuti perkembangan
teknologi.
f. System Dokumentasi : Semua aktifitas pemeliharaan harus terdokumentasi

6. Upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk pasien terminal :


a. Bantuan Emosional: Pada fase Deniali/Menolak, Pada fase Marah, Pada fase
Menawar, Pada fase Depresi, Pada fase Penerimaan.
b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis: Kebersihan Diri, Mengontrol Rasa
Sakit, Membebaskan Jalan Nafas, Bergerak, Nutrisi, Eliminasi, Perubahan
Sensori.
c. Bantuan Mernenuhi Kebutuhan Sosial:
i. Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk berternu
dengan pasien dan didiskusikan dengan keluarganya, rnisalnya: Ternan-
ternan dekat, atau anggota keluarga lain
ii. Menggali perasaan-perasaan pasien sehubungan dengan sakitnya dan perlu
diisolasi
iii. Menjaga penarnpilan pas len pada saat-saat menerirna kunjungan
kunjungan ternan-ternan terdekatnya, yaitu dengan rnernberikan pasien
untuk rnembersihkan diri dan merapikan diri.
iv. Meminta saudara ternan-temannya untuk sering rnengunjungi dan
mengajak orang lain dan mernbawa buku-buku bacaan bagi pasien apabila
pasien marnpu membacanya.
d. Bantuan Mernenuhi Kebutuhan Spiritual:
i. Menanyakan kepada pasien tentang harapan-harapan hidupnya dan
rencana-rencana pasien selanjutnya menjelang kematian.
ii. Menanyakan kepada pasien untuk bila ingin mendatangkan pemuka agama
dalam hal untuk mernenuhi kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya.
iii. Mernbantu dan rnendorong pasien untuk rnelaksanakan kebutuhan
spiritual sebatas kemampuannya.
iv. Keyakinan spiritual rnencakup praktek ibadah sesuai dengan
keyakinannyaJritual harus diberi dukungan. Petugas kesehatan dan
keluarga harus rnampu mernberikan ketenangan melalui
keyakinankeyakinan spiritualnya. Petugas kesehatan dan keluarga harus
sensitif terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan rnenghadapi kernatian.
sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kernatian dapat terpenuhi.
7. Yang diatur pada pengaturan pembuangan benda tajam:
a.

Anda mungkin juga menyukai