Oleh:
Vernanda Saktilas
2014161009
Substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai hama disebut dengan pestisida. Hama yang dimaksud di
sini adalah sangat luas meliputi serangga, tungau, gulma, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh cendawan, bakteria dan virus, dan juga nematoda, siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Bagi kehidupan sehari-hari,
yang dimaksud hama meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan
hidup manusia, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu,
tungau, ulat, rayap, ganggang serta organisme lain yang terbukti mengganggu
kesejahteraan manusia (Herwanto, 1998).
Alat aplikasi ikut mempengaruhi efisiensi pemakaian pestisida. Salah satu penentu
factor keberhasilan dalam aplikasi pestisida adalah penggunaan alat aplikasi yang
tepat. Setiap peralatan pengendalian yang dipergunakan untuk pengendalikan OPT
pada tanaman harus memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
sertifikat kesesuaian yang dikeluarkan oleh lembaga pengujian independen yang
terkreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) atau lembaga yang ditunjuk
oleh Menteri Pertanian. Alat aplikasi sangat bervariasi yang tergantung pada tipe
alat dan sumber tenaga (Guntur et al., 2016).
1.2 Tujuan
1. Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik melalui akar batang
atau daun titik kemudian, insektisida sistemik tersebut mengikuti gerakan cairan
tanaman dan ditransportasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas
(akropetal) atau ke bawah ( basipetal) termasuk tunas yang baru tumbuh contoh
dari insektisida sistemik yakni furatiokarb, idolanya, dll.
Manfaat mempelajari pestisida yaitu supaya lebih mengenal dan mengetahui apa
itu pestisida, golongan, dan formulasinya, dan dampak yang tejadi akibat
penggunaan pestisida ini sehingga kita mampu memilah mulai dari jenis tanaman,
golongan dan jenis pestisida yang akan dipakai sesuai dan dampak yang
dihasilkan semaksimal mungkin untuk dihindarkan dan juga formulasi pestisida
yang aman untuk digunakan dengan menimbang dampak yang terjadi tidak
merusak lingkungan dan ekosistem.
III. METODOLOGI
Waktu dilaksanakannya praktikum ini adalah pada hari Rabu, 3 November 2021
yang bertempat di desa Taman Endah, kecamatan Purbolinggo, kabupaten
Lampung Timur, provinsi Lampung.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Micron ulva, Soil
injector, Mist duster, Mist blower, Sprayer, dan Swing fog.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dicari alat-alat aplikasi pestisida di internet (google).
2. Diamati alat-alat tersebut.
3. Diberi nama bagian dari alat tersebut serta penjelasan masing-masing alat
tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4
1
Sprayer 1. Tangki
2. Unit pompa
3. Tangki pompa,
4. Saluran
penyemprot (kran,
selang karet, katup
serta pipa).
5. Manometer
6. Sabuk
penggendong
5.
7. Selang karet
8. Piston pompa
9. Katup pengatur
aliran cairan
10. Katup pengendali
aliran cairan
11. Laras pipa
penyalur aliran
cairan
12. Nozzle
Swing fog 1. Soket pipa
pengabut
2. Pipa larutan bahan
kimia
3. Kran
4. Pipa tekanan udara
5. Pompa
6. 6. Busi
7. Karburator
8. Katup udara
9. Tanki bahan bakar
10. Tanki larutan
bahan kimia
4.2 Pembahasan
Micron Ulva yaitu alat semprot pestisida yang sangat efektif dan efisien dalam
mengendalikan Organisme pengganggu Tanaman. Alat tersebut di beri nama
ULVA+. Dengan teknologi CDA (controller Droplet Applicator) maka alat ini
mampu menyemprot pestisida dengan volume semprot berkisar antara 20 s.d 40
ltr/ha. ULVA+ yang bertenaga baterei juga sangat ringan dengan bobot kosong
hanya 1.6 kg sehingga akan memudahkan petani dalam mengaplikasikan
pestisida. Karena hanya membutuhkan volume larutan yang sedikit maka
penggunaan Micron Ulva juga akan mempercepat proses penyemprotan
menjadihanya 2 s.d 3 jam/ha di bandingkan dengan alat semprot biasa yang
mencapai 5s.d 6 jam/ha (Djojosumarto, 2008).
Prinsip kerja alat ini yaitu komponen utamanya adalah piringan atau cakram yang
berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzle pada cakram tersebut.
Selanjtunyacakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh
gayasentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya
bervariasitergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk
mikron ulvasangat halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt
memenuhisepanjang pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo
akan berputarsehingga kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk
aplikasinya adalahULV yaitu bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya
sudah berupa cairan (Djojosumarto, 2008).
Soil injector ialah alat untuk aplikasi pestisida yang disuntikkan ke dalam
tanah.Cara kerjanya, masukkan pestisida dalam bentuk cairan. Lalu, lakukan alat
dengan penyuntikan alat ke dalam tanah sehingga dapat mematikan jenis hama
serangga dalam tanah.Kelebihan alat ini yakni mampu secara langsung
membunuh organisme pengganngu yang berada dalam tanah. Kekurangannya
yakni mampu membunuh makro maupun mikroorganisme tanah yang berguna
(Agrios,1996).
Prinsip kerja alat ini yaitu diinjeksikan secara langsung ke dalam tanah, bisa
digunakan untuk pestisida dengan formulasi EC. Alat ini bekerja seperti halnya
jarum suntik, namun yang menjadi objek bidikan adalah tanah yang terkena hama
yang terdapat dalam tanah. Kelebihan alat ini yaitu dapat secara langsung
membunuh organisme pengganggu yang berada dalam tanah. Sedangkan
kekurangannya yaitu dapat membunuh mikroorganisme tanah lainnya yang
bermanfaat (Pracaya, 2008).
Alat ini digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau serbuk. Pestisida dalam
bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus, yang mengandung
bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil dari 75 mikron.
Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan dimanfaatkan untuk mengatasi
pertanaman yang berdaun rimbun/lebat, karena partikel debu dapat masuk
keseluruh bagian pohon.
4.2.5 Sprayer
Automatic Sprayer prinsip kerja alat penyemprot ini adalah memecah cairan
menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran
yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh
permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya
dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki
dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir
melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan
mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan
pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaannya adalah isi tangki
cairan pestisida harus disisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk
udara. Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali
pemompaan. Untuk mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat
diamati melalui manometer. Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan
konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas
untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan
dapat diganti baik tipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan
efektivitas aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi
kecepatan angin tidak melebihi 10 km/jam.
Perbedaan antara sprayer otomatis dan sprayer semi otomatis adalah pada
komponen dalam kedua alat tersebut. Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung
khusus yang digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan
memenuhi tangki sprayer. Oleh karena itu tangki sprayer otomatis harus terbuat
dari bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara
aplikasinya pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga
penuh sebelum aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama aplikasi
hingga volume pestisida habis. Oleh karena itulah ada perbedaan ukuran droplet
pada keduanya. Ukuran droplet sprayer otomatis lebih kecil dari sprayer semi
otomatis akibat adanya perbedaan tekanan yang diberikan.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian dengan penggunaan tekanan atau energi
hidrolik antara lain keuntunganya seperti Komponen yang digunakan relatif
sederhana untuk dioperasikan. Peralatan fleksibel dan dengan perubahan sedikit
dapat digunakan untuk sasaran yang berbeda. Untuk kerugiannya seperti Droplet
dihasilkan dalam kisaran diameter yang luas mengakibatkan banyak pestisida
yang terbuang (droplet dengan optimum diameter tidak mengenai sasaran).
Penggunaan yang bervariasi dan komponen dapat mengakibatkan variasi
penutupan. Penggunaan komponen khususnya noozle yang mengharuskan
seringnya penggantian alat yang bersangkutan.
Guntur, A. P., Igbal, dan Sapsal, A. 2016. Uji Kinerja Knapsack Sprayer Tipe Pb
16 Menggunakan Hollow Cone Nozzle dan Solid Cone Nozzle. Jurnal
AgriTechno, 9 (2), 107–113
Guntur, A. P., Igbal, dan Sapsal, A. 2016. Uji Kinerja Knapsack Sprayer Tipe Pb
16 Menggunakan Hollow Cone Nozzle dan Solid Cone Nozzle. Jurnal
AgriTechno. Volume 9 (2): 107–113
Micron, Group. 2017. Brosur Micron Ulva Sprayer . Kawasan Industri
Bromyard.Herefordshire
Nusantara, Tim Smart. 2017. Strategi Kuasai Kimia SMP Kelas 7,8,9. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta
Nusantara, Tim Smart. 2017. Strategi Kuasai Kimia SMP Kelas 7,8,9. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta
Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman . USU Press. Medan