Anda di halaman 1dari 6

1.

KEHAMILAN MINGGU PERTAMA


A. PEMBELAHAN

Gambar 3.9 Mikrograf scanning electron mudigah delapan sel mencit yang belum
memadat (A), dan telah memadat (B). Pada tahapan yang belum memadat, tepi
masing-masing blastomer tampak jelas, sedangkan sesudah pemadatan, kontak antar
sel terjadi secara maksimal dan tepi sel tampak tidak jelas.

Setelah mengalami fertilisasi, zigot akan mengalami serangkaian pembelahan mitosis, yang
meningkatkan jumlah sel. Sel-sel ini, yang menjadi lebih kecil setiap kali pembelahan, dikenal
sebagai blastomer (Gambar 3.8). Hingga tahap delapan-sel, blastomer membentuk gumpalan yang
tersusun secara longgar (Gambar 3.9A). Namun, sesudah pembelahan ketiga, blastomer
memaksimalkan kontaknya dengan satu sama lain, membentuk sebuah gulungan sel padat yang
disatukan dengan ikatan yang erat (Gambar 3.9B). Proses ini, pemadatan, memisahkan sel-sel bagian
dalam, yang berkomunikasi secara ekstensif melalui taut celah (gap junction), dari sel-sel di bagian
luar. Sekitar 3 hari sesudah fertilisasi, sel-sel mudigah yang dipadatkan membelah lagi membentuk
morula 16 sel (murbei). Sel-sel bagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass),
dan sel-sel di sekelilingnya membentuk massa sel luar (outer cell mass). Massa sel dalam
menghasilkan jaringan mudigah yang sebenarnya, dan massa sel luar membentuk trofoblas, yang
kemudian berkembang menjadi plasenta.
B. PEMBENTUKAN BLASTOKISTA
Saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam
ruang interselular massa sel dalam. Secara bertahap, ruang interselular menjadi konfluen, dan pada
akhirnya, terbentuk sebuah rongga, blastokel (Gambar 3.10A,B). Pada saat ini, mudigah disebut
blastokista. Sel-sel massa sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas, berada di satu kutub, dan sel-
sel massa sel luar, atau trofoblas, memipih dan membentuk dinding epitel blastokista (Gambar
3.10A,B). Zona pelusida telah menghilang, memungkinkan dimulainya implantasi. Pada manusia, sel-
sel trofoblastik di atas kutub embrioblas mulai menembus di antara sel-sel epitel mukosa uterus
sekitar hari keenam (Gambar 3.10C). Studi terbaru menunjukkan bahwa L-selektin pada sel-sel
trofoblas dan reseptor karbohidratnya di epitel uterus memerantarai perlekatan awal blastokista pada
uterus. Selektin adalah protein pengikat karbohidrat yang terlibat di dalam interaksi antara leukosit
dan sel-sel endotel yang memungkinkan leukosit "tertangkap" dalam aliran darah. Mekanisme serupa
diduga terjadi untuk "penangkapan" blastokista dari rongga uterus oleh epitel uterus. Sesudah
penangkapan oleh selektin, perlekatan dan invasi selanjutnya oleh trofoblas melibatkan integrin,
diekspresikan oleh trofoblas dan molekul matriks ekstraselular laminin dan fibronektin. Reseptor
integrin untuk laminin mendorong perlekatan, sementara reseptor untuk fibronektin merangsang
migrasi. Molekul-molekul ini juga berinteraksi di sepanjang jalur transduksi sinyal untuk mengatur
diferensiasi trofoblas, sehingga implantasi adalah hasil dari kerja sama trofoblas dan endometrium.
Oleh sebab itu, pada akhir minggu pertama perkembangan, zigot manusia telah melalui tahapan
morula dan blastokista dan telah memulai implantasi di dalam mukosa uterus.
Gambar 3.10 A. Potongan blastokista I 07-sel manusia yang menunjukkan
massa sel dalam dan sel-sel trofoblas. B. Gambaran skematik blastokista

manusia yang diambil dari rongga uterus pada sekitar 4,5 hari. Biru, massa
sel dalam atau embrioblas; hijau, trofoblas. C. Gambaran skematik
blastokista pada hari keenam perkembangan yang menunjukkan sel-sel
trofoblas di kutub embrionik blastokista yang menembus mukosa uterus.
Blastokista manusia mulai menembus mukosa uterus pada hari keenam
perkembangan.
2. KEHAMILAN MINGGU KEDUA

Hari ke-8
Pada hari kedelapan perkembangan, blastokista sebagian tertanam di dalam stroma endometrium. Di
daerah di atas embrioblas, trofoblas telah berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1) lapisan dalam
berupa sel mononukleus, sitotrofoblas, dan (2) lapisan luar berupa zona multinukleus tanpa batas-
batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas.
Sel-sel massa sel dalam atau embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1) lapisan sel-sel
kuboid kecil di samping rongga blastokista, dikenal sebagai lapisan hipoblas, dan (2) lapisan sel-sel
silindris tinggi di samping rongga amnion, yang dikenal sebagai lapisan epiblas.
Bersama-sama, lapisan-lapisan tersebut membentuk suatu cakram (diskus) gepeng. Pada saat yang
sama, rongga kecil muncul di dalam epiblas. Rongga ini membesar menjadi rongga amnion. Selsel
epiblas yang berdekatan dengan sitotrofoblas disebut amnioblas; bersama-sama dengan epiblas
lainnya, sel-sel ini melapisi rongga amnion
Hari ke-9
Blastokista tertanam lebih dalam di dalam endometrium, dan defek penetrasi di epitel permukaan
ditutup oleh bekuan fibrin. Trofoblas menunjukkan kemajuan pesat dalam perkembangannya,
khususnya di kutub embrional, tempat vakuola muncul di dalam sinsitium. Ketika vakuola-vakuola ini
menyatu, vakuola-vakuola ini membentuk lakuna besar, sehingga fase perkembangan trofoblas ini
dikenal sebagai stadium lacunar.
Sementara itu, di kutub abembrional, sel-sel gepeng yang kemungkinan berasal dari hipoblas
membentuk membran tipis, membran eksoselom (Heuser) yang melapisi permukaan bagian dalam
sitotrofoblas. Membran ini, bersama dengan hipoblas, membentuk lapisan rongga eksoselom, atau
yolk sac primitif.
Hari ke 11 dan 12
Pada hari ke-11 dan ke-12 perkembangan, blastokista telah sepenuhnya tertanam di dalam stroma
endometrium, dan epitel permukaan hampir seluruhnya menutupi defek awal di dinding uterus.
Blastokista kini menghasilkan sedikit penonjolan ke dalam lumen uterus. Trofoblas ditandai oleh
ruang-ruang lakuna di dalam sinsitium yang membentuk suatu jaringan yang saling berhubungan.
Jaringan ini terutama tampak di kutub embrional; di kutub abembrional, trofoblas tetap mengandung
terutama sitotrofoblas Secara bersamaan, sel-sel sinsitiotrofoblas menembus stroma lebih dalam dan
mengikis lapisan endotel yang melapisi kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini, yang kemudian mengalami
kongesti dan melebar, dikenal sebagai sinusoid. Lakuna sinsitium lalu terhubung dengan sinusoid, dan
darah ibu masuk ke dalam sistem lakuna. Karena trofoblas terus menerus mengikis lebih banyak
sinusoid, darah ibu mulai mengalir ke dalam sistem trofoblas, menciptakan sirkulasi uteroplasenta.
Sementara itu, populasi baru sel muncul di antara permukaan bagian dalam sitotrofoblas dan
permukaan bagian luar rongga eksoselom. Sel-sel ini, berasal dari sel-sel yolk sac, membentuk
jaringan ikat longgar halus, mesoderm ekstraembrional, yang pada akhirnya mengisi seluruh ruang di
antara trofoblas di bagian luar serta amnion dan membran eksoselom di bagian dalam. Tidak lama
kemudian, terbentuk rongga-rongga besar di dalam mesoderm ekstraembrional, dan ketika rongga-
rongga ini menyatu, terbentuklah suatu rongga baru, yang dikenal sebagai rongga ekstraembrional,
atau rongga korion. Rongga ini mengelilingi yolk sac primitif dan rongga amnion, kecuali di tempat
diskus germinativum terhubung dengan trofoblas melalui tangkai penghubung. Mesodem
ekstraembrional yang melapisi sitotrofoblas dan amnion disebut mesoderm somatopleura
ekstraembrional; lapisan yang menutupi yolk sac dikenal sebagai mesoderm splanknopleura
ekstraembrional.
Pertumbuhan diskus bilaminar relatif lambat dibandingkan dengan pertumbuhan trofoblas; akibatnya,
diskus tetap berukuran sangat kecil (0,1-0,2 mm). Sementara sel-sel endometrium, menjadi polihedral
dan dimuati oleh glikogen dan lipid; ruang interselular terisi oleh cairan ekstravasasi, dan jaringan
mengalami edema. Perubahan-perubahan ini, dikenal sebagai reaksi desidua, mula-mula terbatas tepat
di daerah sekitar tempat implantasi tapi kemudian terjadi di seluruh endometrium.
Hari ke- 13
Pada hari ke-13 perkembangan, defek permukaan di endometrium biasanya telah pulih. Meskipun
demikian, kadang, terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat peningkatan aliran darah ke dalam
ruang lakuna. Karena perdarahan ini muncul mendekati hari ke-28 siklus haid, perdarahan ini dapat
disangka perdarahan haid normal sehingga dapat menyebabkan kesalahan perkiraan tanggal
persalinan.
Trofoblas ditandai oleh struktur berbentuk vilus. Sel-sel sitotrofoblas berproliferasi secara lokal dan
menembus ke dalam sinsitiotrofoblas, membentuk kolum-kolum sel yang dikelilingi oleh sinsitium.
Kolum-kolum sel dengan selubung sinsitium dikenal sebagai vilus primer.
Sementara itu, hipoblas menghasilkan sel-sel tambahan yang bermigrasi di sepanjang bagian dalam
membran eksoselom. Sel-sel ini berproliferasi dan secara bertahap membentuk suatu rongga baru di
dalam rongga eksoselom. Rongga baru ini dikenal sebagai yolk sac sekunder atau yolk sac definitif.
Yolk sac ini jauh lebih kecil dari-pada rongga eksoselom semula, atau yolk sac primitif. Selama
pembentukannya, sebagian besar rongga eksoselom terlepas. Bagian ini ditunjukkan oleh kista
eksoselom, yang sering ditemukan di dalam selom ekstraembrional atau rongga korion.
Sementara itu, selom ekstraembrional meluas dan membentuk suatu rongga besar, rongga korion.
Mesoderm ekstraembrional yang melapisi bagian dalam sitotrofoblas kemudian dikenal sebagai
lempeng korion. Satu-satunya tempat mesoderm ekstraembrional melintasi rongga korion adalah di
dalam tangkai penghubung. Dengan terbentuknya pembuluh darah, tangkai menjadi korda umbilikalis
(tali pusat).
3. KEHAMILAN MINGGU KETIGA
Proses paling khas selama minggu ketiga adalah gastrulasi, yang dimulai dengan
terbentuknya garis primitif, yang memiliki nodus primitif di ujung sefaliknya. Di regio nodus
dan garis, sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi) untuk membentuk lapisan sel baru,
endoderm dan mesoderm. Sel-sel yang tidak bermigrasi melalui garis namun tetap berada di
epiblas membentuk ektoderm. Oleh sebab itu, epiblas membentuk ketiga lapisan
germinativum pada mudigah, ektoderm, mesoderm, dan endoderm, dan lapisanlapisan ini
membentuk seluruh jaringan dan organ.
Sel-sel prenotokorda yang melakukan invaginasi di lubang primitif bergerak maju
sampai mencapai lempeng prekorda. Sel-sel ini terselip di dalam endoderm sebagai lempeng
notokorda. Pada perkembangan selanjutnya, lempeng terlepas dari endoderm, dan terbentuk
korda padat, notokorda. Notokorda ini membentuk sumbu di garis tengah yang bertindak
sebagai dasar tulang rangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal mudigah dibentuk sebelum garis
primitif terbentuk. Oleh karenanya, sel-sel di dalam hipoblas (endoderm) di tepi sefalik diskus
membentuk AVE, yang mengekspresikan gen-gen pembentuk kepala, termasuk OTX2, LIM1,
dan HESXI dan faktor yang disekresi cerberus. Nodal, anggota famili gen TGF-β, kemudian
diaktifkan untuk memulai dan mempertahankan integritas nodus dan garis. Dengan adanya
FGF, BMP4 melakukan ventralisasi mesoderm selama gastrulasi sehingga membentuk
mesoderm intermediet dan mesoderm lempeng lateral. Chordin, noggin, dan follistatin
mengantagonisasi aktivitas BMP4 dan melakukan dorsalisasi mesoderm untuk membentuk
notokorda dan somitomer di regio kepala. Pembentukan struktur-struktur ini di regio lebih
kaudal diatur oleh gen Brachyury (T). Lateralitas (asimetri kiri-kanan) diatur oleh serangkaian
molekul dan gen pembentuk sinyal. FGF8, yang disekresikan oleh sel-sel di dalam nodus dan
garis, memicu ekspresi Nodal dan LEFTY-2 di sisi kiri dan gen-gen ini meningkatkan
ekspresi PITX2, suatu faktor transkripsi dan gen master untuk sisikiri. Neurotransmiter
serotonin (5HT) juga berperan sebagai molekul sinyal di sebelah hulu dari FGF8. Gangguan
pada kadar 5HT atau ekspresi PITX2 yang salah menyebabkan cacat lateralitas, seperti
dekstrokardia, situs inversus, dan kelainan jantung.
Sel-sel epiblas yang bergerak melalui nodus dan garis primitif telah ditentukan
sebelumnya oleh posisi mereka untuk menjadi tipe mesoderm dan endoderm yang spesifik.
Oleh sebab itu, dapat direkonstruksi "peta nasib" epiblas yang memperlihatkan pola ini.
Pada akhir minggu ketiga, ketiga lapisan germinativum dasar, yang terdiri dari ektoderm,
mesoderm, dan endoderm, dibentuk di daerah kepala, dan proses berlanjut untuk membentuk
ketiga lapisan germinativum ini ke bagian lebih kaudal mudigah sampai akhir minggu
keempat. Diferensiasi jaringan dan organ telah dimulai, dan terjadi dalam arah sefalokaudal
seiring dengan berlanjutnya gastrulasi. (Sadler, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Sadler, T. (2012). medical embryology. twin bridges: Lippincott Williams &


Wilkins, a Wolters Kluwer business.

Anda mungkin juga menyukai