LAFADZ AMAR
Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ushul
fiqh li istibath Al-Ahkam Semester Ganjil
Disusun Oleh
1. Febri Zarizka(20621017)
2. Fitri Auliyah (20621019)
3. Ihwani(20621024)
4. Sirlian Pranata (20621040)
Dosen Pengampu :
Bapak Dr. Syarial Dedi,M.Ag
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C.Tujuan Penulis................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
1.Pengertian Amar............................................................................................... 2
2.Bentuk – Bentuk Amar..................................................................................... 2
3. Kaidah – Kaidah Amar.................................................................................... 4
4. Syarat – Syarat Amar....................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ushul fiqih sebagai ilmu metodologi penggalian huku mempunyai peranan
penting dalam ranah keilmuan agama Islam khususnya dalam ilmu hukum islam
atau ilmu fiqih. Pembahasan dari segi kebahasaan atau kajian lughawiyah, sangat
penting sekali ditelaah karena sumber hukum islam yaitu Al- Qur‟an dan Hadist.
Ilmu Ushul Fiqih adalah ilmu yangsangat diperlukan bagi setiap muslim
yang ingin mengetahui danmengistimbathkan hukum dari dalil- dalil syar‟i,
terutama untuk mengetahui hukum-hukum dari peristiwa atau hal baru yang tidak
terjadi pada masa Rasulullah SAW. Karena zaman selalu berkembang, sedangkan
Al-Qur‟an dan Hadits sudah tidak akan ada penambahan dan perubahan karena
memangsegalanya sudah tercakup di dalam Al- Qur‟an.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Amar?
2. Bentuk – Bentuk Amar ?
3. Kaidah – Kaidah Amar
4. Syarat – Syarat Dari Kata Amar?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian Amar!
2. Untuk Mengetahui bentuk – bentuk Amar!
3. Untuk Mengetahui kaidah – kaidah Amar!
4. Untuk Mengetahui syarat – syarat Amar!
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Amar
Menurut bahasa arab, Amar artinya perintah, menurut istilah Amaradalah
suatu lafadz yang didalamnya menunjukkan tuntutan untukmegerjakan suatu
perkerjaan dari atasan kepada bawahan. Amar menurut bahasa berarti perintah,
sedangkan menurut istilah :
ُ َاالَ ْم ُر طَل
ب ا ْلفِ ْع ِل ِمنَ االَ ْعلَى اِلَى االَ ْدنَى
“Amar adalah perkataan meminta kerja dari yang lebih tinggi tingkatannya
kepada yang lebih rendah.” Amar menurut bahasa berarti perintah, sedangkan
menurut istilah :
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa Amar itu tidak hanya
ditunjukkan pada lafadz-lafadz yang memakai sighat (bentuk kata) Amar saja,
tetapi ditunjukkan pula oleh semua bentuk kata yang didalamnya mengandung arti
perintah. Jadi Amar merupakan suatu permintaan untuk mengerjakan sesuatu yang
sifatnya mewajibkan/mengharuskan.1
1
Muhammad Ma‟sum Zein Zudbah,UshulFiqh (JawaTimur : Darul Hikmah), 2008,52.
2
2) Fi’il Mudhari’ yang didahului dengan huruf lam amar “ “ لamar,
contoh lafad ““ َو ۡلتَ ُكن
Contoh :
ِ َو ْلتَ ُكنْ ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ إِلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَأْ ُمرُونَ بِا ْل َم ْع ُر
َوف َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر َوأُولَئِ َك ُه ُم ا ْل ُم ْفلِ ُحون
“Dan hendaklah diantara kamu yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.…”
(QS : Ali Imron /3: 104)
Contoh :
ض َّل إِ َذا ا ْهتَ َد ْيتُ ْم َ ُيَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َعلَ ْي ُك ْم أَ ْنف
ُ َس ُك ْم اَل ي
َ ْض ُّر ُك ْم َمن
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat
itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat
petunjuk… (Q.S. Maidah /5:105)
Contoh :
ِ ُصنَ بِا َ ْنف
َّس ِهن ْ َيَتَ َرب
“Hendaklah menahan dirinya.” (QS Al-Baqarah/2 : 228)
2
Chaerul Uman dan Achyar Aminudin,Ushul Fiqih II,109.
3
3. Kaidah-Kaidah Amar dan Maknanya
1. Amr Menunjukkan Kepada Wajib.
ِ ص ُل فِى ْاألَ ْم ِر لِ ْل ُو ُج ْو
ب ْ َاَأل
“Pada asalnya Amar itu menunjukkan wajib”
Hal ini menunjukkan menurut akal dan naqli. Menurut akal adalah orang-orang
yang tidak mematuhi perintah dinamakan orang yang ingkar, sedangkan menurut
naqal, seperti firman Allah Swt.
4
٦: وان كنتم جنبا فا طهروا (المئده
”Jika kamu berjunub maka mandilah.” (QS. Al-Maidah: 6)
۷۸: اقم الصالة لدلوك الشمس (االسراء
“Kerjakanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir.”(QS. Al-Isra’ :78)
Perintah mendirikan shalat berarti juga perintah untuk berwudlu, sebagai wasilah
(jalan kepada) sahnya shalat.
Misal: Seseorang yang telah melaksanakan suatu perintah dengan sempurna pada
masanya, maka terlepas dia dari tuntutan pada masa itu. seperti keadaan musafir
yang tidak memperoleh air untuk berwudhu, hendaklah dia bertayamum sebagai
pengganti wudhu.
5
8. Qadha dengan Perintah yang Baru.
ضا ُء بِأ َ ْم ٍر َج ِد ْيدًا
َ َاَ ْلق
“Qadha itu dengan perintah yang baru”.
Maksudnya, suatu perbuatan yang tidak dapat dilaksanakan pada waktunya harus
dikerjakan pada waktu yang lain (qadla’). Pelaksanaan perintah bukan pada
waktunya ini berdasarkan pada perintah baru, bukan perintah yang lama.
Misalnya: qadla’ puasa bagi yang mengalami udzur syar’i pada bulan ramadhan,
tidak dikerjakan berdasarkan ayat : يامQQ كتب عليكم الص... tetapi berdasarkan pada
perintah baru, yaitu firman Allah Swt : ... فعـدة من ايام اخر
9. Martabat Amr.
َ ِض ْا ِال ْقت
صا ُر عَل َى اَ َّولِ ِه ِ َس ِم يَ ْقت ُ َّاَاْل َ ْم ُر ْال ُمتَ َعل
ْ ق َعلَى ْا ِال
“Jika berhubungan dengan nama (isim) adalah menghendaki akan
tersimpannya pada permulaan.”
Sependek-pendek masa amr, apabila dihubungkan dengan hukum menurut
pengertian keseluruhannya dalam bentuk yang berlainan tentang tinggi dan
rendah, dipendekkan hukum itu menurut sekurang-kurangnya martabatnya untuk
melaksanakan perintah itu.
Misalnya: “Perintah melakukan tuma’ninah dalam shalat, dan perintah
memerdekakan seorang budak, tidak memandang harga tapi memandang
martabatnya”.
6
َّ اَقِ ْي ُموا
الصالَ َة
Artinya: “Dirikanlah Shalat”. (QS. Al baqarah: 43)
2. Nadb (anjuran)
ص ِد ِق ْي َن ِ
َ قُ ْل َهاتُوا ُب ْر َهانَ ُك ْم انْ ُك ْنتُ ْم
Artinya: “tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar”. (QS. Al Baqarah 111).
4.Irsyad (membimbing atau Menunjukkan)
Contoh firman Allah:
اد ْوا
ُ َاصط َ ََوإِذ
ْ َاحلَلْتُ ْم ف
Artinya: dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. (QS. Al-Ma’idah:2)
Menurut Abu Zahrah dalam hal ini, terdapat qarinah lain yang
menunjukkan bahwa perintah tersebut bersifat mubah. Meskipun demikian dapat
dikatakan bahwa secara total perintah di atas menunjukkan wajib. Sehingga
seseorang dilarang tidak makan secara total, karena akan menyebabkan
kematiannya.
7
6.Tahdid (Ancaman)
10. Ta’jiz (melemahkan)
Ta`jiz yang berarti menyatakan ketidakmampuan seseorang.
س ْو َر ٍة ِم ْن ِمثْلِ ِه ِ
ُ فَأُْت ْوا ب
8
Artinya: “datangkanlah satu surat (saja) yang seumpama )Al Qur’an( itu”. (QS. Al
Baqarah : 23)
Allah sebenarnya mengetahui bahwa orang yang disuruh dalam ayat itu
tidak akan mungkin mampu berbuat satu ayat pun yang semisal dengan ayat Al-
Qur`an. Namun Allah menyuruhnya juga untuk berbuat demikian. Suruhan ini
bukan dalam arti yang sebenarnya, tetapi hanya sekedar menyatakan
ketidakmampuan manusia.
11. Taswiyah (mempersamakan)
صبِ ُروا
ْ َاصبِ ُروا اَ ْوالَت
ْ َف
Artinya: “maka bersabar atau tidak”. (QS. At Thur :16)
Amar dalam ayat ini tentu bukan menyuruh mereka untuk sabar, tetapi
menyatakan bahwa apakah mereka akan sabar atau tidak, adalah sama saja bagi
mereka.
Perbedaan antara taswiyah dan ibahah adalah bahwa pada ibahah pihak y
ang dikenai amar mengira bahwa ia tidak mungkin melakukan perbuatan,
kemudian dibolehkan untuk berbuat. Sedangkan pada taswiyah yang
diberi amar mengira bahwa salah satu di antara kedua hal itu lebih kuat, tetapi
kemudian perkiraan itu dikesampingkan dengan menyamakan antara keduanya.
12. Tamanni(angan-angan)
Contoh Sya’ir Arab:
ْ ِاص ْب ُح ق
ف اَل تَطْلَ ُع ُ َ ي يَا لَْي ُل طُ ْل يَا َن ْو ُم ُز ْل
Artinya: “Wahai sang malam, memanjanglah wahai kantuk menghilanglah.
Wahai waktu subuh berhentilah dahulu, jangan segera dating.
Menyuruh malam segera berganti dengan subuh sebagaimana tersebut
dalam permintaan penyair ini tentu tidak dapat dianggap sebagai suruhan atau
perintah, selain karena malam tidak dapat dijadikan sasaran suruhan juga suruhan
itu tidak mungkin terwujud.
13. Do’a
ب ا ْغ ِف ْرلِى
ِّ َر
Artinya: “Ya Allah ampunilah aku”. (QS. Shad : 35)
9
Amar yang diucapkan oleh seorang hamba kepada tuhannya tentu tidak
dapat dikatakan sebaga amar dalam arti sebenarnya, oleh karena itu, amar di sini
berarti permohonan.
14. Ihanah (meremehkan)
Megengai amar untuk ihanah adalah amar tersebut bukanlah untuk harus
dilakukan melainkan berupa ejekan dalam sikap merendahkan. Sebagai contoh
dalam firman Allah Q.S Ad-Dukhan ayat 49 :
4
Muhammad Ma‟sum Zein Zudbah,UshulFiqh,52.
10
B.Maksud yang dikandung dalam perintah itu atau perbuatan yang diminta
(ma‟addatul amri). Hal ini menunujukkan macamnya perbuatan yang diminta,
seperti berdiri, duduk. Apabila disatukan kedua sisi tersebut dalam amar, maka
maksudnya tidak lebih dari pada hanya menuntut perbuatan yang disebutnya, dan
tidak ada tanda-tandayang menunjukkan berulang-ulanya perbuatan itu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
5
Chaerul Uman dan Achyar Aminudin,Ushul Fiqih II,115.
11
Menurut bahasa arab, Amar artinya perintah, menurut istilah Amaradalah
suatu lafadz yang didalamnya menunjukkan tuntutan untukmegerjakan suatu
perkerjaan dari atasan kepada bawahan.
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa Amar itu tidak hanya
ditunjukkan pada lafadz-lafadz yang memakai sighat (bentuk kata) Amar saja,
tetapi ditunjukkan pula oleh semua bentuk kata yang didalamnya mengandung arti
perintah. Jadi Amar merupakan suatu permintaan untuk mengerjakan sesuatu yang
sifatnya mewajibkan/mengharuskan. Hakikat pengertian amar (perintah) ialah
Lafal yang dikehendaki supaya orang mengerjakan perintah apa yang
dimaksudkan. Bentuk – Bentuknya sebagai berikut fi’il amar,fi’il mudhari’,isim
fi’il amar,isim masdar pengganti fi’il,kalam khabar,fi’il madhi. Syarat yang harus
ada pada kata Amar (perintah) : Harus berupa ucapan perintah (Amar) seperti kata
uf‟ul (kerjakanlah),.Harus berbentuk kata permintaan,Tidak ada tanda-tanda
(Qarinah) yang menunjukkan permintaan itu bertatus tidak mewajibkan atau
mengharuskan,Datangnya permintaan itu harus dari atasan, sebab jika dari
bawahan namanya do‟a.
DAFTAR PUSTAKA
12
Syafi‟i Karim,Fiqih-Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2001).
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, terj. Saefullah Ma`shum, dkk, (Ushul Fikih)
13