Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 Jalur


pendidikan terdiri atas Pendidikan formal, non formal, dan informal. Jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Kemudian pada pasal 26 disebutkan bahwa Pendidikan nonformal (Pendidikan
Luar Sekolah) diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.

Program-Program Pendidikan Luar Sekolah tentunya harus dikelola oleh Satuan


PLS yaitu PKBM. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu satuan
pendidikan non formal sebagai wadah atau lembaga pendidikan yang dibentuk dan
dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berkonsentrasi pada
upaya pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan
komunitas masyarakat tersebut (Petunjuk Teknis Pendirian Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat, 2006:2)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/ PKBM LENTERA CEMERLANG yang akan


didirikan di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru bertujuan untuk mengelola potensi
pendidikan khususnya dalam koridor Pendidikan Luar Sekolah yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan mengutamakan tingkat partisipasi masyarakat. Diharapkan
dengan berdirinya PKBM LENTERA CEMERLANG di Kecamatan Tampan mampu untuk
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mengelola program pendidikan
didaerahnya sesuai dengan karakateristik dan kebutuhan masyarakat. Hasil dari
pengelolaan program adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Kecamatan Tampan. Sehingga prinsip PKBM sebagai wadah atau lembaga pendidikan
yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus
berkonsentrasi pada upaya pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan komunitas masyarakat tersebut dapat terwujudkan.

2. Tujuan dan Sasaran


Tujuan pendirian PKBM LENTERA CEMERLANG adalah sebagai berikut: 1).
Sebagai wadah untuk mengelola program-program Pendidikan Luar Sekolah di
Kecamatan Tampan; 2). Mengidentifikasi, merencanakan, mengelola dan mengarahkan
potensi pendidikan khususnya Pendidikan Luar Sekolah di Kecamatan Tampan 3).
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan program-program
Pendidikan Luar Sekolah; 4). Turut serta untuk menyukseskan Wajib Belajar 12 tahun;
5). Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Jalur Pendidikan Nonformal
Kecamatan Tampan. Sasarannya sendiri menurut Sihombing (2001) adalah sebagai
berikut:
2.1. Tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan tempat
masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam
keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat
berdaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
2.2. Tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM memiliki fungsi sebagai
tempat terjadi pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu
pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga antara warga
belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling mengisi. Sehingga setiap
warga belajar sangat dimungkinkan dapat berperan sebagai sumber belajar
bagi warga belajar lainnya (masyarakat lainnya).
2.3. Pusat pengetahuan dan informasi atau perpustakaan masyarakat, sebagai
perpustakaan masyarakat PKBM harus mampu berfungsi sebagai bank
informasi, artinya PKBM dapat dijadikan tempat menyimpan berbagai
informasi pengetahuan dan keterampilan secara aman dan kemudian
disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang
membutuhkan. Disamping itu pula PKBM dapat berfungsi sebagai
pengembang pengetahuan dan keterampilan secara inovatif, melalui
penelitian, pengkajian dan pengembangan model.
2.4. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi PKBM dalam
hal ini, tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antara pengelola
dengan sumber belajar dan warga belajar serta dengan tokoh masyarakat
atau dengan berbagai lembaga (pemerintah dan swasta/LSM, ormas), akan
tetapi PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen
masyarakat dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan
kebutuhan masyarakat serta selaras dengan azas dan prinsip learning society
atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran (life long learning dan life
long education).
2.5. Pusat penelitian masyarakat (community research centre) terutama dalam
pengembangan pendidikan nonformal. Pada bagian ini PKBM berfungsi
sebagai pusat pengkajian (studi, research) bagi pengembangan model-model
pendidikan nonformal pada tingkat kecamatan dan kabupaten. Dalam hal ini
PKBM dapat dijadikan tempat oleh masyarakat, kalangan akademisi, dll
sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah (menganalisa) berbagai
persoalan atau permasalahan dalam bidang pendidikan dan keterampilan
masyarakat, terutama program yang berkaitan dengan program-program
yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM.
3. Landasan Hukum
3.1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional.
3.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
StandarNasional Pendidikan.
3.3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2005 Tentang
Organisasi danTata Kerja Direktorat Jenderal PMTPTK.
3.4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 81 Tahun 2013
Tentang SatuanPendidikan Non Formal
3.5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar
Sekolah.
3.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom.

4. Sistematika penulisan
Adapun Sistematika Rencana Strategi ini adalah sebagai berikut :

RENCANA STRATEGIS
PKBM LENTERA CEMERLANG
KEC. TAMPAN – KOTA PEKANBARU

BAB I. : PENDAHULUAN

1. Umum
2. Tujuan dan sasaran
3. Landasan hukum
4. Sistematika
5. Pemikiran Strategis
BAB II : SITUASI DAN POSISI STRATEGIS

1. Situasi lingkungan Eksternal


1.1. Kekuatan
1.2. Kelemahan
2. Situasi Lingkungan Internal
2.1. Peluang
2.2. Ancaman
BAB III : STRATEGI PENGELOLAAN ISUE-ISUE

1. Internal
2. Eksternal

BAB IV : VISI,MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS

1. Visi
2. Misi
3. Arah kebijakan
3.1. Kebijakan umum
3.2. Kebijakan khusus
4. Prioritas program
BAB V : GAMBARAN UMUM EKONOMI PENDIDIKAN MASYARAKAT

1. Gambaran umum ekonomi masyarakat di kabupaten dan


kecamatan
2. Gambaran umum pendidikan masyarakat di lingkungan PKBM
3. Gambaran umum ekonomi orang tua murid di Kec. Tapung
4. Gambaran umum Partisifasi masyarakat terhadap
pendidikan.
BAB VI : ARAH, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

1. Bidang Hubungan Kemasyarakatan


1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
2. Bidang Sarana dan Prasarana
1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
3. Bidang Kurikulum
1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
4. Bidang Keaksaraan
1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
5. Bidang Life Skill
1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
6. Bidang Kesetaraan
1.1 Umum
1.2 Permasalahan
1.3 Arah kebijakan
1.4 Program
BAB VII : SKENARIO, INDIKATOR, DAN TINDAK LANJUT.

1. Skenario tindakan program


2. Indikator keberhasilan masing-masing program
3. Strategi tindak lanjut masing-masing program
BAB VIII : PENUTUP

LAMPIRAN MATRIK INDIKASI PROGRAM

1. Bidang Hubungan Kemasyarakatan


2. Bidang Sarana dan Prasarana
3. Bidang Kurikulum
4. Bidang Keaksaraan
5. Bidang Life Skill
6. Bidang Kesetaraan
5. Pemikiran Strategi
Konsep strategi pengelolaan programatau strategi manajemen merupakan kegiatan
yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan
sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana, cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan pendidikan luar
sekolah fungsi-fungsi manajemen meliputi fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (motivating), pembinaan (conforming),
penilaian(evaluating), dan pengembangan (developing) (D. Sudjana, 2010).
BAB II
SITUASI DAN POSISI STRATEGIS
1. Situasi Lingkungan Internal

1.2 Sumber daya, strategi dan kinerja


Segala potensi yang ada di pusat kegiatan belajar masyarakat lebih sering
dikenal dengan sebutan lingkungan internala. Perlu dikembangkan dengan
memanfaatkan segal potensi yang ada disana guna meningkatkan kualitas belajar
warga belajarnya. Sumber daya internal pada pusat kegiatan belajar masyarakat
merupakan hal yang utama dan fundamental karena kalau tidak ada sumber daya
bagaimana mungkin sebuah instansi bisa terjalankan. Sumber daya Internal yang
dimaksud disini adalah seperti tenaga pendidik yang mencakup sumber daya manusia
dan sumber daya non manusia.
Sumber daya yang ada di pusat kegiatan belajar masyarakat apapun itu
bentuknya perlu diberdayakan dan dikembangbiakan guna pencapaian mutu hidup
yang lebih baik lagi karena sumber daya berkaitan dengan potensi yang dianut oleh
individu itu sendiri secara khusus dan kelompok masyarakat secara umum.

1.2.1. Sumber Daya Manusia dan non manusia.


Sumber daya manusia di PKBM ini maksudnya yaitu segala sesutau yang
berupa kegiatan yang digerakkan atau dilalukan oleh manusia atau makluk yang
bergerak yang mencakup Tutor Paket A, Tutor Paket B, Tutor Paket C, Tutor serta
tenaga kependidikan seperti Penyelenggara Paket A, Penyelenggara Paket B,
Penyelenggara Paket C.
Sumber daya Non manusia maksudnya disini adalah segala potensi yang berupa
benda atau sarana prasarana sebagai akibat dari danya sumber daya manusia tadi.
Sumber daya non manusia seperti kurikulum, penyelenggaraan pendidikan,
managemen berbasis sekolah, semester data, akses internet, sumber listrik, dan ruang
kelas yang memuat laboratorium, perpustakaan, sanitasi siswa . Sumber daya manusia
merupakan faktor pendukung utama dalam pendirian sebuah kegiatan belajar
mengajar yang mencakup berbagai aspek kepentingan didalamnya.
Dan yang terpenting Warga Belajar atau peserta didik yang mengikuti setiap program
yang dilaksanakan di PKBM “Lentera cemerlang” diprioritaskan bagi warga masyarakat
yang kurang beruntung dan tidak mampu mengenyam pendidikan Formal dan atau
warga masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Namun
kami pun tidak menutup peluang bagi warga masyarakat yang sedang atau sudah
mengikuti pendidikan formal tetapi ingin mengikuti program Pendidikan Non Formal
yang dilaksanakan di PKBM “LENTERA CEMERLANG”.

1.2.2. Strategi
PKBM merupakan lembaga yang sangat penting dijaga keberlangsungannya
dengan Pengaturan suasana kerja yang baik dan Disiplin merupakan suatu hal yang
perlu diterapkan di PKBM sehingga dengan menerapkan kedua hal tersebut akan
meningkatkan kinerja para tutor dan juga akan menjadikan warga belajar yang penuh
dengan dedikasi dalam mengikuti berbagai pelajaran. jika semua warga warga belajar
mulai dari fasilitator, warga belajar sampai dengan pegawai PKBM lainnya melakukan
disiplin dan dapat mengatur bagaimana suasana kerja yang baik maka sangat
membantu dalam kegiatan Proses belajar mengajar menuju Lemabaga belajar
masyarakat unggulan di propinsi Riau.

1.2.3. Kekuatan
Berbicara tentang kekuatan pasti hal pertama yang terbayang dalam ingatan
kita adalah kelebihan suatu instansi tanpa kita sadari banyak sekali kekuatan yang ada
di PKBM LENTERA CEMERLANG yang umumnya sangat membantu terlaksananya
pendidikan dengan lancar, kekuatan itu mencakup berbagai sumber daya yang ada di
sekitar sekolah serta berbagai aspirasi yang mendukung terselenggarnya pendidikan
disekolah tersebut dengan baik, antara lain yang berasal dari pemerintah, masyarakat,
dan tutor atau fasilitator itu sendiri.
Kekuatan itu sangat menunjang proses pendidikan seperti tersedianya lokasi
yang luas yakni 1 hektar, gedung yang cukup, serta jumlah tenaga pengajar yang
cukup dan tingginya motivasi masyarakat atau wali murid memberikan bantuan kepada
PKBM dalam meningkatkan mutu pendidikan non formal.
1.2.4. Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan yang berhubungan
berbagai hal yang terdapat dari dalam PKBM juga terdapat berbagai kekurangan yang
dikhawatirkan akan merusak berbagai kekuatan yang terdapat di PKBM tersebut,
antara lain:Karena merupakan daerah yang dekat dengan pasar sangat banyak
problem yang ada termasuk dibidang pendidikan antara lain : orang tua tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan belajar anak , lambannya proses pematangan belajar
anak dikarenakan sangat mudahnya terpengaruh akibat dari media massa seperti
televisi dan media lainnya, hal ini dikarenakan ketidakmampuan orang tua untuk
memiliki media tersebut sehingga anak setiap waktu belajarnya khususnya malam hari
terganggu proses belajar mengajarnya.

2. Situasi Lingkungan Eksternal


2.1. Trend, kompetisi, danpelanggan/pemakai
2.1.1 Trend
PKBM LENTERA CEMERLANG yang terletak di Kecamatan Tampan, merupakan
salah satu PKBM yang akan didirikan keberadaannya, sejak diberlakukan dan
dilaksanakannya Kurikulum 2013 banyak sekali hal yang dianggap baru dan
dirasakan penting dilakukan di lembaga tersebut, antara lain dengan kehadiran
Kurikulum itu sendiri, di samping itu dikenal pula dengan yang namanya
Manajemen Berbasis masyarakat, pembelajaran berbasis moral, dan masih banyak
lagi hal-hal lainnya. Semuanya itu merupakan berbahai hal yang lagi trend/popular
di PKBM LENTERA CEMERLANG.

2.1.2. Kompetisi dan pelanggan/pemakai.


Dengan berbagai hal baru, harapan baru, dan tujuan baru yang telah
ditetapkan oleh pemerintah melalui UU Sisdiknas maupun dengan PP (Peraturan
Pemerintah), semuanya memberikan angin segar bagi unsur-unsur pendidikan
untuk dapat meningkatkan mutunya yang dibaringi pula dengan tanggung jawab
yang besar, dari sinilah bermulanya kompetisi itu sendiri. Dalam menekuni suatu
pekerjaan seperti guru dalam bidang pendidikan dan juga murid untuk dapat
menjadi maju harus mampu bersaing dalam menjadi yang terbaik dari yang baik
lainnya, tanpa adanya kompetisi maka sulit untuk menjadi sekolah yang favorit,
salah satu usaha memenangkan kompetisi itu sendiri adalah dengan membuat
Rencana Strategi.

2.1.3 Kekuatan
Pembaharuan kurikulum, yaitu diberlakukan dan dilaksanakannya Kurikulum
2013 banyak sekali hal yang dianggap baru dan dirasakan penting dilakukan di
lembaga tersebut, antara lain dengan kehadiran Kurikulum itu sendiri dapat
menjadi angin segar acuan pembelajaran di PKBM. Dalam menekuni suatu
pekerjaan seperti guru dalam bidang pendidikan dan juga murid untuk dapat
menjadi maju harus mampu bersaing dalam menjadi yang terbaik dari yang baik
lainnya, tampa adanya kompetisi maka sulit untuk menjadi sekolah yangfavorit,
salah satu usaha memenangkan kompeti si it sendiri adalah dengan membuat
Rencana Strategi.

2.1.3 Kelemahan
Pembaharuan tidak dibarengi dengan kesiapan PKBM, misal mengenai SDM
atau sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Kemudian dengan
kompetisi tutor bisa menjadikan tutor fokus pada pengembangan dirinya, tidak lagi
fokus pada pengembangan pembelajaran.
BAB III
STRATEGI PENGELOLAAN ISUE-ISUE
(INTERNAL DAN EKSTERNAL)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu satuan pendidikan
non formal sebagai wadah atau lembaga pendidikan yang dibentuk dan dikelola dari,
oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berkonsentrasi pada upaya
pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan komunitas
masyarakat tersebut (Petunjuk Teknis Pendirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,
2006:2).Berdasarkan umpanbalik, koreksi dilakukan dalam fase implementasi
semuanya dijabarkan dengan lengkap seperti berikut ini:

FAKTOR-FAKTOR STRENGTH (S) WEAKNESSES (W)


STRATEGIS INTERNAL
1. Letak PKBM cukup 1. Sarana seperti
baik yakni ditegah- Gedung untuk
tengah keramaian. kegiatan
2. Tanah dan pendukung belum
bangunan milik ada sehingga sulit
warga sekitar. mengembangkan
3. Tutor secara umum kokurikuler dan
memadai. sejenisnya.
4. Ditinjau dari 2. Tinggi nya
jenjang pendidikan Semakin tahun
kualitas tutor yang jumlah warga
mengajar di PKBM belajar semakin
BINA KEMBANG bertambah
handal sedangkan gedung
5. Banyak sarana dan tidak ada
Prasarana PKBM penambahan.
yang pokok seperti 3. PKBM Jauhnya
gedung s cukup letak dari kota
sesuai dengan sehingga
FAKTOR-FAKTOR
jumlah warga menyulitkan
STRATEGIS EKSTERNAL
belajar hubungan antara
6. motivasi warga pihak sekolah
belajar memajukan dengan instansi
pendidikan mereka terkait.
sangat tinggi. 4. Perpustakaan
belum ada.
5. Ekonom warga
belajar yang
rendah.
Tidak stabilnya
kurikulum

OPPORTUNIS (O) STRATEGIS SO STRATEGI WO

1. Melakukan langkah 1.Menciptakan kegiatan  Membiasakan berdialog


terus berpacu dan belajar mengajar secara personal
bersaing secara sehat berjalan denagan dengan warga belajar
dengan tertib, baik dan lancar. sesuai dengn
meningkatkan 2.Tutor dan fasilitator kebutuhan mereka
pelayanan dan melakukan monitoring masing-masing
partisifasi dalam langsung dilapangan  Menjalankan program-
memberikan 3.Membuat RPP skenario program yang telah
pendidikan. pembelajaran dirancang agar lebih
2. Untuk sekarang ini 4. Para tutor diharukan bisa mengenaali lagi
Pemerintah daerah menguasai teknologi kebutuhan warga
cukup memberikan dalam pembelajaran belajarnya
perhatian dalam supaya warga
memajukan belajarnya tidak
pendidikan non bosan dalam
formal pembelajaran
3. Tutor dalam
mengajar masih
terikat dengan pola
lama, dikarenakanm
sulit memahami KBK
secara benar
TREATHS(T) STRATEGI ST STRATEGI WT

1. Para tutor maupun 1.Menerima semua 1. Lebih perdalam lagi


fasilitator diharuskan keluh-kesah warga teknik=teknik atau
tanggap dalam belajar tanpa pendekatan dalam
mengenali warga memandang kedudukan pembelajaran non formal
belajarnya atau statusnya seperti calistung
2. perhatian pemerintah dimasyarakat
melalui 2. Menjalin hubungan
berlakukannya UU 2. Tutor harus mampu yang baik dengan
tentang Guru dan menggunankan teknik lingkungan masyarakat
dosen. pembelajaran yang tepat sekitar.
dalam melakukan
pendekatan dengan
warga belajarnya
BAB IV
VISI,MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS

1.Visi
Menjadi wadah masyarakat menuju kehidupan yang lebih cerdas, sejahtera dan
bermartabat melalui pendidikan nonformal dan kegiatan yang bermanfaat.
2. Misi
2.1. Menyelenggarakan layanan pembelajaran berbasis kebutuhan masyarakat
2.2. Membantu permasalahan pendidikan, ekonomi dan lingkungan yang
dihadapi masyarakat desa, melalui upaya peningkatan kesadaran , wawasan
atau pengetahuan dan keterampilan.
2.3. Menyelenggarakan layanan konsultasi dibidang pendidikan.
2.4. Meningkatkan partisipasi masyarakat.
2.5. Menyelengarakan kegiatan yang berbasis pendidikan yang akan bermanfaat
untuk masyarakat.
3.Arah Kebijakan

3.1. Kebijakan umum


PKBM sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat yang umum tentunya membuat
suatu kebijakan dalam memajukan lembaga pendidikan non formal tersebut, tanpa
adanya kemampuan membuat dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik
sangat sulit PKBM itu mewujudkan visi dan misi tersebut. kebijakan secara umum yang
dilakukan di PKBM LENTERA CEMERLANG adalah sebagai berikut:
A. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, terus berupaya mendatangkan
tutor-tutor yang telah berpengalaman
B. Meningkatkan pelayanan yang prima bagi warga belajar dan juga bagi orang tua
dan masyarakat.
C. Memperkokoh partisipasi semua pihak terkait
D. Menjalin relasi dengan berbagai pihak terkait

3.2. Kebijakan khusus


Kebijakan khusus yang di kembangkan di PKBM LENTERA CEMERLANG adalah
sebagai berikut :
A. Dibidang kesiswaan terus diupayakan peningkatan disiplin warga belajar
dalam menerapkan prilaku yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai dalam
setiap kegiatan di PKBM
B. Dibidang Administrasi akan ditingkatkan supaya menjadi lebih baik.
C. Dibidang Humas terus mengusahakan kerjasama yang lebih baik.
4. Prioritas Program
Dari begitu banyak program yang disusun ada beberapa program yang lebih di
porioritaskan atau lebih di utamakan antara lain :
A. Memperbaiki ruangan kelas yang bocor dan di coret-coret.
B. Membuat perpustakaan mini disetiap ruangan utama
C. Melengkapi sarana prasarana belajar secara bertahap seperti penambahan dan
penggantian mobiler.
BAB V
GAMBARAN UMUM EKONOMI PENDIDIKAN MASYARAKAT

1. Gambaran umum ekonomi masyarakat di Kabupaten dan Kecamatan


1.1 Gambaran umum ekonomi masyarakat di Kota Pekanbaru
Pertumbuhan ekonomi secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah
satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan
suatu daerah, atau dengankata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat
tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB. Di sisi lain, inflasi merupakan angka
pembanding lain yang juga erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di suatu
daerah. Tabelberikut ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Kota
Pekanbaru dari tahun 2006 –2010.

Untuk skala provinsi, kota Pekanbaru merupakan penyumbang terbesar dalam


pembentukan PDRB Provinsi Riau. Hal ini cukup wajar mengingat Kota Pekanbaru
adalah ibukota Provinsi Riau yang aktivitas ekonominya cukup besar dan pusat
peredaran barang dan jasa. Sebagai pusat perdagangan dan jasa, Kota Pekanbaru
juga memiliki program pembangunan ekonomi kerakyatan yang memberikan perhatian
khusus kepada upaya peningkatan ekonomi dan partisipasi rakyat, yang merupakan
bagian dari upaya mempercepat pengentasan kemiskinan di perkotaan.
Di Kota Pekanbaru, yang tercakup di ekonomi kerakyatan, yaitu industri kecil
dan menengah serta koperasi dan pengusaha kecil. Perkembangan pertumbuhan
UMKM di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Perkembangan pertumbuhan UMKM di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada


Tabel 2.25di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan kecenderungan UMKM yang
meningkat sebesar 0,2 % pertahun. Sementara itu, perkembangan Lembaga keuangan
berupa Bank Perkreditan Rakyat tumbuh rata-rata 0,2 % pertahun. Sedangkan
perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dua tahun terakhir ini mengalami
peningkatan yang sangat signifikan yakni 18 % pertahun. Berkaitan dengan
perkembangan usaha Kecil akan menjadi tantangan dimasa akan datang, melihat
kepada data tersebut, perkembangan usaha kecil tidak terjadi perkembangan yang
cukup signifikan yaitu sebanyak 716 usaha kecil pertahun, sedangkan perkembangan
usaha Mikro di Kota Pekanbaru terjadi peningkatan walaupun pergerakannya tidak
terlalu tinggi.

1.2 Gambaran umum ekonomi masyarakat di Kecamatan Tampan


Pada umumnya penduduk di Kecamatan Tampan bermata pencaharian
berdagang, selain itu juga ada yang bekerja sebagai guru, pegawai negeri sipil,
karyawan sewasta, dan lain-lain. Adapun jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan
yang penulis peroleh dari kantor Kecamatan Tampan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk
Kelurahan Simpang Baru bermata pencaharian wiraswasta, sebanyak 5.210 orang.
Sedangkan Kelurahan Sidomulyo Barat mayoritas penduduknya belum/tidak bekerja,
sebanyak 8.540 orang. Untuk Kelurahan Tuah Karya mayoritas penduduknya bermata
pencaharian wiraswasta, sebanyak 11.104 orang. Sedangkan Kelurahan Delima
mayoritas penduduknya Belum/tidak bekerja, sebanyak 2.409 orang.

2. Gambaran umum pendidikan masyarakat di lingkungan PKBM


Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperoleh
kelangsungan hidupnya. Secara instrumental pendidikan merupakan satu infrastruktur
untuk pengembangan sumber daya manusia dan pelestarian budaya dalam proses alih
generasi secara berkesinambungan. Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia
dalam proses mempersiapkan dirinya menuju masa depan yang lebih baik.Adapun
jumlah penduduk Kecamatan Tampan menurut pendidikan akhir adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan dari diatas maka diketahui bahwa penduduk Kecamatan Tampan
yang tidak/belum tamat SD yaitu sebanyak 26.659 orang, penduduk 65 yang
pendidikan terakhirnya pada tingkat SD sebanyak 36.013 orang, penduduk yang
pendidikan terakhirnya pada tingkat SLTP sebanyak 30.229 orang, penduduk yang
pendidikan terakhirnya pada tingkat SLTA sebanyak 32.961 orang, penduduk yang
pendidikan terakhirnya pada tingkat Diploma II sebanyak 6.800 orang, penduduk
pendidikan terakhirnya pada tingkat Diploma III sebanyak 9.525 orang, dan penduduk
pendidikan terakhirnya pada tingkat Strata I sebanyak 11,927 orang.
Fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Tampan terbilang sangat
memadai. Hal ini terlihat dari banyaknya sarana pendidikan yang ada, yaitu Taman
Kanak-Kanak (TK) berjumlah 54 unit, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 41 unit, SMP
berjumlah 22 unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 14 unit, Sekolah
Menengah Umum (SMU) berjumlah 10 unit dan perguruan tinggi berjumlah 12 unit.

3. Gambaran umum ekonomi orang tua murid di Kecamatan Tampan


Pada umumnya penduduk di Kecamatan Tampan khususnya orang tybermata
pencaharian berdagang, selain itu juga ada yang bekerja sebagai guru, pegawai negeri
sipil, karyawan sewasta, dan lain-lain. Namun mayoritas penduduk Kelurahan Simpang
Baru bermata pencaharian wiraswasta, sebanyak 5.210 orang. Sedangkan Kelurahan
Sidomulyo Barat mayoritas penduduknya belum/tidak bekerja, sebanyak 8.540 orang.
Untuk Kelurahan Tuah Karya mayoritas penduduknya bermata pencaharian
wiraswasta, sebanyak 11.104 orang. Sedangkan Kelurahan Delima mayoritas
penduduknya Belum/tidak bekerja, sebanyak 2.409 orang.
4. Gambaran umum partisipasi masyarakat terhadap pendidikan
Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sasaran dari
pembangunan pendidikan. Pencapaian sasaran ini dilaksanakan melalui tiga program
utama, yaitu: perluasan dan pemerataaan kesempatan memperoleh pendidikan,
tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan
mutu pendidikan.
Partisipasi masyarakat merupakan usaha dalam memajukan PKBM, partisipasi
dapat berupa gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.
Dalam rangka desentralisasi dan demokratisasi pendidikan, partsisipasi
masyarakat sangat dibutuhkan, masyarakat harus menjadi rekan dalam melaksanakan
pendidikan, di samping itu PKBM juga bertanggung jawab terhadap peubahan
masyarakat, semuanya itu ditentukan oleh pihak PKBM itu dalam menarik simpati dari
masyarakat untuk turut serta keterlibatannya dalam mengelola dan memajukan PKBM
tersebut.

Untuk kegiatan di PKBM Lentera Cemerlang Kecamatan Tampan, Kota


Pekanbaru partisipasi masyarakatnya cukup baik. Hal disebabkan antara lain pihak
PKBM selalu melibatkan masyarakat dalam menentukan kebijakan di Pusat Kegiatan
Belajar Tersebut.
BAB VI
ARAH, KEBIJAKAN, DAN PROGRAM

1. Bidang Hubungan Kemasyarakatan


1.1 Umum

Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat merupakan usaha yang mesti
dilakukan oleh pihak PKBM sebagai usaha menjadikan PKBM yang berkembang serasi
dan selaras dengan tujuan masyarakat, hubungan yang baik dengan masyarakat akan
memberikan dampak bagi kelancaran kegiatan di PKBM, sehingga akan membantu
dalam pelaksanaan sampai dengan mengevaluasi PKBM itu, karena masyarakat dengan
berbagai karakteristik akan memberikan andil dalam peningkatan mutu PKBM itu
sendiri, tergantung bagaimana penghargaan PKBM terhadap masyarakat .

1.2 Permasalahan

Masyarakat disekitar PKBM hanya dilibatkan pada kegiatan dan juga pada
waktu kegiatan hari besar nasional maupun agama. Kemudian Partisipasi masyarakat
masih terbilang pasif, dikarenakan hanya sebagian kecil saja masyarakat yang
memiliki kesadaran secara ikhlas membantu PKBM.
1.3 Arah Kebijakan
Menyusun rencana pertemuan dengan masyarakat dalam memajukan sekolah
secara teratur dan melibatkan masyarakat dalam menjalin hubungan dengan Instansi
terkait.
1.4 Program
Membentuk suatu forum kerjasama dalam memajukan PKBM dengan
melibatkan Fasilitator dan juga warga belajar serta mengaktifkan POMG atau
pertemuan warga belajar dengan dan tutor.

2 Bidang Sarana dan Prasarana


2.1 Umum
Sarana fisik merupakan salah satu modal utama dalam melaksanakan program
pendidikan di PKBM, peningkatan sarana fisik merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya membantu peningkatan mutu PKBM sekaligus sebagai sarana untuk
menjadikan PKBM sebagai lembaga Non Formal yang sesuai dengan yang di harapkan
pemerintah.
Tanpa sarana dan prasarana yang lengkap bagaimanapun baiknya pengelolaan
PKBM dalam peningkatan mutu sangat sulit untuk di capai, dan sekaligus sesuai
dengan perubahan kebutuhan pembelajaran di PKBM itu.

2.2 Permasalahan
1) Gedung untuk mengadakan rapat kajian
2) Gedung untuk ruangan ketrampilan juga belum ada
3) Belum tersedianya ruangan khusus untuk pertemuan atau aula
4) Serta belum tersediannya lapangan olahraga dan sarana pendukungnya
secara permanen.
5) Belum ada nya gedung perputakaan utama

2.3 Arah kebijakan


1) Meningkatkan kerjasama dengan instansi PKBM yang lain serta dengan Dinas
Pendidikan untuk memperoleh dukungan dana dalam menambah sarana yang
belum ada namun sangat di butuhkan
2) Dilakukan langkah nyata dalam memajukan PKBM agar tumbuh kepercayaan
masyarakat khususnya warga belajar dalam membantu kegiatan pembelajaran
di PKBM
3) Melakukan pembangunan secara bertahap

2.4 Program

1) Penyusunan rencana pembangunan dimulai dari yang sangat utama


2) Tidak hanya ditingkatkan pembangunan tetapi juga perawatan serta
pemeliharaan juga sangat diperlukan.
3) Meningkatkan peran penjaga PKBM untuk melakukan pemeliharaan dengan
baik
3 Bidang Kurikulum
3.1 Umum
Peningkatan mutu merupakan sasaran utama yang di harapkan dari perubahan
kurikulum yang kita kenal dengan Kurikulum berbasis Kompetensi. Maju atau
mundurnya pendidikan itu sangat ditentukan oleh mutu tutor itu sendiri. Permasalahan
yang mendasar dalam pencapaian kurikulum antara lain masih rendahnya kualitas
tutor baik dalam memahami dan melaksanakan kurikulum maupun dalam
meningkatkan mutu lainnya seperti pengadaan sekaligus penggunaan alat peraga itu
dengan baik, hal itu disebabkan kurang tegasnya tentang sangsi hukum dan
kesejahteraan bagi tutor juga masih kurangnya sistem kontrol dalam pengawasan
tutor dalam meningkatkan kedisiplinan merupakan salah satu permasalahan dalam
peningkatan mutu di Indonesia.
3.2 Permasalahan
Sumber daya Non manusia kurang memadai. Belum semua tutor memahami
baik masalah kurikulum tersebut merupakan salah satu permasalahan yang pokok di
bidang peningkatan mutu, meskipun oleh Dinas Pendidikan propinsi Riau telah
melakukan berbagai upaya dalam menyebarkan pemahaman tentang KBK tersebut,
masih kurangnya buku-buku panduan bagi tutor dalam memahami Kurikulum.
Kompetensi tutor dan kualifikasi juga merupakan masalah mendasar dalam
meningkatkan mutu PKBM Bintang Harapan, walaupun pendidikan tutornya rata-rata
telah menyelesaikan pendidikan dengan cukup baik dan cukup tinggi, namun
dibandingkan dengan kebutuhan akan mutu tutor sekarang ini dirasakan masih
kurang.

3.3 Arah kebijakan

Arah kebijakan maksudnya disini adalah kemana tujuanan atau sasaran dari
PKBM Lentera Cemerlang dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di PKBM
tersebutMemberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk mengikuti penataran
untuk memperoleh pemahaman tentang kurikulum dan mengikuti kompetensi.

1) Menyusun perangkat program pengajaran,


2) Menganalisa rencana kerja atau pembagian tugas, ini dilakukan supaya
pelaksanaan kurikulum yang benar dapat terlaksana.
3) Menambah berbagai sarana pendukung dalam menambah pengetahuaan guru
tentang KBK seperti buku-buku tentang kurikulum yang sudah dibakukan,
serta berbagai pendukung lainnya.
4) Memberikan pelatihan-pelatihan kepada tutor mengenai KBK, sistem
pendidikan, ketutoran dan manajemen persekolahan. Dengan hal demikian,
diharapkan agar tutor dapat paham dan dengan mudah memberikan materi
kepada warga belajar
3.4 Program pembangunan

Program ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas tutor dan warga
belajar mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, dan pemahaman
tentang mutu ini dilakukan dengan kegiatan:

a. Membuat suatu balai pertemuan agar memudahkan tutor melakukan


pembelajaran tentang berbagai hal yang menyangkut dengan mutu PKBM.
b. Mengadakan suatu Pembinaan kepada tutor dalam hal ini dilakukan oleh pihak
Pengawas PKBM.
c. serta mengiriman tutor untuk mengikuti pelatihan/penataran khususnya yang
berhubungan dengan KBM.
4 Bidang Keaksaraan
1.1 Umum
Pendidikan keaksaraan adalah salah satu bentuk layanan Pendidikan non formal
bagi warga masyarakat buta aksara untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Permasalahan
Masalah yang dialami masyarakat adalah tidak bisa membaca, menulis atau
bahkan asing dengan tulisan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain. Pertama, faktor
ekonomi, Kedua, faktor geografis. Kemudian kurangnya edukasi mengenai pendidikan
dan kewajiban bersekolah.

1.2 Arah Kebijakan


Sebagai komitmen pemerintah dalam pengentasan penduduk buta aksara,
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan layanan bantuan dalam
bentuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Keaksaraan. BOP
Pendidikan Keaksaraan adalah pemberian sejumlah dana untuk menyelenggarakan
pembelajaran Pendidikan Keaksaraan bagi penduduk buta aksara usia 15-59 tahun.

1.3 Program
Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Pendidikan Multikeaksaraan.
KUM diarahkan untuk pengenalan kemampuan berusaha, sedangkan Multikeaksaraan
diarahkan untuk meningkatkan keberdayaan peserta didik melalui peningkatan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diarahkan sesuai dengan minat peserta didik
tentang wawasan keilmuan dan teknologi, kesehatan dan  olahraga, pengembangan
seni dan budaya, atau politik dan kebangsaan, serta pekerjaan dan profesi.

5 Bidang Life Skill


5.1 Umum

Pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan non


formal bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga
belajar di bidang pekerjaan/usaha tertentu sesuai dengan bakat, minat perkembangan
fisik dan jiwanya serta potensi lingkungannya, sehingga mereka memiliki bekal
kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat dijadikan bekal untuk
meningkatkan kualitas hidupnya.

5.2 Permasalahan

Bagaimana keterkaitan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari dan


bagaimana materi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan problema kehidupan,
kurang mendapat perhatian. Pendidikan seakan terlepas dari kehidupan keseharian,
seakan-akan pendidikan untuk pendidikan atau pendidikan tidak terkait dengan
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu siswa tidak mengetahui manfaat apa yang
dipelajari dan sampai lulus seringkali tidak tahu bagaimana menggunakan apa yang
telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi.

5.3 Arah Kebijakan

Indikator-indikator yang terkandung dalam life skills tersebut secara konseptual


dikelompokkan : (1) Kecakapan mengenal diri (self awarness) atau sering juga disebut
kemampuan personal (personal skills), (2) Kecakapan berfikir rasional (thinking skills)
atau kecakapan akademik (akademic skills), (3) Kecakapan sosial (social skills), (4)
Kecakapan vokasional (vocational skills) sering juga disebut dengan keterampilan
kejuruan artinya keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu dan
bersifat spesifik (spesific skills) atau keterampilan teknis (technical skills).

5.4 Program
1) Memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan dalam
memasuki dunia kerja baik bekerja mandiri (wirausaha) dan/atau bekerja
pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin
layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan
karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.
3) Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya
sendiri maupun anggota keluarganya.

6. Bidang Kesetaraan
6.1 Umum
Fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal adalah
mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.

6.2 Permasalahan

Saat ini adalah tidak semua warga mayarakat dapat bersekolah secara formal.
Beberapa faktor penyebab seperti keterbatasan ekonomi, waktu dan kesempatan serta
letak geografis wilayah tempat tinggal menjadi penghalang seseorang untuk
mendapatkan pendidikan formal yang layak.

6.3 Arah Kebijakan

Sebagai penopang pincangnya kesetaraan pendidikan tersebut hadirlah jalur


alternatif yang dapat dipilih oleh mereka yang tidak dapat mengenyam pendidikan
formal yakni melalui program belajar paket yang terdiri dari paket A setara SD, paket B
setara SMP dan paket C setara SMA. Sistem pembelajaran yang dilakukan tidak sama
dengan sekolah formal, namun kurikulum yang digunakan sama sehingga ijazah yang
diterima oleh peserta didiknya disejajarkan dengan sekolah formal.

6.4 Program
1) menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang
kurang beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah),
khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak yang bermukim di desa
terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan
atau keterbatasan transportasi;
2) menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan
orang dewasa melalui akses yang adil pada program-program belajar dan
kecakapan hidup;
3) melayani peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan
akademik dan keterampilan atau kecakapan hidup untuk meningkatkan
mutu kehidupannya
BAB VII
SKENARIO, INDIKATOR, DAN TINDAK LANJUT

1. Skenario Program

Usaha yang di lakukan pihak PKBM agar skenario berjalan dengan baik antara
lain dengan menetapkan program yang termasuk jangka pendek untuk lebih
dipercepat pelaksanaannya dan program jangka panjang yang dipastikan harus
tercapai dengan perencanaan yang matang.

Langkah-langkah yang di gunakan untuk melakukan suatu perencanaan dikenal


dengan sebutan skenario, merupakan suatu upaya memajukan suatu PKBM dimulai
dengan perencanaan yang baik barulah selanjutnya dilaksanakan program itu
dengan baik.

2. Indikator keberhasilan masing-masing program

1. Untuk Indikator peingkatan mutu, maka tolak ukur keberhasilannya adalah :


warga belajar yang dihasilkan berkualitas, tutor yang mengajar penuh dengan
muatan ketrampilan serta pengetahuan, dalam memajukan pendidikan.
2. Sedangkan untuk Indikator peningkatan sarana fisik, tolak ukurnya adalah,
tersedianya sarana fisik sesuai dengan keinginan kita dan terlaksananya
dengan baik tujuan prasarana itu di adakan.
3. Tolak ukur keberhasilan dari indikator kesenian adalah anak dapat turut serta
dalam kegiatan kesenian baik tingkat kecamatan maupun kabupaten, jika
tercapai sampai pada tingkat nasional.
4. Untuk indikator hubungan kemasyarakatan, keberhasilannya diukur dengan
tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam turut serta ikut partisifasi secara
penuh dan berlanjut.
3. Strategi tindak lanjut masing-masing program

Terjadinya peningkatan strategi yang baik menuju pendidikan yang berhasil,


menggali seluruh potensi anak, serta memberikan sarana penyaluran bakat anak,
untuk humas terus diupayakan hubungan yang kondusif dan maksimal.

BAB VIII

PENUTUP

Rencana strategi ini adalah upaya perencanaan sekaligus merupakan tujuan


yang harus dicapai dalam memajukan PKBM, untuk itulah rencana strategi ini dapat
juga dijadikan data pendukung dari usaha penyusunan proposal dalam mengajukan
usulan ke Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru maupun ke Dinas Lainnya.

Demikianlah rencana strategi ini dibuat, sebagai alat untuk menjadikan PKBM
Bintang Harapan unggulan, di samping itu juga diharapkan dengan disusunnya
rencana strategi ini akan memberikan kesempatan kepada seluruh pihak terkait untuk
dapat turut serta dalam memajukan pendidikan, seperti pihak PKBM, Pengawas PKBM,
warga belajar, masyarakat dan terutama sekali Dinas atau Instansi terkait.

Mudah-mudahan berbagai program yang tertera pada rencana strategi ini


tercapai, juga terus dilanjutkan kepada jenjang pelaksanaan program dengan harapan
agar tercapainya tujuan PKBM tersebut, yang pada umumnya tetap bermuara pada
usaaha mencerdaskan kehidupan bangsa demi tercapainya masyarakat yang
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai