Anda di halaman 1dari 13

INISIASI MENYUSUI DINI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


004/PERINA/MMA/IV/2019 00 1/1

DitetapkanOleh
Standar Prosedur
Operasional Tanggal Terbit
05 April 2019
dr. Barlian Rahmat P S, SpOG
Direktur Utama Utama
Pengertian Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari putting ibunya sendiri atau tidak disodorkan
keputing susu.
Tujuan 1. membantu mempercepat pengeluaran ASI dan memastikan
kelangsungan pengeluaran ASI.
2. mencegah paparan terhadap substansi/zat dari makanan/
minuman yang dapat menggangu fungsi normal saluran
pencernaan.
3. Komponen dari ASI awal (kolostrum) dapat memicu
pematangan dari saluran cerna dan memberi perlindungan
terhadap infeksi karena kaya akan zat kekebalan.
4. Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah
kematian bayi akibat kedinginan (terutama BBLR).
Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No.
06/IV/SK-DIR/RSUMMA/XI/2015 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
1. Bayi baru lahir yang diputuskan tidak memerlukan resusitasi segera
Prosedur diletakkan di atas perut ibunya dan dikeringkan mulai dari muka,
kepala, serta bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau
cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting
ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada,
dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan bayi tidak perlu
sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi
sebagai penahan panas pada bayi.
2. Setelah 2 menit tali pusat dipotong dan diikat kemudian bayi
ditengkurapkan di atas perut ibunya dengan kepala bayi menghadap
ke kepala ibunya.
3. Kalau ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan
diberikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan bayinya.
4. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibunya selama
beberapa lama ia akan diam saja kemudian akan waspada dan
melihat sekelilingnya.
5. Setelah 12 - 44 menit bayi akan mulai bergerak dengan
menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya.
Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Bayi
dapat melihat areola mamae yang memang warnanya lebih

4
gelap dan menuju ke sana. Bayi akan membentur- benturkan
kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang
menyerupai massage untuk payudara ibu. Bayi kemudian
mencapai puting dengan mengandalkan indera penciumannya
dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Hal tersebut
dapat tercapai antara 27-71menit.
6. Menyusu pertama berlangsung sekitar 15 menit dan setelah selesai
selama 2 - 2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan untuk menghisap.
Selama menyusu bayi akan mengkoordinasikan isapan, menelan, dan
bernapas. Pada saat itu kadang sudah terdapat kolostrum jadi proses
menyusu jangan diinterupsi.
7. Setelah usai penyusuan dini dilanjutkan tindakan asuhan
perawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri,
menyuntikkan vitamin K, dan mengo-leskan salep pada mata.
8. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir atau pada
hari berikutnya. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar
dapat disusukan sesuai keinginan bayi/ibu.
Unit Terkait 1. Kamar bersalin
2. Ruang Operatif
3. Ruang Rawat Gabung

4
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

No.Dokumen No.Revisi Halaman

009/VK/MMA/IV/2019 00 1/5

DitetapkanOleh

Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional 05 April 2019
dr. Barlian Rahmat P S, SpOG

Direktur Utama Utama

Pengertian Memimpin persalinan secara normal pervaginam

Tujuan 1. Mencegah terjadinya bahaya pada janin dan ibu.


2. Persalinan berjalan lancar dan normal.
3. Memenuhi standar patien safety.

Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No.


06/IV/SK-DIR/RSUMMA/XI/2015 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
Prosedur Siapkan alat:

1 Meja dorong (trolley) berisi:


a. Set partus dan set heachting.
b. Obat-obatan uterotonika.
c. Slym zuiger.
d. Sarung tangan DTT.
e. Handuk bayi.
f. Selimut bayi.
g. Waslap 1 pasang.
h. Pembalut dan tali.
i. Pakaian lengkap bersih pasien.
j. Plastik plasenta.

4
k. Dispossible sringe 3 cc dan 5 cc.
l. Handuk untuk tangan.
m. Alas tempat tidur (kain lurik)
2 Bak berisi larutan chlorin 0, 5 %.
3 Baskom berisi air DTT.
4 Baskom 2 buah untuk memandikan pasien.
5 Ember; 2 buah berisi larutan deterjen dan chlorin 0,5
6 Tempat sampah kuning (terkontaminasi dan tempat sampah
kering (tidak terkontaminasi).
7 Bengkok.
8 Piring plasenta dan plastik plasenta.
9 Meja dorong untuk penanganan bayi baru lahir lengkap
10 Meja resusitasi lengkap.
11 Perlengkapan perlindungan diri penolong

Siapkan pasien :
Pasien diberi tahapan prosedur yang akan dilakukan.
Persiapkan mental

Siapkan petugas : - Pakai alat perlindungan diri lengkap


Pelaksanaan
1. Pastikan bahwa ibu berada dalam kala II.
2. Siapkan alat-alat, memasukkan spuit steril ke dalam partus
set, mematahkan ampul oxytocin.
3. Pakai baju pelindung
4. Cuci tangan selama 15-20 detik (lap dengan lap kering)
5. Pakai sarung tangan steril
6. Masukkan oxytocin ke dalam spuit
7. Bersihkan vulva, melakukan pemeriksaan dalam, jika ketuban
positif maka dipecahkan.
8. Pastikan ada tidaknya bagian yang menumbung
9. Celupkan tangan dalam larutan clorin 0,5 %, melepaskan
sarung tangan dan merendam dalam keadaan terbalik,
menutup kembali partus set
10. Periksa DJJ
11. Beritahu pasien dan keluarga bila merasa mules (his) boleh

4
meneran
12. Minta bantuan keluarga untuk mengatur posisi ibu
13. Bimbing ibu meneran sat ada his dan ibu ingin meneran, bila
his berhenti pasien istirahat dengarkan DJJ
14. Bila kepala sudah kelihatan di vulva kira-kira 5-6 cm, pasang
duk di perut ibu dan kain bersih di bokong ibu
15. Buka partus set, gunakan sarung tangan steril
16. Tahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri tahan
belakang kepala
17. Setelah kepala bayi lahir,
18. Periksa adalanya lilitan tali pusar di leher janin
19. Tunggu putaran paksi luar kepala janin
20. Tangan kanan/kiri pegang kepala janin secara biparietal atas
dan bawah
21. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher
dan bahu janin, tangan kiri menyusur bahu depan sampai bayi
lahir seluruhnya
22. Nilai keadaan bayi dan letakkan di atas perut ibu yang dialas
duk kering, keringkan bayi, potong tali pusat bayi
23. Ganti pembungkus bayi dengan kain kering, dan Berikan pada
ibu untuk disusui
24. Periksa fundus uteri untuk memastikan tidak ada janin lagi
25. Beri tahu bahwa ibu akan disuntik
26. Suntik oxytocin 10 unit ( 1 amp ) intra muskuler pada 1/3 paha
bagian luar
27. Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva
28. Letakkan tangan kiri di atas sympisis, menahan bagian bawah
uterus, tangan kanan memegang tali pusat
29. Lakukan penegangan tali pusat
30. Bila plasenta sudah lepas, minta ibu untuk meneran, tangan
kanan menarik tali pusat ke arah bawah ke atas hingga
plasenta tampak di vulva
31. Pegang palsenta dengan kedua tangan melakukan putaran searah
jarum jam , plasenta lahir seluruhnya
32. Segera setelah plasenta lahir, Lakukan masase uterus hingga
berkontraksi dengan 4 jadi palmar pada tangan kiri

4
33. Lakukan masase dengan tangan kiri, sementara tangan kanan
periksa bagian fetal dan meternal plasenta, pastikan plasenta dan
selaput ketuban lengkap, masukan plasenta ke dalam plastik
34. Periksa adanya robekan pada parineum
35. Periksa lagi kontraksi uterus dan adanya perdarahan
36. Pastikan uterus berkontraksi baik/keras
37. Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5% dan
membilasnya dengan air matang (DTT), lap dengan handuk kering
38. Ikat tali pusat bayi 3cm dari umbilicus dengan simpul mati.. 2 kali
untuk masing-masing sisi
39. Lpaskan klem dari tali puast, merendamnya pada larutan klorin 0,5%
40. Bungkus bayi dan memberikan kembali pada ibunya untuk disusui
41. Periksa kontraksi uterus, perdarahan dan tanda-tanda \/ital
42. Ajarkan kepada ibu dan keluarga cara memeriksa/merasakan uterus
yang berkontraksi, dan mengajarkan masase untuk membuat uterus
berkontraksi.... (bila kontraksi tidak baik)
43. Evaluasi jumlah perdarahan
44. Jahit parineum bila terjadi robekan
45. Rendam semua alat-alat yang telah dipakai ke larutan klorin 0,5%
46. Rendam semua alat-alat yang telah dipakai ke larutan klorin 0,5%
47. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
kuningembersihkan ibu dari air ketuban, darah kotoran dan
mengganti pakaian ibu dengan yang bersih kering
48. Pastikan ibu merasa nyaman... memberi kesempatan pada keluarga
untuk ikut membantu kebutuhan ibu...makan,minum,dll
49. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
50. Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%
melepaskan dan merendam dalam keadaan terbalik
51. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun
52. Lengkapi partograf dan dokumentasi

Unit Terkait Kamar bersalin

4
SECTIO SECARIA

No.Dokumen No.Revisi Halaman


011/VK/MMA/IV/2019 00 1/1

4
Standard DitetapkanOleh
Prosedur
Operasional Tanggal Terbit
05 April 2019
dr. Barlian Rahmat P S, SpOG
Direktur Utama Utama
Pengertian Proses pengeluaran bayi dan plasenta dengan tindakan
operasi abdominal atas indikasi tertentu/penyulit.
Tujuan Melahirkan bayi dan memastikan ibu dan bayi lahir selamat

Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No. 06/IV/SK-


DIR/RSUMMA/XI/2015 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
Prosedur 1. Ibu tidur terlentang diatas meja operasi dengan spinal
anaestesia
2. Antisepsis dengan betadine,demarkasi lapangan
operasi dengan doek steril
3. Dilakukan incisi pfanensteil 2 cm diatas simfisis pubis
sepanjang 10 cm
4. Incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara
tumpul sampai cavum abdomen terbuka, tampak uterus
gravidarum
5. Dilakukan bladder flap dengan mengiris peritoneum
viserale,dilebarkan ke lateral
6. Bladder flap disisihkan dengan hak
7. Dilakukan irisan pada segmen bawah rahim
8. Keluar ketuban jumlah cukup warna jernih
9. Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala,lahir bayi jam x
berat y a/s x/y ,tali pusat dipotong
10. Placenta dilahirkan,kesan lengkap,berat 500 gr,besar 20
11. Evaluasi tidak didapatkan perdarahan dan sisa placenta
12. Sudut segmen bawah rahim dextra sinistra dijahit
dilanjutkan jahitan jelujur dengan benang PGA
13. Evaluasi tidak didapatkan perdarahan aktif,bagian
posterior uterus tidak didapatkan kelainan,kontraksi
uterus baik
14. Dilakukan pencucian dengan NS jernih,sisa darah
dibersihkan
15. Dilakukan sign out,jumlah kasa dan alat lengkap
16. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
17. Operasi selesai

Unit terkait Kamar OK

PERSALINAN VAKUM EKTRAKSI

4
No.Dokumen No.Revisi Halaman
013/VK/MMA/IV/2019 00 1/1
Standar DitetapkanOleh
Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
05 April 2019
dr. Barlian Rahmat P S, SpOG
Direktur Utama Utama
Pengertian Persalinan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif
pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum
Tujuan Mempercepat kala II (proses pengeluaran janin)
Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No.
06/IV/SK-DIR/RSUMMA/XI/2015 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
Prosedur
1. Siapkan : Vacum set, Partus set, Obat-obat uterotonika, Haecting
set
2. Lakukan informed consent pasien dan keluarga
3. Ibu tidur dalam posisi lithotomi
4. Lakukan aseptic dan antiseptic daerah vulva dan perineum
5. Lakukan asistensi operator vakum
6. Lakukan episiotomi saat kepala di hodge 4
7. Letakkan cup vakum sesuai posisi ubun-ubun kecil
8. Ekstraksi percobaan
9. Ekstraksi sesungguhnya
10. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan dan mangkuk
dilepaskan.
11. Janin dilahirkan seperti persalinan normal biasa
Unit terkait Kamar bersalin

4
PEMBERIAN MINUM MELALUI OGT

No.Dokumen No.Revisi Halaman


013/VK/MMA/IX/2022 00 1/1
Standar DitetapkanOleh
Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
08 Agustus 2022
dr.
Direktur Utama Utama
Pengertian Melakukan pemberian minum melalui selang atau pipa lambung
Tujuan  Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada bayi
 Agar pemerian cairan dapat terkontrol
Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No.
01/IX/SK-DIR/RSUMMA/IX/2022 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
Prosedur I. Persiapan alat :
a) Spuit sesuai kebutuhan
b) Stetoskop
c) Asi / SF yang direkomendasikan dokter
II. Penatalaksanaan
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan sesuai SPO
b) OGT no.6 sudah terpasang
c) Cek posisi OGT dengan menggunakan stetoskop di
letakkan dengan spuit (ila ada bunyi, posisi baik atau
diaspirasi)
d) Masukkan ASI / susu secara perlahan
e) Bilas dengan air putih secukupnya
f) Tutup OGT dan observasi toleransi minum
g) Rapihkan alat- alat

Unit terkait Kamar bersalin

4
PERSALINAN VAKUM EKTRAKSI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


013/VK/MMA/IV/2019 00 1/1
Standar DitetapkanOleh
Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
05 April 2019
dr. Barlian Rahmat P S, SpOG
Direktur Utama Utama
Pengertian Persalinan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif
pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum
Tujuan Mempercepat kala II (proses pengeluaran janin)
Kebijakan SK Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia No.
06/IV/SK-DIR/RSUMMA/XI/2015 Tentang Pelayanan Pelaksanaan
Obsetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
Prosedur
1. Siapkan : Vacum set, Partus set, Obat-obat uterotonika, Haecting
set
2. Lakukan informed consent pasien dan keluarga
3. Ibu tidur dalam posisi lithotomi
4. Lakukan aseptic dan antiseptic daerah vulva dan perineum
5. Lakukan asistensi operator vakum
6. Lakukan episiotomi saat kepala di hodge 4
7. Letakkan cup vakum sesuai posisi ubun-ubun kecil
8. Ekstraksi percobaan
9. Ekstraksi sesungguhnya
10. Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan dan mangkuk
dilepaskan.
11. Janin dilahirkan seperti persalinan normal biasa
Unit terkait Kamar bersalin

4
PENATALAKSANAAN PADA BAYI DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
001/VK/MMA/IX/2022 00 1/1
Standar DitetapkanOleh
Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
08 agustus 2022 dr.
Direktur Utama Utama

Pengertian Suatu kegiatan penanganan pada pasien dengan berat badan lahir
rendah
Tujuan  Menaikkan berat badan bayi secara bertahap
 Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi
 Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Kebijakan Penatalkasaan pada pasien dengan berta badan lahir rendah
(BBLR) dilakukan sesuai indikasi, standar keperawataan dan
instruksi dokter.
Prosedur a. Persiapan alat :
1. Incubator
2. Stetoskop, termometer’flow meter 02, nasal kanule 92,
feeding tube no 5 k/p
b. Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
2. Merawat bayi dalam incubator
3. Mengobservasi tanda – tanda vital
4. Mengganti popok bayi
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan OGT
6. Memberi minum sesuai dengan intruksi dokter
7. Mengobservasi bayi setelah diberikan minum,
mencegah jangan sampai muntah
8. Memberi terapi sesuai dengan program dokter
9. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Unit terkait Kamar bayi dan NICU

4
4

Anda mungkin juga menyukai