Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FIQIH

“ZAKAT MAL”

Dosen Pengampu :

DISUSUSN OLEH :

KELOMPOK 3

1. MUHAMMAD HASANNUDIN
2. RIA DILJANAH
3. TARI DESTRIA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas


kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan penulis dalam
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah FIQIH tentang
ZAKAT MAL.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulisan banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih
banyak kekurangannya.
Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan tentang budaya hidup sehat beserta manfaatnya. Sehingga kita semua
dapat melakukan aktifitas olahraga yang sangat berguna bagi kesehatan dan
kebugaran jasmani kita.

Pekanabaru, November 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................6
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................6
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................8
A. Pengertian Zakat Mal.............................................................................................8
B. Syarat Wajib Zakat Mal.........................................................................................9
C. Waktu Mengeluarkan Zakat Mal............................................................................9
D. Syarat-syarat Harta yang Wajib Dizakati.............................................................10
F. Cara Menghitung Zakat Mal................................................................................14
G. Hikmah Zakat...................................................................................................15
BAB III PENUTUP..........................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat adalah ibadah mâliah
ijtima’iyyah yang memiliki posisi yang strategis dan menentukan bagi
pembangunan kesehjateraan umat. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai suatu
ibadah yang bersifat vertikal kepada Allah (hablumminAllah), namun juga
berfungsi sebagai wujud ibadah yang bersifat horizontal (hablumminanas).

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah sebuah


harta yang di dapatkan seseorang dari kegiatan usahanya dalam mencari
rejeki dan wajib dikeluarkan oleh seseorang yang sudah mencapai nishab
dan haul, yang dapat mensucikan atau membersihkan harta seseorang sesuai
disyariatkan dalam Al-Quran yang diberikan untuk kesejahteraan umat. Bukan
hanya sebagai dimensi ibadah saja tetapi juga dapat sebagai sarana
mengurangi kesenjangan antar masyarakat yang mampu maupun yang kurang
mampu agar mencapai keadilan sosial diantara dua golongan tersebut.

Dengan itu seorang yang kurang mampu akan dapat mengikuti


kewajiban sosial dan merasa diterima keberadaannya dilingkungan masyarakat
dan membersihkan jiwa iri dengki kepada masyarakat yang kurang mampu.
Dan untuk masyarakat yang mampu akan menjadi pembersih hati dari sifat
mencintai harta yang berlebihan. Tujuan dan fungsi zakat yaitu mengangkat
derajat fakir miskin, membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu
sabil, dan mustahik lainnya, membentang dan membina tali peraudaraan
sesama muslim dan manusia pada umumnya, menghilangkan sifat kikir dari
para pemilik harta, sedangkan bagi penerima harta dapat menghilangkan sifat
dengki dan iri (kecemburuan sosial) dan dapat menjembatani jurang antara si kaya
dan si miskin di dalam masyarakat, mengembangkan rasa tangung jawab sosial
pada diri seseorang terutama memiliki harta, mendidik manusia untuk
berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya,
sarana pemerataan pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Zakat Mal?
2. Apa Syarat-syarat Wajib Zakat Mal?
3. Kapan Waktu mengeluarkan Zakat Mal?
4. Apa Syarat-syarat Harta yang Wajib Dizakati?
5. Apa Saja Jenis Harta yang Wajib Dizakati?
6. Bagaimana Cara Menghitung Zakat Mal?
7. Apa Hikmah dari Zakat?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Mal

Kewajiban menunaikan zakat mal ini disebutkan juga dalam firman Allah WT
di QS. Al-Baqarah ayat 43:

Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku".
Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan
sekali sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya.
Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan
dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim).
Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
1. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
2. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah,
mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.
Oleh karena itu dalam pengertian zakat mal, zakat mal artinya zakat yang
dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya
tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

B. Syarat Wajib Zakat Mal


Mengutip buku Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, syarat orang
yang wajib membayar zakat adalah:
1. Muslim
2. Berakal
3. Baligh
4. Memiliki harta yang mencapai nisab (batas terendah yang ditetapkan oleh
agama)

5
Sedangkan syarat-syarat nisabnya adalah sebagai berikut:

1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti


makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang digunakan
untuk mata pencaharian.
2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung
dari hari kepemilikan nisab dengan dalil Hadis Rasulullah saw: "Tidak ada
zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun)."
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syekh al-AlBani).
Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena
zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga
zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.

C. Waktu Mengeluarkan Zakat Mal


Dalam zakat mal dikenal haul dan waqtul hashad. Haul yang dimaksudkan
adalah batas waktu satu tahun sekali sejak jumlah zakatnya telah mencapai nisab
(batas minimal harta yang wajib kena zakat). Haul berlaku untuk jenis zakat
berupa binatang ternak, emas-perak, dan barang-barang dagangan, sedangkan
waqtul ashad berlaku untuk zakat pertanian yang berarti dikeluarkan saat masa
panen.
Untuk zakat mal, berlaku hukum qadha di mana mayoritas ulama sepakat
bahwa jika batas pembayaran zakatnya telah lewat, maka pembayaran tersebut
tidak dapat ditunda-tunda lagi dan bahkan jika muzakki telah meninggal, maka
ahli waris wajib mengqadha kewajiban tersebut melalui harta yang ditinggalkan.
Penerima zakat mal yang disepakati oleh para ulama ada delapan golongan.
Kedelapan golongan ini disebutkan dalam firman Allah SWT di QS. At-Taubah
ayat 60:

6
Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

D. Syarat-syarat Harta yang Wajib Dizakati


1. Kepemilikan sempurna
Harta yang dimiliki secara sempurna, maksudnya pemilik harta tersebut
memungkinkan untuk mempergunakan dan mengambil manfaatnya secara
utuh. Sehingga, harta tersebut berada di bawah kontrol dan kekuasaannya.

Harta yang didapatkan melalui proses kepemilikan yang dibenarkan oleh


syarat, seperti hasil usaha perdaganganyang baik dan halal, harta warisan,
pemberian negara atau orang lain wajib dikeluarkan zakatnya apabila
sudah memenuhi syarat-syaratnya. Sedangkan harta yang diperoleh
dengan cara yang haram, seperti hasil merampok, mencuri, dan korupsi
tidaklah wajib dikeluarkan zakatnya, bahkan harta tersebut harus
dikembalikan kepada pemiliknya yang sah atau ahli warisnya.
2. Berkembang (produktif atau berpotensi produktif)
Yang dimaksud harta yang berkembang di sini adalah harta tersebut dapat
bertambah atau berkembang bila dijadikan modal usaha atau mempunyai
potensi untuk berkembang, misalnya hasil pertanian, perdagangan, ternak,
emas, perak, dan uang. Pengertian berkembang menurut istilah yang lebih
familiar adalah sifat harta tersebut dapat memberikan keuntungan atau
pendapatan lain.
3. Mencapai nisab
Yang dimaksud dengan nisab adalah syarat jumlah minimum harta yang
dapat dikategorikan sebagai harta wajib zakat.
4. Melebihi kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk
kelestarian hidup. Artinya, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi, yang bersangkutan tidak dapat hidup dengan baik (layak),

7
seperti belanja sehari-hari, pakaian, rumah, perabot rumah tangga,
kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Singkatnya, kebutuhan pokok
adalah segala sesuatu yang termasuk kebutuhan primer atau kebutuhan
hidup minimum (KHM). Pengertian tersebut bersandar pada pendapat
Imam Hanafi.
Syarat ini hanya berlaku bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau di
bawah standar minimum daerah setempat. Tetapi yang lebih utama adalah
setiap harta yang mencapai nisab harus dikeluarkan zakatnya, mengingat
selain fungsi zakat untuk menyucikan harta, juga memiliki nilai
pendidikan kepada masyarakat luas bahwa semua yang ada di tangan kita
tidak selalu menjadi milik kita. Apalagi di zaman sekarang, gaya hidup
modern oleh sebagian kalangan dianggap sebagai kebutuhan pokok. Jika
hal ini terus berlangsung, manusia modern tidak akan pernah
mengeluarkan zakat mal karena hartanya selalu habis digunakan untuk
memenuhi keinginannya, bukan kebutuhannya.
5. Terbebas dari utang
Orang yang mempunyai utang, jumlah utangnya dapat digunakan untuk
mengurangi jumlah harta wajib zakat yang telah sampai nisab. Jika setelah
dikurangi utang harta wajib zakat menjadi tidak sampai nisab, harta
tersebut terbebas dari kewajiban zakat. Sebab, zakat hanya diwajibkan
bagi orang yang memiliki kemampuan, sedang orang yang mempunyai
utang dianggap tidak termasuk orang yang berkecukupan.
Ia masih perlu menyelesaikan utang-utangnya terlebih dahulu. Zakat
diwajibkan untuk menyantuni orang-orang yang berada dalam kesulitan
yang sama atau mungkin kondisinya lebih parah daripada fakir miskin.
6. Kepemilikan satu tahun penuh (haul)
Maksudnya adalah bahwa masa kepemilikan harta tersebut sudah berlalu
selama dua belas bulan Qamariah (menurut perhitungan tahun Hijriah).
Persyaratan satu tahun ini hanya berlaku bagi ternak, emas, uang, harta
benda yang diperdagangkan, dan lain sebagainya. Sedangkan harta hasil
pertanian, buah-buahan, rikâz (barang temuan), dan harta lain yang

8
dikiaskan (dianalogikan) pada hal-hal tersebut, seperti zakat profesi tidak
disyaratkan harus mencapai satu tahun.
E. Jenis Harta yang Wajib Dizakati
1. Binatang Ternak
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Peternakan telah berlangsung selama satu tahun.


b. Binatang ternak digembalakan di tempat-tempat umum dan tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan alat produksi (pembajak sawah).
c. Mencapai nisab. Nisab untuk unta adalah 5 (lima) ekor, sapi 30 ekor,
kambing atau domba 40 ekor.
d. Ketentuan volume zakatnya sudah ditentukan sesuai karakteristik
tertentu dan diambil dari binatang ternak itu sendiri.

2. Harta Perniagaan
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
a. Muzakki harus menjadi pemilik komoditas yang diperjualbelikan, baik
kepemilikannya itu diperoleh dari hasil usaha dagang maupun tidak,
seperti kepemilikan yang didapat dari warisan dan hadiah.
b. Muzakki berniat untuk memperdagangkan komoditas tersebut.
c. Harta zakat mencapai nisab setelah dikurangi biaya operasional,
kebutuhan primer, dan membayar utang.
d. Kepemilikan telah melewati masa satu tahun penuh.

3. Harta Perusahaan
Yang dimaksud perusahaan di sini adalah sebuah usaha yang diorganisir
sebagai sebuah kesatuan resmi yang terpisah dengan kepemilikan dan
dibuktikan dengan kepemilikan saham. Para ulama kontemporer
menganalogikan zakat perusahaan dengan zakat perniagaan. Sebab, bila
dilihat dari aspek legal dan ekonomi (entitas) aktivitas sebuah perusahaan
pada umumnya berporos pada kegiatan perniagaan. Dengan demikian,
setiap perusahaan di bidang barang maupun jasa dapat menjadi objek
wajib zakat.

9
4. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai
ekonomis, seperti biji bijian, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan,
tanaman keras, tanaman hias, rerumputan, dan dedaunan, ditanam dengan
menggunakan bibit bebijian di mana hasilnya dapat dimakan oleh manusia
dan hewan.
5. Barang Tambang dan Hasil Laut
Yang dimaksud dengan barang tambang dan hasil laut adalah segala
sesuatu yang merupakan hasil eksploitasi dari kedalaman tanah dan
kedalaman laut. Yang termasuk kategori harta barang tambang dan hasil
laut, yaitu:
a. Semua barang tambang hasil kerja eksploitasi kedalaman tanah pada
sebuah negara yang dilakukan oleh pihak swasta ataupun pemerintah.
b. Harta karun yang tersimpan pada kedalaman tanah yang banyak
dipendam oleh orang-orang zaman dahulu, baik yang berupa uang,
emas, perak, maupun logam mulia lainnya yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan orang dan mempunyai nilai materi yang
tinggi.
c. Hasil laut seperti mutiara, karang, dan minyak, ikan, dan hewan laut.

6. Emas dan Perak


Emas dan perak merupakan logam mulia yang memiliki dua fungsi, selain
merupakan tambang elok sehingga sering dijadikan perhiasan, emas dan
perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Syariat
Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang potensial atau
berkembang. Oleh karena itu, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau
yang lainnya termasuk dalam kategori emas atau harta wajib zakat.
Termasuk dalam kategori emas dan perak yang merupakan mata uang
yang berlaku pada waktu itu adalah mata uang yang berlaku saat ini di
masing-masing negara. Oleh sebab itu, segala macam bentuk penyimpanan
uang, seperti tabungan, deposito, cek atau surat berharga lainnya termasuk

10
dalam kriteria penyimpanan emas dan perak.Demikian pula pada harta
kekayaan lainnya seperti rumah, vila, tanah, dan kendaraan yang melebihi
keperluan menurut syarak atau dibeli dan dibangun dengan tujuan
investasi sehingga sewaktu-waktu dapat diuangkan. Pada emas dan perak
atau lainnya, jika dipakai dalam bentuk perhiasan yang tidak berlebihan,
barang-barang tersebut tidak dikenai wajib zakat.
7. Properti Produktif
Yang dimaksud adalah harta properti yang diproduktifkan untuk meraih
keuntungan atau peningkatan nilai material dari properti tersebut.
Produktivitas properti diusahakan dengan cara menyewakannya kepada
orang lain atau dengan jalan menjual hasil dari produktivitasnya.
Syarat-syarat properti tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tidak dikhususkan sebagai komoditas perniagaan.
b. Tidak dikhususkan sebagai pemenuhan kebutuhan primer bagi
pemiliknya, seperti tempat tinggal dan sarana transportasi untuk
mencari rezeki.
c. Properti yang disewakan atau dikembangkan bertujuan mendapatkan
penghasilan, baik sifatnya rutin maupun tidak.

F. Cara Menghitung Zakat Mal


Zakat Mal identik dengan zakat harta kekayaan berupa tabungan, uang,
perdagangan atau pun emas dan perak. Untuk zakat emas, perak, uang dan
perdagangan, nishabnya adalah senilai dengan 85 gram emas. Emas yang menjadi
standar adalah emas murni. Sedangkan nilai zakat yang dikeluarkan adalah 2,5
persen.
Sebagai ilustrasi, misalnya bapak A memiliki uang atau emas senilai 80 juta.
Ia juga memiliki aset lancar perniagaan senilai 20 juta. Jadi, total kekayaan yang
sejenis nilainya adalah : 100 juta. Ini artinya, harta tersebut telah mencapai nishab
85 gram emas.

Cara menghitung zakatnya Rp100.000.000 x 2,5 % = 2.500.000 rupiah.

11
Untuk menghitung zakat mal yang harus dikeluarkan adalah dengan mencari tahu
berapa besar nisab yang ditentukan. Besaran nisab untuk zakat mal adalah 85
gram emas. Zakat yang wajib dikeluarkan sebesar 2.5%. Cara menghitungnya
yaitu: 2.5% X jumlah harta yang sudah dimiliki selama setahun.

Misalnya, seseorang memiliki harta 10.000.000. Jika harga emas yang berlaku
saat ini adalah 971.000/gram, maka nisab zakat adalah 8.253.500. Dengan begitu
seseorang wajib mengeluarkan zakat sebesar, 2.5% X 10.000.000 = 250.000.

Menghitung zakat mal harus disesuaikan dengan harga emas, karena harga emas
selalu berubah-ubah setiap waktu. Jika sudah memenuhi nisab, maka harta
tersebut wajib untuk dizakatkan.

G. Hikmah Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para
pendosa dan pencuri. Nabi saw bersabda:
‫ َواَ ِع ُّدوْ الِ ْلبَاَل ِءال ُّدعَا َء‬, ‫ص َد قَ ِة‬ َ ْ‫ َودَاوُوْ ا َمر‬. ‫ أَلَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة‬b‫صنُوْ ا‬
َّ َ‫ ُك ْم بِال‬b‫ضا‬ ِّ ‫َح‬
Artinya:
“Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang sakit
kalian dengan sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi)
malapetaka.”
2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang
yang sangat memerlukan bantuan.
3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
4. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah
dititipkan kepada seseorang.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemabhasan makalah ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa zakat
mal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki oleh individu dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara syarak.
Zakat Maal (Zakat Harta) berupa :
-   Emas, perak dan mata uang 
-   Zakat harta perniagaan 
-   Zakat binatang ternak
-   Zakat hasil bumi
-   Zakat barang tambang dan barang temuan

Orang yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:


-  Fakir
-   Miskin
-   ’Amil
-    Muallaf
-    Hamba sahaya
-    Gharimin
-    Sabilillah
-     Musafir

B. Saran
     Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, maka dari itu penulis banyak berharap para pembaca yang

13
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun penulis demi
sempurnanya makalah.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/zakat-fitrah-dan-zakat-mal/

l-Zuhayly Wahbah, Kajian Ilmu Fiqih, PT. Remaja Rosdakarya, Bandug, 1997

Robitt A. Shomad , Tuntunan Zakat Praktis, Kencana, Jakarta 1987

M. Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab (cet 12; Jakarta: Lentera, 2004)
http://zulfanioey.blogspot.com/2008/12/pembagian-zakat.html,10-11-2014, 08.30
http://id.shvoong.com/humanities/history/2183822-Hikmah-zakat/#ix
zz2Qgi7upKQ, 10-11 2014, 08.45

14

Anda mungkin juga menyukai