PENDAHULUAN
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal
ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba
tergesa, dan malam karena kelelahan tidak ada nafsu makan. Belum lagi kualitas
makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus
berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang
penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.
Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan
kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi.
Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai
penyakit infeksi, penuaan dini pada usia produktif.
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung. Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu oleh air mata,
ludah, dan getah lambung yang mengandung unsur pertahanan kimiawi. Sistem
pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri patogen
berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi
radang(inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel
dan molekul-molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon
imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan
hidup.
1.3 Tujuan
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas, rumusan tujuan yang dapat kami
simpulkan adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem imun
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi sistem imun
1.3.3 Untuk mengetahui komponen sistem imun
1.3.4 Untuk mengetahui jenis-jenis sistem imun
1.3.5 Untuk mengetahui proses mekanisme sistem imun
1.3.6 Untuk mengetahui ganguan yang terjadi pada sistem imun
BAB II
PEMBAHASAAN
Sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit.
Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel
tumor.
Sistem imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia untuk mencegah patogen
yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia. Leukosit merupakan sel imun
utama (disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast). Adapun beberapa peranan
penting dari sistem imun, yaitu :
a. melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk kedalam
tubuh
b. menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan
c. mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal yang berpotensi menjadi
neoplasma, sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus
d. menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh dengan membersihkan sisa – sisa sel
dan zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.
Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada
interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan
agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing
yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun
berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat
sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh
terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi.
1. Makrofag
Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya
sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau
bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara
mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini
merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang
makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai peran yang penting
dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan
mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam
sistem imun adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes,
dan bakteri. Makrofag terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ
tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar, misalnya di daerah paru-paru
yang enerima udara dari luar.
2. Limfosit
Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk
mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di
sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda.
Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B.
Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain.
Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut
sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat
membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya
yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol
kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel limfosit dewasa secara konstan
bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi
untuk memonitor tubuh terhadap substansi-substansi penyerbu secara terus-menerus.
3. Reseptor Antigen
Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi.
Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk
melawan antigen tertentu. Setelah dewasa limfosit akan memproduksi satu reseptor
antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit.
Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai
dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat
berjuta-juta macam reseptor antigen.
4. Sel-Sel Pengangkut Antigen
Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul pengangkut
tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju
sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability
Complex (MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua
kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T
pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T
pembantu.
5. Antibodi
Zat antibodi merupakaan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan
cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi
terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat
pengikatan antigen spesifik.
Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai
respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B,
limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah.
Respons sel yng pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh
sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.
a. IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen,
contohnya jika sorang anak menerima vaksinasi tetanus i, maka 10-14 hari
kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respons antibodi primer). IgM
banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan
dalam organ maupun jaringan.
b. IgG adalah jenis antibodi yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya.
Contohnya setelah mendapatkan suntikan tetanus ii, maka 5-7 hari kemudian
seorang anak akan membentuk antibodi IgG. IgG (Respons antibodi sekunder)
ditemukan di dalam darah dan jaringan.
c. IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh
terhadap msuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir,
yaitu hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan
tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, dan ASI).
d. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi cepat).
e. IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam
darah.
Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit.
Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit
yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh,
sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis
antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut
dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh,
karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik
secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah
kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu
penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air,
campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua
kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan
antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan
aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh
mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam
tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit.
Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan
sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan
vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali
adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini
seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada
beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang
melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang
diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan
imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda
pula disebut heteroimun.
b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang
disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan
aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami
adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh
orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam
kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat.
Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses
menyusui.
Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari
antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan
vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan
seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun
tikan IG (Globulin Imun).
Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan
seperti alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi
kekebalan, serta penyakit autoimun.
1. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap
antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alergi terbagi atas 2
jenis yaitu, reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda. Reaksi alergi langsung
disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi
antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada
sel Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak terdapat pada
paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan
dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan
oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan
antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.
2. Penolakan Transplantasi
Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal
berbeda denga unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya
sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan
transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan
kronis.
a. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di
pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan
tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
b. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik
sehingga otot lurik mengalami kerusakan.
c. Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal.
Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadargula darah menurun, mudah
lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
d. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita
lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :
- Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang
menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.
- Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang
dinamakan kompleks imun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh yang sehat merupakan kekebalan yang dapat membedakan
antara bagian tubuh dari sistem itu sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Secara garis besar, sistem imun terbagi atas 2 jenis yaitu, sistem imun non spesifik
(pembawaan) dan sisitem imun spesifik (adaktif). Dimana sistem no fisik (pembawaan)
terdiri atas perhanan fisik, pertahanan biokimia, pertahanan humoral dan pertahanan
seluler. Dan sistem spesifik (adaktif) terdiri atas spesifik humoral dan spesifik seluler.
melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk kedalam
tubuh. Yang memiliki fungsi untuk menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
yang berpotensi menjadi neoplasma, sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus.
Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh dengan membersihkan sisa – sisa sel dan
zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.
3.2 Saran
Widayari, Sri, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Pustaka Insan
Madani
http://www.ilmudasar.com/2016/08/Pengertian-Fungsi-Sistem-Kekebalan-Tubuh-Manusia-
adalah.html
http://tugas-sekolah-siswa.blogspot.co.id/2013/05/contoh-makalah-imunitas-atau-sistem-
imun.html
http://cimotwihel.blogspot.co.id/2012/09/penyakit-sistem-imun.html
LAMPIRAN
SISTEM IMUN
Oleh :
NIM : 17C10026
Kelas : A
2017/2018