Anda di halaman 1dari 43

UPT PUSKESMAS DURENAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN


MENYUSUI (LMKM)
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

No Dokumen : 01/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah Memberikan ASI (air Susu Ibu) segera
setelah bayi lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan kerja petugas untuk
1. Merangsang refleks isap pada bayi baru lahir
2. Merangsang pengeluaran ASI pada ibu
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan ;

4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014


2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. Air mengalir
langkah 2. Sabun cuci tangan
3. Handuk kering
4. Tali Pusat
B. Persiapan Petugas
1. Bidan
2. Perawat

C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cuci tangan dengan benar terlebih dahulu menggunakan sabun dan
air bersih .
2. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola
sekitarnya
3. Bayi baru lahir segera dikeringkankan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan perniks. Mulut dan hidung
bayi dibersihkan, tali pusat di ikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan dada-
perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setingggi putting susu, keduanya diselimuti, dan bayi dapat diberi
topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari putting sendiri.
6. Dukung ibu dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
7. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak
satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum satu jam, tetap biarkan
kulit ibu dan bayi tetap bersentuhan sampai setidaknya satu jam.
8. Bila dalam satu jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi keputing susu tapi jangan memasukan putting
kemulut bayi. Beri waktu kulit bayi dan ibu melekat setidaknya satu
jam.
9. Setelah setidaknya kulit bayi dan ibu setidaknya satu jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, di cap, diberi vit K, Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Bidan Praktek Mandiri
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
ASI EKSKLUSIF

No Dokumen : 02/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun
air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai
dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur
2 tahun.
2. Tujuan 1. Untuk bayi antara lain membantu memulai kehidupannya dengan baik,
mengandung antibodi, ASI mengandung komposisi yang tepat,
mengurangi kejadian karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman
pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi,
ASI meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang
dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut
bayi pada payudara sang ibu.
2. Untuk sang Ibu menyusui bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan
aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan ,
aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu
yang menyusui air susu ibu itu sendiri
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. Air mengalir
langkah 2. Sabun cuci tangan
3. Handuk kering
B. Persiapan Petugas
1. Bidan
2. Perawat
3. Petugas Gizi
C. Pelaksanaan Tindakan
Tata laksana menyusui
Petugas membantu memposisikan ibu dan bayi
Posisi badan ibu dan badan bayi
1. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu
5. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
6. Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
1. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
2. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C
yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang
lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting
(puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah
seperti gunting) dibelakang areola
3. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks
menghisap)
4. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur
kebawah
5. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu
belakang bayi bukan belakang kepala
6. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan
dengan hidung bayi
7. Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut
bayi
8. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
9. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar
10. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
11. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal
ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara
dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
12. Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatika
n
8. Unit terkait 1. Ruang Bersalin
2. Ruang NIFAS
3. Ruang Laktasi
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.
PUSKESMAS SAYANG IBU DAN BAYI

No Dokumen : 03/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Puskesmas Sayang Ibu dan Bayi adalah Puskesmas yang telah
melaksanakan 10 langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu
dan paripurna.
2. Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu
dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB)
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. ATK
langkah 2. Buku KIA
3. Leaflet
B. Persiapan Petugas
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Gizi
C. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan oleh petugas adalah
1. Menerapkan kebijakan tertulis manajemen yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk Inisiasi Menyusui Dini
(IMD), pemberian ASI Eksklusif dan indikasi yang tepat untuk
pemberian susu formula serta Perawatan Metode Kangkuru (PMK)
untuk Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk edukasi dan
konseling kesehatan maternal dan neonatal, serta konseling
pemberian ASI.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Persalinan dan Kedaruratan Obstetrik
selama 24 jam sesuai standar minimal berdasarkan tipe Puskesmas
Durenan
4. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung,
membantu ibu menyusui yang benar dengan cara mengajarkan cara
posisi dan pelekatan yang benar. Mengajarkan cara ibu memerah
ASI bagi bayi yang tidak bisa menyusu langsung dari ibu dan tidak
memberikan ASI perah malalui botol serta pelayanan neonatus
sakit.
5. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina
jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan
lain.
6. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang.
7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB)
termasuk pencegahan dan penanganan Kehamilan yang Tidak
Diinginkan (KTD) serta reproduksi lainnya.
8. Menyelenggarakan audit medik di Puskesmas Durenan dan audit
maternal dan perinatal Kabupaten Trenggalek/Kota.
9. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti
pemberian ASI eksklusif dan PMK.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Bersalin
2. Ruang NIFAS
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
KONSELING PEMBERIAN ASI
(KONSELING LAKTASI)

No Dokumen : 04/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Konseling Pemberian ASI (Konseling Laktasi) adalah Pertemuan tatap
muka yang diselenggarakan secara sengaja dengan tujuan percakapan
mengarah pada bantuan untuk klien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membantu agar klien
memahami dirinya, posisinya, pengenalan lingkungan, kemampuan
berinteraksi sehingga dapat memperbaiki diri, posisi diri, dan komunikasi
dengan lingkungan.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
A. Persiapan Alat
1. ATK
2. Buku KIA
3. Leaflet
B. Persiapan Petugas
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Gizi
C. Pelaksanaan Tindakan
Dalam memberikan konseling pemberian ASI petugas menerapkan 6
langkah rumusan kata kunci : SATU TUJU
1. Sa : Sambut ramah, tawarkan bantuan, kesankan keadaan diri untuk
mendengarkan dan membantunya
2. T : Tanya apa masalahnya, pahami, hayati, usahakan supaya bisa
sama persepsi
3. U : Uraikan sesuai keperluanya yang tujuannya adalah agar klien
bisa memahami dirinya lebih baik dan melihat dari berbagai sudut
pandang yang selanjutnya bias memperdalam dan meluaskan
pertimbangannya
4. Tu : Bantu klie dengan memberikan beberapa gambaran yang ada
sebagai pilihan yang bisa dipertimbangkan masing-masing denga
tinjauannya terkadang keuntungan dan kerugian / kelebihan dan
kekurangan sehingga klien bisa mengambil keputusan
5. J : Jelaskan dan bicarakan secara rinci mengenai pilihannya, bahas
berbagai kemungkinan yang bisa terjadi dan sikap untuk
mengantisipasinya
6. U : Ulangi hal-hal yang perlu diperhatikan, percakapan yang
panjang dan isi pembicaraan yang beragam mungkin tidak bisa
dirangkumnya dengan baik. Jadi ulangi hal-hal yang perlu
diperhatikan atau diingatnya, tegaskan inti pembicaraannya. Kalau
dirasakan perlu mengadakan pertemuan lanjutan, kesankan bahwa
klien selalu akan diterima dengan baik. Untuk kunjungan ulang buat
janji kalau perlu jangan memaksa.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Bersalin
2. Ruang NIFAS
3. Ruang Konseling
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait
10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

No Dokumen : 05/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Penyuluhan ASI Eksklusif adalah suatu tata cara/prosedur penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang tentang ASI Eksklusif
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan prosedur
penyuluhan ASI Eksklusif
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. PersiapanAlat
langkah – 1. Kursi atau bangku
langkah 2. Alat bantu peraga : leaflet, poster, lcd proyektor/tv, video edukasi
3. Daftar hadir
B. Persiapan Pasien
1. Identifikasi Pasien
C. Petugas
1. Bidan
2. Perawat
3. Petugas Gizi
D. Pelaksanaan Tindakan
1. Petugas memperkenalkan diri kepada pasien & keluarga serta
menjelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Petugas meminta persetujuan pasien dan keluarga bahwa akan
dilakukan penyuluhan
3. Petugas membagikan daftar hadir dan melakukan identifikasi pasien
sesuai dengan prosedur
4. Siapkan peralatan yang diperlukan
5. Petugas membagikan leaflet
6. Melakukan penyuluhan tentang :
- Pengertian ASI Eksklusif
- Tujuan pemberian ASI Eksklusif
- Manfaat ASI Eksklusif
- Cara pemberian ASI Eksklusif
- Cara menyusui yang benar
- Cara memerah dan menyimpan ASI
7. Petugas merapikan alat yang telah dipakai
8. Petugas menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai
dilakukan dan mohon undur diri
9. Petugas melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
10. Petugas melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Bersalin
2. Ruang NIFAS
3. Ruang Konseling
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis


Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.

MEMERAH AIR SUSU IBU (ASI)

No Dokumen : 06/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 02-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Memerah ASI adalah suatu cara menyiapkan nutrisi untuk menyukupi
kebutuhan nutrisi pada bayi yang mengalami masalah/gangguan minum,
seperti BBLR sakit ( hipotermia, gangguan napas, hiperbilirubinemia ),
bayi dengan kelainan congenital ( labio palatoskizis)
2. Tujuan - Mencegah tersedak atau aspirasi
- Memenuhi kebutuhan kalori/ nutrisi pada bayi khususnya BBLR sakit
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. Breastpump (bila tersedia)
langkah 2. Botol steril
3. Washlap
4. Waskom air hangat
5. Handuk kecil
B. Petugas
1. Bidan
2. Perawat
3. Petugas Gizi
C. Persiapan Ibu
1. ASI sudah keluar
2. Psikis ibu
3. Personel hygiene
4. Mencuci tangan
D. Pelaksanaan Tindakan
1. Petugas memakai APD mengkondisikan ruangan bersih dan privasi
tercukupi ( bisa menggunakan Ruang Lactasi).
2. Ibu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
3. Ibu dan petugas mencuci tangan dengan 6 langkah
4. Ibu membasuh payudara sampai putting susu ibu dengan waslap
yang telah dibasahi dengan air hangat, sambil bersihkan putting
susu ibu serta beri pijatan ringan pada daerah yang terjadi
bendungan ASI
5. Ibu mengeringkan putting susu dengan handuk hangat yang telah
disediakan
6. Ibu menempelkan breastpump dan mulai memeras ASI tamping di
botol steri sampai jumlah yang diinginkan.
7. Bila tidak terdapat fasilitas breastpump lakukan secara manual
yaitu ajarkan ibu memeras dari bagian luar atas dan bawah dari
uting susu menuju ke putting susu sampai ASI keluar. Tampung
ASI dalam botol steril.
8. Bila jumlah yang dibutuhkan telah terpenuhi segera tutup botol
yang berisi ASI tersebut lalu berikan pada bayi sesuai kondisi dan
umur bayi.
9. Basuh payudara dengan waslap basah untuk membersihkan sisa
ASI yang menempel
10. Bila tidak langsung diberikan simpan dalam freezer
11. Petugas menganjurkan ibu untuk memeras ASI tiap 4-5 jam
12. Petugas membersihkan peralatan dan ruangan
13. Ibu dan perawat mencuci tangan
14. Petugas melakukan registrasi memberi nama, tanggal dan jam pada
botol ASI
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Nifas
2. Ruang Laktasi
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENGGUNAAN POMPA ASI

No Dokumen : 07/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Penggunaan Pompa ASI adalah salah satu alat yang di gunakan untuk
memaksimalkan pemberian asi bagi ibu yang kesuliatn memberikan asi
secara langsung atau ibu yang bekerja sebagai wanita karir agar tetap dapat
memberikan asi kepada bayi.
2. Tujuan Agar tetap dapat memberikan asi kepada bayi secara efisien dan efektif
dimanapun dan kapanpun agar tetap terjaga keberlangsungan pemberian
asi jangka panjang
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. Sabun atau handrub
langkah 2. Air hangat
3. Waslap
4. Pompa asi set
5. Tisu
B. Petugas
1. Bidan
2. Perawat
3. Petugas Gizi
C. Persiapan Ibu
1. ASI sudah keluar
2. Psikis ibu
3. Personel hygiene
4. Mencuci tangan
D. Pelaksanaan dan Tindakan
Langkah – langkah :
1. Sebelum memompa asi cuci kedua tangan dengan sabun dan
pastikan bahwa alat serta tempat penyimpanan asi telah bersih dan
steril.
2. Kompres payudara menggunakan handuk/waslap hangat,lalu pijat
dan bersihkan puting dari arah dalam keluar.
3. Untuk alat pompa manual,tekan pegangannya untuk proses pompa.
Dan jika menggunakan pompa elektrik tempelkan corong pada
puting sampai menutupi areola pastikan posisi sudah tepat.
hidupkan mesin dan biarkan alat bekerja
4. Pompa payudara secara bergantian untuk menakar jumlah ASI yang
di produksi dan menyesuaikan dengan tempat penyimpanan ASI
5. Setelah di gunakan, jaga higienitas pompa Asi dengan
membersihkannya secara berkala,cuci dengan sabun dan sterilkan
dengan alat sterilisasi.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Nifas
2. Ruang Laktasi
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PENYIMPANANAN ASI

No Dokumen : 08/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
2. Tujuan Mendukung pemberian ASI eksklusif pada bayi terkhusukan bayi yang
dirawat terpisah dengan Ibu
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
langkah – 1. Sabun atau handrub
langkah 2. Air hangat
3. Washlap
4. Pompa asi set
5. Tisu
B. Petugas
1. Bidan
2. Perawat
3. Petugas gizi

C. Pelaksanaan Dan Tindakan


Petugas melakukan penyimpanan Asi dan melakukan pendampingan
penyimpanan ASI terhadap ibu
1. Ibu mencuci tangan sebelum memerah atau memompa ASI.
2. Ibu dan petugas mempersiapkan wadah penampung ASI yang steril
dan wadah dapat ditutup rapat. Perhatikan volume wadah yang
digunakan sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
3. Petugas dan Ibu memastikan ASI perah tersebut untuk langsung
dikonsumsi atau akan langsung disimpan dalam waktu yang lebih
lama. Bila asi perah akan diberikan kurang dari 6 jam maka tidak
harus menyimpannya dikulkas sedangkan yang akan digunakan
selama 24 jam maka dapat menyimpannya dilemari pendingin pada
suhu 4 derajat celcius. Sedangkan bila asi perah akan digunakan
dalam waktu lebih dari 1 minggu maka sebaiknya segera
didinginkan dalam lemari pendingin selam 30 menit kemudian
bekukan pada suhu 18 derajat celcius atau bahkan lebih rendah atau
bahkan dapat disimpan dalam waktu 3-6 bulan
4. Petugas melakukan registrasi penyimpanan ASI Perah
5. Petugas menghindarkan penyimpanan di rak yang menempel di
pintu lemari kulkas dengan temperature yang berubah ketika
sedang dibuka atau ditutup.
6. Petugas memberikan label pada bagian wadah yang disimpan
didalam lemari pendingin dengan keterangan yang berisikan
keterangan waktu perah asi
7. Petugas menghangatkan dengan merendamnya di air hangat
sebelum diberikan pada bayi.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Ruang Gizi
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.
TEKNIK MENCAIRKAN ASI YANG
TELAH BEKU

No Dokumen : 09/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Teknik Mencairkan ASI Yang Telah Beku adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk mencairkan ASI yang telah beku dilemari pendingin
2. Tujuan Dengan pemanasan ASI yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan yang
dapat menyebabkan ASI rusak atau penurunan kualitas ASI
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / 1. Persiapan Alat
langkah – - Wadah yang berisikan air hangat
langkah - Botol susu
2. Teknik Mencairkan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan sesuai prosedur
- Pengambilan ASI yang disimpan di lemari pendingin tetap
mengacu pada sistem FIFO (First In First Out)
- Tuangkan ASI dari botol kaca ke botol susu yang ingin digunakan
sebanyak yang diperlukan, sisanya dapat disimpan kembali ke
dalam lemari pendingin
- Untuk ASI perah yang sudah beku di freezer, maka sebaiknya ASI
tersebut dicairkan terlebih dahulu dalam lemari pendingin selama 1
malam (hindari mencairkan ASI beku dalam suhu kamar)
- Rendam botol ASI sambil di putar-putar pada wadah yang
berisikan air hangat (panas yang berlebihan akan merubah dan
menghancurkan enzim dan protein.
- Setelah ASI dirasa hangat, segera angkat botolnya
- Jangan pernah menggunakan mikrowave untuk mencairkan atau
menghangatkan ASI
- Setelah dicairkan ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam
- Jangan menggunakan kembali bagian ASI yang tidak habis dibotol
karena mungkin telah terkontaminasi air liur bayi
- Membekukan kembali ASI yang telah dicairkan tidak dianjurkan
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Laktasi
2. Rawat Inap
3. Ruang KIA
4. Unit Gizi
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
CARA MENYUSUI BAYI

No Dokumen : 10/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/5
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Cara Menyusui adalah suatu tindakan membimbing ibu melakukan cara
menyusui yang baik dan benar pada bayi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan bimbingan
cara menyusui yang baik agar seorang ibu dapat menyusui bayinya secara
efektif.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan
langkah – 1. Kapas yang Dibasahi Air Hangat
langkah 2. Bengkok
3. Bantal
4. Selimut atau Handuk
5. Pijakan Kaki
6. Kursi
7. Dokumentasi (Rekam Medik)
8. Lembar Persetujuan Tindakan (Informed Consent)
B. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi pasien bila perlu dengan memasang sketsel atau
sampiran.
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
C. Persiapan Pasien
1. Lakukan tindakan dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan,santun).
2. Perkenalkan diri.
3. Tanyakan identitas pasien.
4. Tanyakan tujuan kunjungan dan keluhan pasien.
5. Jelaskan tujuan, prosedur, risiko, dan efek samping tindakan yang
akan dilakukan.
6. Lakukan informed consent.
D. Pelaksanaan
1. Lakukan cuci tangan
2. Ajarkan dan jelaskan pentingnya cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan tindakan.
3. Minta pasien membuka pakaian atas.
4. Bimbing pasien untuk melakukan tindakan-tindakan berikut:
5. Sebelum menyusui, bersihkan payudara dengan kapas yang dibasahi
air hangat.
6. Keluarkan ASI sedikit kemudian oleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya.
E. POSISI BERBARING
1. Minta pasien berbaring miring dan yaman.
2. Letakkan satu atau dua bantal di bawah dan sisipkan satu bantal di
belakang punggung pasien.
3. Letakkan bantal lain atau lipatan selimut di bawah lutut kaki.
4. Baringkan bayi dengan posisi miring ke arah payudara, mulut bayi
sejajar dengan puting susu.
5. Gunakan lengan pasien untuk mengatur posisi bayi agar tetap miring
atau sisipkan gulungan selimut atau handuk di belakang punggung
bayi.
6. Gunakan tangan pasien yang bebas untuk memegang payudara yang
paling dekat dengan bayi kemudian susui bayi.
7. Bila ingin menyusui dengan payudara yang satunya maka balikkan
badan pasien ke sisi yang berlawanan dengan posisi semula.
F. POSISI DUDUK
1. Pasien duduk santai dengan menggunakan kursi yang rendah.
2. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
3. Atur posisi pasien dan bayi.
a. Letakkan bayi menghadap perut dan payudara pasien.
b. Pegang bayi dengan satu lengan dengan posisi kepala bayi
terletak pada lengkungan siku pasien dan bokong bayi terletak
pada lengan. Kepala bayi tidak boleh menengadah dan tahan
bokong bayi dengan telapak tangan pasien.
c. Letakkan satu tangan bayi di belakang badan pasien dan yang
satu di depan.
d. Perut bayi menempel badan pasien, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
4. Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
di bawah. Jangan hanya menekan puting dan areolanya saja.
5. Rangsang bayi untuk membuka mulut ;
a. Sentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu.
b. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat dekatkan kepala
bayi ke payudara pasien dengan puting susu dan areola masuk
ke mulut bayi.
c. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut
bayi.
d. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi (bila sudah yakin hidung bayi tidak tertutup
payudara pasien).
6. Amati bahwa bayi telah menyusu dengan benar dan pastikan bayi
telah menyusu sesuai kebutuhan.
7. Tanda-tanda Bayi Telah Menyusu dengan Benar
a. Bayi tampak tenang.
b. Badan bayi menempel pada perut pasien.
c. Mulut bayi terbuka lebar.
d. Dagu bayi menempel pada payudara pasien.
e. Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola
bagian bawah lebih banyak yang masuk.
f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
g. Puting susu pasien tidak terasa nyeri.
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
i. Kepala agak menengadah.
8. Pindahkan ke payudara yang satunya, Bila bayi belum cukup
menyusu, Sebaiknya susui bayi pada satu payudara sampai payudara
terasa kosong.
9. Lepaskan hisapan bayi.
a. Masukkan jari kelingking pasien ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau,
b. Tekan dagu bayi ke bawah.
10. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit kemudian oleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya.
11. Sendawakan bayi.
a. Gendong bayi secara tegak dengan bersandar pada bahu
pasien kemudian tepuk punggung bayi perlahan-lahan sampai
bayi mengeluarkan suara sendawa atau,
b. Posisikan bayi tengkurap di pangkuan pasien kemudian tepuk
punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi mengeluarkan
suara sendawa.
12. Bersihkan mulut dan pipi bayi dengan kapas yang dibasahi air hangat.
13. Beri tahu pasien bahwa proses peragaan cara menyusui bayi telah
selesai.
14. Bantu pasien mengenakan kembali pakaian atasnya.
15. Bereskan peralatan dan bahan.
16. Cuci tangan.
17. Jelaskan hasil pemeriksaan.
18. Evaluasi.
a. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.
b. Lakukan diskusi feedback untuk menilai sejauh mana
pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan atau
tindakan yang dilakukan.
19. Ucapkan terima kasih atas kerja sama pasien.
20. Lakukan dokumentasi.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Konseling
2. Poli Anak
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PERAWATAN PAYUDARA

No Dokumen : 11/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Perawatan Payudara adalah perawatan yang dilakuakan pada payudara agar
dapat menyusui dengan lancar dan mencegah masalah-masalah yangsering
timbul pada saat menyusui
2. Tujuan 1. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu
agarterhindar dari infeksi
2. Merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi ASI lancar
3. Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui
4. Mencegah terjadinya bendungan ASI
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / Alat-Alat Yang Digunakan
langkah – 1. 2 buah Waskom berisi air hangat dan dingin
langkah 2. 2 buah waslap
3. 1 buah handuk
4. Minyak/ baby oil
5. Sarung tangan bersih
6. Kapas
Langkah-Langkah
1. Menyiapkan alat :
2. Mempersiapan pasien
3. Menjaga privasi pasien dengan menutup skrem
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Membantu pasien untuk membuka pakaian bagian atas dan bra,
kemudian mengarahkan pasien untuk duduk dengan posisi nyaman
dan letakkan handuk di pangkuan pasien
Membersihkan puting dengan menggunakan kapas dan baby oil
untuk mencegah sumbatan pada lubang putting
7. Melakukan kompres air hangat dengan waslap pada payudara
kanan dan kiri
8. Menuangkan baby oil di telapak tangan secukupnya dan
meratakan di kedua telapak tangan
Melakukan pengurutan secara melingkar mulai dari Tengah atas
ke arah samping kiri, di lanjutkan le arah bawah lalu kembali ke
atas dan angkat. Tindakan dilakukan sebanyak 15 kali
9. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri dan tekan payudara
ke arah puting susu dengan sisi jari kelingking tangan kanan.
Sebaliknya lakukan hal tersebut pada payudara kanan, masing-
masing sebanyak 15 kali
10. Menganjurkan pasien untuk duduk dan posisi tangan terlipat di
atas meja dengan posisi kepala menyandar diatas tangan.
Payudara di biarkan menggantung. Sementara bidan melakukan
pijatan di daerah punggung pasien dengan cara kedua jempol
memberi tekanan memutar disepanjang tulang belakang (mulai
dari leher sampai sampai punggung ke arah bawah) selama 3
menit
11. Menggunakan waslap secara bergantian selama 5 menit, kompres
kedua payudara dengan air hangat dan dingin
12. Membersihkan payudara menggunakan waslap basah, dengan
cara dari bagian dalam keluar, lalu keringkan dengan handuk
13. Membantu pasien untuk mengenakan pakaiannnya kembali
14. Menganjurkan pasien untuk langsung menyusui bayinya atau
mengeluarkan asi secara manual
15. Mencuci tangan
16. Membereskan kembali peralatan yang digunakan dan merapihkan
ruangan seperti semula
17. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Cara perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam
1. Puting susu diberi minyak
2. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting
3. Pegangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari
kearah atas dan kebawah ± 20 kali (gerakannya kerah luar)
4. Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan puting susu
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Ruang Bersalin
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PERAWATAN METODE KANGURU

No Dokumen : 12/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau disebut juga
asuhan kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact), merupakan metode
khusus asuhan bagi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah atau
bayi premature
2. Tujuan 1. Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi oksigen
2. Memberikan kehangatan bagi bayi
3. Meningkatkan durasi ganda
4. Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori
5. Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan otak
6. Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
7. Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi
menyusuibendungan ASI
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / 1. Kriteria bayi PMK
langkah – a. Berat badan lahir kurang dari 1800 gram
langkah b. Keadaan umum stabil 3 hari berturut-turut, meliputi:
 Nadi (120-160x/menit)
 Respirasi (30-60x/menit)
 Suhu (36,5-37,5 ºC )
2. Kriteria pulang untuk bayi PMK
a. Bayi sudah dapat menyusu
b. Tanda-tanda vital bayistabil
c. Pertambahan berat badan bayi setiaphari minimal 20 gram selama
3 hari berturut-turut
d. Ibu memahami asuhan kontak kulit kekulit
e. Ibu percaya diri merawat bayi dirumah
f. Ada dukungan keluarga
3. Tata laksana PMK
a. Tahap persiapan
 Persiapan alat
 Alat pengukur tanda-tanda vital bayi (thermometer,
stetoskop, jam)
 Gendongan dan topi bayi
 Persiapan bayi
 Ukur tanda-tanda vital, meliputi: suhu, nadidanrespirasi
 Buka pakaian kecuali popok
 Persiapan orang tua
 Cuci tangan (ibu atau ayah yang akan melakukan PMK)
 Buka pakaian ibuatau ayah
b. Tahap implementasi
 Posisikan bayi di dada ibuatau ayah
 Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan bayi
 Pakaikan topi bayi
 Pakai kembali baju ibu atau ayah
c. Tahap evaluasi
 Pantau kondisi bayi mencakup tanda-tanda vital dan status
oksigenasi
 Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap dan lakukan
tindakan sesuai masalah yang ditemukan
4. Tanda-tanda bahaya dan penatalaksanaannya:
a. Apnea: rangsang bayi dengan mengusap punggungnya agar bayi
bias bernafas kembali
b. Sulit bernafas: cek posisi bayi, periksa kemungkinan bayi
kedinginan
c. Sulit minum/tidak mau bangun untuk minum: bangunkan bayi saat
kondisi tidur belum nyenyak (rapid eyes movement/REM)
d. Diare: periksakan sistensi feses, tetap berikan ASI
Kulit kuning : tetap berikan ASI
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Ruang Bersalin
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
RAWAT GABUNG

No Dokumen : 13/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/3
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Rooming in ( rawat gabung) adalah suatu cara perawatan dimana ibu
dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan
ditempatkan dalam sebuah ruangan bersama-sama selama 24 jam
penuh dalam seharinya (Budi Marjono, 1999)
2. Tujuan 1. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja
dibutuhkan
2. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi
yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas
3. Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya
sendiri selagi ibu masih di rumah sakit
4. Dalam rawat gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan
secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu
dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar
5. Ibu mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat
selalu kontak dengan bayinya
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / 1. Dalam rawat gabung bayi ditempatkan bersama ibunya dalam
langkah – satu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan
langkah menjangkaunya kapan saja bayi atau ibu membutuhkannya
2. Bayi dapat diletakkan ditempat tidur bersama ibunya, atau
dalam boks disamping tempat tidur ibu, yang penting ibu bisa
melihat dan mengawasi bayinya
3. tangisan bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk
membantu produksi
4. dokter dan perawat atau Bidan harus dapat memperhatikan
keadaan ibu dan bayi dengan mengadakan kunjungan sekurang-
kurangnya sekali dalam sehari
5. Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, dapat diberikan
penyuluhan tentang cara merawat bayi, payudara dan cara
meneteki yang benar sehingga ibu dirumah terampil melakukan
rawat gabung serta cara mempertahankan meneteki sekalipun
ibu harus berpisah dengan bayinya harus ditekankan bahwa bayi
tidak boleh diberi dot / kompengan.
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Ruang Bersalin
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis


Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
PELAYANAN IBU YANG MENYUSUI DI
RUANG BAYI SAKIT

No Dokumen : 14/SOP/KIB/2020
Revisi ke : 00
SOP
Tanggal : 20-06-2020
Halaman : 1/2
Puskesmas
Durenan Dr. Murti Rukiyandari
Kabupaten NIP.198006112009032004
Trenggalek
1. Pengertian Suatu kegiatan yang bertujuan agar ibu bisa menyusui secara langsung

2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam pelaksanaan pelayanan ibu yang


menyusui di ruang bayi
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/741/406.010.13.001/2020 tentang 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui;
2. Surat Keputusan UPT Kepala Puskesmas Durenan Nomor :
188.45/742/406.010.13.001/2020 tentang Peraturan Internal Kepala
UPT Puskesmas Durenan Tentang Implementasi 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui Pada UPT Puskesmas Durenan;
4. Referensi 1. Permenkes nomor 75 tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah Nomer 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2013
tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan atau Memerah Air
Susu Ibu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 tahun
2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eklusif pada bayi di
Indonesia
5. Prosedur / 1. Anjurkan Ibu cuci tangan
langkah – 2. Persilahkan ibu duduk ditempat yang telah disediakan
langkah 3. Minta KTP / Kartu Identitas Ibu untuk dicocokkan dengan fotocopi
KTP / Kartu Identitas Ibu yang ada di dalam rekam medis bayi untuk
Ibu yang masih MRS maupun Ibu yang sudah pulang
4. Petugas cuci tangan
5. Ambil bayi oleh petugas sesuai nomer rekam medis dan gelang identitas
bayi kemudian diserahkan pada Ibu untuk disusui
6. Ajari ibu cara menyendawakan bayi setelah menyusui
7. Bila sudah selesai, kembalikan bayi ketempat tidurnya dengan
mengecek kembali antara gelang bayi dengan identitas bayi di tempat
tidur bayi oleh petugas
8. Persilahkan ibu bayi untuk keluar ruangan dan kembali menyusui di jam
menyusui berikutnya
9. Lakukan cuci tangan
10.Lakukan dokumentasi
6. Diagram -
Alir
7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rawat Inap
2. Ruang Bersalin
9. Dokumen 1. Status Pasien
Terkait

10. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
UPT PUSKESMAS DURENAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN


MENYUSUI (LMKM)

Anda mungkin juga menyukai