Pemberian ASI segera setelah persalinan, sebaiknya dalam waktu 1 jam pertama, merupakan cara yang efektif untuk mencegah kehilangan panas, karena rendahnya kadar glukosa darah dapat menyebabkan hipotermi. Menyusui sendini mungkin setelah melahirkan, terbukti dapat meningkatkan panjangnya masa menyusui dan dapat mengurangi beberapa masalah yang dialami ibu, misalnya pembengkakan payudara, mastitis Semua bayi, tanpa memandang jenis persalinan, harus mendapat kolostrum dan ASI sedini mungkin. Alasan utama praktik tersebut adalah untuk menghindari punting susu ibu menjadi lecet, penelitian sekarang membuktikan bahwa bukan lamanya menyusui yang akan mencegah punting menjadi lecet, tetapi posisi ibu dan bayi waktu menyusui (Volridge, 1986). 14. Catatan 14 : Regulasi Susu Bayi baru dengan Kotak Kulit ke Kulit Pada umumnya bayi akan mengalami penurunan suhu tubuh segera setelah dilahirkan. Hipotermi dapat menyebabkan asfiksia yang berakibat kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Cara temudah untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir adalah dengan menjaga suhu ruangan tetap hangat pada suhu 25 derajat Celcius atau lebih, mengeringkan dengan handuk atau kain yang hanyat dan membungkus bayi dengan kain hangat terutama bagian kepalanya untuk mencegah kehilangan panas (WHO, 1997). Alternatif lain yaitu denganmendekap bayi ke badan atau bayi diletakan diatas perut ibu dan diselimuti. 15. Catatan 15 : Perawatan Neonatus pada Persalinan Aspirasi lendir yang berlebihan tidak perlu dilakukan secara rutin. Memasukan suatu alat ke jalan nafas BBL, terutama untuk melakukan pengisapan lendir di daerah farings, harus dikerjakan dengan melihat secara langsung (Carasco, Martell dan Estol, 1997). Semua BBL, tanpa memandang tempat dilahirkan memiliki risiko hipotermi. Oleh karena itu dibutuhkan upaya aktif dari penolong persalinan untuk mencegah terjadinya hipotermi termasuk menunda memandikan bayi. Pemberian ASI secara dini dapat mencegah terjadinya hipotermi disamping dapat mencegah infeksi. 16. Catatan 16 : Penggunaan Oksitosika pada Kala III Obat-obatan oksitosika makin banyak digunakan secara rutin pada kala III persalinan untuk membantu pelepasan plasenta dan mengendalikan pendarahan. Pemberian 10 IU Oksitosin segera setelah bayi lahir dan managemen aktif kala III akan mencegah kejadian pendarahan pasca persalinan. Obat-obatan oksitosika akan kehilangan potensinya sehingga menjadi kurang efektif bila terkena sinar matahari langsung dan tidak disimpan dalam suhu 2-8 derajat Ce;cius. Obat ini dapat disimpan selama 1 bulan dalam suhu 30 derajat Celcius atau 2 minggu dalam suhu 40 derajat Celcius. Obat ini tidak boleh diberikan secara intramuskuler sebelum bayi dilahirkan. 17. Catatan 17 : Menjahit Perineum Bila robekan tidak mengakibatkan pendarahan hebat atau hanya ditemukan robekan-robekan kecil, biarkan robekan tersebut tanpa penjahitan, luka akan segera sembuh tanpa efek yang merugikan terhadap pemulihan perineum. Juga diketahui bahwa untuk menjahit perineum, sebaiknya digunakan bahan yang bisa diserap dibandingkan dengan barang yang tidak bisa diserap. Jenis bahan untuk menjahit dapat berpengaruh terhadap derajat rasa nyeri yang dialami oleh ibu bersalin, dismping mengakibatkan komplikasi pasca salin. Secara umum polyglycoljc acid merupakan pilihan utama dibandingkan jenis- jenis lain. 18. Catatan 18 : Penggunaan Vakum Ekstrator Beberapa negara lebih memilih vakum ekstrator dibandingkan persalinan dengan forceps dengan keyakinan pada penggunaan vakum ekstraktor kejadian morbiditas pada BBL, terutama luka remuk (crush injury) pada kepala janin lebih sedikit. Beberapa study mutakhir menunjukkan bahwa vakum ekstraktor memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan persalinan dengan forceps, lebih-lebih karena ekstraksi vakum dapat dilakukan sebelum pembukaan serviks lengkap. Namun metode ini juga sangat tergantung pada pelaksanaan yang benar dan kompetensi operator. Bila digunakan sebelum pembukaan serviks lengkap perlu dilakukan dengan hati-hati. Kekhawatiran dalam penggunaan vakum ekstraktor terhadap peningkatan morbiditas BBL yaitu terjadinya pembekakan yang diakibatkan oleh cup pengisap pada kepala janin.