Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SOSIOLOGI

NAMA : Ahmad Ghulam Ghazi


KELAS : X MIPA 6
NO. ABSEN : 35 (Tiga Puluh Lima)

SOAL

1. Jelaskan 6 fungsi nilai sosial!


2. Jelaskan 3 sumber nilai sosial!
3. Jelaskan pengertian norma sosial!
4. Jelaskan dan berikan contoh 4 norma berdasarkan tingkat daya ikat!
5. Jelaskan dan berikan contoh 5 norma berdasrkan aspek-aspeknya!
6. Sebutkan 5 ciri-ciri norma sosial!

JAWABAN
1. Nilai Sosial memiliki 6 fungsi sebagai berikut :
A. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi
sosial. Misalnya, penentuan kelompok golongan atas (upper class), golongan menengah
(middle class), dan golongan bawah (lower class). Artinya, jika ukuran seseorang didasarkan
kepada kekayaan atau harta, maka orang yang memiliki harta banyak secara otomatis akan
mendapatkan kedudukan yang tinggi. Demikian juga dengan masyarakat petani yang
memiliki kecenderungan mengukur stratifikasi seseorang berdasarkan kepemilikan tanah,
secara otomatis siapa yang tanahnya paling luas (banyak), dia dianggap menduduki tempat
atas.

B. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku dengan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat (berperilaku yang baik).

C. Nilai yang merupakan kesepakatan masyarakat, pada dasarnya dipergunakan untuk


mengatur kehidupan masyarakat tersebut. Jika sekelompok masyarakat menjunjung tinggi
nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya, maka kehidupan akan mejadi tertib dan aman.
Sebaliknya, apabila masyarakat berpaling dari nilai yang dianutnya maka yang muncul adalah
keresahan sosial dan ketidaknyamanan dalam berkehidupan.

D. Memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam
perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan.
Dengan adanya nilai, setiap orang akan memiliki pegangan atau arah yang jelas dalam
bertindak, sehingga diharapkan setiap orang menaati nilai-nilai yang ada di lingkungannya.
Dengan demikian, nilai dapat memberikan dorongan dan arahan dalam tindakan manusia.

E. Alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama mencapai
sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri. Suatu nilai yang ada dalam masyarakat, hanya
dapat dicapai dan ditegakkan dengan kerja sama semua pihak. Untuk mencapai hal tersebut,
diperlukan saling pengertian antaranggota masyarakat. Karenanya, sikap solidaritas dalam hal
ini mutlak diperlukan agar nilai-nilai yang ada dapat tetap terjaga dan berkembang ke arah
yang lebih baik.
F. Pengawas, pembatas, pendorong, dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.
Nilai dapat menjadi alat kontrol sosial bagi seorang individu. Artinya, seseorang individu tidak
akan melakukan perbuatan yang menurut nilai dalam masyarakatnya itu bertentangan. Secara
tidak langsung, perbuatan manusia dibatasi oleh adanya nilai-nilai yang berlaku dalam
kehidupan sosialnya.

2. Terdapat 3 sumber utama Nilai Sosial, yaitu :


A. Nilai yang Bersumber dari Tuhan (Theonom)
Nilai yang berasal dari tuhan kita dapatkan melalui ajaran agama yang tertuang
dalam kitab suci serta disampaikan oleh para rasul. Nilai ini disebut juga nilai theonom. Nilai
ini sifatnya mutlak dan berlaku secara universal. Nilai ini merupakan pedoman hidup bagi
manusia sesuai dengan ajaran agamanya. Karena kemutlakannya, manusia hanya menerima
saja segala hal yang tertuang dalam kitab suci. Pengingkaran terhadap ajaran hal yang
tertuang dalam kitab dianggap sebagai perbuatan murtad dan itu sangat dilarang. Dalam nilai
yang berasal dari Tuhan, perlu dikembangkan sikap saling menghargai dan menghormati
antarsesama manusia. Perlu dikembangkan sikap toleransi yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat.

B. Nilai yang Bersumber dari Masyarakat (Heteronom)


Nilai yang berasal dari masyarakat, disebut juga nilai heteronom. Nilai ini muncul
sebagai hasil kesepakatan dari berbagai elemen masyarakat. Nilai ini menjadi pedoman bagi
masyarakat yang menganutnya, sehingga nilai ini sifatnya sangat relatif. Artinya, dalam suatu
masyarakat tertentu suatu hal dianggap baik, tetapi pada masyarakat lain tidak. Misalnya,
dalam kehidupan salah satu kelompok masyarakat di Indonesia terdapat kebiasaan makan
makanan yang berkuah dengan menggunakan tangan secara langsung. Hal tersebut
dianggap sebagai sesuatu yang lazim. Namun bagi kelompok masyarakat lainnya perlaku
tersebut dianggap tidak pantas. Bahkan, dianggap sebagai perbuatan yang jorok. Hal tersebut
terjadi karena mereka menganggap jika makan makanan yang berkuah, kita harus
menggunakan sendok.

C. Nilai yang Berasal dari Individu (Otonom)


Nilai yang berasal dari individu, disebut nilai otonom. Nilai otonom muncul dari
seorang individu, atau biasanya tokoh, yang kemudian dijadikan pedoman atau dipakai oleh
anggota masyarakat secara luas. Contohnya adalah konsep pembagian negara dalam
kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif.
Nilai tersebut dibedakan berdasarkan cirinya, yaitu
 Nilai-nilai yang terencanakan atau mendarah daging (internalized value). Artinya, nilai
itu menjadi kepribadian bawah sadar, atau dengan kata lain mendorong tindakan
tanpa berpikir lagi.
 Nilai yang dominan, merupakan nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai
lainnya. Ukuran yang digunakan dalam menentukan dominan dan tidaknya suatu nilai
didasarkan pada banyak orang yang menganut nilai itu, lamanya nilai itu dirasakan,
seberapa usaha mempertahankan nilai itu, dan tingginya kedudukan orang-orang
yang membawakan nilai tersebut.

3. - Dalam sosiologi, Norma merupakan bagian dari struktur sosial. Mempelajari norma artinya
mempelajari bagaimana struktur sosial membuat tindakan masyarakat bisa tampak dalam
bentuk pola yang teratur.
- Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
- Norma sosial adalah petunjuk yang harus dijalankan dalam kehidupan karena di dalamnya
berisi perintah, larangan, dan anjuran untuk mengatur tingkah laku masyarakat.

4. Berdasarkan tingkat daya pengikatnya, norma sosial dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Cara (Usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu
masyarakat, tetapi tidak secara terus-menerus. Cara ini sudah menjadi kelaziman pada
suatu masyarakat, sehingga penyimpangan atau pelanggaran terhadap usage tidak
mengakibatkan hukuman berat, melainkan sekedar celaan, cemoohan, atau ejekan.
Contoh : cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara
seperti hewan, apabila seseorang berpakaian kurang pantas akan mendapat sanksi
berupa teguran saja, membuang sampah sembarangan akan mendapat celaan karena
melakukan tindakan tidak sesuai pada tempatnya dan sebagainya.

b. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan secara sadar dan
mempunyai tujuan yang jelas. Jika perbuatan ini dianggap baik dan benar, maka
pengulangan yang dilakukan menunjukkan bukti bahwa orang menyukai perbuatan
itu.
Contoh : memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi, memberi
dan menerima sesuatu dengan tangan kanan, menghormati orang yang lebih tua,
memberi hormat kepada orang yang usianya lebih tua, mendahulukan orang
yang sudah lanjut usia ketika sedang antri, mengucapkan salam kepada orang
tua sewaktu berangkat sekolah maupun pulang sekolah.

c. Tata Kelakuan (Mores)


Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat dari
kelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna menjalankan pengawasan oleh
sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggota. Tata kelakuan merupakan alat
agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata
kelakuan tersebut.
Contoh : tidak mencuri barang milik orang lain, tidak mencoba narkoba, tidak
minum minuman keras, patuh pada peraturan lalu lintas, menikahi kerabat dekat
ataupun kerabat yang masih satu darah karena dianggap tak lazim. mempekerjakan
anak dibawa umur.

d. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena
bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat dengan masyarakat yang memilikinya.
Pelanggaran terhadap adat akan menerima sanksi yang keras, baik langsung maupun
tidak.
Contoh : di Lampung suami istri tidak boleh bercerai, di Jawa tidak boleh
duduk di depan pintu, di Papua ada upacara potong jari jika ada salah satu anggota
keluarga contoh suami nya meniggal lalu sang istri akan melakukan potong jari,
Dilarang menikah dengan orang Madura bagi orang Kalimantan, Dilarang menikah
dengan marga yang sama bagi orang Batak di Tapanuli.

5. Terdapat 5 macam-macam norma sosial, yaitu :


a. Norma Agama
Norma agama adalah norma atau aturan yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar
atau diubah oleh manusia, walaupun dengan kesepakatan. Norma ini ukurannya dari
Tuhan, umumnya berupa ajaran-ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan lain yang
hidup di tengah-tengah masyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini tidak secara
langsung dirasakan oleh orang yang melanggarnya. Tetapi, masyarakat percaya bahwa
setiap perbuatan itu akan ada balasannya.
Contoh : meninggalkan salat, berbohong, mencuri, tidak menghina maupun
mencela orang lain. dan lain-lain.
Pada dasarnya, semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Pelanggaran terhadap
norma agama, di samping memiliki risiko badan mental, juga diyakini akan mendapatkan
balasannya.

b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang terwujud
dalam akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi pengucilan, baik
secara fisik maupun secara batin.
Contoh : bersikap jujur, tidak menghina dan memfitnah orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, menghargai yang muda, tidak menipu, dan lain
sebagainya.

c. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekelompok peraturan sosial yang berisi petunjuk atau
peraturan yang diterima baik secara sadar maupun tidak tentang perilaku yang diulang-
ulang, sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap
norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh : membersihkan tempat tidur ketika selesai tidur, tidak kentut pada
saat sedang makan, tidak sendawa pada saat sedang makan, membersihkan makanan
setelah makan, menyapa teman ketika sedang bertemu di jalan, mengetuk kamar ketika
ingin berbicara dengan orang tua, meminta izin ketika ingin keluar rumah. Melakukan
segala perintah dari orang tua, membawa oleh-oleh apabila baru pulang dari berpergian,
menggunakan pakaian yang bagus di waktu pesta, memberi ucapan selamat dan hadiah
bagi yang berprestasi, berulang tahun atau yang sedang mengalami sesuatu yang
membahagiakan dan lain-lain.

d. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan masyarakat.
Pelanggaran terhadap norma ini berupa celaan dan kritikan, tergantung dari tingkat
pelanggarannya.
Contoh : Bertutur kata baik dan tidak kasar pada orang lain, tidak bicara atau
tertawa terlalu keras dikantor saat bekerja, sopan santun dalam bersikap, tidak meludah
disembarang tempat, tidak menyela pembicaraan, berpakaian dengan sopan dan santun,
menerima suatu pemberian dengan menggunakan tangan kanan, dan lain-lain.

e. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang dibuat secara formal dan tertulis. Ketentuannya sangat
jelas dan tegas. Sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran norma ini juga tegas. Hukum
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan, agar dalam masyarakat
tercipta suatu keteritiban dan keadilan. Pelaksanaan hukum menjadi tanggung jawab
penyelenggara negara yag dilaksanakan oleh badan-badan tertentu seperti kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan. Sanksi yang diberikan terhadap pelanggar hukum sudah
tertulis dengan jelas dalam peraturan perundang-undangan.
Contoh : Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam
masyarakat dan di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang
sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan dapat terjadi karena
berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah kejiwaan, terdesak dan
keterbatasan. Sanksinya terdapat pada perundang-undangan. Tindak pidana
pembunuhan secara umum dan diistilahkan dengan pembunuhan biasa diatur di dalam
Pasal 338 KUHP yang menyatakan “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”

6. Terdapat 5 ciri-ciri norma sosial, yaitu :


 Umumnya tidak tertulis (lisan)
 Hasil dari kesepakatan masyarakat
 Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya
 Apabila norma dilanggar, harus ada sanksi yang diberikan
 Norma sosial bisa mengalami perubahan

Anda mungkin juga menyukai