Anda di halaman 1dari 2

Jurnal 2

Judul : Xerostomia, Hyposalivation, and Salivary Flow in Diabetes Patients

Penulis : Rosa María López-Pintor, Elisabeth Casañas, José González-Serrano, Julia Serrano,
Lucía Ramírez, Lorenzo de Arriba, and Gonzalo Hernández

Pendahuluan : Diabetes melitus adalah peyakit karena defisit insulin dengan konsekuensi
perubahan proses asimilasi, metabolisme, dan keseimbangan konsentrasi glukosa darah.
Diabetes Melitus sudah banyak menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Salah satu
gejala klinik pasien diabetes melitus adalah xerostomia, karena disebabkan oleh disfungsi
glandula saliva dapat dibuktikan dengan tes sialometri. Ada beberapa yang mampu
mempengaruhi gangguan saliva antara lain : penuaan, lama menderita DM, efek obat obatan,
penyakit lain yang berhubungan dengan xerostomia seperti gangguan inflamasi kronis
(sindrom Sjogren, rheumatoid arthritis, dan lupus eritematosus sistemik), dan penyakit
endokrin lainnya.

Metode : Tinjauan sistematis dilakukan dengan PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-Analyse)
1. Pertanyaan terfokus berdasarkan pedoman PRISMA
2. Strategi pencarian
3. Seleksi penelitian menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi
4. Pemilihan koleksi data
5. Penilaian kualitas
6. Kategori dari penelitian
7. Statistika

Hasil dan Pembahasan: Beberapa studi epidemiologi telah mengatakan bahwa xerostomia
sering terjadi pada pasien DM. Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa pasien
DM didapati dengan laju aliran saliva lebih rendah daripada populasi non-DM. Gangguan
saliva ini dapat dikaitkan dengan kualitas hidup yang buruk dan dapat meningkatkan
kerentanan terhadap karies dan infeksi rongga mulut pada pasien DM terutama bila telah
terjadi dehidrasi dan kontrol glukosa darah yang tidak memadai. DM mungkin merupakan
penyakit metabolik yang paling sering dengan gangguan produksi saliva. Dari semua studi
tentang xerostomia menunjukkan prevalensi xerostomia yang lebih tinggi pada pasien DM
dikaitannya dengan populasi non-DM, sekitar 12,5% -53,5%. Namun demikian, hanya empat
studi dengan populasi yang sama telah menunjukkan hasil statistik yang signifikan. Dua
penelitian menunjukkan bahwa pasien WCDM memiliki prevalensi xerostomia yang lebih
rendah daripada PCDM.

Kesimpulan : dari hasil pencarian dan analisa beberapa studi epidemiologi didapatkan
prevalensi xerostomia yang lebih tinggi dan lebih rendah laju aliran saliva pada DM. Pasien
DM yang terkontrol memiliki prevalensi xerostomia lebih rendah dan laju aliran saliva yang
lebih rendah terdapat pada pasien dengan DM tidak terkontrol. Karena tingkat heterogenitas
yang tinggi mengenai jenis DM, diagnosis DM, usia pasien, sehingga sulit untuk
membandingkan beberapa studi.

Kelebihan jurnal : mencakup banyak jurnal penelitian tentang hubungan xerostomia dengan
penyakit diabetes mellitus dari berbagai jenis sumber.

Kekurangan jurnal : kurang penjelaskan sebab-akibat pada hasil dan pembahasan dalam
jurnal ini, sehingga masih banyak bias untuk membandingkan beberapa studinya.

Anda mungkin juga menyukai