Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ILMU GIZI “ANTROPOMETRI”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi
Dosen: Ibu Dr Devi Mazarina M, Si

Disusun Oleh :

1. Dewi Ratna Sari


(160543613039)
2. Lina Amalina (160543613028)
3. Nurma Jum’atin (160543613033)
4. Resta Rendriana (16054361)
5. Vemi Berta Anesia (16054361)

S1 Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan  rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Sosial Budaya” ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi Mahasiswa/i (Universitas Negeri Malang) dalam
memenuhi tugas (Mata Kuliah Ilmu Gizi Semester 2). Ucapan terimakasih tidak
lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, diantaranya :
1.      Ibu Devi Mazarina selaku dosen pembimbing.
2.      Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga
tersusun makalah ini.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi dalam pembuatan makalah ini yang namanya penulis tidak dapat
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun pada karya makalah ini
sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik
di masa yang akan datang.

                                                                                      
Malang, 11 Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman judul........................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I : Pendahuluan.............................................................................................1

BAB II : Pembahasan.............................................................................................2
BAB III : Penutup....................................................................................................6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.


Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran
tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi
lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut
bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa
indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U
(Sandjaja,dkk., 2010).
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macampengukuran
dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkatgizi
(Supariasa, dkk., 2001).
Hal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan
perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya mallnutrisi (Gizi salah)
dan resiko untuk menjadi gizi kurang. Status gizi menjadi penting karena
merupakan salah satu factor resiko untuk terjadi kesakitan atau kematian.  Status
gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga
terhadap kemmampuan dalamproses pemulihan.

Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,


perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,
data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan
membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.

Mmetode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat


menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar
Pertumbuhan.

Pertumbuhan secara sederhana dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh


dalam 2 bantuk yaitu:

1.      Pertambahan sel dan


2.      pembelahan sel, terjadinya perubahan ukuran tubuh.

Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah
menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel
memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada
umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada
usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah
berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan
masih berjalan.

B. Tujuan pembahasan
1. Menberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status
gizi;
2. Menberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelebihan dari metoda –
metoda yang digunakan;
3. Memberikan ganbaran singakat mengenai pengumpulan data,
perencanaan, dan implementasi untuk penilaian status gizi.

C. Tujuan

Adapun makalah yang kami buat untuk dapat dijadikan pembelajaran dan
dapat berguna bagi mahasiswa yang telah membaca makalah kami. Makalah kami
dibuat untuk mengacu pada mahasiswa dalam mata kuliah Ilmu Gizi, agar
mahasiswa dapat memahami mata kuliah Ilmu Gizi dengan adanya informasi dari
makalah kami.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropometri

Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti


manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger 2003). Berikut
adalah beberapa definisi antropometri dari berbagai sumber:
1. Antropometri menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia
seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain.

2. Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan


pengaturan alat, peralatan, serta material (Pulat 1997).
3. Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat
kerja, tetapi juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses
kontrol dan perangkat input(Helander 2006).

4. Antropometri merupakan studi dan pengukuran dimensi tubuh


manusia (Wickens et al. 1998).

Antropometri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran


tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak. Dengan
pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran
badan aktual seseorang. Selanjutnya tinggi badan, berat badan dan ukuran tubuh
(termasuk skinfolds dan circumferences) aktual seseorang ini dapat digunakan
untuk tujuan menilai pertumbuhan dan distribusi lemak tubuh seseorang, serta
dapat berguna sebagai data referensi.

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran


tubuh manusia. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan seperti
perancangan lingkungan kerja (workplaces), fasilitas kerja, dan lain-lain agar
diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi ukuran
anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya. Hal ini dilakukan agar
tercapai suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan
tentunya juga dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang
efektif atau dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis.
Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis
dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja
(work station), perancangan alat kerja dan perancangan lingkungan fisik.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri
akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan
produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.

Antropometri Tubuh

Tabel Antropometri Tubuh Manusia


No Simbo
Dimensi Tubuh
. l
1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak Ttpb
2 Tinggi mata Tm
3 Tinggi bahu Tb
4 Tinggi siku Ts
5 Tinggi genggam tangan pada posisi duduk Tgtd
6 Tinggi badan pada posisi duduk Tbd
7 Tinggi mata posisi duduk Tmpd
8 Tinggi bahu pada posisi duduk Tbpd
9 Tinggi siku posisi duduk Tspd
10 Tebal paha Tp
11 Jarak dari pantat ke lutut Jpl
12 Jarak dari lipat lutut ke pantat Jllp
13 Tinggi lutut Tl
14 Tinggi lipat lutut Tll
15 Lebar bahu Lb
16 Lebar panggul Lp
17 Tebal dada Td
18 Tebal perut Tep
19 Jarak dari siku ke ujung jari Jsuj
20 Lebar kepala Lk
21 Panjang tangan Pt
22 Lebar tangan Lt
23 Jarak bentang dari ujung tangan kanan ke kiri Jbkk
Tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertikal ke atas
24 dan Tptv
berdiri tegak
25 Tinggi pergelangan tangan vertikal ke atas dan duduk Tpvd
26 Jarak genggam tangan ke punggung pada posisi duduk Jgpd
Data Antropometri Masyarakat Indonesia serta Dimensionalnya
(Nurmianto, 1991)
Antronomi Tangan

Tabel Antropometri Tangan


No
Dimensi Tangan Simbol
.
1 Panjang tangan Pata
2 Panjang telapak tangan Ptt
3 Panjang ibu jari Pij
4 Panjang jari telunjuk Pjt
5 Panjang jari tengah Pajt
6 Panjang jari manis Pjm
7 Panjang jari kelingking Pjk
8 Lebar ibu jari Lij
9 Tebal ibu jari Tij
10 Lebar jari telunjuk Ljt
11 Tebal jari telunjuk Tjt
12 Lebar telapak tangan Ltt
13 Lebar telapak tangan (sampai ibu jari) Lttj
14 Lebar telapak tangan minimum Lttm
15 Tebal telapak tangan Ttt
16 Tebal telapak tangan sampai ibu jari Ttij
17 Diameter genggam Dg
18 Lebar maksimum ibu jari ke kelingking Lmjk
19 Lebar fungsional Lf
20 segi empat minimum yang dapat dilewati telapak tangan Semt

Data Antropometri Telapak Tangan Orang Indonesia serta Dimensionalnya


(Nurmianto, 1991)
Catatan :

IPJ = Interphalangeal Joint (Sambungan antar ruas tulang jari)

PIPJ = Proximal Interphalangeal Joint (Sambungan antar ruas tulang jari ke arah
mendekati tubuh )

Antrometri Kepala Manusia


B. Jenis Antropometri
Antropometri Dibagi Atas Dua Bagian Yaitu:

a. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh


manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur
pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan
dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran
representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan
metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus
dalam keadaan diam.

b. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam


berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih
kompleks dan lebih sulit diukur.

1) Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:


a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif
saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c) Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika
dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau
operator komputer.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia,


diantaranya (Wieckens et al, 2004):
a. Usia
Ukuran tubuh manusia (stature) akan berkembang dari saat
lahir sampai kira-kira berumur 20-25 tahun (Roche & Davila,
1972; VanCott & Kinkade, 1972) dan mulai menurun setelah usia
35-40 tahun. Bahkan, untuk wanita kemungkinan penyusutannya
lebih besar. Sementara untuk berat dan circumference chest akan
berkembang sampai usia 60 tahun.
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali dada dan pinggul.

c. Suku Bangsa (Etnis) dan Ras


Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda etnis dan ras
mempunyai perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam cenderung
mempunyai lengan dan kaki yang lebih panjang dibandingkan orang
kulit putih.

d. Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran
tubuh manusia. Pemain basket professional biasanya lebih tinggi dari
orang biasa. Pemain balet biasanya lebih kurus disbanding rata-rata orang.
2. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus)
yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang
juga perlu mendapat perhatian, seperti:
a) Cacat tubuh.
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang- orang cacat.
b) Faktor iklim
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang
berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam
satu tempat dengan tempat yang lain.
c) Kehamilan (pregnancy)
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja
memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk
yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

C.   Penentuan Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-


variabel tertentu.  Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan antara
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh (Supariasa,
2002).     

 Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan


untukmenilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran
tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur
status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein
(Gibson 2005).
Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang
statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram,
pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbanganmetabolik (Suparasia, dkk., 2001).

  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur dan fungsi tubuh   yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas
duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis
pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier
misalnyatinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan
pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan
tebal lemak di bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum digunakan utuk
mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan
energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini
adalah(Suparasia, dkk., 2001) :

a)      Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lenganatas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri
dirumah.

b).   Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.


Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada
anak balita maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat
yang rumit.

c).  Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga


oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

d).   Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak


memerlukan bahan-bahan lainnya.
e).    Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut
off  points) dan baku rujukan yang sudah pasti.

f).    Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara


mengguakanantropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi
masyarakat,khususnya untuk penapisan ( screening ) status gizi.

Hal ini dikarenakanantropometri diakui kebearanya secara


ilmiah.Memperhatikan          faktor di atas, maka di bawah ini akan
diuraikankeunggulan antropometri yaitu :

       a).    Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah


sampelyang besar.

       b).    Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan


dengantenaga yang                 sudah dilatih dalam waktu singkat dapat
melakukan pengukuran antropometri.

       c).    Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat


didaerah                setempat.

       d).     Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.

       e).    Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.

       f).    Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.

       g).    Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.

       h).    Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat


pula beberapa             kelemahan seperti :

         a).    Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat                     dantidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu seperti zinc dan fe.
          b).    Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan
energi)dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri

          c).     Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat


mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

          d).     Kesalahan terjadi karena:

                       1. Pengukuran

                       2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi


jaringan

                       3. Analisis dan asumsi yang keliru

            e).    Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

                       1). Latihan petugas yang tidak cukup

                       2). Kesalahan alat atau alat tidak ditera

                       3). Kesulitan pengukuran

.     Indeks Mata Tubuh ( IMT )

Penilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung
yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri relatif
mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri
ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksananya
       Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam
pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan
mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan penggunaan indeks
tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.
      
Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah
teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara
yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan,
lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan
untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.1

             Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan
“metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan
sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi,
lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996).

Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data


numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan
ergonomis proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia  (Sutalaksana,1996).

             Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih
luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan
alat kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk
konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk
yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau
menggunakan produk tersebut  (Sutalaksana,1996).

            Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian
secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Pengertian istilah Nutritional
Anthropometry mula-mula muncul dalam Body Measurements and Human
Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh
Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi
besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi
tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas
lemak. Pengukuran berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak
merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan. Kurang
berat tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi dapat
pula mencerminkan keadaan sakit yang baru dialami Jelliffe (1966).

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi


tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan
ukuran persentil. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian
ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri,
pusing. Penelitian yang dilakukan Chang terhadap 30 orang laki-laki sebegai
operator pneumatic screwdriver usia 22 tahun panjang lengannnya rata-rata 18,2
cm dan tinggi tubuh rata-rata 168,5 cm, ternyata yang melakukan kerja pada
posisi duduk lebih menerima getaran pneumatic screwdriver dan otot lengan
depannya mengalami stress dibanding yang posisi kerja berdiri.

            Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18
tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus
lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat
untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya IMT tidak
meningkat dengan bertambahnya umur.

Rumus perhitungan IMT:

      IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang
khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai
usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB
atau BB/TB. Ketika melakukan      interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu
mempertimbangkan berat badan orang tua.

      Tabel 1. Ketegori IMT (WHO 2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18,50

          Severe thinness <16,00

          Moderate thinness 16,00-16,99

          Mild thinness 17,00-18,49

Normal 18,50-24,49

Overweight >25,00

          Pre-obesitas 25,00-29,99

Obesitas >30,00

          Obesitas kelas I 30,00-34,99

          Obesitas kelas II 35,00-39,99

          Obesitas kelas III >40,00

Sumber: WHO, 1995, WHO, 2000 dan 2004, www.andeka.com

Tabel 2. Kategori IMT (IOTF, WHO 2000, Penduduk Asia Dewasa)

Kategori BMI (kg/m2) Risk Of Co-morbidities

Underweight <18,50 Rendah (tetapi risiko


terhadap masalah-masalah
klinis lain meningkat
Normal 18,50-22,99 Rata-rata

Overweight >23,00

At Risk 23,00-24,99 Meningkat

Obese I 25,00-29,99 Sedang

Obese II >30,00 Berbahaya

 Sumber: IOTF,WHO 2000,Penduduk Asia Dewasa

Tabel 3. Kategori IMT (Riskesdas 2007)

Kategori BMI (kg/m2)

Kurus <18,50

Normal 18,50-24,99

Berat Badan Lebih 25,00-27,00

Obese >27,00

Sumber: Rise Kesehatan Dasar 2007

Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa keuntungan yang diberikan adalah
penampilan baik, lincah dan risiko sakit rendah.(Arisman, 2002).

Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian populasi


internasional untuk menilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI
meningkat jelas terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi,
diabetes mellitus tipe 2, faktor risiko kardiovaskular penyakit lainnya, dan
mortalitas meningkat. Memang, risiko relatif untuk faktor risiko penyakit
kardiovaskular kejadian penyakit kardiovaskular meningkat dinilai dengan
peningkatan BMI pada semua kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara
gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam fungsi pernapasan dan fisik, dan
kualitas hidup. Akibatnya, dalam studi epidemiologi, BMI digunakan untuk
mengetahui kelebihan berat badan atau obesitas pada orang dewasa dan untuk
memperkirakan risiko terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak yang
pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka perluh
mempertahankan berat badan normal.

                          badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun.
Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
Berat badan merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus).

              Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah 2500
gram). Pada masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan. Berat perkembangan tubuh yang baik
maupun yang buruk. Berat badan merupakan suatu pencerminan dari kondisi yang
kekurangan gizi.

            Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum
digunakan dan merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari sedang
berlaku dan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi kalori protein dan
karbohidrat.

    

   Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:

           -  Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena             perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

              -    Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik


memberikan             gambaran pertumbuhan.
              -     Umum dan luas dipakai di Indonesia.

              -      Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan


pengukur.

              -      KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
memonitor               kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar
pengisiannya.

              -      Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status
gizi, berat                badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana
sebagai indeks yang                    tidak tergantung pada umur.

              -       Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan
menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.

    

              Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6

     a.    Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain.

     b.    Mudah diperoleh dan relatife murah harganya.

     c.    Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

     d.   Skalanya mudah dibaca.

     e.    Cukup aman untuk menimbang anak balita.

      

Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang


telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB
terhadap TB (quac stick) factor umur dapat dikesampingkan.
         C.  WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)

       Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks
tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso
yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk
mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk
mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan
jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang
rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal
dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul
diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri
diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm

       Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan


metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit
yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang
digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan
lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus
tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang beerbeda.

       Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan


dengan penyakit kardiovaskular.7

       Rumus Menghitung Nilai WHR:7

      Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR


pada jenis kelamin dan kelompok umur:

Jenis Kelompok Resiko


kelamin umur Low Moderate High Very high

Pria 20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94


30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96

40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00

20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82

Wanita 30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84

40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87

Sumber. Sirajuddin 2012.

   D. % BODY FAT

Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan
badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks
antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk
mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan
untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak
tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak
bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular,
suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla.     

            Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan
persamaan secara        umum atau kelompok tertentu.

            Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap
berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis
kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan
lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat
langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu
metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh
dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.

             Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:

       Laki-laki 18-27 tahun


            Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)

         % BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100

      Wanita 18-23 tahun

             Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)

     % BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100

      Tabel 3: Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:

Klasifikasi Laki-laki Wanita

Lean <8% < 13 %

Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %

Slightly overfat 16 – 20 % 24 – 27 %

Fat 21 – 24 % 28 – 32 %

Obesitas  25 %  33 %

        Sumber. Sirajudin 2012.

   E.     LILA

Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi,
karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
lemak bawah kulit.

Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm
dari radial. Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik
paling proksimal tulang patella dan titik pertengahan lipat paha. Titik tengah lipat
paha ditentukan dengan jalan menentukan terlebih dahulu letak SIAS ketika
(subjek masih berdiri), dan simfasis pubis. Lingkar betis dapat diukur baik dalam
keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri, berat badan harus tertumpu
pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua kaki sekitar 25 cm. Jika subjeknya
duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke
betis (tegak lurus dengan aksis memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk
mencari diameter terbesar. Hasil pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari
2 mm (Arisman, 2007).

       Tabel 1: Ambang Batas Pengukuran LiLA:7

Klasifikasi Batas Ukur

Wanita Usia Subur

KEK < 23,5 cm

Normal  23,5 cm

Bayi Usia 0-30 hari

KEP < 9,5 cm

Normal  9,5 cm

Balita

KEP < 12,5 cm

Normal 12,5 cm

     Sumber: Sirajuddin, 2012.

       LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:

                1. Status KEP pada balita

          2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR

       Kelemahan dari pengukuran LILA:

             -  Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk           digunakan di Indonesia.

        -  Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.


             - Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif
untuk           golongan dewasa.

1. Petunjuk Pengukuran berat badan untuk Seksi US

Pengukuran berat badan akan menggunakan alat ukur SECA


Alat ini digunakan baik untuk mengukur berat badan orang dewasa, anak yang
sudah bisa berdiri maupun bayi, hanya cara pengukurannya saja yang berbeda.

Penyiapan alat ukur :


1. Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan keras
2. Jika berada di atas rumput yang tebal atau karpet tebal atau permadani,     maka
pasang kaki tambahan pada alat timbangan untuk bisa mengatasi daya pegas
dari alas yang tebal
3. Pastikan alat timbang menunjukkan angka “00.00” sebelum melakukan
    penimbangan dengan menekan alat timbang tersebut.
    Jika alat timbang tidak menunjukkan angka “00.00” lakukan hal sebagai
berikut :
• Periksa apakah ada baterai pada alat timbang tersebut
• Periksa apakah posisi positif dan negatif baterai sudah sesuai
• Ganti baterai baru (pewawancara harus membawa baterai   cadangan
selama kegiatan pengukuran dilakukan)

Persiapan sebelum melakukan pengukuran :


1. Jelaskan kepada ibu/pengasuh tujuan dari pengukuran berat badan dan
berikan kesempatan untuk bertanya
2. Pastikan bahwa anak tidak menggunakan pakaian tebal, pampers,
popok, selimut, dll, agar mendapatkan berat badan anak seakurat mungkin

Cara pengukuran berat badan :

I. Anak bisa berdiri


1. Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 00.00 mintalah anak
tersebut untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2. Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala
lurus ke arah depan, kaki tidak menekuk. Pewawancara dapat membantu
anak tersebut berdiri dengan baik di atas timbangan dan untuk mengurangi
gerakan anak yang tidak perlu yang dapat mempengaruhi hasil
penimbangan.
3. Setelah anak berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah anak tersebut untuk
turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus segera mencatat hasil
penimbangan tersebut

II. Bayi/Anak belum bisa berdiri


1. Jika anak belum bisa berdiri, maka minta ibu/pengasuh untuk    
     menggendong tanpa selendang. Ketika alat timbang sudah
menunjukkan angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong sang
anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang.
2. Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, kaki tidak
menekuk dan kepala tidak menunduk ke bawah. Sebisa mungkin
bayi/anak dalam keadaan tenang ketika ditimbang.
3. Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
               menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah ibu tersebut untuk
turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus segera mencatat hasil
penimbangan tersebut
4. Ulangi proses pengukuran, kali ini hanya ibu saja tanpa menggendong
anak
Cara pengisian kolom pengukuran berat badan :
Kolom 1. Tuliskan hasil penimbangan yang didapat pada baris yang tersedia di
kolom
pertama
Kolom 2. Ulangi pengukuran dan tuliskan hasilnya pada kolom ke dua. Jika hasil
yang
didapat pada kolom ke dua sama dengan kolom pertama, maka langsung tuliskan
hasilnya pada kolom ke 4, dan pengukuran berat badan selesai. Namun, jika
pengukuran berat badan pada kolom 2 menunjukkan hasil yang berbeda, maka
lakukan
pengukuran ke tiga.
Kolom 3. Ulangi pengukuran sekali lagi. Jika hasilnya sama dengan salah satu
kolom
(kolom 1 atau kolom 2), maka tuliskan hasilnya pada kolom ke 4. Dan
pengukuran
selesai. Jika hasilnya berbeda dengan ke dua kolom lainnya, maka cari rata-rata
untuk
berat anak dan (atau) ibu, rata-rata berat badan ini harus dituliskan di kolom ke 4.
Perhatikan cara mencari rata-rata adalah sebagai berikut:
1. Bandingkan perbedaan antar kolom.
2. Jika perbandingan antar ke-tiga kolom adalah < 0.4, maka cari rata-rata dari ke-
tiga
kolom
3. Jika hanya ada dua kolom yang perbandingannya < 0.4, maka cari rata-rata dari
kedua
kolom saja yang perbandingannya < 0.4.
4. Jika perbandingan antar kolom menunjukkan > 0.4, maka pengukuran harus
diulang
dengan menggunakan alat timbang yang berbeda
Sebagai kontrol untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh meragukan atau
tidak,
gunakan lampiran standar berat badan bayi (laki-laki dan perempuan) yang ada
dibagian
belakang manual ini. Garis hijau adalah untuk berat badan normal sesuai dengan
pertumbuhan bayi. Garis merah dan hijau menunjukkan berat badan yang tidak
normal.
Catatan mengenai timbangan:
• Karena timbangan digital cukup rentan terhadap guncangan dan beban berat,
usahakan
agar timbangan dibawa ke kabin pesawat dan tidak ditaruh di bawah barang-
barang
yang berat untuk mencegah kerusakan.
• Alat timbang, baik ketika sedang maupun tidak digunakan jangan terkena sinar
matahari
langsung karena akan mempengaruhi tampilan digital alat timbang.
• Tim lapang dapat melakukan kalibrasi sederhana untuk mengecek kondisi alat
timbang
yaitu dengan menimbang benda yang diketahui beratnya, misal : sekaleng
disinfektan,
dumbel dll.
BAB III

PENUTUP

Petunjuk Pengukuran Tinggi Badan untuk Seksi US


I. Anak bisa berdiri
Pengukuran tinggi badan anak yang sudah bisa berdiri menggunakan alat
ukur
SECA..... Penyiapan alat ukur :
1. Tempelkan alat pengukur pada bagian dinding dengan bagian yang
lebih panjang
menempel di lantai dan bagian yang lebih pendek menempel di tembok.
Tarik
meteran pengukur ke atas hingga anda bisa melihat angka 0 pada garis
merah di
kaca pengukur yang menempel di lantai (anda harus berlutut untuk
melihat angka 0
ini sehingga anda harus dibantu seseorang untuk menahan ujung atas
meteran
pengukur). Prosedur ini sangat penting untuk memastikan pengukuran
yang akurat.
2. Tempelkan ujung atas alat pengukur dengan menggunakan paku,
pastikan
kestabilan alat teresbut
3. Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel dengan
stabil maka
meteran alat pengukur dapat anda tarik ke atas dan pengukuran tinggi
siap
dilakukan.
Cara pengukuran tinggi badan :
1. Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan melepaskan
hiasan atau
dandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran
TB anak.
Mintalah si ibu untuk membawa anak tersebut ke papan ukur dan berlutut
di
hadapan si anak. Mintalah si ibu agar berlutut dengan kedua lutut di
sebelah kanan
si anak.
2. Berlututlah anda dengan lutut sebelah kanan di sebelah kiri anak
tersebut. Ini akan
memberikan kesempatan maksimum kepada anda untuk bergerak.
3. Tempatkan kedua kaki si anak secara merata dan bersamaan di
tengah-tengah dan
menempel pada alat ukur/dinding. Tempatkan tangan kanan anda sedikit
di atas
mata kaki si anak pada ujung tulang kering, tangan kiri anda pada lutut si
anak dan
dorong ke arah papan ukur/dinding. Pastikan kaki si anak lurus dengan
tumit dan
betis menempel di papan ukur/dinding.
4. Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau kepada
ibunya yang
berdiri di depan si anak. Pastikan garis padang si anak sejajar dengan
tanah.
Dengan tangan kiri anda peganglah dagu si anak. Dengan perlahan-lahan
ketatkan
tangan anda.. Jangan menutupi mulut atau telinga si anak. Pastikan bahu
si anak
rata, dengan tangan di samping, dan kepala, tulang bahu dan pantat
menempel di
papan ukur/dinding.
5. Mintalah si anak untuk mengambil nafas panjang
6. Dengan tangan kanan anda, turunkan meteran alat pengukur hingga
pas di atas
kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika posisi si
anak sudah
betul, baca dan catatlah hasil pengukuran dengan desimal satu di
belakang koma
dengan melihat angka di dalam kaca pengukuran. Naikkan meteran dari
atas kepala si anak dan lepaskan tangan kiri anda dari dagu si anak.
II. Bayi/Anak belum bisa berdiri
Pengukuran tinggi badan anak yang belum bisa berdiri menggunakan alat
ukur
SECA..... Penyiapan alat ukur :
1. Tempelkan alat pengukur pada permukaan keras yang rata, dianjurkan
meja
panjang atau tempat tidur dengan satu bagian menempel di tembok.
Tempelkan
bagian alat pengukur yang lebih panjang pada ujung yang menempel di
tembok.
Tarik meteran pengukur hingga anda bisa melihat angka 0 pada garis
merah di
kaca pengukur yang menempel di tembok. Prosedur ini sangat penting
untuk
memastikan pengukuran yang akurat.
2. Tempelkan ujung alat pengukur yang bukan menempel di tembok
dengan
menggunakan paku, pastikan stabil dan tidak berubah-ubah.
3. Setelah anda memastikan bahwa bagian atas sudah menempel dengan
stabil
maka meteran alat pengukur dapat anda tarik ke samping dan pengukuran
tinggi
siap dilakukan.
Langkah untuk melakukan pengukuran:
1. Dengan bantuan ibu si anak, baringkan si anak di permukaan keras yang
rata
dengan memegang punggung si anak dengan satu tangan dan bagian
bawah
badan dengan tangan lainnya. Dengan perlahan-lahan turunkan si anak ke
atas
permukaan keras tersebut dengan bagian kaki menempel di tembok.
2. Mintalah ibu si anak untuk berlutut di sebelah alat ukur menghadap alat
ukur agar
si anak lebih tenang.
3. Pegang kepala si anak dari kedua arah telinganya. Dengan
menggunakan tangan
secara nyaman dan lurus, tempelkan kepala si anak ke bagian atas papan
ukur
sehingga si anak dapat memandang lurus kearah depan. Garis pandang si
anak
harus tegak lurus dengan tanah. Kepala anda harus lurus dengan kepala si
anak.
Pandanglah langsung ke mata si anak.
4. Pastikan si anak berbaring di atas permukaan keras. Tempatkan tangan
kiri anda
di ujung tulang kering si anak (sedikit di atas sendi mata kaki) atau pada
lututnya.
Tekanlah dengan kuat ke arah permukaan keras.
5. Dengan menggunakan tangan kanan anda, geserkan alat pengukur ke
arah
kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak. Jika posisi si anak
sudah
betul, baca dan catatlah hasil pengukuran.
D. Petunjuk Pengukuran Lingkar Lengan untuk Seksi US
Pengukuran lingkar lengan akan menggunakan alat SECA.....
Cara pengukuran lingkar lengan :
1. Usahakan pengukuran dilakukan sejajar dengan pandanga mata, duduk
jika
2. dimungkinkan. Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh ibunya.
Minta
tolong ibunya untuk menyingkap baju yang menutupi lengan kiri si anak.
3. Ukurlah titik tengah lengan atas sang anak. Dengan cara sebagai
berikut :
4. Lingkarkan pita ukur pada lengan sang anak. Pastikan bahwa pita
benar-benar rata
melingkari lengan
5. Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang atau
terlalu
longar.
6. Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat pada kuesioner
A. Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan


menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan
produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan
produk tersebut.

TERUSKAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai