Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMBERANTASAN

PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN


LINGKUNGAN PEMUKIMAN AIDS

Dosen Pengampu : Sutrisno,S.Kep.,Ners.,M.KM

KELOMPOK 4 :

Triana Wulandari 190101060


Diana Nuraini 190101072
Eva Mardiana
Eva Apriana 190101003
Retno Rahayu

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang tepat pada
waktunya yang berjudul “Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman AIDS”.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan
baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sutrisno,S.Kep.,Ners.,M.KM selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Semoga Tuhan yang senantiasa
memberkati segala usaha yang telah diihktiarkan.
Kami pada akhirnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini ke depannya.

Pringsewu, 16 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan Lingkungan Baik Fisik Dan Biologis Pemukiman Penduduk Indonesia
Belum Baik, Baru Scbagian Kecil Penduduk Yang Menikmati Ait Bersih Dari Fasilitas
Penyehatan Lingkungan. Hal Ini Berakibat Masih Tingginya Angka Kesakitan Dan
Kematian Karena Berbagai Penyakit Termsuk Diantaranya Olch Penyakit Menular.
Peningkatan Keschatan Lingkungan Dimaksudkan Untuk Perbaikan Mutu Lingkungan
Hidup Yang Dapat Menjamin Keschatan.
Melalui Kegiatan Peningkatan Sanitasi Dasar Serta Pencegahan Dan
Penanggulangan Kondisi Fisik Dan Biologis Yang Tidak Baik, Termasuk Berbagai
Akibat Sampingan Pembangunan. Semua Kegiatan Penyehatar Lingkungan Dan
Pemukiman Yang Dilakukan Olch Staf Puskesmas, Sebaiknya Dilaksanakan Dengan
Mengikutscrtakan Masyarakat Secara Bergotong-Royong.
Penemuan AIDS rof Luc Montagnier dkk pada tahun 1983 menemukan Human
lmmunode.flciency Virus (HH) yang kemudian dikenal sebagai virus penyebab AIDS.
Pada tahun 1986 Ilmuwan Perancis mengisolasi suatu virus baru yang dikenal sebagai
virus HIV II, yang ju ga menyebabkan gejala-gejala AlDS, virus ini dapat ditemukan di
Afrika Barat.
Berbagai virus telah ditemukan dan berdampak pada sistem imunitas tubuh, yaitu
berturut-turut : Human T Cell Lymphotropic virus type I (1978) pada penderita leukemia,
Human T Cell Lymphotropic virus type If HTl,Vfl (1982) pada penderita leukemia .
Human immunodeficiency virus11/!V ((l983) pada penderita AIDS, Human T ('ell
Lymphotropi c virus type Ill .wnv Ill (1984) pada penderita AIDS, STLV TTI (1984)
pada penderita AIDS, STLV ffi AGM ( 1985) pada kera hijau Afrika, HIV II ( 1986)
pada penderita AIDS di Afrika.
Pemberantasan AIDS melalui hospes dan agen tidak dapat dilakukan, karena
belum ditemukan vaksin clan obat penangkal terhadap AIDS. Satu-satunya jalan ialah
merubah lingkungan untuk memutuskan rantai penularan .
Ada tiga cara penularan AIDS, yakni melalui hubungan seksual, transfusi darab,
dan congenita, sebingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk mengubah perilaku
seksual masyarakat (terutama yang memiliki risiko tinggi), menghindarkan infeksi
melalui donor darah, organ, dan speima serta upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum
ibu hamil.
Berhubung kasus-kasus di Indonesia sebagian besar "Imported cases" yakni
penderita yang datang dari luar negeri, maka perlu pengawasan dan penelitian terhadap
pendatang dari luar negeri misalnya dengan suatu ketentuan semacam Undang-undang
Penyakit Karantina. Dari Instruksi Menteri Kesehatan No. 72 tahun 1988 dan Keputusan
Ditjen PPM & PLP No. 286-1/PD.03.04 menunjukkan bahwa strategi pemberantasan
AIDS di Indonesia diarahkan kepada penemuan kasus dan penyelidikan epidemiologis
dalam upaya pencegahan penyakit AIDS. Upaya lain yang perlu digalakkan ialah
pencegahan melalui penyuluhan masyarakat risiko tinggi .

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Menular, Kejadian Luar Biasa (KLB), dan Wabah Penyakit
Menular
1. Penyakit Menular
Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya,
yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditransmisikan
kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit menular (Communicable Desease) adalah
penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan
perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada
orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
2. Keiadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian Luar Biasa (KLB) ialah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan kchebohan ketakutan di kalangan
masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan
yang berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/ kematian tersebut kepada kelompok
penduduk dalam kurun tertentu. Selain itu. KLB adalah kejadian yang melebihi
keadaan
3. Wabah Penvaki Memular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dan keaduan yang lazim pada
waktu dan dierah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 thun
1984 temamg wabah penyakit yang menular) Suatu wabah dapat terbutas pada
lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih
Juas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi) Kejadian atau peristiwa dalam
masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyats
melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
B. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Surveilans epidemiologi suatu penyakit dapat diartikan sebaga kegiatan
pengumpulan data/ informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan kematian dan
penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secar sistematik, terus
menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program,
dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data
Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action). Untuk dapat
memonitor/ mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat wilayah kerja
Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang diakibutkan
oleh penyakit menular tersebut.
Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data mengenai peristiwa
kesakitan dan kematian penyakit menular/ penyakit tidak menulan ini di dalam wilayah
kerja serta menggunakannya sebagai informasi untuk monitoring/pengamatan distribusi
penyakit dan mengambil tindakan di dalam wilayahnya disebut surveilans. Puskesmas
harus mempunyai sisterm surveilans untuk penyakit-penyakit ini, serta menggunakan
informasi yang dapat diungkapkan untuk memonitor masalah penyakit menular di dalam
masyarakat wilayah kerja.
Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang menjadi masalah kesehatan di
wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS Mingguan Penyakit (contoh PWS penyakit
campak, diare, DBD, dil). Dengan penggunaan Pws penyakit secara mingguan ini dapat
dikenali/ diketahui secara dini kenaikan distribusi suatu penyakit menular tertentu
menurut tempat (Desa), dan waktu adalah Minggu.
C. Penyehatan Lingkungan
Program Lingkungan Sehat Bertujuan Untuk Mewujudkan Mutu Lingkungan
Hidup Yang Lebih Sehat Melalui Pengembangan System Kesehatan Kewilayahan Untuk
Menggerakkan Pembangunan Lintas Sektor Berwawasan Keschatan. Adapun Kegiatan
Pokok Untuk Mencapai Tujuan Tersebut Meliputi:
1. Penyediaan Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Dasar
2. Pemeliharnan Dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
3. Pengendalian Dampak Risiko Pencemaran Lingkungan

Pencapaian Tujuan Penyehatan Lingkungan Merupakan Akumulasi Berbagai


Pelaksanaan Kegiatan Dari Berbagai Lintas Sektor, Peran Swasta Dan Masyarakat
Dimana Pengelolaan Kesehatan Linekungan Merupakan Penanganan Yang Paling
Kompleks, Kegiatan Tersebut Sangat Berkaitan Antara Satu Dengan Yang Lainnya Yaitu
Dari Hulu Berbagai Lintas Sector Ikut Serta Berperan Baik Kebijakan Dan Pembangunan
Fisik Serta Departemen Kesehatan Sendiri Terfokus Kepada Hilirnya Yaitu Pengelolaan
Dampak Keschatan.

Sebagai Gambaran Pencapaian Tujuan Program Lingkungan Schat Disajikan


Dalam Per Kegiatan Pokok Melalui Indikator Yang Telah Disepakati Serta Beberapa
Kegiatan Yang Dilaksanakan Sebagai Berikut:

1. Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi


Adanya Perubahan Paradigma Dalam Pembangunan Sektor Air Mirum Dan
Penyehatan Lingkungan Dalam Penggunaan Prasarana Dan Sarana Yang
Dibangun, Melalui Kebijakan Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan Yang
Ditandatangani Oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam
Negeri Serta Departemen Pekerjaan Umum Sangat Cukup Signifikan
Terhadap Penyelenggaraan Kegiatan Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi
Khususnya Di Daerah. Strategi Pelaksanaan Yang Diantaranya Meliputi
Penerapan Pendekatan Tanggap Kebutuhan. Peningkatan Sumber Daya
Manusia, Kampanye Kesadaran Masyarakat, Upaya Peningkatan Penychatan
Lingkungan, Pengembangan Kelembagaan Proses Pelaksanaan Menjadi
Acuan Pola Pendekatan Kegiatan Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi.
2. Pemeliharaan Dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
a) Pengawasan Institusi Pendidikan
Kondisi Keschatan Lingkungan Pada Sekolah Dititik Beratkan Pada Aspek
Hygiene, Sarana Sanitasi Di Sekolah Yang Erat Kaitannya Dengan
Kondisi Fisik Bangunan Sekolah. Kegiatan Yang Dilakukan Untuk
Meningkatkan Keschatan Lingkungan Di Sekolah Adalah: Pengendalian
Faktor Risiko Lingkungan Di Sekolah. Pembinsan Keschatan Lingkungan
Di Sekolah Dan Pondok Pesantren Sosialisasi Dan Advokasi Kepmenkes
1429/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Di
Sckolah Penilaian Lomba Sekolah Schat
b) Rumah Schat
Pada Tahun 2006, Cakupan Rumah Sehat Mencapai 69. Kegiatan Yang
Dilakukan: Menyusun Persyaratan Kualitas Udara Di Dalam Rumah Serta
Menyusun Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Kualitas Udara Di Dalam
Rumah. Untuk Menciptakan Rumah Schat Maka Diperlukan Perhatian
Terhadap Beberapa Aspek Yang Sangat Berpengaruh, Antara Lain:
Sirkulasi Udara Yang Baik. Penerangan Yang Cukup. Air Bersih
Terpenuhi. Pembuangan Air Limbah Diatur Dengan Baik Agar Tidak
Menimbulkan Pencemaran.
Bagian-Bagian Ruang Seperti Lantai Dan Dinding Tidak Lembab Serta
Tidak Terpengaruh Pencemaran Seperti Bau, Rembesan Ain Kotor
Maupun Udara Kotor.
c) Pengawasan Tempat-Tempat Umum
Pengawasan Tempat-Tempat Umum Perlu Dilakukan Karena Tempat
Berkumpulnya Manusia, Yang Bisa Menjadi Sumber Penularan Berbagai
Penyakit. Aspek Yang Dinilai Antara Lain:
- Kondisi Bangunan Meliputi Langit-Langit, Dinding. Lantai, Ventilasi,
Pencahayaan, Dil
- Sarana Sanitasi Meliputi Sarana Air Bersih, Sarana Pembuangan
Kotoran, Sarana Pembuagan Air Limbah, Dan Sarana Pembuangan
Sampah.
3. Pengendalian Dampak Risiko Pencemaran Lingkungan
Faktor Risiko Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Merupakan Satu
Kesatuan Yang Memiliki Hubungan Timbal Balik Yang Berpengaruh
Terhadap Gangguan Keschatan Masyarakat Dan Keschatan Lingkungan.
Fokus Pelaksanaan Yang Perlu Dilakukan Baik Melalui Fasilitasi Kepada Para
Pengelola Program, Advokasi Dan Sosialisasi Kepada Para Pengambil
Keputasan Daerah Adalah Sebagai Berikut:
a) Amdal/ Adkl
Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Perlu Dikaji Secara Cermat Dan
Mendalam, Dengan Metode Pendekatan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (Adkl) Dan Metode Epidemiologi. Metode Analisis
Dampak Keschatan Lingkungan (Adkl) Ini Dapat Dipergunakan Untuk
Identifikasi Dampak Potensial Dari Suatu Hubungan Antara Parameter
Lingkungan, Media Lingkungan, Penduduk Yang Terpajan Dan
Dampaknya Terhadap Keschatan
b) Pengendalian Pencemaran Udara
Saut Ini Penurunan Kualitas Udara Terutama Di Kota-Kota Besar
Telah Menjadi Masalah Yang Membutuhkan Pemanganan Serius
Mengingat Sudah Pada Tingkat Yang Dapat Mengganggu Keschatan
Masyarakat.
Penurunan Kulitas Udara Terjadi Karena Emisi Yang Masuk Ke Udara
Melebihi Daya Dukung Lingkungan. Lingkungan Tidak Mampu
Menetralisir Pencemaran Yang Terjadi. Kota-Kota Besar Maupun
Pusatpusat Pertumbuhan Industri Udalah Yang Paling Utama
Merasakan Dampak Penurunan Kualitas Udara. Salah Satu Upaya
Pemerintah Mengatasi Tesingkatsya Pesceuassn Udata Dari Sunber
Bergetak Adalah Menghupus Bensin Bertimbal (Pb) Sejak Juli 2006.
Harapannya Konsentrasi Pb Di Udara Ambien Akan Turun.

D. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terjadinya Human Immunodeficiency
Virus (HIV), bisa dilakukan dengan melakukan penkes menjelaskan tentang:

a. Melakukan abstinensi seks/melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang


terinfeksi

b. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir
yang tidak terlindungi

c. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status
Human Immunodefieciency Virus (HIV) nya

d. Tidak bertukar jarum suntuik, jarum tato, dan sebaginya


e. Mencegah infeksi kejanin/bayi baru lahir

Program Pemberantasan Penyakit Menular

Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka


kesakitan. kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Penyakit
menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue,
tuberkulosis paru, HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, termasuk penyakit karantina dan risiko.
masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public
health risk of international concern). Adapun Kebijakan Pelaksanaannya yaitu:

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mendorong peran.


membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan kesehatan dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat
rentan dan miskin hingga ke desa.

b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan melalui penatalaksanaan


kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
serta pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan.

c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan dan


memperkuat jejaring surveilans epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah
setempat dan kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit
antar daerah maupun antar negara yang melibatkan masyarakat hingga ke desa.

Penyakit sehingga mampu menggerakkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat


secara berjenjang hingga ke desa.

E. Pencegahan Dan Pemberantasan


Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk meningkatkan cakupan.
jangkauan. dan pemerataan pelayanan penatalaksanaan kasus penyakit secara berkualitas
hingga ke desa.
1. Langkah-langkah pemberantasan penyakit menular

Adapun langkah-langkah pemberantasan penyakit menular yaitu :


a) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
b) Melaporkan penyakit menular.
c) Menyelidiki di lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya laporan yang
masuk
i. untuk menemukan kasus-kasus lagi dan untuk mengetahui sumber penularan.
d) Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi.
e) Pemberantasan vektor (pembawa penyakit)
f) Pendidikan kesehatan.

2. Cara-cara pencegahan penyakit menular

Cara-cara pencegahan penyakit menular secara umum, yaitu :

a. Mempertinggi nilai kesehatan, ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene)


perorangan dan usaha kesehatan lingkungan (sanitasi).
b) Memberi vaksinasi/imunisasi, merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada
dua macam. Yaitu :
1) Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang
telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi.
Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis.
2) Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi.
Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
c) Pemeriksaan kesehatan berkala

Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit,


sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini
juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan
kesehatan, penanganan suatu penyakit. usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan
mendapat vaksinasi.

d) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan


sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan penanggulangan penyakit, sentra
regional untuk kesiapsiagaan penanggulangan KLB wabah.
e) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk memantapkan jejaring
lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan masyarakat termasuk
swasta untuk percepatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular melalui pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat
guna, dan pemanfaatan sumberdaya lainnya.
f) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk dilakukan melalui
penyusunan, review, sosialisasi, dan advokasi produk hukum penyelenggaraan
program pencegahan dan pemberantasan penyakit di tingkat pusat hingga desa.
g) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme sumberdaya manusia di bidang pencegahan dan pemberantasan

Anda mungkin juga menyukai