Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI GULMA

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh :
Vernanda Saktilas
2014161009

JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spesies tumbuhan yang berasosiasi dengan tanaman budidaya dan beradaptasi


pada habitas buatan manusia disebut dengan gulma. Gulma biasa dikenal di zona
ilmu pertanian karena gulma bersaing dengan tanaman budidaya dalam habitat
tersebut. Gulma kebanyakan dari golongan herba, namun ada juga sebagai semak
dan pohon (Accaia sp., Opuntia sp.), adalah jenis gula yang sangat ganas. Gulma
dapat juga mengganggu manusia dengan intensitas gangguan yang beragam dan
tertentu (Moenandir, 2010).

Gulma dan tanaman budidaya dapat bersaing ketika adanya keterdekatan dalam
ruang tumbuhnya. Keterdekatan dalam ruang tumbuh dapat berakibat pada
interaksi antara gulma dan tanaman budidaya, baik interaksi positif maupun
interaksi negatif. Interaksi negatif merupakan suatu peristiwa persaingan antara
dua jenis spesies yang berbeda, dalam peristiwanya yaitu persaingan antara gulma
dengan tanaman budidaya. Persaingan tersebut terjadi apabila pahan faktor
tumbuh yang dipersaingkan berada pada tingkat di bawah kebutuhan para pesaing
tersebut (Widaryanto, dkk., 2021).

Gulma yang berada di sekitar lahan pertanian akan mengakibatkan menurunnya


hasil produksi karena biji gulma yang tercampur dengan hasil pertanian contohnya
gandum dan kemudian dihaluskan akan menyebabkan masa simpan yang lebih
cepat, karena mudah bau dan tentunya rasanya tidak enak. Gulma memiliki
karakter yang toleran terhadap lingkungan sehingga proses perkecambahannya
juga cepat, regenerasi juga cepat. Oleh karena itu, gulma sangat mudah untuk
berkembang biak dan tentunya sulit dikendalikan. Penyebab turunnya hasil
produksi dikarenakan kurangnya pengendalian terhadap gulma, sehingga gulma
bersaing dengan baik di atas tanah dan di bawah tanah seperti perebutan cahaya,
perebutan nutrisi dengan tanaman budidaya ( Palijama, dkk., 2012).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Praktikan dapat mengenali dan membeda-bedakan jenis-jenis gulma yang
tergolong dalam kelompok rumput, teki, dan daun lebar.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut
merugikan manusia baik secara langsung maupun tidaklangsung dan sebaliknya
tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabilamempunyai daya guna manusia
(Mangoensoekarjo, 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh
tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai
negatif (Johnny, Martin. 2006).

Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput.
Rumput mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya dengan teki
karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya
terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa
pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan (parennial).
Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah
dibandingkan gulma rumput tahunan (Mangoensoekarjo, 1983).

Identifikasi menurut Utami dan Ricco (2015) adalah proses pengenalan,


menempatkan objek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan ciri
karakteristik tertentu. Sedangkan menurut Sembodo (2010) Identifikasi gulma
adalah suatu metode pengenalan gulma dengan cara menentukan nama botani dan
taksonomi gulma yang akan dikenali. Menurut Tjitrosoepomo (2005) Identifikasi
adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang
beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian
identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi.

Menurut Barus (2003) Gulma diklasifikasikan berdasarkan morfologi, siklus


hidup, dan habitat. Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi
gulma berdaun semput, gulma berdaun lebar, dan gulma teki. Sedangkan
berdasarkan siklus hidupnya, gulma dibedakan menjadi gulma semusim, gulma
dua tahun, dan gulma tahunan. Selanjutnya, apabila dilihat dari habitatnya, gulma
dibedakan menjadi dua yaitu gulma air dan gulma daratan.

Berdasarkan karakteristiknya, gulma dibedakan menjadi 4 jenis. Pertama ada


gulma rumput yang memiliki batang bulat pipih dan berongga. Selanjutnya ada
gulma jenis teki yang ciri utamanya yaitu batangnya berbentuk segitiga. Ketiga,
gulma jenis berdaun lebar yang pada permukaan daun terutama permukaan bawah
terdapat stomata dan tunas-tunas pada titik memencarnya daun. Terakhir, ada
jenis gulma air yang merupakan tumbuhan yang beradaptasi terhadap keadaan air
berkelanjutan (Yakup, 2002).
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2021 di desa Taman
Endah, kecamatan Purbolinggo, kabupaten Lampung Timur, provinsi Lampung

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan pada praktikum ini yaitu gulma masing-masing satu spesies dari
golongan rumput, teki, dan daun lebar, kertas, pulpen, pensil, penggaris, dan
handphone.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan minimal masing-masing satu spesies dari golongan rumput, teki,
dan daun lebar. Gulma yang disiapkan dalam kondisi segar dan lengkap
(setidaknya terdiri dari bunga, batang, dan daun).
2. Digambar spesimen tersebut pada kertas berukuran kuarto atau A4 sebagai
laporan sementara. Gambar terdiri dari tiga spesimen golongan rumput, 2
golongan teki, dan 5 golongan berdaun lebar.
3. Diperiksa laporan sementara tersebut dan ditandatangani oleh pembimbing
praktikum dan selanjutnya dilampirkan dalam laporan.
4. Dibuat laporan secara lengkap dengan cara menyalin gambar dalam laporan
sementara dan melengkapi dengan data-data nama ilmiah, nama daerah/lokal,
famili, ciri utama (batang, daun, biji, bunga), dan habitat (lingkungan
tumbuh).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis-jenis gulma golongan rumput, teki, dan daun lebar


No. Gambar Golongan Ciri-ciri
1. Rumput Rumput kembang goyang
Ciri-ciri :
• Batang selubang sangat pipit
dan tegak berbentuk elips
dibagian ruas.
Chloris Barbata
• Daun kebanyakan cauline,
mengumpul di bawah dan
warnanya mencolok,
distichous dan mempunyai
selubung daun pada dasar
daun. Sarung daun
kebanyakan terbuka atau
longgar, strukturnya halus
dan tidak berbulu.
• Bunga biseksual dan
berdaging, mempunayai
anthera 3 dan stigma 2,
termasuk jenis perbungaan
tandan bentuk malai.
2. Rumput Jukut kikisan
Ciri-ciri :
• Batang kokoh, tegak dan
dapat tumbuh sampai tinggi
3m.
Rottboellia exaltata
• Daun berbentuk pipih pita
dengan permukaan kasar dan
bertulang daun sejajar.
• Bunga berbentuk gugusan
silinder tajam dengan panjang
sampai 15 cm.
3. Rumput Jukut pahit
Ciri-ciri :
• Akar, sistem perakaran
rumput jukut pahit yaitu
tunggang dengan banyak
cabang perakaran. Akar
berwarna cokelat keputih-
Axonopus compressus
putihan, tidak memiliki
rambut-rambut akar halus, dan
bentuk perakaran tegak dan
berbaring dari batang.
• Batang, jukut pahit tidak
memiliki rongga pada batang,
berbentuk pipih, tidak
berbulu, tumbuh tegak
berumpun, membentuk
percabangan yang baru lalu
membentuk perakaran baru
pada setiap ruasnya. Batang
memiliki panjang 2 – 20 cm.
• Daun, berbentuk helaian,
bagian pangkal meluas dan
melengkung sampai ujung,
ujung daun tumpul,
permukaan daun bagian atas
ditumbuhi bulu-bulu halus
warna putih, panjang daun 2.5
– 37.5 cm dan lebar 6 – 16
mm.
4. Teki Udel-udelan
Ciri-ciri :
• Daun berbentuk pita,
pertulangan daun sejajar,
Cyperus kyllingia permukaan licin.
• Batang berbentuk segitiga.
• Akar merupakan akar serabut.
• Bunga berkarang yang
dilindungi tiga dun pelindung.
5. Teki Pako
Ciri-ciri :
• Batang bersegi tiga, mulus,
bengkak di pangkalan, tinggi
20-75 cm, mm diameter 1-3.
Cyperus cyperoides
• Daun tidak septate-nodulose.
• Pembungaan biasanya
sederhana, dengan 5-14
cabang panjang 8 cm, paku
silinder, panjang 1,5-4 cm, 6-
10 mm diameter, seringkali
mencakup setengah dari
cabang
6. Berdaun Patikan kebo (bahasa jawa)
lebar Ciri-ciri :
• Batang lunak, beras, berambut
dengan percabangan yang
keluar dari dekat pangkalnya,
Euphorbia hirta
warna merah kecokelatan dan
mengeluarkan getah putih jika
dipatahkan.
• Daun tunggal, bertangkai
pendek, dan letak berhadapan.
Helaian daun berbentuk
jorong, ujung tumpul, pangkal
runcing, tepi bergerigi, dan
berambut jarang.
• Bunga mejemuk berbentuk
bola dengan garis tengah
sekitar 1cm, keluar dari ketiak
daun, berwarna hijau pucat.
7. Berdaun Jarakan
lebar Ciri-ciri :
• Batang tegak dengan tinggi
60cm dan bercabang.
Bergerigi pada tepi daun.
Croton hirtus
• Bunga muncul pada daerah
terminal dengan panjang 1,5-
4cm. Biji panjang berwarna
mengkilap abu-abu
kecokelatan, halus dan
bergaris.
8. Berdaun Bandotan
lebar Ciri-ciri :
• Daun bertangkai, letaknya
saling berhadapan dan
bersilang, helaian daun bulat
telur dengan pangkal
Ageratum conyzoides membulat dan ujung runcing,
tepi bergerigi.
• Batang bulat berambut
panjang. Bunga kecil
berwarna putih keunguan.
• Bunga majemuk berkumpul 3
atau lebih, berbentuk malai
rata yang keluar dari ujung
tangkai, warnanya putih.
Buahnya berwarna hitam dan
bentuknya kecil.
9. Berdaun Gulma susu
lebar Ciri-ciri :
• Batang tegak dengan tinggi
20-80cm.
• Semua bagian tanaman
memiliki getah susu.
• Daun berbentuk oval
memanjang dengan ujung
runcing.
Euphorbia gericulata
• Daun berada tepat dibawah
cluster bunga.
10. Bedaun Krokot
lebar Ciri-ciri :
• Batang berwarna merah
keunguan, bentuknya gemuk

Portulaca oleracea L. dan tebal.


• Daunnya juga tebal dan
berdaging, dan bunganya
berwarna kuning sulfur. Tepi
daunnya rata dan berdaging
yang memiliki panjang 1-3 cm
dan lebar 1-2cm.
• Bunga Krokot terletak di
ujung cabang.
• Buah krokot berbentuk kotak,
berwarna hijau. Bijinya bulat
kecil mengkilap, bewarna
hitam.
• Sistem perakaran tanaman
krokot yaitu akar tunggang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Aspek-Aspek Kemunculan Gulma

Gulma yang ada pada suatu lahan pertanian dapat merugikan tanaman yang
sedang dibudidayakan. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma dapat terjadi pada
berbagai bidang yang berkaitan dengan pertanian. Gulma dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Ada beberapa aspek yang dapat dijelaskan
akibat kemunculan gulma pada suatu lahan pertanian yaitu penurunan kualitas
hasil panen, terganggunya aktivitas pertanian, senyawa alelopati, tempat inang
hama dan penyakit, dan terjadinya kompetisi antara tanaman budidaya dengan
gulma.

Gulma dapat mengurangi kualitas benih tanaman sehingga pengendalian gulma


pada produksi benih sangat diperlukan agar hasil panennya tidak tercampur oleh
benih gulma sehingga mendapatkan beih yang memiliki kualitas tinggi. Gulma
juga dapat menganggu aktivitas pertanian karena dengan adanya gulma dalam
jumlah yang banyak akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan
pertanian, misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat mekanis, dan lainnya
(Sastroutomo, 1990).

Ada beberapa jenis gulma yang mempunyai sifat alelopati yaitu kemampuan
mengeluarkan zat yang bersifat racun dan dapat menghambat pertumbuhan
tanaman tertentu. Misalnya Imperata cylindrica menghasilkan zat phenol,
Juglans nigra dapat memproduksi hydroksi juglon, Artemisia absinthium
mengeluarkan zat absintin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif
(Ratnawati, 2017). Gulma juga dapat menjadi tempat hidup sementara (inang)
bagi hama atau penyakit sehingga memungkinkan dapat berkembangbiak dengan
baik. Akibatnya hama atau penyakit tersebut akan menyerang dan menggeser
tanaman pokok ataupun tanaman pertanian.

Adanya gulma di lingkungan tanaman, maka menyebabkan kompetisi gulma


dengan tanaman pokok dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari, unsur
hara, ruang tumbuh dan udara. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman terhambat dan menurunkan kualitas hasil. Besarnya penurunan hasil
tanaman tergantung pada varietas tanaman, kesuburan tanah, jenis dan kerapatan
gulma, lamanya kompetisi dan tindakan budidaya. Kompetisi tertinggi terjadi
pada saat periode kritis pertumbuhan tanaman. Hal tersebut disebabkan
keberadaan gulma sangat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman (Paiman, 2020).
4.2.2 Perbedaan Tiga Jenis Gulma

Secara morfologi, gulma dapat dibedakan menjadi tiga jenis gulma yaitu gulma
jenis rumput, gulma jenis teki, dan gulma jenis daun lebar. Gulma rumputan
(grasses) adalah gulma berdaun pita merupakan gulma dari famili Graminae.
Selain merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi gulma, famili ini
memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi, distribusinya amat luas dan mampu
tumbuh pada lahan kering maupun tergenang. Batang berbentuk silindris dan ada
pula yang agak pipih atau persegi, batangnya berongga ada pula yang berisi,
daunnya tunggal terdapat pada buku dan bentuk garis, tulang daunnya sejajar dan
di tengah helaiannya, dan terdapat ibu tulang daun (Paiman, 2020).

Gulma tekian (sedges) merupakan golongan gulma dari famili Cyperaceae. Ciri
utama dari gulma ini yaitu penampang batangnya segitiga, kadang-kadang juga
bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak
memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-
buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh
suatu daun pelindung (Sinuraya, 2007).

Gulma berdaun lebar (broadleaf) sebagian besar merupakan dikotil tetapi ada
beberapa golongan monokotil. Ciri-ciri umum: ukuran daunnya lebar, tulang
daun berbentuk jaringan dan terdapat tunas-tunas tambahan pada setiap ketiak
daun. Batang umumnya bercabang berkayu atau sekulen. Bunga golongan ini ada
yang majemuk ada yang tunggal (Paiman, 2020).

4.2.3 Pengertian Gulma oleh Para Ahli

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu dan tempat yang tidak
tepat atau tumbuhan yang tumbuh dan tidak dikehendaki. Oleh sebab itu respon
yang muncul adalah cara untuk mengeliminasinya. Gulma sebagaimana tanaman,
juga memerlukan sarana kehidupannya yang layak untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Gulma (tumbuhan liar) telah menjadi pioneer dan berperan
penting dalam mempertahankan lingkungan seperti tanah pertanian bero, hutan,
padang gembalaan, dan wilayah tergenang yang selama ini tidak terjamah
kehidupan manusia (Paiman, 2020).

Gulma menurut Ristikavani dan Kristanti (2013) gulma merupakan tumbuhan


yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan manusia.
Sedangkan menurut Sembodo (2010) gulma merupakan tumbuhan yang
keberadaannya tidak diinginkan karena dapat mengganggu dan merugikan
kepentingan manusia baik secara ekonomis maupun estetika dalam budidaya
tanaman.

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut
merugikan manusia baik secara langsung maupun tidaklangsung dan sebaliknya
tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabilamempunyai daya guna manusia
(Mangoensoekarjo, 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh
tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai
negatif (Johnny, Martin. 2006).

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada suatu tempat dan keberadaannya
tidak diinginkan manusia karena mengganggu tanaman budidaya atau dapat
mengganggu aktivitas manusia. Konteks ekologi, gulma tanaman budidaya (weed
crop ecology) adalah tumbuhan yang berasal dari lingkungan alami dan secara
kontinu mengganggu tanaman dan aktivitas manusia dalam usaha tanaman
budidaya (Aldrich, 1984).
V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Perbedaan antara gulma golongan rumput, teki, dan daun lebar terdapat pada
perbedaan morfologi gulma tersebut dengan melihat ciri-ciri utama gulma
tersebut yang dapat dilihat melalui pengamatan.
2. Jenis gulma golongan rumput memiliki ciri utama yaitu pada batang berbentuk
silindris dan beruas, daun berbentuk pita dan tulang daun sejajar serta
bunganya berbentuk malai.
3. Jenis gulma golongan teki memiliki ciri utama pertumbuhan daun pada
pangkal batang, daun berbentuk pita dengan tulang daun sejajar, dan tangkai
bunga berbentuk segi tiga, segi empat, atau silindris.
4. Jenis gulma golongan daun lebar memiliki ciri-ciri yang sangat luar
tergantung dengan familinya. Gulma golongan daun lebar adalah gulma yang
bukan dari famili poaceae (rumput) dan cyperaceae (teki).
DAFTAR PUSTAKA

Aldrich, R. J. (1984). Weed-crop ecology: principles in weed management (3rd


ed.). Breton Publishers, North Scituate, Massachusetts.

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G., 2005. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM-Press,


Yogyakarta.

Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Universitas Brawijaya Press. Malang.

Paiman. 2020. Gulma Tanaman Pangan. Penerbit UPY Press. Yogyakarta.

Palijama, W., Riry, J., dan Wattimena, A. Y. 2012. Komunitas gulma pada
pertanaman pala (Myristica fragrans H) belum menghasilkan dan
menghasilkan di desa hutumuri kota Ambon. Agrologia. Vol 1 (2) : 134-142.

Ratnawati. (2017). Teknik pengendalian gulma (teknik, biologi, dan kimiawi)


pada tanaman kedelai.

Ristikavani, Denada Visitia dan Kristanti Indah Purwani. 2013. Studi


Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catapa) terhadap
Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol.
2 (2) : 59-63.

Sastroutomo, S. S. (1990). Ekologi gulma (1st ed.). PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Sembodo, D. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sinuraya, S. M. (2007). Gulma tanaman. Fakultas pertanian, Universitas


Sumatera Utara. Medan.

Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Utami, Ardhini Warih dan Ricco Shehelmiaji Putra. 2015. Sistem Pakar
Identifikasi Penyakit Tanaman Bawang Merah Menggunakan Metode
Teorema Bayes. Jurnal Manajemen Informatika. Vol. 04 (1) : 46-50.
Widaryanto, E., Saitama, A., Zaini, A. H. 2021. Teknologi Pengendalian Gulma.
Universitas Brawijaya Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai