Oleh
Tedy Prasetya
2014161011
NPM : 2014161011
Fakultas : Pertanian
Adanya cahaya begitu menarik perhatian rasa ingin tahu manusia selama berabad-
abad. Pada mulanya cahya hanya diangap sebagai sesuatu yang memancar dari
mata. Pada pekembangannya disadari bahwa cahaya adalah obyek-obyek yang
terlihat dan memasuki mata sehingga menyebabkan sensati penglihatan. Adapun
hal yang paling menarik dalam sejarah sains sendiri perihal cahaya adalah
pertanyaan apakah cahaya terdiricdari sebuah sorotan dari partikel-partikel atau
semacam gerakan gelombang (Tipler, 1991).
Balok kaca atau kaca plan pararel adalah keeping kaca tiga dimensi yang dibatasi
oleh sisi yang sejajar. Cahaya dari udara memasuki sisi pembias balok kaca akan
dibiaskan mendekati garis normal. Demikian pula pada saat cahaya meninggalkan
sisi pembias lainnya ke udara akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pengamat
dari sisi pembias yang bersebrangan akan melihat sinar dari benda bergeser
Kaca plan paralel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan
enam sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis
seperti batu bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering
dilambangkan.Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuahkaca
plan paralel adalah sinar tersebut akan mengalami pergesaran. Cahaya atau berkas
sinar akan mengalami dua kali pembiasan oleh dua medium yang berbed
akerapatannya. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan
mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya , hal ini
disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik
yang berbeda (Kuswinarto,dkk,2015).
Pembiasan cahaya yang paling umum digunakan ketika membahas refraksi adalah
sedotan dalam air. Ketika sedotan ditempatkan dalam segelas air dan dilihat dari
samping, tampaknya akan patah atau bengkok. Hal ini disebabkan perbedaan
indeks bias udara dan air. Karena air lebih berat dari udara, sedotan muncul
menekuk karena mencerminkan cahaya yang diperlambat oleh densitas air
air.Fenomena ini juga membuat benda terendam, seperti ikan, terlihat lebih dekat
ke permukaan daripada yang sebenarnya (Sujana, 2014)
III METODOLOGI
Praktikum mata kuliah fisika dasar dengan judul Pembiasan Cahaya ini
dilaksanakan pada hari Sabtu 02 Januari 2021 pukul 16.00-18.50 di Laboratorium
Fisika Dasar,JurusanTeknik pertanian,Fakultas Pertanian,Universitas Lampung.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini balok kaca,prisma,papan
landasan,busur derajat,mistar 30 cm,jarum pentul warna,kertas grafik,dan paku
tindis.
3.3 Metode
Ditancapkan jarum P1 Pada garis (1) lalu amati dan ditancapkan lalu amati dan
ditancapkan pad jarum P2 dan P3 dari sisi kaca lain sehingga P1,P2 dan P3
kelihatan segaris.
Diangkat balok kaca dan tarik garis P1 sampai mengena tepi balok kaca lalu ukur
sudut rbesar sudut datang(i)dan
Hasil
Prisma
Ditusukkan sebuah jarum (P) pada pingir salah satu bidang pembias prisma
kurang lebih ditengah-tengah dan tancapkan jarum P sehingga garis PQ
membentuk sudut 300
Dipandang jarum-jarum itu dari sisi prisma yang lain sehingga kedua jarum itu
membetuk garis lurus dan tancapkan 2 buah jarum yang lain sehingga kedua
jarum itu membentuk garis lurus dan tancapkan dua buah jarum yang lain(r-s).
Dilepaskan prisma dan buat garis yang merupakan jalannya sinar yang melalui
prisma.
4.1