Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN PADA FRAKTUR

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : Masri hutagaol
NIM : P07520119081
KELAS : 2B DIII KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU : NS.MARLON SIJABAT,S.KEP.,M.KEP.,SP.KEP.MB

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES MEDAN
TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN PADA FRAKTUR
UPAYA YANG DILAKUKAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI INTERNAL BLEEDING

Pembahasan Upaya yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang mengalami
internal bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga
menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau memar
yaitu dilakukan dengan teknik RICE

* Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang cedera juga harus dilindungi. Jika
terasa sakit saat menahan beban tubuh, gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan,
lindungi bagian yang cedera dengan kayu belat (splint).

* Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin. Pendinginan dapat
mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang cedera. Langkah ini sebaiknya dilakukan
segera. Tempelkan kain dingin atau es yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian cedera selama
20 menit, tiga kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.

* Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan perban khusus. Kompres
ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian tubuh yang terantuk atau terbentur. Balutan
harus rapi. Pastikan bebatan tidak terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati rasa, geli, atau bahkan
menambah rasa sakit.

* Elevation. Bagian tubuh yang cedera diangkat lebih tinggi dari jantung. Misalnya, jika yang cedera
pergelangan kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau
ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung. Pengobatan memar dapat dilakukan
melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan
memberikan analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti heparin
(Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.

jenis perdarahan :

* Perdarahan Luar (External Bleeding) Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan
terlihat jelas keluar dari luka tersebut

* Perdarahan Dalam (Internal Bleeding) Kehilangan darah dalam perdarahan internal tidak terlihat
karena kulit masih utuh. Perdarahan internal mungkin terjadi didalam jaringan-jaringan, organ-
organ, atau di rongga-rongga tubuh termasuk kepala, dada, dan perut. Perdarahan internal terjadi
ketika kerusakan pada arteri atau vena menyebabkan darah terlepas dari sistim sirkulasi dan
terkumpul didalam tubuh. Jumlah perdarahan tergantung pada jumlah kerusakan pada organ dan
pembuluh-pembuluh darah yang mensuplainya, serta kemampuan tubuh untuk memperbaiki
pecahan-pecahan pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah. Perdarahan internal paling
sering terjadi disebabkan oleh :

. Blunt trauma (trauma tumpul) Kebanyakan orang-orang mengerti bahwa jatuh dari ketinggian atau
terlibat dalam kecelakaan mobil dapat mengakibatkan tekanan dan trauma yang besar pada tubuh.
Jika tenaga tumpul terlibat, bagian luar tubuh mungkin tidak perlu rusak, namun tekanan yang cukup
mungkin terjadi pada organ-organ internal (dalam) untuk menyebabkan luka dan perdarahan.
· Deceleration trauma (trauma perlambatan) Perlambatan mungkin menyebabkan organ-organ
dalam tubuh digeser didalam tubuh. Ini mungkin memotong pembuluh-pembuluh darah dari organ-
organ dan menyebabkan terjadi perdarahan. Ini seringkali adalah mekanisme untuk intracranial
bleeding seperti epidural atau subdural hematomas. Tenaga yang dikerahkan pada kepala
menyebabkan luka percepatan/perlambatan pada otak, menyebabkan otak untuk “memantul ke
sekeliling” didalam tengkorak. Ini dapat merobek beberapa vena-vena kecil pada permukaan otak
dan menyebabkan perdarahan. Karena otak dibungkus didalam tengkorak, yang adalah struktur yang
padat, bahkan sejumlah kecil darah dapat meningkatkan tekanan didalam tengkorak dan
mengurangi fungsi otak.

· Fractures (patah/retak tulang) Perdarahan mungkin terjadi dengan tulang-tulang yang patah.
Tulang-tulang mengandung sumsum tulang (bone marrow) dimana produksi darah terjadi. Mereka
mempunyai suplai-suplai yang kaya darah, dan jumlah-jumlah darah yang signifikan dapat hilang
dengan fractures. Kepatahan dari tulang yang panjang seperti femur (tulang paha) dapat berakibat
pada kehilangan satu unit darah (350-500cc). Tulang-tulang yang datar seperti pelvis memerlukan
jauh lebih banyak tenaga untuk menyebabkan fracture, dan banyak pembuluh-pembuluh darah yang
mengelilingi struktur dapat dirobek oleh trauma dan menyebabkan perdarahan secara besar-
besaran.

· Perdarahan secara spontan Perdarahan internal mungkin terjadi secara spontan, terutama pada
orang-orang yang mengkonsumsi obat-obat anti-penggumpalan (anticoagulation) atau yang
mempunyai penyakit-penyakit perdarahan yang diturunkan (diwariskan). Benturan-benturan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari mungkin menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan yang
signifikan.

· Obat Perdarahan internal mungkin disebabkan sebagai efek sampingan dari oba-obat (paling sering
dari obat-obat antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin) dan alkohol. Unsur-unsur
ini dapat menyebabkan peradangan dan perdarahn dari esophagus, lambung, dan duodenum (usus
dua belas jari), bagian pertama dari usus kecil ketika ia meninggalkan lambung.

· Penyalahgunaan alkohol Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat juga menyebabkan


kerusakan hati, yang dapat menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan

Melalui keberagaman dari mekanisme-mekanisme. Beberapa tanda perdarahan internal, antara


lain :· Cedera pada bagian luar tubuh

· Adanya memar disertai nyeri pada tubuh

· Nyeri, bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak

· Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar

· Muntah darah · Buang air besar berdarah, bak darah segar, maupun darah hitam seperti kopi

· Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh

· Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga

· Batuk berdarah · Buang air kecil campur darah

· Gejala atau tanda syok. (Darwis Allan, 2001 : 57-61)

Berdasarkan sumber perdarahan :


* Pendarahan Arteri Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut
nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen. Tanda – tandanya :

© Warna darah merah muda

© Keluar secara memancar sesuai irama jantung

© Biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan

* Pendarahan Vena Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir lambat, berwarna merah gelap
karena mengandung karbon dioksida. Tanda – tandanya :

© Warna darah merah tua

© Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding perdarahan arteri

© Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang
luka lebih tinggi dari jantung

* Pendarahan Kapiler Berasal dari pembuluh darah kapiler, darah yang keluar merembes.
Pendarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki tekanan/semburan. Warnanya bervariasi
antara merah terang dan merah gelap. Tanda – tandanya :

© Perdarahan tidak hebat

© Keluar perlahan – lahan berupa rembesan

© Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati

© Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa

TORNIKET

Pembahasan : Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti
sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet
ban sepeda dapat dpergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali
melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari
dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk perdarahan di
kaki)

Caranya : Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi
dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain
masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket dengan sebuah simpul
hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan
simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan torniket.
Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda
torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan
warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekunungan. Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi
atau diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan
dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian jaringan yang dialiri oleh darah.
Setiap 10 menit torniket boleh dikendorkan ( dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat.
Selama torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril. Biasanya dilakukan pada :
* Perdarahan hebat

* Tangan/ kaki putus Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket :

5 jari di atas luka Jenis tourniquets :

* Bedah tourniquets Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi .Tourniquet bedah
dengan lengan perlindungan ekstremitas dalam persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets
mencegah aliran darah ke ekstremitas dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang
operasi berdarah. Hal ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi
perbaikan, keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah ortopedi
dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi blok) di mana mereka melayani
fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di dahan dari memasuki sirkulasi umum.

* Darurat tourniquets Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan, kontrol
untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma ekstremitas. Tourniquets darurat
biasanya digunakan sebagai upaya terakhir, terutama dalam aplikasi sipil, karena bisa membunuh
jaringan, dan menyebabkan kerusakan ekstremitas bawah.

cara mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena

Pembahasan Cara mengatasi perdarahan pada arteri dan vena secara prinsipnya sama yaitu dengan
cara balut dan tekan, hanya saja pada arteri waktu dan tekanan yang diberikan lebih besar dari pada
menghentikan perdarahan pada daerah vena. Teknik mengontrol perdarahan luar yaitu dikendalikan
dengan metode DEPP, antara lain:

* Direct Pressure adalah Menekan langsung sumber perdarahan. Teknik ini merupakan penanganan
awal saat terjadinya perdarahan yang efektif, idealnya teknik penekanan langsung dapat
menggunakan balutan steril untuk menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang steril
dapat menggunakan kain yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang berdarah tepat diatas luka.
Jangan buang waktu untuk mencari penutup luka. Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15
menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri
penutup yang tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup lain,
tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah melakukan penekanan perlu
dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran darah tidak terganggu. Bila nadi hilang
maka penekanan perlu diperbaiki.

* Elevation (Dilakukan bersamaan dengan Tekanan Langsung). Setelah dilakukan penekanan


langsung, maka tinggikan area perdarahan lebih tinggi dari pada jantung untuk mengurangi volume
darah yang mengalir ke areal luka yang menyebabkan perdarahan. Teknik elevasi ini dilakukan
dengan catatan tidak terjadi fracture (Patah Tulang), karena apabila sebelum fracture tersebut di
Imobilisasi, dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak lagi, dikarenakan dapat merusak
jaringan disekitar fracture karena terlalu banyak digerakkan.

* Pressure Point (Titik Tekan). Apabila perdarahan sulit untuk dikontrol dengan tekhnik direct
pressure (Penekanan langsung pada sumber perdarahan), lakukanlah teknik ini dengan menekan
arteri besar yang mengarah ke areal sumber perdarahan. cara mencari titik arteri dengan meraba
(Palpasi) dan yang lebih mudah dilakukan adalah meraba daerah pangkal, karena letak arteri tidak
dalam, sehingga lebih mudah dicari dan lebih cepat. Ada beberapa titik tekan, yaitu : · Arteri
Temporalis Terletak di pangkal atas (di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita. · Arteri Karotis Berada
di sebelah kiri dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun kita. · Arteri Brakhialis Berada di sendi
siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita. · Arteri Radialis Berada di sendi antara lengan
bagian bawah dengan telapak tangan kanan dan kiri kita. · Arteri Femoralis Berada di bagian
selangkangan atas kiri dan kanan kita.

* Pressure Bandage. Cara lain menghentikan perdarahan yaitu imobilisasi dengan atau tanpa
pembidaian. Pressure Bandage (Penakanan dengan menggunakan Bebatan), fungsinya akan
memudahkan apabila kita melakukan sendiri pertolongan perdarahan dengan lebih dari satu sumber
perdarahan. Tekniknya adalah menekan langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/
balutan steril dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga
dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)

Perawatan pendarahaan :

* Perdarahan besar : · Jangan membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka · Tekan langsung
dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) · Pertahankan dan tekan cukup kuat · Rawat
luka setelah perdarahan terkendali

* Perdarahan ringan atau terkendali : · Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka · Tekan
sampai perdarahan terkendali · Pertahankan penutup luka dan balut · Sebaiknya jangan melepas
penutup luka atau balutan pertama

* Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam · Baringkan dan istirahatkan penderita · Buka
jalan napas dan pertahankan · Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi · Perawatan syok bila
terjadi syok atau diduga syok · Jangan beri makan atau minum · Rawatlah cedera berat lainnya bila
ada · Bila ada beri oksigen · Rujuk ke fasilitas kesehatan. (PMI, 59: 2004)

prinsip dasar dari pembidaian

© Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang


dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.

© Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf perifer,pembuluh


darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.

© Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).

© Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah.

© Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak. Pembidaian sendiri bisa


di lakukan dengan alat alat sederhana yang ada di sekitar kita, seperti kain, selendang, jarik, bantal,
kayu atau alat bidai khusus bila berada di fasilitas kesehatan.

Prinsip prinsip pembidaian adalah sebagai berikut :

· Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.

· Lakukan pemeriksaan status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status motorik dan
sensorik di distal trauma.

· Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
· Jangan memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian.

· Pada kasus fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan distal
( bawah) dari fraktur tersebut.

· Pada trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal sendi.

· Semua bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot) sekitarnya.

· Selama pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari trauma
lebih lanjut.

· Jika terjadi deformitas ( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk memulihkan kesejajaran
anggota gerak (realignement).

· Jika terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa adanya.

· Pembidaian trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral in-line position.

· Jika ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan pembidaian

cara membidai fraktur tulang belakang ,fraktur servikal dan fraktur costae

* Fraktur Costae Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah
bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai
pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah
memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan
lengan pada sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada
dada.

* Fraktur tulang belakang Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus
dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.

* Fraktur servikal Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan.
Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan
dianggap efektif jika mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher
paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar
(http://belajarkedokteran.blogspot.com/2009/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html)

jenis pembalut dan fungsinya masing-masing (digunakan pada kasus apa)

Pembahasan Jenis-jenis pembalut :

1) Mittela :

* Bahan pembatuk segitiga sama kaki berbagai ukuran panjang kaki 50-100 cm

* Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian
anggota badan yang cedera

* Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala ,bahu ,dada,siku,telapak tangan ,pinggul,telapak
kaki dan untuk menggantung lengan

2) Dasi :
* Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan
berbentuk seperti pita di kedua ujung –ujungnya lancip dan lebarnya 5-10 cm

* Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut


mata,dahi,rahang,ketiak,lengan,siku,paha,lutut,betis dan kaki terkilir

* Cara membalut:

· Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan

· Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik

· Kedua ujung diikatkan secukupnya.

3) Pita :

* Pembalut ini dapat dibuat dari katun ,kassa,flannel,atau bahan elastic .Yang paling sederhana
adalah dari kasssa,hal ini karena kassa mudah menyerap air ,darah dan tidak mudah bergeser
( kendor )

* Macam-macam pembalut dan penggunaannya :

§ Lebar 2,5 cm untuk jari-jari

§ Lebar 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan

§ Lebar 7,5 cm untuk kepala,lengan,atas bawah,betis dan kaki

§ Lebar 10 cm untuk paha dan sendi pinggul

§ Lebar > 10 cm untuk dada ,perut dan punggung

* Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):

· Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap

· Pastikan bahwa perban tergulung kencang

· Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal
ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung
yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka
(distal), lalu balut lurus 2 kali.

· Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara
bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian
sebelumnya.

· Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan
perban.

4) Plester :

* Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka ,untuk fiksasi pada sendi yang terkilir ,untuk
merekatkan pada kelainan pada patah tulang * Khusus untuk penutup luka ,biasa dilengkapi dengan
antiseptic
* Cara membalut luka terbuka dengan plester: · Luka diberi antiseptic · Tutup luka dengan kassa ·
Baru letakkan pembalut plester.

5) Pembalut yang spesifik :

* Sofratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman ( antibiotika).

* Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat
akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar

6) Kasa Steril :

* Kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-
obatan ( antibiotika,antiseptic ) * Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut

prinsip dalam mengangkut dan mengangkat pasien

* Kondisi pasien harus stabil selama proses transportasi/pemindahan.

* Prosedur resusitasi yang terus menerus harus dipertahankan selama transportasi

* Pasien harus ditemani oleh seorang staf dengan tingkat yang sesuai, sesuai dengan kondisinya.

* Tanggung jawab pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen yang
menerimaSepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban
tentang:

* Keadaan umum korban

* Sistem persyarafan (kesadaran)

* Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)

* Sistem pernapasan

* Bagian yang mengalami cedera. Prinsip pengangkatan dengan tandu

* Pengangkatan korban, Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat
tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.

* Sikap mengangkat. Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.

* Posisi siap angkat dan jalan. Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari
kaki, kecuali;

· Menaik, bila tungkai tidak cedera,

· Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,

· Mengangkut ke samping,

· Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan terte

· Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.

Prinsip pengangkatan korban secara umum :

1) Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan pengangkatan
berlangsung.
2) Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana memindahkannya.
Berapakah berat penderita? Bagaimana memindahkannya? Berapa jauh pergerakan penolong?
Metode pengangkatan apa yang akan digunakan?. Ini merupakan beberapa pertanyaan yang
jawabannya akan menentukan cara yang dipilh. Pengalaman memainkan peranan yang sangat besar
untuk menentukan langkah terbaik

* Jangan coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin mampu mengendalikannya.

* Gunakan otot tungkai untuk mengakat, bukan otot punggung. Gunakan otot paha, hindari gerakan
membungkuk. Selalu upayakan agar punggung berada dalam suatu garis lurus. Otot punggung hanya
digunakan untuk menjaga keseluruhan punggung. Gunakan otot untuk menekuk, hindari
penggunaan otot-otot regang. Otot untuk menekuk lebih kuat.

* Jaga keseimbangan . selalu mulai dari posisi pembebanan yang seimbang dan pertahan agar tetap
seimbanga.

* Pindahkan penderita dengan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan beban
ke tubuh membantu mengurangi beban otot. Pegangan akan lebih kuat dan posisi lebih stabil.
Tindakana ini juga untuk membantu mencegah terjadinya cedera punggung.

* Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal. Bayangkan
bahwa bahu anda ditopang oleh pinggang, pinggang pada tungkai.

* Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat tenaga penolong,
termasuk untuk menghindari cedera.

* Perbaiki posisi dan angkat secara bertahap

Anda mungkin juga menyukai