Nim :B2020009
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang merugikan
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.
6. Mengarahkan pola piker seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku /perilaku manusia antara baik,buruk,benar atau
12. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
Organisasi Profesi.
Pasien rumah sakit adalah konsumen, sehingga secara umum pasien dilindungi dengan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999). Menurut
a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
b) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
d) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
e) hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
g) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h) hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga merupakan Undang-
Undang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur
a) mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud
Perlindungan hak pasien juga tercantum dalam pasal 32 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
a) memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
c) memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
d) memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
e) memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
h) meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
i) mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
j) mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
k) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
m) menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
n) memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
o) mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p) menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya;
q) menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r) mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kewajiban Bidan
Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres
dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Ketujuh
7. Penutup (1 butir)
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat danatau dipercayakan
klien.
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinyadengan
masyarakat.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatansejenis yang
dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
Penutup (1 butir)