Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi
Dosen: Ibu Dr Devi Mazarina M, Si
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Sosial Budaya” ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi Mahasiswa/i (Universitas Negeri Malang) dalam
memenuhi tugas (Mata Kuliah Ilmu Gizi Semester 2). Ucapan terimakasih tidak
lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, diantaranya :
1. Ibu Devi Mazarina selaku dosen pembimbing.
2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga
tersusun makalah ini.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi dalam pembuatan makalah ini yang namanya penulis tidak dapat
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun pada karya makalah ini
sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Malang, 11 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan.............................................................................................1
BAB II : Pembahasan.............................................................................................2
BAB III : Penutup....................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah
menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel
memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada
umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada
usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah
berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan
masih berjalan.
B. Tujuan pembahasan
1. Menberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status
gizi;
2. Menberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelebihan dari metoda –
metoda yang digunakan;
3. Memberikan ganbaran singakat mengenai pengumpulan data,
perencanaan, dan implementasi untuk penilaian status gizi.
C. Tujuan
Adapun makalah yang kami buat untuk dapat dijadikan pembelajaran dan
dapat berguna bagi mahasiswa yang telah membaca makalah kami. Makalah kami
dibuat untuk mengacu pada mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Gizi, agar
mahasiswa dapat memahami mata kuliah Ilmu Gizi dengan adanya informasi dari
makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropometri
Antropometri Tubuh
PIPJ = Proximal Interphalangeal Joint (Sambungan antar ruas tulang jari ke arah
mendekati tubuh )
d. Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran
tubuh manusia. Pemain basket professional biasanya lebih tinggi dari
orang biasa. Pemain balet biasanya lebih kurus disbanding rata-rata orang.
2. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus)
yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang
juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a) Cacat tubuh.
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang- orang cacat.
b) Faktor iklim
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang
berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam
satu tempat dengan tempat yang lain.
c) Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja
memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk
yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.
a) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lenganatas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri
dirumah.
g). Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
h). Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
a). Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat dantidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu seperti zinc dan fe.
b). Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan
energi)dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri
1. Pengukuran
Penilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung
yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri relatif
mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri
ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksananya
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam
pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan
mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan penggunaan indeks
tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.
Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah
teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara
yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan,
lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan
untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.1
Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi,
lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996).
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih
luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan
alat kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk
konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk
yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau
menggunakan produk tersebut (Sutalaksana,1996).
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian
secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Pengertian istilah Nutritional
Anthropometry mula-mula muncul dalam Body Measurements and Human
Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh
Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi
besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi
tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas
lemak. Pengukuran berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak
merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan. Kurang
berat tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi dapat
pula mencerminkan keadaan sakit yang baru dialami Jelliffe (1966).
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18
tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus
lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat
untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya IMT tidak
meningkat dengan bertambahnya umur.
IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang
khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai
usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB
atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu
mempertimbangkan berat badan orang tua.
Underweight <18,50
Normal 18,50-24,49
Overweight >25,00
Obesitas >30,00
Overweight >23,00
Kurus <18,50
Normal 18,50-24,99
Obese >27,00
Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa keuntungan yang diberikan adalah
penampilan baik, lincah dan risiko sakit rendah.(Arisman, 2002).
badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun.
Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
Berat badan merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus).
Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah 2500
gram). Pada masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan. Berat perkembangan tubuh yang baik
maupun yang buruk. Berat badan merupakan suatu pencerminan dari kondisi yang
kekurangan gizi.
Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum
digunakan dan merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari sedang
berlaku dan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi kalori protein dan
karbohidrat.
- Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
- KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar
pengisiannya.
- Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status
gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana
sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
- Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan
menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6
a. Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks
tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso
yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk
mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk
mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan
jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang
rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal
dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul
diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri
diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm
D. % BODY FAT
Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan
badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks
antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk
mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan
untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak
tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak
bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular,
suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla.
Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan
persamaan secara umum atau kelompok tertentu.
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap
berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis
kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan
lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat
langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu
metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh
dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.
Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %
Slightly overfat 16 – 20 % 24 – 27 %
Fat 21 – 24 % 28 – 32 %
E. LILA
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi,
karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
lemak bawah kulit.
Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm
dari radial. Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik
paling proksimal tulang patella dan titik pertengahan lipat paha. Titik tengah lipat
paha ditentukan dengan jalan menentukan terlebih dahulu letak SIAS ketika
(subjek masih berdiri), dan simfasis pubis. Lingkar betis dapat diukur baik dalam
keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri, berat badan harus tertumpu
pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya
duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke
betis (tegak lurus dengan aksis memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk
mencari diameter terbesar. Hasil pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari
2 mm (Arisman, 2007).
Normal 23,5 cm
Normal 9,5 cm
Balita
Normal 12,5 cm
2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR
- Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia.
PENUTUP
TERUSKAN
DAFTAR PUSTAKA