Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 2

NAMA : MA’ARIF
NIM : 042021009
MATA KULIAH : EKONOMI MONETER / ESPA4227
FAKULTAS : MANAJEMEN
UPBJJ / POKJAR : SURABAYA / GRESIK

JAWABAN

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang :


a. Tingkat bunga
Ketika suku bunga menurun, maka masyarakat akan cenderung mengambil uangnya di bank
untuk diinvestasikan kepada sektor riil yang lebih menghasilkan. Sehingga jumlah uang yang
beredar meningkat. Akan tetapi saat tingkat suku bunga meningkat, maka masyarakat akan
cenderung menabung uang yang dimilikinya di bank, sehingga jumlah uang yang beredar
akan mengalami penurunan.
b. Tingkat inflasi
Tingkat inflasi yang meningkat mengakibatkan jumlah uang yang dibutuhkan dalam kegiatan
transaksi perekonomian juga meningkat, sehingga nantinya jumlah uang yang beredar pula
meningkat. Demikian pula sebaliknya.
c. Pendapatan nasional
Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang
yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha.
d. Nilai tukar rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar,
sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik
dan nilai rupiah pun akan meningkat.

Sumber ESPA4227/Modul 4

2. Teori Kuantitas dan Teori Keynes yang menjelaskan tentang inflasi


a. Teori kuantitas
Teori kuantitas menyatakan bahwa proses inflasi itu terjadi karena dua hal, yaitu jumlah
uang yang beredar dan adanya psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-
harga. Ada 2 esensi dari teori ini :
- Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar.
Penambahan uang akan memicu terjadinya inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah,
inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal terjadinya inflasi
- Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.

b. Teori Keynes
Teori ini menerangkan bahwa proses inflasi terjadi karena permintaan masyarakat akan
barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Proses inflasi menurut
pandangan ini merupakan suatu keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-
barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa yang
disebut Inflationary gap. Inflationary gap terjadi apabila jumlah dari permintaan-permintaan
efektif dari semua golongan masyarakat pada tingkat harga yang berlaku melebihi jumlah
maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga-harga akan naik
karena permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia.

Sumber ESPA4227/Modul 5

3. Target dari sasaran kebijakan moneter


a. Sasaran operasional
Sasaran operasional merupakan sasaran yang ingin segera dicapai oleh Bank Sentral dalam
perasi moneternya. Variabel sasaran operasional digunakan untuk mengarahkan
tercapainya sasaran antara. Kriteria sasaran operasional antara lain :
- Dipilih dari variabel moneter yang memiliki hubungan yang stabil dengan sasaran antara
- Dapat dikendalikan oleh Bank Sentral
- Akurat dan tidak sering direvisi (Mishkin, 2004)

b. Sasaran antara
Hubungan antara sasaran operasional dan sasaran akhir kebijakan moneter bersifat tidak
langsung dan kompleks serta membutuhkan jeda waktu yang panjang. Untuk membantu
pelaksanaan kebijakan moneter ditambahkan indikator yang disebut sebagai sasaran antara.
Sasaran tersebut merupakan indikator untuk menilai kinerja keberhasilan kebijakan
moneter, sasaran ini dipilih dari variabel-variabel yang memiliki keterkaitan dengan sasaran
akhir, cakupannya luas, dapat dikendalikan oleh bank sentral, tersedia relatif cepat, akuran
dan tidak sering direvisi.

c. Sasaran akhir
Sasaran akhir kebijakan moneter yang ingin dicapai oleh Bank Sentral tergantung tujuan
yang dimandatkan oleh UU Bank Sentral suatu negara. Tujuan akhir kebijakan moneter di
Indonesia mengacu pada pasal 7 ayat (1) UU Nomor 3 tahun 2004 yang secara eksplisit
mencantumkan bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.

Sumber ESPA4227/Modul 6

4. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia!


Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memilihara kestabilan nilai rupiah
yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan
itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI rate sebagai instrumen kebijakan
utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian
inflasi.
Pada jalur suku bunga, perubahan BI rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku
bunga kredit perbankan. Apabila perekonmian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia
dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk
mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan suku bungan BI rate menurunkan suku bunga kredit
sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat.
Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan
investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan ivestasi sehingga aktifitas
perekonomian akan semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan,
maka Bank Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI rate untuk mengerem
aktifitas perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi (Bank Indonesia,
2011).

Sumber ESPA4227/Modul 6

Anda mungkin juga menyukai