“ TB PARU “
Disusun Oleh :
3B S1 ILMU KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas izin, rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan krtitik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman cover.....................................................................................................................1
Kata pengantar.....................................................................................................................2
Daftar isi..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi..........................................................................................................................6
2.2 Etiologi .........................................................................................................................6
2.3 Manifestasi Klinis..........................................................................................................8
2.4 Patofisiologi...................................................................................................................9
2.5 Pathway.........................................................................................................................10
2.6 Komplikasi.....................................................................................................................11
2.7 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................11
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................................................12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................27
4.2 Saran..............................................................................................................................27
Daftar Pustaka.....................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
belahan dunia, terutama di Negara berkembang seperti Indonesia, sehingga pada
tahun 1993 WHO telah mencanangkan bahwa TB Paru merupakan kedarutan global,
Karena sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi penyakit tersebut dan tidak
terkendali, disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan,
terutama penderita menular yaitu penderita yang dalam pemeriksaan dahaknya
ditemukan BTA (Basil Than Asam) yang selanjutnya disebut BTA positif
(Dep.Kes,RI.2000)
Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita TB
Paru dengan kematian 3 juta orang.Di Negara berkembang, kematian karena TB
merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan
95% penderita TB berada di Negara berkembang dan 75% penderita TB adalah
kelompok usia produktif (15-50 tahun). WHO menyatakan bahwa setiap detik satu
orang terinfeksi TB dan setiap sepuluh detik satu orang meninggal karena TB.
(Bambang Ruswanto,2010)
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
TB PARU
2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis
jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita
kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
termasuk meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Suzanne C. Smeltzer &
Brenda G. Bare, 2002 ).
2.2 Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosae. Adapun bentuk
bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang
ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar
2-4 µm dan lebar 0,2 -0,5 µm yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri itu
tergantung pada kondisi lingkungan ( Wikipedia ,2010).
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram
positif atau bakteri gram negative, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna
basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alcohol, meskipun dibubuh
iodium. Oleh sebab itu bakteri termasuk dalam bakteri tahan asam. Mycobacterium
tuberculosa cenderung permukaan selnya dan pertumbuhan
bergerombol.Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta
dinding selnya terdiri dari peptidoglikan di bawahnya.Struktur ini menurunkan
permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektifitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacterium
tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag ( indah, 2010).
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada
suhu 6 derajal celcius selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena
sinar matahari langsung selama 2 jam.Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat
bertahan selama 20 -30jam.Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan
hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8
bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20 derajat celcius selama 2
6
tahun. Mycobacterium tahan terhadap berbagi khemikali dan disinfektan antara lain
phenol 5%, asam sulfat 15 %, asam sitrat 3%, dan NaOH. Basil ini dihancurkan oleh
jodium tincture dalam 5 menit, dengan alcohol 80% akan hancur dalam 2-10 menit
( hiswani M. Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam
keadaan dingin atau dapat hidup bertahun – tahun dalam lemari es.Hal ini dapat
terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur).Pada sifat dormant ini
apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untunk berkembang,
kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali (hiswani M. Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob,oleh karena itu pada
kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya.
Microbacteria mendapat energy dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana.
Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari
kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang cukup kompleks dan dinding selnya
yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih
18 jam. Karena pertumbuhannya yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik
tuberculosis dengan cepat. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat,
berkembang biak pada tahun 22 -23 derajat celcius, mengahasilkan lebih banyak
pigmen , dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikrobacterium
cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab.
Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui
saluran pernapasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi
dan terhisap masu saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri mycobacterium
tuberculosis sendiri adalah paru paru manusia.Droplet yang terhirup sangat kecil
ukurannya, sehingg sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat
kuman tuberculosis berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam
paru-paru (anonima, 2010).
Bakteri mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit tuberculosis atau disingkat TBC. Sumber penularan adalah penderita
tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup ( BTA (-)).infeksi
kuman ini paling sering disebabkan melalui udara. Penyebaran melalui udara berupa
partikel – partikel percikan dahak yang mengandung kuman yang bersala dari
penderita saat batuk, tertawa, bernyanyi atau berbicara. Partikel yang mengandung
kuman ini akan terhisap oleh orang sehat dan me nimbulkan infeksi di saluran
pernafasan. Bakteri aktif mikrobakteria mencemari udara yang ditinggali atau
ditempati manusia, karena sumber dari bakteri ini adalah manusia. Bakteri ini dapat
hidup selama beberapa jam pada udara terbuka, dan selama itulah dia akan
berterbangan di udara hingga akhirnya menemukan manusia sebagai tempat hidup.
Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang dipenuhi orang
namun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat tempat ramai yaitu sarana-sarana
perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, asrama, penjara, dan bahkan dari dokter
yang kurang mempertahankan sanitasi tubuhnya. Habitat asli dari kuman ini hanya
manusia dan menjadikan lingkungan sebagai perantara.TB paru pada orang dewasa
7
biasanya disebabkan oleh reaktivasi infeksi sebelumnya sedangkan pada anak-anak
menunjukkan penularan aktif M. tuberculosis. (Utis Sutisna dan Trimar
Handayani,2009)
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan (Depkes, 2006).
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah
banyak pasien ditemukan Tb paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan
kesehatan. Gejala tambahan yang sering dijumpai (Asril Bahar. 2001):
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang dapat
mencapai 40-41°C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi
kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya sehingga pasien merasa tidak
pernah terbebas dari demam influenza ini.
2. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-
produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap penyakit tidaklah sama, maka
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan yang
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan
batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
dinding bronkus.
3. Dahak (sputum)
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah
menjadi mukopurulen atau kuning, sampai purulen (kuning hijau) dan menjadi kental
bila sudah terjadi pengejuan.
4. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
5. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura
sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.
6. Malaise
8
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat badan turun),
sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
7. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan merupakan manisfestasi toksemia yang timbul belakangan dan
lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
2.4 Patofisiologi
2.5 Pathway
9
Invasi bakteri tuberculosis
sembuh
Infeksi primer
Ketidakefektifa
Intoleransi Gangguan
n bersihan jalan Ketidakseimbangan
nafas aktivitas pola tidur
nutrisi kurang dari
kebutuhan
2.6 Komplikasi
10
Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,TB usus
Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
Atelektasis (parumengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat
retraksi bronchial.
Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat
pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.
Insufisiensi kardio pulmoner
a. Pemeriksaan Laboratorium
• Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif
penyakit
• Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
• Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm
atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti
menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik
sakit berani bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan
oleh mikobakterium yang berbeda.
• Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit): Positif untuk Mycobacterium tuberculosis.
• Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis.
• Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat
ditemukan pada TB paru kronis luas.
11
• Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasio udara
residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder
terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit
pleural (Tuberkulosis paru kronis luas).
b. Pemeriksaan Radiologis
Foto thorak: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih luas
TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan TBC adalah harus kombinasi, tidak boleh terputus-putus dan
jangka waktu yang lama. Di samping itu maka perkembangan ekonomi tersebut dikenal
2 (dua) macam alternatif pengobatan.
• Paduan obat jangka panjang dengan lama pengobatan 18 – 24 bulan, obat relatif
murah.
• Pengobatan intensif : setiap hari 1 – 3 bulan INH +, Rifampicin + Streptomicyn
dan diteruskan dengan.
• Pengobatan intermitten dua kali seminggu sampai satu tahun : INH +
Rifampicin atau Ethambutol.
• Paduan obat jangka pendek dengan lama pengobatan 6 – 9 bulan obat relatif murah.
• Pengobtan intensif: tiap hari selama 1 – 2 bulan INH + Rifampicin +
Streptomicyn atau Pirazinamid, dan diteruskan dengan
• Pengobatan intermitten 2 – 3 kali seminggu selama 4 – 7 bulan : INH +
Rifampicin atau Ethambutol atau Streptomycin.
12
BAB III
Tn. S usia 54 tahun pasien kiriman dari Puskesmas Kalianda dengan TB Paru
sudah setahun,pasien dirumah lemas lagi selama 2 minggu. Lalu, pasien dibawa ke
RS Imanuel untuk diberi perawatan. Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak
nafas dan batuk berdahak. Pasien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk.
TTV : TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, RR 26 kali/menit, S 37°C
PENGKAJIAN
A.DATA UMUM
1. Data Demografi
- Nama : Tn. S
- Usia : 54 Tahun
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Alamat : Lampung
- Suku : Jawa
- Status pernikahan : Kawin
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Diagnosa medis : TB (Tuberculosis) Paru
2. Penanggung Jawab
- Nama : Ny. R
- Usia : 49 Tahun
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Lampung
- Hubungan dengan pasien : Istri pasien
B. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian pasien mengatakan lemas serta sesak nafas dan batuk berdahak.
Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk. TTV : TD 90/60 mmHg, N
120 x/menit, RR 26 kali/menit, S 37°C.
13
C. RIWAYAT KESEHATAN
D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
E. RIWAYAT SPIRITUAL
F. PEMERIKSAAN FISIK
2. Sistem pernapasan
Hidung : Simetris, tidak ada luka bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
Dada : - Inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka, pengembangan
- Perkusi : Sonor
14
Kepala : Mesosepal, tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan,
3. Sistem Kardiovaskuler
4. Abdomen
- Inspeksi : Bersih, tidak ada bekas luka, dinding perut sejajar dada
- Perkusi : Timpani
5. Muskuloskeletal : Bagian kaki sedikit nyeri dan susah digerakkan karena kelemahan
fisik
Selama sakit : Pasien mengatakan sehari makan 3 x porsi rumah sakit habis,
15
Cairan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan minum ± 3 – 5x sehari @ 250 cc air putih, teh
Selama sakit : Pasien mengatakan minum ± 3 – 5x sehari @ 250 cc air putih teh
Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit : Pasien BAB 1 hari 1x, dengan bau khas, konsisten, lunak kuning
Selama sakit : Pasien BAB 1 hari 1x dengan bau khas konsisten, lunak kuning
b. BAK
Sebelum sakit : Pasien BAK sehari ± 4x @ 200 ml, jernih tidak ada gangguan
Selama sakit : Pasien BAK sehari ± 4x @ 200 ml, jernih tidak ada gangguan,
tidak terpasang DC
Sebelum sakit
Selama sakit
16
Mobilisasi di tempat tidur
Berpintah
Ambulasi rom
Keterangan :
a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur ± 8 jam pada malam dan 2 jam
tidur siang
b. Selama sakit : Klien tidur 4 jam pada malam hari, siang 1 jam
H.TES DIAGNOSTIK
17
J.DATA FOKUS
No. RM : 023
5. TTV
- TD : 90/60 mmHg
- N : 120x/menit
- RR : 26x/menit
- S : 37°C
18
8. Pemberian Inhalasi Nebulizer
K. ANALISA DATA
No. RM : 023
DO : Kesadaran CM nafas
TD : 90/60 mmHg
N : 120 x / menit
S : 37oC
R: 26 x/menit
untuk Mycobacterium
aktif penyakit
- Radiologi : Foto
thorak: menunjukkan
effusi cairan.
Perubahan
19
TB dapat termasuk
DO : TD : 90/60 mmHg
N : 120x/menit
S : 37oC
RR : 26x / menit
- Ketika beraktifitas
lain
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
M. INTERVENSI
20
Nama Pasien : Tn. S
No. RM : 023
4.Observasi 4.Kemampuan
kemampuan mengeluarkan
mengeluarkan secret
secret menimbulkan
1. timbulnya
2. penumpukan
21
berlebihan pada
saluran nafas
7. Pertahankan 7.Pemasukan
masukan tinggi cairan
cairan membantu
sedikitnya untuk
2500 ml/hari mengencerkan
kecuali sekret,
kontraindikasi membuatnya
mudah
Setelah dilakukan
dikeluarkan.
22
tindakan
keperawatan selama Kolaborasi
1 x 24 jam pasien 8.Kolaborasi 8.Bertujuan
dapat mentoleransi dalam untuk
Intoleransi aktivitas yang biasa pemberian mengencerkan
aktivitas
dilakukan dengan inhalasi dahak
berhubungan
dengan kelemahan Kriteria hasil : nebulizer
otot
Pasien
mengatakan
badan tidak
terasa lemas Mandiri :
Aktifitas 1. Monitor pola 1.Untuk
sehari-hari tidur dan mencegah
pasien dapat lamanya terjadinya
dilakukan tidur/istirahat kelelahan
secara pasien akibat pola
mandiri tidur yang tidak
efektif
2. Ajarkan 2.ROM
teknik ROM dilakukan
untuk
mencegah
kekakuan
sendi
4. Anjurkan 4.Untuk
untuk melatih pasien
23
aktifitas yang supaya dapat
ringan beraktifitas
sendiri
Kolaborasi ;
5. Kolaborasi 1. Berfungsi
dengan tim untuk
medis dalam mengoptim
pemberian alkan /
fisioterapi memulihka
n tenaga
pasien
supaya
dapat
mentolerans
i aktifitas
N. IMPLEMENTASI
No. RM : 023
24
gangguan
kecuali
pernapasan
09.50
S : Pasien
bersedia
2. Memberikan O2
diberikan O2
09.45
O : Pasien
tampak rileks
10.20
S : Pasien
bersedia
dikaji
3. Mengkaji fungsi O : Pengkajian
10.10 pernapasan, contoh bunyi
sudah
napas dan kecepatan irama
napas. terlaksanakan
10.40
S:-
O : Pasien
tampak
sudah bisa
10.35 4. Mengobservasi
mengeluarka
kemampuan mengeluarkan
secret n secret
dengan
efektif
11.05
S : Pasien
25
bersedia
mengikuti
O : Pasien
tampak rileks
11.00 1. 5. Memberikan posisi semi fowler
tinggi. Bantu pasien untuk batuk
dan menarik napas dalam.
11..30
S : pasien
bersedia
mengikuti
O:-
2.
11.20
6.Mengajarkan batuk efektif
12.30
S : Pasien
mengatakan
lebih nyaman
O : pasien
tampak rileks
7. Mempertahankan masukan
12.00
cairan sedikitnya 2500 ml/hari
kecuali kontraindikasi
13.30
S:-
O : Pasien
tampak
nyaman dan
rileks
26
13.00 Kolaborasi :
8.Mengkolaborasi dalam
pemberian inhalasi nebulizer
14.20
14.15 2. Mengajarkan ROM
S : Pasien
mengikuti
O : Pasien
tampak lemas
O : Pasien
tampak rileks
14.35
4. Menganjurkan pasien untuk 14.40
S : Pasien
melakukan aktifitas yang
mengatakan
ringan
mau
mengikuti
O : Pasien
tampak rileks
14.45
27
5. Mengkolaborasi dengan 14.50
S : Pasien
tim medis dalam pemberian
mengatakan
fisioterapi
mau
mengikuti
O : Pasien
tampak rileks
O. EVALUASI
Nama Pasien : Tn. S
No. RM : 023
No Hari / tgl /
Evaluasi Ttd
Dx jam
1. S:
- Pasien mengatakan batuk
berkurang dan dahak mudah
dikeluarkan
O:
- TD = 120 / 80 mmHg
- N = 80x/menit
- S = 36,3oC
- R = 20x/menit
-
A : Masalah teratasi sebagian
O:
28
- Pasien tampak nyaman dan rileks
- Pasien tampak bisa melakukan
aktivitas namun aktivitas ringan
- TD = 120/80 mmHg
- N = 80x/menit
- S = 36,3oC
- R = 20x/mnt
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
29
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis), terutama menyerang paru.Kuman tuberkulosis ini
masuk kedalam tubuh melalui udara,saluran pernapasan, saluran pencernaan dan luka
terbuka di kulit. Infeksi TB dikedalikan oleh respon imunitas dengan makrofag dan
limfosit sebagai Sel efektor.Respon ini disebut reaksi hipersensitivitas seluler
(lambat).
Pada penderita tuberculosis keluhan utama berupa batuk berdahak lebih dari
tiga minggu. Dari hasil pemeriksaan fisik dapat ditemukan bahwapasien TB paru akan
tampak pucat, kurus dan dagu terangkat.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31914/Askep_Kasus_Sistem_Pernapasan_Tuberculosis_Paru_
30
https://www.academia.edu/11952339/Askep_TB_Paru
31