Anda di halaman 1dari 12

SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

“Management SOB, Fatigue, dan Perubahan Posisi”

Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif Semester VII
Tahun Ajaran 2021/2022

Dosen Pengampu: Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep., M.Sc

Oleh:

PITRIA DYAH NURALITA

185070200111009

PSIK 2018/Regular 1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Managing Episode of SOB
1 Definisi Penatalaksanaan yang diberikan apabila seseorang
. merasa kekurangan udara untuk bernafas
2 Tujuan  Mengelola episode sesak napas akut
.  Membantu pernapasan kembali melambat dari
sebelumnya atau menjadi normal
 Mengendalikan nafas dengan melakukan
pernapasan perut secara teratur
 Mencegah komplikasi yang lebih berat
3 Indikasi  Naik turun tangga terlalu cepat
.  Kelelahan sehingga kehabisan napas
4 Persiapan alat  Kursi
.
5 Prosedur Hal pertama yang harus dilakukan adalah harus berhenti
. dengan posisi yang nyaman, jika berdiri perlu bersandar
ke dinding jika ada kursi sebaiknya duduk kursi
 Duduk dikursi dengan posisi yang nyaman
 Letakkan tangan diatas paha dengan posisi telapak
tangan terbuka
 Memiringkan dagu ke arah dada dan melihat
bawah (dapat membantu mendapatkan otot bahu
dan leher dada bagian atas untuk rileks)
 Melakukan pernapasan sebanyak 10x dengan posisi
yang sama yaitu tarik nafas melalui mulut dan
dikeluarkan juga dari mulut seperti semburan
pendek
 Tarik nafas 3x melalui hidung dan dikeluarkan
melalui bibir yang mengerucut

 Lakukan tarik nafas 3x melalui hidung dan


dikeluarkan melalui mulut yang terbuka hingga
merasa pernapasan hampir sepenuhnya melambat
dan kembali normal

6 Evaluasi  Dilakukan secara berulang hingga pola pernafasan


. kembali menjadi lebih teratur dan normal

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Changing Position : Sitting to Standing
1. Definisi Menempatkan posisi klien berada pada posisi berdiri yang
sebelumnya pada posisi duduk dengan bantuan.
2. Tujuan a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang
sesuai/tepat
b. Melemaskan otot-otot tubuh
3. Indikasi  Klien dengan kondisi memungkinkan untuk berlatih
berdiri
 Tidak mempunyai penyakit tulang yang membahayakan
 Klien yang otot – otot tubuh masih bisa bekerja dengan
baik
4. Kontraindikasi  Klien yang tidak memungkinkan untuk berlatih berdiri
 Mempunyai penyakit yang mengharuskan untuk bedrest
5. Persiapan klien  Posisi klien nyaman
 Kondisi lingkungan klien aman dan tidak ramai
6. Persiapan alat  Kursi berlengan/tidak
 Tempat tidur
7. Prosedur  Tempatkan kursi di area yang terjangkau dan duduk
 Bergerak sedekat mungkin ke tepi kursi agar dapat
diambil oleh tangan dan letakkan di paha atau lebih jauh
dari paha daripada menggunakan lengan kursi

 Ambil beberapa napas dalam menggunakan pernapasan


perut dan tahan nafas serta kencangkan semua otot untuk
mengerahkan diri agar dapat bangun/berdiri

 Tekan/dorong paha dan hembuskan napas saat berdiri.


Hal ini akan mendapatkan banyak kekuatan dan gerakan
saat menggunakan kaki untuk mendorong daripada
menggunakan lengan kursi.
8. Evaluasi  Bisa dilakukan ketika ingin berpindah posisi berdiri
 Dilakukan dengan hati-hati serta ada pendamping yang
menemani klien
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Breathing Exercises For Relaxation Or COPD
1. Definisi COPD merupakan penyakit obstruksi jalan napas dengan
gambaran klinis sesak napas yang dipengaruhi faktor stress
oksidatif, penandaan keadaan stress oksidatif menggunakan
kadar malondialdehyde (MDA), salah satu intervensi non
farmakologis yang dapat diberikan untuk penderita COPD
adalah latihan pernapasan diafragma/ breathing exercises.
2. Tujuan  meningkatkan kerja otot diafragma,
 mengurangi stress oksidatif
 mengurangi skala sesak napas oleh karena obtruksi jalan
napas
3. Indikasi  Klien PPOK dengan kondisi stabil, kesadaran compos
mentis
 Klien dengan PPOK kriteria GOLD II (nilai 50% ≤
FEV1< 80%) dan GOLD III (nilai 30% ≤ FEV1< 50%)
 Klien PPOK dengan dyspnea
4. Kontraindikasi  Klien PPOK dengan eksaserbasi
 Mengalami gangguan saraf, terutama saraf trigeminal
 Alergi dingin
 Klien yang mengalami penyakit lain (gangguan
kardiopulmonal, muskolo skeletal dan gangguan mental)
5. Persiapan klien  Posisi klien nyaman
 Kondisi lingkungan klien nyaman, aman dan tidak ramai
6. Persiapan alat  Kursi tidak berlengan / Tempat tidur
7. Prosedur 1. Tarik napas melalui hidung selama 2 detik melalui
hidung dan hembuskan selama 4 detik dengan
mengerucutkan bibir. Lakukan sekitar 10 kali.

2. Gerakan dengan lengan untuk mengendurkan otot-otot


di daerah dada. Buat lengan dalam satu genggaman
didepan lalu tarik nafas selama 2 detik melalui hidung,
lalu hembuskan nafas dengan mengerucutkan bibir,
disertai gerakan genggaman tangan ke kanan dan kiri

Terus lakukan memutarkan genggaman tangan selama


menghembuskan napas, sampai mencapai akhir level
dan kemudian lakukan itu 5 kali.
3. Angkat tangan ke bahu menyerupai sayap ayam, lalu
tarik nafas selama 2 detik melalui hidung, lalu
hembuskan nafas dengan mengerucutkan bibir, disertai
menggerakan sayap memutar bawah-belakang-atas-
depan.

Terus lakukan memutarkan sayap selama


menghembuskan napas, sampai mencapai akhir level
dan kemudian lakukan itu 5 kali.
4. Ambil napas melalui diafragma (daerah perut alih-alih di
daerah dada), cara yang baik untuk mengetahui bahwa
bernapas dengan diafragma adalah meletakkan tangan di
atas perut, jika jari-jari tidak bergerak maju mundur,
maka artinya bernapas di area dada.

5. Ambil napas kuat, tahan dan menghisapnya sampai


membuat lesung pipit kecil, lalu keluarkan dengan keras
semua udara dari paru-paru, hingga membuat jenis suara
isap yang sangat menarik dan itu mengeluarkan
semuanya, hingga terlihat tulang clavicula membentuk
jelas.

8. Evaluasi Tehnik diaphragm breathing exercise diketahui bahwa paling


efektif bila diimplementasikan selama 4 - 12 minggu, 2 - 5
kali per minggu, dengan setiap sesi berlangsung tidak lebih
dari 20 - 30 menit. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
durasi waktu waktu yang dipilih adalah 30 menit 3 kali dalam
seminggu selama 4 minggu
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Manage Your Fatigue and Energy Conservation

Definisi Pengaturan energy yang digunakan untuk menangani atau mencegah


kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.

Tujuan Agar dapat menyelesaikan aktivitas yang ingin Anda lakukan dan
mempertahankan gaya hidup sehat.

Langkah- Kelola Aktivitas dan Istirahat


Langkah
 Rencanakan jadwal aktivitas sehari-hari dan prioritakan aktivitas dapat
membantu Anda mengelola energy.

 Tetap aktif melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit energy.


Secara fisik, terlalu pasif dapat menyebabkan hilangnya energy yang
lebih besar.
 Tidak melakukan segala sesuatu yang membutuhkan banyak energi
seperti berbelanja bahan makanan, mencuci pakaian, atau
membersihkan semuanya dalam satu hari.
 Seimbangkan melakukan aktivitas dan istirahat dengan cara 15 menit
bekerja pada sesuatu yang menghabiskan energy, kemudian 15 menit
menit untuk duduk atau mungkin membaca koran/mendengarkan
radio/menonton tv, kemudian bangun dan melakukan yang lain.
Bersantai

 Visualisasi. Dengan cara duduk di tempat yang santai dan kursi yang
nyaman di suatu tempat, di mana Anda merasa aman dan santai,
kemudian bayangkan Anda berada di suatu tempat di mana Anda
merasa aman, santai.
 Relaksasi otot progresif. Berfokus pada otot leher, bahu dan pernapasan.

 Relaksasi, dengan cara berdiri kemudian buka dan tutup telapak tangan
Anda.

Melatih Pernapasan

 Diafragma
Caranya posisi duduk, rilekskan bahu dan leher. Kemudian letakkan
satu tangan di perut dan satu tangan di dada bagian atas. Lalu, bernapas
melalui hidung dan mulut. Tahan selama satu hingga dua detik,
kemudian hembuskan napas, rapatkan bibir, seperti sedang bersiul.
Anda akan merasakan perut Anda mengembang saat diafragma Anda
turun. Dan kemudian saat Anda menghembuskan napas, Anda harus
rileks dan membiarkan udara keluar.

 Pursed Lip Breathing


Caranya posisi duduk, rilekskan bahu dan leher. Kemudian letakkan
kedua tangan diatas paha. Lalu, bernapas melalui hidung dan mulut.
Tahan selama satu hingga dua detik, kemudian hembuskan napas,
rapatkan bibir, seperti sedang bersiul.

 Gunakan alat bantu pernapasan

Gunakan lengan Anda lebih sedikit ketika melakukan aktivitas sehari-


hari seperti saat menggantung pakaian di jemuran.

Lakukan gerakan otot

 Gerakan otot statis, dimana otot-otot terus dihidupkan. Sepeti membawa


tas belanja, berkebun.

 Gerakan otot dinamis, dimana otot-otot bergerak selama tindakan


tertentu. Seperti berjalan.
Duduk

 Duduk saat menyiapkan makanan, mandi, berpakaian, di tepi tempat


tidur dapat membantu mengelola kelelahan karena menggunakan lebih
sedikit energy.
Berdiri

 Jika sulit untuk duduk, maka berdiri menjadi pilihan lain, yaitu dengan
mengistirahatkan tangan di pagar atau kursi. Ini memungkinkan Anda
menggunakan otot bahu untuk membantu Anda bernapas.

Tidak melakukan aktivitas pada suhu yang ekstrem karena dapat


memperburuk kelelahan.

Konsultasi dengan terapis untuk membantu mengelola kelelahan dan


energy serta teknik-teknik yang dapat digunakan atau pilihan alternatifnya.

Anda mungkin juga menyukai