SOAL
JAWABAN
1. Nilai Sosial memiliki 6 fungsi sebagai berikut :
A. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi
sosial. Misalnya, penentuan kelompok golongan atas (upper class), golongan menengah
(middle class), dan golongan bawah (lower class). Artinya, jika ukuran seseorang didasarkan
kepada kekayaan atau harta, maka orang yang memiliki harta banyak secara otomatis akan
mendapatkan kedudukan yang tinggi. Demikian juga dengan masyarakat petani yang
memiliki kecenderungan mengukur stratifikasi seseorang berdasarkan kepemilikan tanah,
secara otomatis siapa yang tanahnya paling luas (banyak), dia dianggap menduduki tempat
atas.
B. Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku dengan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat (berperilaku yang baik).
D. Memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya dalam
perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai tujuan.
Dengan adanya nilai, setiap orang akan memiliki pegangan atau arah yang jelas dalam
bertindak, sehingga diharapkan setiap orang menaati nilai-nilai yang ada di lingkungannya.
Dengan demikian, nilai dapat memberikan dorongan dan arahan dalam tindakan manusia.
E. Alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk saling bekerja sama mencapai
sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri. Suatu nilai yang ada dalam masyarakat, hanya
dapat dicapai dan ditegakkan dengan kerja sama semua pihak. Untuk mencapai hal tersebut,
diperlukan saling pengertian antaranggota masyarakat. Karenanya, sikap solidaritas dalam hal
ini mutlak diperlukan agar nilai-nilai yang ada dapat tetap terjaga dan berkembang ke arah
yang lebih baik.
F. Pengawas, pembatas, pendorong, dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.
Nilai dapat menjadi alat kontrol sosial bagi seorang individu. Artinya, seseorang individu tidak
akan melakukan perbuatan yang menurut nilai dalam masyarakatnya itu bertentangan. Secara
tidak langsung, perbuatan manusia dibatasi oleh adanya nilai-nilai yang berlaku dalam
kehidupan sosialnya.
3. - Dalam sosiologi, Norma merupakan bagian dari struktur sosial. Mempelajari norma artinya
mempelajari bagaimana struktur sosial membuat tindakan masyarakat bisa tampak dalam
bentuk pola yang teratur.
- Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan
kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.
- Norma sosial adalah petunjuk yang harus dijalankan dalam kehidupan karena di dalamnya
berisi perintah, larangan, dan anjuran untuk mengatur tingkah laku masyarakat.
4. Berdasarkan tingkat daya pengikatnya, norma sosial dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Cara (Usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu
masyarakat, tetapi tidak secara terus-menerus. Cara ini sudah menjadi kelaziman pada
suatu masyarakat, sehingga penyimpangan atau pelanggaran terhadap usage tidak
mengakibatkan hukuman berat, melainkan sekedar celaan, cemoohan, atau ejekan.
Contoh : cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara
seperti hewan, apabila seseorang berpakaian kurang pantas akan mendapat sanksi
berupa teguran saja, membuang sampah sembarangan akan mendapat celaan karena
melakukan tindakan tidak sesuai pada tempatnya dan sebagainya.
b. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan secara sadar dan
mempunyai tujuan yang jelas. Jika perbuatan ini dianggap baik dan benar, maka
pengulangan yang dilakukan menunjukkan bukti bahwa orang menyukai perbuatan
itu.
Contoh : memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi, memberi
dan menerima sesuatu dengan tangan kanan, menghormati orang yang lebih tua,
memberi hormat kepada orang yang usianya lebih tua, mendahulukan orang
yang sudah lanjut usia ketika sedang antri, mengucapkan salam kepada orang
tua sewaktu berangkat sekolah maupun pulang sekolah.
d. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena
bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat dengan masyarakat yang memilikinya.
Pelanggaran terhadap adat akan menerima sanksi yang keras, baik langsung maupun
tidak.
Contoh : di Lampung suami istri tidak boleh bercerai, di Jawa tidak boleh
duduk di depan pintu, di Papua ada upacara potong jari jika ada salah satu anggota
keluarga contoh suami nya meniggal lalu sang istri akan melakukan potong jari,
Dilarang menikah dengan orang Madura bagi orang Kalimantan, Dilarang menikah
dengan marga yang sama bagi orang Batak di Tapanuli.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang terwujud
dalam akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi pengucilan, baik
secara fisik maupun secara batin.
Contoh : bersikap jujur, tidak menghina dan memfitnah orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, menghargai yang muda, tidak menipu, dan lain
sebagainya.
c. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekelompok peraturan sosial yang berisi petunjuk atau
peraturan yang diterima baik secara sadar maupun tidak tentang perilaku yang diulang-
ulang, sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap
norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh : membersihkan tempat tidur ketika selesai tidur, tidak kentut pada
saat sedang makan, tidak sendawa pada saat sedang makan, membersihkan makanan
setelah makan, menyapa teman ketika sedang bertemu di jalan, mengetuk kamar ketika
ingin berbicara dengan orang tua, meminta izin ketika ingin keluar rumah. Melakukan
segala perintah dari orang tua, membawa oleh-oleh apabila baru pulang dari berpergian,
menggunakan pakaian yang bagus di waktu pesta, memberi ucapan selamat dan hadiah
bagi yang berprestasi, berulang tahun atau yang sedang mengalami sesuatu yang
membahagiakan dan lain-lain.
d. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan masyarakat.
Pelanggaran terhadap norma ini berupa celaan dan kritikan, tergantung dari tingkat
pelanggarannya.
Contoh : Bertutur kata baik dan tidak kasar pada orang lain, tidak bicara atau
tertawa terlalu keras dikantor saat bekerja, sopan santun dalam bersikap, tidak meludah
disembarang tempat, tidak menyela pembicaraan, berpakaian dengan sopan dan santun,
menerima suatu pemberian dengan menggunakan tangan kanan, dan lain-lain.
e. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang dibuat secara formal dan tertulis. Ketentuannya sangat
jelas dan tegas. Sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran norma ini juga tegas. Hukum
adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan, agar dalam masyarakat
tercipta suatu keteritiban dan keadilan. Pelaksanaan hukum menjadi tanggung jawab
penyelenggara negara yag dilaksanakan oleh badan-badan tertentu seperti kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan. Sanksi yang diberikan terhadap pelanggar hukum sudah
tertulis dengan jelas dalam peraturan perundang-undangan.
Contoh : Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam
masyarakat dan di seluruh dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang
sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan dapat terjadi karena
berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah kejiwaan, terdesak dan
keterbatasan. Sanksinya terdapat pada perundang-undangan. Tindak pidana
pembunuhan secara umum dan diistilahkan dengan pembunuhan biasa diatur di dalam
Pasal 338 KUHP yang menyatakan “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”