Analisa Kesuksesan Si Petek
Analisa Kesuksesan Si Petek
Aang Permana pemuda yang memilih untuk berwirausaha setelah sempat bekerja di instansi
minyak dan gas di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Saat masih bekerja, Aang bertugas
keliling Indonesia untuk mencari lahan gas di pelosok nusantara. Setelah dua tahun bekerja,
Aang memutuskan berhenti dan kembali ke kampung halaman, memilih bisnis olahan Ikan Petek
lantaran potensi ikan dengan nama latin Prambassis Ranga itu cukup besar, namun belum
dioptimalkan masyarakat.
“Karena potensi yang belum termanfaatkan itu, saya berinisiatif membuat produk olahan dengan
bahan dasar Ikan Petek. Sambil ikut andil memberdayakan masyarakat sekitar sehingga saya
tidak sukses untuk diri sendiri saja,” ujar Aang, yang mendapatkan Ikan Petek dari nelayan di
Waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat.
“Ikan Petek memiliki kandungan kalsium dan protein yang tinggi, 16 kali lebih banyak
dibandingkan segelas susu pada takaran yang sama. Dari sisi lain, peluang pasar sangat terbuka.
Jumlah penduduk Indonesia usia 5-15 tahun cukup besar sehingga pasar untuk produk olahan ini
sangat menjanjikan
4. Kekurangan
hanya saja, bau amis yang menyengat membuat ikan petek dianggap tak layak dikonsumsi dan
lebih sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Maka, dari segi ekonomi, ikan petek masuk
kategori ikan rucah (trash fish).