Anda di halaman 1dari 4

5.

MMM definisi, etiologi, dan klasifikasi limfoma

Limfoma adalah sekumpulan keganasan primer pada kelenjar getah bening


dan jaringan limfoid. Berdasarkan tipe histologiknya, limfoma dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu Limfoma Non Hodgkin dan Hodgkin (Bakta,
2006)

Limfoma Hodgkin (LH) merupakan penyakit keganasan yang mengenai


sel-B limfosit dan khas ditandai oleh adanya sel Reed Sternberg dengan latar
belakang sel radang pleomorf (limfosit, eosinofil, neutrophil, sel plasma dan
histiosit). Sel Reed Sternberg adalah sebuah sel yang sangat besar dengan ukuran
diameter sekitar 15 sampai dengan 45 mikrometer, berinti besar multilobuler
dengan banyak anak inti yang menonjol dan sitoplasma yang sedikit eusinofilik
(Kumar, 2013)

Limfoma Hodgkin disebabkan oleh sel kanker yang berkembang pada


sistem limfatik. Sel kanker berawal dari mutasi pada sel, sehingga sel berkembang
secara tidak normal dan tidak terkendali. Penyebab mutasi sel kanker hingga saat
ini belum diketahui.
Pada limfoma Hodgkin, sel-sel limfosit tipe B yang bertugas melawan
infeksi bermutasi menjadi sel kanker dan berlipat ganda dengan cepat. Sel ini
terus bertambah banyak hingga membunuh sel-sel yang sehat. Saat inilah tubuh
mulai rentan terhadap infeksi, dan berbagai gejala mulai muncul (Ansell, 2015).
Limfoma Non Hodgkin (LNH) merupakan sekumpulan besar keganasan
primer kelenjar getah bening dan jaringan limfoid ekstra nodal, yang dapat berasal
dari limfosit B, limfosit T, dan sel NK ”natural killer”. Saat ini terdapat 36 entitas
penyakit yang dikategorikan sebagai LNH dalam klasifikasi WHO. Limfoma Non
Hodgkin (LNH) merupakan sekumpulan besar keganasan primer kelenjar getah
bening dan jaringan limfoid ekstra nodal, yang dapat berasal dari limfosit B,
limfosit T, dan sel NK *”natural killer”. Saat ini terdapat 36 entitas penyakit yang
dikategorikan sebagai LNH dalam klasifikasi WHO (Kemenkes, 2016).

Etiologi LNH sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa faktor


risiko diketahui berhubungan dengan terjadinya LNH diantarannya
imunodefisiensi seperti severe combined immunodeficiency,
hypogammaglobulinemia, common variable immunodeficiency, Wiskott-Aldrich
syndrome, dan ataxia telangiectasia. Infeksi virus merupakan salah satu yang
dicurigai menjadi etiologi LNH contohnya ialah infeksi virus Epstein Barr dan
HTLV (Human T Lymphoytopic Virus type 1) yang berhubungan dengan
limfoma Burkitt, yang merupakan limfoma sel B. Selain itu abnormalitas
sitogenik seperti translokasi kromosom juga ikut berperan menyebabkan
proliferasi dari limfosit.
Limfoma non Hodgkin dapat juga terjadi karena beberapa faktor resiko
seperti adanya agen infeksi, immunodefisiensi, kongenital, acquired, lingkungan,
riwayat terpapar obat seperti imunosupresif agen, obat antiepilepsi, dan riwayat
terpapar herbisida, peptisida, serbuk kayu, lem epoxy, riwayat penggunaan obat
rambut, faktor nutrisi, dan transfusi darah. (Mozaheb, 2012)

6.2.1 Agen Infeksi

Penyakit Infeksi memiliki kontribusi di dalam mekanisme limfomagenesis.


Agen infeksi memiliki peran pada spesifik limfoma bervariasi mulai dari sebagai
faktor pembawa, lingkungan dan geografi. Terdapat 2 mekanisme didalam
kontribusi agen infeksi pada limfomagenesis. Contoh yang paling bagus untuk
menjelaskan hal ini adalah transformasi langsung limposit oleh agen microbial.
Limpotropik virus termasuk di dalamnya Epstein-Barr Virus (EBV), Human
TLeukemia Virus-1 (HTLV-1), Human Herpes Virus 8 (HHV8), Hepatitis C
Virus (HCV) dan Simian Virus 40 (SV40). (Mozaheb, 2012)

6.2.2 Faktor Lingkungan

Lingkungan berhubungan dengan implikasi pada pathogenesis LNH


termasuk bukan hanya infeksi tetapi juga paparan obat dan paparan toksik kimia.
Pada penelitian di daerah endemic dilaporkan peningkatan LNH dilaporkan pada
pekerja di bidang pertanian, kehutanan, perikanan, kontruksi, kendaraan bermotor,
komunikasi telepon, dan industry kulit. Bahan kimia yang terlibat dalam endemic
LNH yaitu organoklorin dan asam phenoxyacetic yang biasanya ditemukan pada
peptisida dan herbisida. Selain itu resiko LNH juga dapat meningkat karena
paparan pelarut organik, seperti benzene, dan trichloroethylene, pupuk, lem
epoxy, serbuk kayu, pewarna rambut, sinar ultraviolet dan faktor gizi. (Mozaheb,
2012)

6.2.3 Faktor Sistem Imun

Gangguan ini dapat dibagi lagi menjadi bawaan, atau primer,


imunodefisiensi dan diperoleh, atau sekunder, imunodefisiensi. Komponen umum
untuk semua gangguan ini terjadi gangguan pada immunoregulation, khususnya di
imunitas sel-T, sehingga sitokin menurun, dan pertumbuhan sel-B yang tidak
terkendali dalam jaringan limfoid, sering berkaitan dengan EBV genom.
(Mozaheb, 2012)

6.2.4 Usia

Limfoma merupakan 10% kanker pada anak-anak di negara maju dan


berada diurutan ketiga setelah leukemia akut dan tumor otak. LNH lebih sering
terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak dan memiliki peningkatan
insiden yang stabil mulai dari kecil sampai usia 80 tahun. Usia rata-rata
terdiagnosis LNH adalah 45-55 tahun dan usia rata-rata tahun 2000-2005 adalah
67 tahun. Secara umum risiko terjadinya LNH meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Bertambahnya usia bukan hanya dikaitkan dengan semakin
meningkatmya faktor risiko namun juga menunjukan prognosis yang juga
semakin buruk terutama pada lanjut usia Pada lanjut usia terjadi proses
degeneratif yang menyebabkan penurunan pada sistim organ dalam tubuh.
Penurunan fungsi yang terjadi juga berpengaruh terhadap sistem hormon,
imunitas, fungsi hati, pembuluh darah dan sistim lainnya. Penurunan fungsi yang
menyebabkan penurunan imunitas menyebabkan sesorang rentan akan infeksi dan
juga menyebabkan proses penyembuhan lebih lama. Selain faktor dari penurunan
fungsi riwayat terpaparnya bahan kimia yang bersifat karsinogenik, lama terpapar
dan juga riwayat kanker dari keluarga dan juga pasien sendiri juga menjadi
penyebab perbedaan proporsi kejadian ini. Pada usia anak-anak terjadinya LNH
sering disebabkan oleh imun defisiensi. (Mozaheb, 2012)

6.2.5 Jenis Kelamin

Kejadain LNH lebih banyak di temukan pada laki-laki dibandingkan


perempuan hal (Yasmin et al, 2005). Perbedaan proposi kejadian ini belum
diketahui secara pasti. Pada beberapa penelitian menyatakan perbedaan itu dapat
disebabkan oleh perbedaan hormonal pada laki-laki dan perempuan (Nelson et al,
2001). Pada wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral dan atau terapi sulih
hormon lebih sering ditemukan dibandingkan yang tidak. Perbedaan yang terjadi
bukan hanya dikeranakan oleh sistem hormon namun juga dikarenakan perbedaan
paparan bahan kimia yang diterima oleh laki-laki dan perempuan dan juga
kerentanan terhadap penyakit tertentu. Faktor-faktor tersebut bukan hanya
menyebabkan perbedaan proporsi antara laki-laki dan perempuan juga
menyebabkan perbedaan subtipe LNH yang diderita. Pada pria yang biasanya
terjadi adalah Mantel Cell Lymphoma (MCL) (70%) sedangkan pada wanita yang
biasanya terjadi adalah Follicular Lymphoma (FL). (Mozaheb, 2012)

DAPUS

Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Edisi 1. Jakarta. EGC. 2006. 192-202- p.

Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. Edisi 9. Philadelphia.
W. B. Saunders Company. 2013. 440-442p

PANDUAN PENATALAKSANAAN LIMFOMA NON-HODGKIN. KOMITE


PENANGGULANGAN KANKER NASIONAL. KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 2016
Mozaheb, Zahra.2012.Epidemiology of Lymphoid Malignancy in Asia,
Epidemiology Insight, Dr. Maria De Lourdes Ribeiro De Souza Da Cunha
(ed.), ISBN: 978-953-51-0565-7

Ansell, S M. (2015). Hodgkin Lymphoma: Diagnosis and Treatment. Mayo Clinic


Proceedings, 90(11), pp. 1574-1583.

Anda mungkin juga menyukai