Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN

ASI EKSKLUSIF
DAN
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

RUMAH SAKIT AR. BUNDA PRABUMULIH


TAHUN 2016

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT AR. BUNDA PRABUMULIH
NOMOR :
TENTANG :
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI
MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT AR. BUNDA PRABUMULIH
DIREKTUR RUMAH SAKIT AR. BUNDA PRABUMULIH

Menimbang : a.

Bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bayi karena
mengandung zat besi paling terbaik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

b.

Bahwa untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang


optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan
dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, b, dan c diatas,

c.

maka perlu diberlakukan Pedoman Pelayanan Asi Eksklusif dan Inisiasi


Menyusui Dini (IMD) dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit AR.
Bunda Prabumulih.
Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/III/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Asi Eksklusif

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU

:
:

Keputusan Direktur Rumah sakit AR. Bunda Prabumulih Tentang


Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Asi Eksklusif dan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) di Rumah Sakit Bersalin Asih.

KEDUA

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian


hari terdapat keliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Prabumulih
Pada tanggal :
Direktur RS. AR. Bunda

dr. Alip Yanson, MARS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Di negara berkembang, saat melahirkan dan
minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar
dua per tiga kematian terjadi pada masa neonatal, dua per tiga kematian neonatal tersebut
terjadi pada minggu pertama, dan dua per tiga kematian bayi pada minggu pertama tersebut
terjadi pada hari pertama. Sedangkan di Indonesia, AKB mencapai 48 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2005 (Aprillia, 2009; 1).
Banyak tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan
kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu
Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut inisiasi menyusui dini (IMD), serta
pemberian ASI Eksklusif. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah dilahirkan. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan The Breast Crawl atau
merangkak mencari payudara. IMD memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi,
antara lain mengontrol perdarahan post partum dengan mengelurkan oksitosin. ASI yang
pertama keluar (colostrums) mengandung zat kekebalan tubuh dan nutrisi dapat melindungi
bayi dari infeksi, serta mempercepat berfungsinya pencernaan bayi dengan normal
(Roesli,2008:2)
Penggunaan Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia perlu ditingkatkan dan dilestarikan.
Dalam "pelestarian penggunaan ASI", yang terutama perlu ditingkatkan adalah pemberian
ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI segera (kurang lebih 30 menit setelah lahir) sampai bayi
berumur 4 bulan dan memberikan kolostrum pada bayi (Depkes RI; 1992:15).
Oleh karena itu sesuai dengan visi dan misi Rumah sakit AR. Bunda Prabumulih
maka dirasakan perlu adanya upaya untuk mendukung program ASI Eksklusif

yang

berpedoman pada motto rumah sakit yaitu Melayani dengan Profesional dan Tulus selalu
memberikan pelayanan sebaik-baiknya terutama pada pelayanan ibu dan bayi secara terpadu
dan paripurna.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah sakit AR. Bunda Prabumulih
Kota dengan menerapkan standar pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu
dan paripurna serta melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan resiko kedinginan
b. Membuat pernafasan dan detak jantung menjadi lebih stabil
c. Bayi mendapat kolostrum dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin
paling tinggi
d. Mendukung keberhasilan ASI Eksklusif

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan Asi Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Rumah sakit AR.
Bunda Prabumulih mencakup seluruh bayi yang dilahirkan di Rumah sakit AR. Bunda
Prabumulih
D. Landasan Hukum
1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
2.

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif


Inpres No.14/1975 Menko Kesra selaku koordinator pelaksana menetapkan
bahwa

3.

salah satu program dalam usaha perbaikan gizi adalah peningkatan

penggunaan ASI.
Permenkes No.240/1985

Melarang

produsen

susu

formula

untuk

mencantumkan kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan


4.

bahwa produk tersebut setara atau lebih baik mutunya daripada ASI.
Permenkes No.76/1975 Mengharuskan produsen susu kental manis (SKM)
untuk mencantumkan pada label produknya bahwa SKM tidak cocok untuk
bayi, dengan warna tulisan merah dan cukup mencolok.

BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana Inisiasi Dini Secara Umum


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan
normal di dalam air atau dengan jongkok.
3. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya.
Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
4. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimun satu jam atau setelah
menyusu awal selesai. Kedunya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi.
5. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
6. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau satu jam,
bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi
dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam,
walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum
menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap
bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
7. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar.
8. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, di ukur, di cap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasife, misalnya suntikan vitamin K dan
tetesan mata bayi dapat ditunda.
9. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu bayi
tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman prelaktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan. (Roesli Utami,
2008:20-22)
B. Tatalaksana Inisiasi Dini Pada Ibu Post Operasi Caesar

1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif


2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25C. Disediakan selimut untuk
menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi
hilangnya panas dari kepala bayi.
3. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang tepat, sensitif
dan mendukung ibu
4. Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat kimiawi dalam
menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapi dsb)
5. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan
6. Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit
bayi
7. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi
8. Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan
memaksakan bayi ke puting susu
9. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu
pertama selesai
10. Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact
11. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu dini selesai
12. Hindarkan pemberian minuman pre-laktal
13. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan
ke kamar perawatan atau pemulihan. (Roesli Utami, 2008:22-23).

BAB IV
PENUTUP
Dengan disusunnya buku pedoman Asi Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
di Rumah Sakit AR. Bunda Kota Prabumulih diharapakan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan ibu dan anak dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan menganjurkan melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan
Memberikan Asi Eksklusif kepada bayi sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh ibu dan
bayi serta dapat mendukung program pemerintah dalam penyosialisasian Asi Eksklusif. Buku
pedoman ini akan di review secara berkala, paling lambat 3 tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai