Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alda Salsabrina

NPM/Kelas :192121014/2A
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang


tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Perbedaanya terletak pada, model lebih menekankan pada pola


(contoh,acuan,ragam,dan sebagainya) dari sesuatu yg akan dibuat atau dihasilkan.
pendekatan,proses,cara/perbuatan mendekati. strategi, rencana yg cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. metode, cara teratur yg digunakan untuk
melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yg dikehendaki.
teknil, cara membuat atau melakukan sesuatu.

2. .• Fungsi SPP bagi guru


Untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru
berfungsi sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran,
baik program untuk perode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan
sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip-prinsip SPP.

• Fungsi SPP bagi kepala sekolah


Kepala sekolah adalah orang yang secara struktural bertanggung jawab dalam
pengendalian mutu pendidikan secara langsung. Dengan demikian, bagi kepala
sekolah SPP berfungsi sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dan sebagai sumber utama dalam
merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan
mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.

• Fungsi SPP bagi para pengawas (supervisor)


Bagi para pengawas, SPP berfungsi sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam
menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap
guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Dengan demikian, para pengawas
perlu memahami dengan benar hakikat SPP. Melalui pemahaman itu selanjutnya
pengawas dapat memberikan masukan dan bimbingan kepada para guru untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

• Fungsi SPP bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan


Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi perencanaan dan
pengawasan. Fungsi ini amat penting untuk menjaga kualitas pendidikan. Untuk
melaksanakan fungsi tersebut baik dewan atau komite sekolah maupun dewan
pendidikan perlu memahami SPP.
3. Kompetensi dasar yang harus dimiliki Guru.
● Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik.

•memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip


perkembangan kognitif
•memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian;
dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
•Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran
•Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinnya

● Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

•bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma


sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
•menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki
etos kerja sebagai guru.
•bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

● Kompetensi Sosial
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.

•berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.


•Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
•Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

● Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajarannya

•memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah


• memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar
4. Peran seorang Guru dalam proses pembelajaran :
1) Guru Sebagai Pendidik, Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan
dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru
harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin.
2) Guru Sebagai Pengajar, Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh
berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,
kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
3) Guru Sebagai Pembimbing, Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab
atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan
spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
4) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), Guru menerjemahkan pengalaman
yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini,
terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,
demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek
kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang
berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta
didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga
penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
5) Guru Sebagai Model dan Teladan, Guru merupakan model atau teladan bagi
para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk
ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

5. - A= Audience, Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience


adalah siswa. Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience
disini merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian,
perumusan tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek
sekaligus objek) dalam pembelajaran. Contoh : diberikan bahan materi, peserta didik
dapat memahami dan menjelaskan kembali
- B= Behavior, berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM,
behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin
pembelajaran dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam
perumusan tujuan pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata
kerja operasional (KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah,
menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak
boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan
satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut
sehingga pembelajaran lebih optimal. Contoh :
- C= Condition, berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah
keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta
persyaratan yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai.
Perumusan condition adalah dengan menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang
dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai? Condition ditulis dalam
bentuk kata kerja.
- D= Degree, berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti
membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda
bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus
menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.

6. Saat proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat
menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru
juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada pembelajaran.
Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa pertanyaan yang
diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan dan melahirkan
gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa.
Contoh: Coba Jelaskan, apa yang dimaksud dengan teks deskripsi?

7. Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan motivasi dalam belajar.
Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar
siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu
proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai