Anda di halaman 1dari 28

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKM-IKK LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2019

UNIVERSITAS HALU OLEO

ANALISIS KASUS ISCHIALGIA PADA PROFESI

TUKANG BECAK

Oleh :

ABDUL RACHMAD MASUMI

Pembimbing

dr. Zida Maulina Aini, M.Kedtrop

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT & ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

1
2019

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
Nama : Abdul Rachmad Masumi, S.Ked
NIM : K1A114001

Judul Laporan : Analisis Kasus Ischialgia Pada Profesi


Tukang Becak

Telah menyelesaikan laporan kasus okupasi dalam rangka kepanitraan klinik pada
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, Agustus 2019

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Zida Maulina Aini, M.Kedtrop

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan laporan kasus yang berjudul “ANALISIS KASUS
ISCHIALGIA PADA PROFESI TUKANG BECAK” dapat dirampungkan
dengan baik. Shalawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Penulisan kasus ini disusun untuk melengkapi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat & Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo. Melalui kesempatan ini
secara khusus penulis persembahkan ucapan terima kasih kepada dr. Zida
Maulina Aini, M.Kedtrop sebagai pembimbing okupasi kami. Dengan segala
kerendahan hati penulis sadar bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Penulis mengharapkan masukan, kritik dan
saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan tugas ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Kendari, Agustus 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………..…………………………………………………….…. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….…. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…. iii
DAFTAR ISI……………………………………………….……………………........ iv
BAB I : PENDAHULUAN…...................................………………………………… 5
BAB II : LAPORAN KASUS

A. Anamnesis……………..……………………………………………..…………..
6
B. Diagnosis Okupasi…….………………………….………………………………
10
C. Permasalahan Pasien & Rencana Penatalaksaan………….……………………...
13

BAB III : TINJAUAN PUSTAKA


A. Ischialgia….......................................................…………………………………
14
B. Perilaku Tukang Becak……………………….…………………………………
22
BAB IV : PEMBAHASAN

A. Gambaran Singkat Ischialgia pada Tukang Becak………………………………


24
B. Hubungan Pajanan Terhadap Ischialgia pada Kasus……………….……………
24

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………
27
B. Saran ……………………………………………………………….……………
27

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
28

iv
BAB I
PENDAHULUAN
Moda transportasi menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang
aktivitas sehari-hari. Becak merupakan transportasi tradisional yang masih
beroperasi di wilayah Kota Kendari khususnya di pasar sentral dan masih
digemari oleh masyarakat terutama para pedagang maupun pembeli karena dapat
mengangkut barang lebih banyak dan tarif yang lebih murah dibandingkan dengan
mode transportasi lain. Pengayuh becak saat melakukan aktivitas mengayuh
dengan posisi duduk monoton. Mereka melakukan gerakan yang sama dalam
waktu yang cukup lama dengan punggung sedikit membungkuk dan kaki
mengayuh pedal secara bergantian. Selain itu beban yang diangkut bisa mencapai
±100 kg setiap hari1.
Desain becak yang digunakan menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak
menjauhi posisi alamiah, sehingga pengayuh becak pada umumnya mengeluhkan
sakit pada leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung, lengan atas kanan,
pinggang, bokong, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri,
tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kanan, betis kiri, betis kanan, kaki kiri
dan kaki kanan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa postur kerja yang
tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan dan cidera otot yang berakhir pada
adanya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) mulai dari keluhan ringan
sampai sangat sakit seperti ischialgia1,11.
Ischialgia itu sendiri adalah sebuah gejala yaitu pasien merasakan nyeri pada
tungkai yang menjalar dari akar saraf ke arah distal perjalanan nervus ischiadikus
sampai tungkai bawah. Prevalensi ischialgia di Indonesia menunjukan prevalensi
Ischialgia 18-21%, pada laki-laki 13,6% dan pada wanita 18,2% Beberapa faktor
resiko yang menyebabkan ischialgia antara lain adalah orang yang kesehariannya
dipenuhi dengan kesibukan mengangkat benda-benda berat terutama pada
kelompok umur sekitar 45 tahun, orang yang obesitas, dan orang-orang yang
kurang melakukan olah raga atau aktivitas fisik teratur2.

5
BAB II
LAPORAN KASUS

A. ANAMNESIS
1. Anamnesis Klinis
a. IdentitasPasien
Nama : Tn. M
Umur : 55 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Alamat : Baruga
Pekerjaan : Tukang becak di pasar baruga
Suku : Muna
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 5 Agustus 2019
b. Keluhan utama
Nyeri pada paha kanan
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada paha kanan dan
menjalar hingga kaki pasien yang dirasakan sejak 1 minggu dan dirasa
memberat sejak 3 hari terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus dan
memberat saat pasien bekerja dimana pasien berprofesi sebagai tukang
becak di pasar baruga dan sudah bekerja sebagai tukang becak selama
15 tahun dan sudah tidak bekerja selama 2 hari karena keluhan ini
makin memberat. Keluhan ini sudah sering dirasakan disaat pasien
selesai bekerja. Keluhan biasanya menurun saat pasien istirahat dan
meminum obat anti nyeri. Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada
punggung pasien dan bahu pasien yang muncul jika selesai bekerja.
Pasien juga sering mengalami sakit kepala dan batuk-batuk.

6
d. Riwayat penyakit :
a) Riwayat DM (-)
b) Riwayat hipertensi (-)
c) Riwayat alergi (-)
d) Riwayat trauma (+) pernah pasien mengalami kecelakaan saat
bekerja pada 5 bulan yang lalu tetapi saat pemeriksaan X-Ray tidak
didapatkan adanya fraktur maupun dislokasi pada esktremitas bawah
pasien
e. Riwayat Sosioekonomi dan kebiasaan
Pasien mengkonsumsi alkohol, rokok dan tidak mengkonsumsi
narkoba dan obat-obatan untuk waktu yang lama. Pasien bekerja di
sebagai tukang becak di pasar baruga dan mulai bekerja pada pukul 8
pagi sampai pukul 4 sore dengan jam istirahat pada jam 12 siang
sampai jam 1 siang. Sebelumnya pasien bekerja sebagai buruh selama 2
tahun.

f. Anamnesis Okupasi

Jenis Bahan/material Tempat kerja Masa kerja


pekerjaan yang digunakan (perusahaan)
Tukang Sepeda/becak Pasar Baruga 15 tahun
becak
Uraian Kegiatan Sehari-hari

JAM KEGIATAN
05.00-08.00 WITA Bangun pagi dan bersiap-siap untuk bekerja
08.00-12.00 WITA Berada di pangkalan becak pasar baruga
12.00-13.00 WITA Istirahat di rumah dan makan siang
13.00-16.00 WITA Kembali di pangkalan becak pasar baruga
16.00-17.00 WITA Pulang ke rumah dan mandi
17.00-05.00 WITA Istirahat di rumah

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : pasien tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15 = Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6

7
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37oC
3. Status Generalis
Kepala : normochepal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : normotia, sekret (-)
Mulut : bibir tampak kering
Leher : tidak ada pembesaran KGB, tidak ada pembesaran tiroid
Thoraks :
Inspeksi : pergerakan dada simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Vocal fremitus normals
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi
Paru : suara napas vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : bunyi jantung I dan II normal, regular, tidak ada
gallop dan murmur
Abdomen
Inspeksi : abdomen datar
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : timpani di seluruh region abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegaly (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakan N N N
Kekuatan 5 5 3 4
Tonus N N N N

8
Bentuk otot N N N N
Tes Laseque (+)
Tes Patrick (+)
Tes Kontra Patrick (+)
4. Resume Kelainan Yang Didapat
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada paha kanan dan menjalar
hingga kaki pasien yang dirasakan sejak 1 minggu dan dirasa memberat
sejak 3 hari terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus dan memberat saat
pasien bekerja dimana pasien berprofesi sebagai tukang becak di pasar
baruga dan sudah bekerja sebagai tukang becak selama 15 tahun dan sudah
tidak bekerja selama 2 hari karena keluhan ini makin memberat. Keluhan
ini sudah sering dirasakan disaat pasien selesai bekerja. Keluhan biasanya
menurun saat pasien istirahat dan meminum obat anti nyeri. Pasien juga
merasakan nyeri pada punggung pasien dan bahu pasien yang muncul jika
selesai bekerja. Pasien juga sering megalami sakit kepala dan batuk-batuk.

Riwayat trauma (+) pernah pasien mengalami kecelakaan saat


bekerja pada 5 bulan yang lalu tetapi saat pemeriksaan X-Ray tidak
didapatkan adanya fraktur maupun dislokasi pada esktremitas bawah
pasien. Pasien minum alkohol, merokok dan tidak mengkonsumsi narkoba
dan obat-obatan untuk waktu yang lama. Pasien bekerja di sebagai tukang
becak di pasar baruga dan mulai bekerja pada pukul 8 pagi sampai pukul 4
sore dengan jam istirahat pada jam 12 siang sampai jam 1 siang.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai buruh selama 2 tahun.Tekanan darah :
130/90 mmHg, Nadi : 110 x/menit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu : 37 oC.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan otot extremitas inferior
sinistra = 4 dan dextra =3, serta tes laseque (+), tes patrick (+), dan tes
kontra patrick (+)

5. Diagnosis Kerja
Ischialgia

9
B. DIAGNOSIS OKUPASI
Langkah Diagnosis Pertama

1. Diagnosis Klinis Ischialgia

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada paha


Dasar diagnosis (anamnesis, kanan dan menjalar hingga kaki pasien yang
pemeriksaan fisik) dirasakan sejak 1 minggu dan dirasa memberat sejak
3 hari terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus dan
memberat saat pasien bekerja diaman pasien
berprofesi sebagai tukang becak di pasar baruga dan
sudah bekerja sebagai tukang becak selama 15 tahun
dan sudah tidak bekerja selama 2 hari karena keluhan
ini makin memberat. Keluhan ini sudah sering
dirasakan disaat pasien selesai bekerja. Keluhan
biasanya menurun saat pasien istirahat dan meminum
obat anti nyeri. Pasien juga merasakan nyeri pada
punggung pasien dan bahu pasien yang muncul jika
selesai bekerja. Pasien juga sering megalami sakit
kepala batuk-batuk.
Riwayat trauma (+) pasien pernah mengalami
kecelakaan saat bekerja pada 5 bulan yang lalu tetapi
saat pemeriksaan X-Ray tidak didapatkan adanya
fraktur maupun dislokasi pada esktremitas bawah
pasien. Pasien minum alkohol, merokok dan tidak
mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan untuk waktu
yang lama. Pasien bekerja di sebagai tukang becak di
pasar baruga dan mulai bekerja pada pukul 8 pagi
sampai pukul 4 sore dengan jam istirahat pada jam 12
siang sampai jam 1 siang. Sebelumnya pasien bekerja
sebagai buruh selama 2 tahun. Tekanan darah :
130/90 mmHg, Nadi : 110 x/menit, Pernapasan : 20
x/menit, Suhu : 37oC. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kekuatan otot extremitas inferior sinistra
= 4 dan dextra =3, serta tes laseque (+),tes patrick
(+), dan tes kontra patrick (+)

10
2. Pajanan di Tempat
Kerja
Daftar Bahaya Potensial Gangguan Resiko
Kegiatan Kesehatan Kecelakaa
n
Fisika Kimia Biolo Ergonomi Psikologi
gi
Mengayuh Suhu Debu - Mengayuh Kerja ISPA Tabrakan
Becak panas dan asap sepeda yang
matahari kendara dengan monoton Ischialgia Jatuh dari
an posisi becak
bungkuk LBP
dengan
berat beban Stress
yang
dibawa bisa
melebihi
kapasitas
seharusnya
Menunggu - Debu - Kerja ISPA -
di yang
pangkalan monoton Stress

3. Evidence Based pajanan di Pekerjaan pengayuh becak membutuhkan


tempat kerja energi atau tenaga yang cukup besar dalam
kesehariannya menjalankan profesi tersebut.
Pekerjaan ini selain menguras tenaga juga
mempunyai resiko yang cukup besar bagi pengayuh
becak tersebut antara lain kelelahan dan penyakit
akibat kerja. Penyakit akibat kerja yang dialami
pengayuh becak antara lain kelainan tulang dan
MSDs seperti ischialgia. Penyebab utama adanya
penyakit akibat kerja pada pengayuh becak adalah
desain becak yang kurang ergonomis dan ENASE
bagi tubuh12.
Desain becak pada umumnya yang dipakai
kurang ergonomis pada pengemudi. Hal ini dapat
ditunjukkan dari stang becak yang terlalu ke bawah,
sehingga pengemudi becak lebih sering condong ke
depan atau bungkuk saat melakukan aktivitasnya.
Selain itu, kebanyakan becak memiliki sadel yang
kurang nyaman dibandingkan dari sadel sepeda pada
umumnya. Kemudian letak rem pada becak tidak
strategis di atas, namun berada sejajar dengan sadel.
Pengendalian penggunaan rem juga membutuhkan
tenaga yang lebih untuk mendorong tuas supaya
becak dapat berhenti12.

11
Pengemudi becak menjalankan aktifitas fisik
yang berat setiap harinya apabila penumpangnya
statis banyak dan berat. Pada saat mengayuh keluhan
yang dialami adalah bokong, pinggang, paha, betis,
telapak kaki, pergelangan kaki, serta lutut. Kemudian
pada saat mengerem keluhan yang dialami
didominasi pada lengan dan bahu. Selanjutnya pada
saat menahan beban keluhan yang dialami lebih pada
telapak kaki, pergelangan kaki, serta siku. Otomatis
pengayuh becak mudah mengalami kelelahan fisik
secara kaki, tangan, lengan, bahu, pinggang, bokong,
dan lehernya bekerja hampir bersamaan setiap
harinya. Penggunaan anggota tubuh ini lebih
condong pada penggunaan otot tubuh12.

4. Apakah pajanan Ya
cukup

Masa kerja 15 tahun

Jumlah jam terpajan/ hari 8 jam

Pemakaian APD Tidak ada

Konsentrasi pajanan Sulit dinilai

5. Apa ada faktor individu - Kegiatan berulang


yang berpengaruh terhadap - Usia
timbulnya diagnosis klinis? - Pasien memiliki riwayat trauma 5 bulan yang
lalu

6 . Apa terpajan bahaya Tidak ada


potensial yang sama spt di
langkah 3 luar tempat kerja?

7 . Diagnosis Okupasi Ischialgia Okupasional


Apa diagnosis klinis ini PENYAKIT AKIBAT KERJA
termasuk penyakit akibat
kerja?

12
C. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana Tindakan (materi &
Jenis
metoda); Tatalaksana
permasalahan
medikamentosa; non medika Target Hasil yang
Medis & non
mentosa(nutrisi, olahraga, waktu diharapkan
medis dll)
konseling dan OKUPASI)
Ischialgia Okupasi: Segera Keluhan
- Eliminasi : sulit dilakukan berkurang
- Subsitusi : sulit dilakukan
- Isolasi : sulit dilakukan
- Engineering Control : perbaiki
posisi ergonomi saat
mengayuh sepeda
- Administrative control : batasi
jumlah penumpang dan berat
beban yang dibawa
- APD : pemakaian topi dan
masker saat bekerja
Terapi Medikamentosa:
- NSAID
- Analgetik
Program Rehabilitasi Medik
Edukasi

13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ischialgia
1. Anatomi
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi
saraf perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N. ischiadicus keluar dari
foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari
SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Antara tuberositas ischii dan trochanter,
n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris
sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea2.

Gambar 1. Nervus Ischiadicus

Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut2:


a. Thoraco lumbal
b. Lumbal

14
c. Lumbal sacral
d. Sacroiliaca Joint
e. Hip Joint
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot,
ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini
mengalami gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa
berlanjut menjadi ishialgia. Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3,
dan saraf ini memiliki percabangan antara lain2:
a. N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula
b. N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
c. N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
d. N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
e. N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat
dibagi menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang
dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan
lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak
begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang
diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen
interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus
spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan
melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat
inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari
ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan sebagian dari
ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus intervertebra dan
nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun berbatasan
langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel2.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini
dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-

15
tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan
hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi
pendukung akan menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah
yang bersangkutan. Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai
jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang
kemudian menekan akar saraf2.
a. N. Ischiadicus mempersarafi:
1) M. Semitendinosus
2) M. Semimbranosus
3) M. Biceps Femoris
4) M. Adduktor Magnus
b. N. Poroneus Mempersarafi
1) M. tibialis anterior
2) M. ekstensor digitorum longus
3) M. ekstensor halluci longus
4) M. digitorum brevis
5) M. poroneus tertius
c. N. Tibialis Mempersarafi
1) M. gastrocnemius
2) M. popliteus
3) M. soleus
4) M. plantaris
5) M. tibialis posterior
6) M. fleksor digitorum longus
7) M. fleksor hallucis longus
2. Definisi Ischialgia
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus
yang berasal dari radiks posterior L4-S3. Ischialgia yang terasa berasal dari
lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus
ischiadicus, nervus poroneus, dan nervus tibialis. Ischialgia menimbulkan
nyeri sepanjang distribusi sensorik nervus Ischiadicus. Oleh karena itu, nyeri

16
yang dialami sering muncul pada bagian posterior paha dan lateral tungkai.
Ischialgia dapat disebabkan oleh prolapse discus intervertebralis dengan
tekanan pada satu atau dua akar nervus spinalis lumbalis bawah dan nervus
sacralis, tekanan pada plexus sacralis atau nervus ischiadicus oleh tumor
intrapelvis, peradangan pada nervus ischiadicus atau ramus terminalisnya3,4.
3. Epidemiologi Ischialgia
Ischialgia merupakan keluhan yang sangat umum dan sangat sering
terjadi, dikeluhkan 4 dari 5 orang di Amerika Serikat, dan merupakan salah
satu penyebab ketidakhadiran di tempat kerja. Sisi baiknya, ischialgia
sesungguhnya dapat dicegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil,
terapi atau latihan sederhana di rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan
memperbaiki dan mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu.
Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi terkena ischialgia
dibandingkan dengan pria. Onset lebih sering pada usia 30-50 tahun dengan
insiden yang terjadi 16,2% dari semua diagnosa penyakit saraf. Hal tersebut
dikarenakan wanita memiliki aktivitas yang monoton dengan posisi yang
statis, misalnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau pada
pedagang dengan kebiasaaan menggendong5.
Data pasti mengenai prevalensi ischialgia masih kurang. Diperkirakan
5%-10% pasien dengan nyeri pinggang bawah mengalami ischialgia.
Prevalensi tahunan ischialgia diskogenik dengan populasi umum berkisar
2,2%. Faktor risiko individu dan pekerjaan telah dilaporkan, termasuk usia,
berat badan, stres mental, merokok, dan paparan getaran kendaraan6.
4. Patogenesis Ischialgia
Penyebab ischialgia adalah beberapa faktor yaitu kontraksi/ radang otot-
otot bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau herniasi nucleus
pulposus (HNP) dan bisa juga oleh sindroma yang dikenal dengan sindroma
stenosis lumbal dan entrapment neuritis, dimana di daerah paha n. ischiadicus
mempersarafi otot-otot hamstring yaitu m. semimembranosus,
m.semitendinosus dan m. biceps femoris. Ischialgia bisa timbul akibat
perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior L4-

17
S3 dan dapat terjaadi pada setiap bagian n. ischiadicus sebelum muncul pada
permukaan belakang tungkai.
Adapun berapa lokasi yang menyebabkan lesi iritatif serta dapat
membangkitkan nyeri ischialgia adalah :
a. Lokasi lesi iritatif yang membangkitkan ischialgia pada tingkat diskus
intervertebral antara L4-S1, dapat terjadi HNP.
b. Ischialgia yang timbul akibat lesi iritatif yang bertolak dari tulang
belakang di sekitar L5, S1 dan S2 pada perjalanan melalui permukaan
dalam dari pelvis n. ischidicus dapat terlibat di dalam arthritis sakroiliaka
atau bursitis m.piriformis.
c. Karena entrapment neuritis yaitu suatu jenis ischialgia yang dapat bangkit
dari daerah sekitar garis artikulasio sakroiliaka atau m. piriforrmis.
Beberapa jenis ischialgia akibat berbagai lesi adalah :
a. Ischialgia sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks yaitu:
dapat berupa nucleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis
(HNP) atau serpihannya pada spondilosis servikal.
b. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis yaitu : pleksus
lumbosakralis dapat diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma. Pleksus
lumbosakralis membentuk n. ischiadicus dapat terjebak oleh bursistis m.
priformis dan sebagian besar ditentukan oleh pengenalan patologik primer
yang menjebak n. ischiadicus.
c. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer yaitu: ischialgia yang mudah
disembuhkan dengan NSAID tetapi tanpa pengobatan ischialgia dapat
sembuh spontan dan tidak ada sakit pinggang bawah kronik tatpi mula
timbulnya akut atau subakut sering berkenaan dengan diabetes mellitus,
masuk angin, flu, sakit keronkongan, nyeri dan pegal persendian7.
5. Gejala Ischialgia
Gejala yang sering timbul akibat ischialgia adalah nyeri punggung
bawah, nyeri daerah bokong, rasa kaku/tertarik pada daerah punggung bawah,
nyeri bisa menjalar atau bisa seperti kesetrum yang dirasakan dari bokong
menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, dapat digambarkan nyeri

18
dari tulang belakang sekitar daerah lumbosakral dan menjalar menurut
perjalanan n. ischiadicus an lanjutannya pada n. peroneus komunis dan n.
tibialis tergantung bagian saraf mana yang terjepit. Rasa nyeri sering timbul
setelah melakukan aktivitas yang berlebihan terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. rasa nyeri juga
sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat7.
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang
bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari,
menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang
diringankan dengan menekuk punggung atau duduk8.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah8:
a. Nyeri punggung bawah
b. Nyeri daerah bokong
c. Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
d. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
e. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri
dan berjalan.
f. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
g. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah tersebut.
h. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
i. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
j. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis

19
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan
fungsi permanen.
k. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
6. Pemeriksaan Penunjang
Tanda Laseque: menunjukkan adanya ketegangan pada saraf spinal
khususnya L5 atau S1. Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi
pada lutut terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-
lahan dan graduil dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan
nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif) dan nyeri akan
berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan
mengangkat tungkai dengan lutut dalam keadaan ekstensi (stright leg rising).
Modifikasi-modifikasi tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila
menyebabkan suatu nyeri radikuler. Cara laseque yang menimbulkan  nyeri
pada tungkai kontra lateral merupakan tanda  kemungkinan  herniasi diskus9.
Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan
nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai
penyebabnya.Demikian juga dengan tanda laseque kontralateral. Tanda
Laseque adalah tanda pre-operatif yang terbaik untuk suatu HNP, yang terlihat
pada 96,8% dari 2157 pasien yang secara operatif terbukti menderita HNP dan
pada hernia yang besar dan lengkap tanda ini malahan positif pada 96,8%
pasien. Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan dengan usia dan
tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan dengan
yang muda (<30 tahun) 9.
Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign) dilakukan
dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan
menimbulkan suatu respons yang positif pada tungkai kontralateral yang sakit
dan menunjukkan adanya suatu HNP9.
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan adalah:
a. Foto rontgen, sering terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai
penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan
degenerative dan tumor spinal.

20
b. CT Scan adalah saran diagnostik yang efektif bila vertebra dan level
neurologis telah jelas dan kemungkinan kelainan tulang.
c. MRI biasanya sensitif pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolaps.
7. Penatalaksanaan Ischialgia
a. Medikamentosa8:
1) Analgetik
2) NSAID
b. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi meliputi terapi panas, terapi listrik, terapi latihan/
exercise, okupasi terapi, psikologi, social medik dan edukasi. Program
fisioterapi bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri otot, mencapai
gerak sendi yang normal, memperbaiki koordinasi dan keseimbangan
dalam bergerak. Penguatan otot untuk mencegah pemendekan otot
(kontraktur) meluruskan otot yang spastic, memperlancar aliran darah
serta meningkatkan kemampuan hidup sehari-hari8.
c. Edukasi yang dapat diberikan kepada penderita ischialgia yaitu8:
1) Hindari banyak membungkuk badan
2) Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
3) Segera istirahat jika merasakan nyeri saat berjalan atau berdiri
4) Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu dua kaki.
5) Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel
yang panjang, sehingga tidak membungkuk.
6) Jika hendak mengambil barang usahakan punggung tetap lurus dan
tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut
7) Lakukan back exercise secara rutin untuk memperkuat otot punggung
sehingga mampu menyangga tulang belakang secara baik dan
maksimal.
d. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktivitas
dimana dengan obat-obatan dan program rehabilitasi medik tidak dapat
membantu8.

21
B. Perilaku Tukang Becak
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap posisi yang
digunakan pada tukang becak didapatkan hasil bahwa posisi yang digunakan
oleh tukang becak mempunyai tingkat resiko yang berbeda untuk
menimbulkan nyeri punggung bawah dikarenakan cara duduk yang
digunakan oleh tukang becak ada yang menggunakan posisi duduk yang salah
atau tidak ergonomis. Ada berbagai posisi duduk yang sering tukang becak
lakukan selama mengemudi becak diantaranya adalah posisi duduk tegak,
posisi kerja duduk membungkuk, posisi kerja duduk miring atau menyerong
dan posisi kerjaa duduk condong ke depan10.
Posisi kerja duduk tegak kurang dilakukan oleh tukang becak karena
tukang becak merasa kurang nyaman mengemudi becak dengan posisi tegak
yang dilakukan. Posisi duduk membungkuk di lakukan karena tukang becak
merasa lebih nyaman dengan posisi membungkuk serta lebih sesuai antara
postur tubuh tukang becak dan desain becak yang dimiliki. Posisi kerja duduk
condong ke depan dilakukan tukang becak karena ingin mencapai target
penglihatan visual mata dalam mengemudi becak10.
Posisi duduk miring atau menyerong dilakukan karena tukang becak
mulai merasakan keluhan sehingga ingin melunakan otot-otot sendi agar
merasa lebih rileks Sebagian besar tukang becak menggerakkan atau memutar
pinggang mereka setelah 2 jam mengendarai becak serta mengendarai becak
dengan posisi membungkuk dalam waktu lebih dari 2 jam per hari serta
mengemudi becak dengan posisi tubuh miring atau menyerong. Hal tersebut
dapat mengakibatkan adanya keluhan pada punggungg bawah dikarenakan
posisi duduk yang tidak ergonomis10.
Desain becak yang digunakan menyebabkan posisi bagian tubuh
bergerak menjauhi posisi alamiah, sehingga pengayuh becak pada umumnya
mengeluhkan sakit pada leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung,
lengan atas kanan, pinggang, bokong, bokong, lengan bawah kiri, lengan
bawah kanan, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kanan,
betis kiri, betis kanan, kaki kiri dan kaki kanan11.

22
Pekerjaan pengayuh becak membutuhkan energi atau tenaga yang
cukup besar dalam kesehariannya menjalankan profesi tersebut. Pekerjaan ini
selain menguras tenaga juga mempunyai resiko yang cukup besar bagi
pengayuh becak tersebut antara lain kelelahan dan penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja yang dialami pengayuh becak antara lain kelainan
tulang dan MSDs seperti ischialgia. Penyebab utama adanya penyakit akibat
kerja pada pengayuh becak adalah desain becak yang kurang ergonomis dan
ENASE bagi tubuh12.

Gambar 2. Otot yang digunakan saat mengayuh becak

BAB V
PEMBAHASAN
A. Gambaran Singkat Ischialgia pada Tukang Becak

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap posisi yang


digunakan pada tukang becak didapatkan hasil bahwa posisi yang digunakan
oleh tukang becak mempunyai tingkat resiko menimbulkan nyeri pada paha
dan nyeri punggung bawah dikarenakan cara duduk yang digunakan oleh
tukang becak ada yang menggunakan posisi duduk yang salah atau tidak
ergonomis. Ada berbagai posisi duduk yang sering tukang becak lakukan
selama mengemudi becak diantaranya adalah posisi duduk tegak, posisi kerja
duduk membungkuk, posisi kerja duduk miring atau menyerong dan posisi

23
kerjaa duduk condong ke depan10.

Posisi kerja duduk tegak kurang dilakukan oleh tukang becak karena
tukang becak merasa kurang nyaman mengemudi becak dengan posisi tegak
yang dilakukan. Posisi duduk membungkuk di lakukan karena tukang becak
merasa lebih nyaman dengan posisi membungkuk serta lebih sesuai antara
postur tubuh tukang becak dan desain becak yang dimiliki. Posisi kerja duduk
condong ke depan dilakukan tukang becak karena ingin mencapai target
penglihatan visual mata dalam mengemudi becak. Posisi duduk miring atau
menyerong dilakukan karena tukang becak mulai merasakan keluhan
sehingga ingin melunakan otot-otot sendi agar merasa lebih rileks Sebagian
besar tukang becak menggerakkan atau memutar pinggang mereka setelah 2
jam mengendarai becak serta mengendarai becak dengan posisi membungkuk
dalam waktu lebih dari 2 jam per hari serta mengemudi becak dengan posisi
tubuh miring atau menyerong. Hal tersebut dapat mengakibatkan adanya
keluhan pada punggungg bawah dikarenakan posisi duduk yang tidak
ergonomis10.
B. Hubungan Pajanan Terhadap Ischialgia pada Kasus

Pekerjaan pengayuh becak membutuhkan energi atau tenaga yang


cukup besar dalam kesehariannya menjalankan profesi tersebut. Pekerjaan ini
selain menguras tenaga juga mempunyai resiko yang cukup besar bagi
pengayuh becak tersebut antara lain kelelahan dan penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja yang dialami pengayuh becak antara lain kelainan
tulang dan MSDs seperti ischialgia. Penyebab utama adanya penyakit akibat
kerja pada pengayuh becak adalah desain becak yang kurang ergonomis dan
ENASE bagi tubuh12.

Tabel 1. Kegiatan Pengemudi Becak


No. Kegiatan Sikap Pola Gerakan Anggota Keluhan
Tubuh Badan yang
Intens
Bergerak

24
1. Mengayuh Kaki kanan Telapak kaki Telapak kaki Nyeri di
dan kiri kanan dan kiri kanan dan Bokong,
bergantian bergantian kiri, betis, Pinggang
mengayuh mengayuh pinggul, serta Paha, Betis,
pedal pedal dengan paha Telapak
Tubuh mendorong kaki,
duduk  kuat atau Pergelangan
tegak atau menekan kaki, Lutut
condong ke pedal
depan
2. Mengerem Tangan Lengan Tangan serta Nyeri di
fokus pada dengan lengan Lengan dan
kemudi keadaan lurus, bahu
Tubuh Kaki berhenti
duduk  mengayuh,
tegak atau Salah satu
condong ke tangan
depan mendorong
rem, Tangan
yang lain
memegang
kemudi 
3. Menahan  Lengan dan  Kaki kanan Kaki serta Nyeri di
Beban tangan lurus dan kiri tangan Telapak
dan fokus menahan kaki,
pada stang pedal pergelangan
kemudi Tangan kaku, serta
becak atau menahan dan siku
memegang memegang
badan becak erat stang
Posisi kemudi becak
duduk atau
berdiri

Berdasarkan tabel di atas dapat diamati bahwa pengayuh becak atau


pengemudi becak menjalankan aktifitas fisik yang berat setiap harinya apabila
penumpangnya statis banyak dan berat. Pada saat mengayuh keluhan yang
dialami adalah bokong, pinggang, paha, betis, telapak kaki, pergelangan kaki,
serta lutut. Kemudian pada saat mengerem keluhan yang dialami didominasi
pada lengan dan bahu. Selanjutnya pada saat menahan beban keluhan yang
dialami lebih pada telapak kaki, pergelangan kaki, serta siku. Otomatis
pengayuh becak mudah mengalami kelelahan fisik secara kaki, tangan,

25
lengan, bahu, pinggang, bokong, dan lehernya bekerja hampir bersamaan
setiap harinya. Penggunaan anggota tubuh ini lebih condong pada
penggunaan otot tubuh12.

Desain becak yang digunakan menyebabkan posisi bagian tubuh


bergerak menjauhi posisi alamiah, sehingga pengayuh becak pada umumnya
mengeluhkan sakit pada leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung,
lengan atas kanan, pinggang, bokong, bokong, lengan bawah kiri, lengan
bawah kanan, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kanan,
betis kiri, betis kanan, kaki kiri dan kaki kanan11.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n. ichiadicus
L4-S2. Ischialgia dapat disebabkan oleh prolapse discus intervertebralis
dengan tekanan pada satu atau dua akar nervus spinalis lumbalis bawah
dan nervus sacralis, tekanan pada plexus sacralis atau nervus ischiadicus
oleh tumor intrapelvis, peradangan pada nervus ischiadicus atau ramus
terminalisnya.
2. Desain becak yang digunakan menyebabkan posisi bagian tubuh
bergerak menjauhi posisi alamiah, sehingga pengayuh becak pada
umumnya mengeluhkan sakit pada leher bagian atas, leher bagian bawah,
punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, bokong, lengan bawah
kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha
kanan, lutut kanan, betis kiri, betis kanan, kaki kiri dan kaki kanan
B. Saran

26
1. Melakukan penyuluhan kepada komunitas tukang becak untuk
memperbaiki posisi ergonomis saat bekerja karena tingginya resiko
terjadinya ischialgia pada tukang becak

DAFTAR PUSTAKA
1. Mukaromah, E. 2017. Analisi Faktor Risiko Gangguan Muskuloskeletal Pada
Pengayuh Becak (Studi Kasus Di Pasar Pagi Kabupaten Pemalang). 5(1).
2. Sidharta, P. 2009. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta. Dian
Rakyat.
3. Wagiu, Samuel A. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain.
4. Snell, S.R. 2014. 2009.Anatomi Klinis Berdasarkan Region. Jakarta. EGC
5. Rifqi Nurul Minaryanti. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia
Dengan Short Wave Diathermy Dan Terapi Latihan Di Rsud Sragen. Fakutas
Ilmu Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
6. Koes, B., Tudler, MW., Peul, WC.2007. Diagnosis and Treatment of sciatic.
British Medical Journal. 334(7607): 1313-1317.
7. Mahar M., Priguna, S. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta. Dian Rakyat.
8. Ngoerah. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya. Airlangga
University Press

27
9. Ropper, AH., Brown RH. 2005. Adam’s and Victor Pronciples of Neurology.
Eleventh Edition. McGraw-Hill: Medical Publishing Divission 170-90.
10. Novianah, N., Triyono, A., Sumadi. 2014. Hubungan Posisi Kerja Duduk
Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Tukang Becak Di Wilayah
Kelurahan Larangan Indah Ciledug-Tangerang. 2(1): 59-66
11. Rachman. 2009. Analisis Keluhan Pengayuh Becak Menggunakan Kuesioner
Nordic. Universitas Gunadarma. Tangerang
12. Safitri, E. 2016. Analisis Resiko Akibat Kerja pada Pengayuh Becak
Berdasarkan dari Beberapa Penelitian.

28

Anda mungkin juga menyukai