Anda di halaman 1dari 3

UNIT BELAJAR 2

Skenario : Akibat Tidak Teratur Berobat


Tipe skenario : Explanation problem
Format : Narasi
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akibat Tidak Teratur Berobat

Tn. A, 55 tahun, datang berobat dengan keluhan sering sakit kepala hilang timbul, sudah minum
obat pereda nyeri tetapi tidak ada perbaikan, pasien juga mengeluh jantung berdebar. Saat
pemeriksaan didapatkan tekanan darah pasien 180/100 mmHg, nadi 105×/ menit. Pasien
pernah berobat ke puskesmas sebelumnya dengan keluhan yang sama dan oleh dokter
Puskesmas disarankan untuk mengurangi asupan garam, makanan berlemak, berolahraga, dan
minum obat serta kontrol ke puskesmas secara teratur. Namun anjuran tidak dilakukan.

Tugas:
Jelaskanlah fenomena apa yang terjadi pada kasus tersebut diatas.

I. Kata-kata Sulit
1.

II. Rumusan Masalah


1. Apa saja yang dapat menyebabkan jantung pasien berdebar? (Nita)
2. Apa yang menyebabkan pasien mengeluhkan sakit kepala hilang-timbul? (Lavenia)
3. Fenomena apa saja yang kemungkinan terjadi pada kasus tersebut? (Arvin)
4. Apa hubungan asupan garam dengan kondisi pasien dalam skenario? (Kezia)
5. Bagaimana hubungan hasil pemeriksaan fisik pasien dengan keluhan yang dialami?
(Anggie)
6. Apakah ada hubungan antara jarang berolahraga, tak teratur kontrol ke puskesmas
dengan fenomena yang terjadi? (Gande)

III. Curah Pendapat


1. Jantung berdetak lebih cepat dan kuat disebut palpitasi, bisa disebabkan olahraga
yang berat. Dapat bersumber dari jantung (seperti kelainan irama jantung atau
kelainan struktur jantung) maupun non jantung (seperti penyakit psikiatri, obat-
obatan, anemia, penyakit tiroid, dsb). (Lavenia)
2. Nyeri kepala dirasakan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan kerusakan
jaringan salah satu ciri nyeri kepala. Disebabkan oleh stimulus nyeri. Dapat
ditimbulkan oleh kerusakan vaskuler oleh pembuluh perifer. Nyeri kepala dapat
disebabkan oleh aterosklerosis sehingga elastisitas pembuluh darah menurun, dan
juga dapat menyebabkan spasme pada pembuluh darah. (Gande)
 Lavenia: intrakranial -> kasus neurologi (meningitis, tumor otak). Ekstra
kranial -> glaukoma
3. Infark miokard (serangan jantung) -> sumbatan pembuluh darah jantung. Gejala:
nyeri dada khas terus menerus, tidak membaik selama 1 jam, bisa menjalar ke
lengan kiri, punggung dan leher. Migrain -> nyeri kepala berulang, hanya menyerang
1 sisi kepala, sifat denyutnya sering berat. Hipertensi (tekanan darah tinggi) ->
kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah cukup tinggi, biasa ditulis sistolik dan
diastolik (normal: sis <120, dia <80 = 120/80) Hipertensi ada 2 stadium. Gejala: nyeri
kepala, denyut jantung tidak teratur, berdebar, lemas. (Nita)
 Lavenia: Hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer: hipertensi yang
sebagian besar tidak diketahui penyebabnya, namun ada beberapa faktor
seperti genetik, jenis kelamin dan usia, BB obesitas. Hipertensi sekunder
penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal,
gangguan endokrin, dll.
4. Konsumsi garam yang kurang maupun berlebih tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Konsumsi garam kurang dapat menyebabkan natrium dalam sel rendah, sehingga
fungsi natrium untuk menahan cairan dalam selterganggu, maka tubuh dapat
mengalami dehidrasi dan kehilangan nafsu makan. Konsumsi garam berlebih akan
meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan mengganggu keseimbangan cairan.
Masuknya cairan ke dalam sel akan mengecilkan diameter pembuluh darah arteri
sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah berpengaruh pada peningkatan kerja
jantung, yang akhirnya akan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dan
stroke. (Anggie)
 Lavenia: konsumsi makanan berlemak, metabolisme lemak berpengaruh
pada lipoprotein (alat pengangkut lipid yang akan dibawa otot).
Pembentukan LDH secara normal penting dalam kolesterol darah. Pada
pembuluh darah tertentu ada sel perusak LDH itu sendiri. Plak akan
bercampur dalam protein -> aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).
Pembuluh darah terjadi penyempitan -> tahanan pembuluh darah jadi naik
lagi sehinggan naiknya tekanan sistolik dan diastolik.
5. Pada skenario tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 105×/ menit. Pada tekanan darah
dapat meningkat apabila ada penyempitan dan pompa jantung menyingkat. Tekanan
nadi berapa banyak jantung memompa darah dalam 1 menit. Kesehatan
mempengaruhi denyut nadi pada orang yang tidak sehat, seperti penderita
hipertensi. Hipertensi menyebabkan cardiac output meningkat. Jadi pada Tekanan
darah yang meningkat tidak selalu dibarengi dengan denyut nadi yang meningkat,
apabila kekuatan pompa jantung cukup untuk memenuhi kebutuhan maka
kecepatan detak jantung tidak selalu bertambah. (Kezia)
6. Pada penderita hipertensi, olahraga dapat membantu pasien sehingga pasien tidak
perlu mengonsumsi obat dan menyebabkan obat lebih efektif. Hampir seluruh
penderita hipertensi ringan harus patuh dalam mengonsumsi obat karena semakin
patuh atau rutin, maka semakin sadar pasien akan kesehatannya. Menurut Leonard
Marvin, orang yang jarang olahraga dapat mengonsumsi energi berlebihan sehingga
nafsu makan bertambah menyebabkan kegemukan -> beban jantung dalam
memompa darah semakin banyak -> tekanan perifer meningkat -> hipertensi.
IV. Mindmapping

Definisi dan
Etiologi

Tatalaksana
dan Klasifikasi
Komplikasi

Hipertensi

Penegakan
Diagnosis
dan Faktor Risiko
Diagnosis
Banding

Patogenesis

V. Tujuan Pembelajaran
1. Definisi dan Etiologi Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Faktor Risiko Hipertensi
4. Patogenesis Hipertensi
5. Penegakan Diagnosis dan Diagnosis Banding Hipertensi
6. Tatalaksana dan Komplikasi Hipertensi

*Tambahan:
Tekanan sistol, diastol, nadi, heart rate, tahanan pembuluh darah sistemik, cardiac output,
persarafan, hormon apa yang dirilis sehingga takikardi.

Anda mungkin juga menyukai