Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program


yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui
merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi
yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. IMD mulai diperkenalkan
kepada masyarakat pada akhir tahun 2007, karena IMD diharapkan mampu
mengurangi jumlah bayi yang tidak mendapat kolostrum pada satu jam pertama.

Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di
dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu
untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh
dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung
skin to skin antara bayi dan ibu. Dalam mendukung program Pemerintah
Indonesia sesuai dengan kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan
inisiasi menyusu dini sebagai tindakan “penyelamatan kehidupan”, dengan
inisiasi menyusu dini ini, dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal
sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali
dengan kontak kulit antara ibu dan bayi sangat penting bagi kelangsungan hidup si
bayi selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. INISIASI MENYUSU DINI


A. Definisi
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk
menyusu, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan
mengisap ASI sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya.
Hal ini terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit dengan
kulit ibunya. Dengan menyusu secara baik dan benar maka kematian bayi
serta gangguan perkembangan bayi dapat dihindari.
IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah lahir dengan
memberikan kesempatan pada bayi untuk menyusu sendiri dengan
membiarkan kontak kulit dengan ibunya selama satu jam karena dengan
membiarkan bayi melakukan IMD maka akan menurunkan angka
kematian bayi. Disamping hal tersebut juga bahwa IMD akan merangsang
hormon oksitosin untuk memproduksi ASI, serta dapat mengurangi
perdarahan rahim pada ibu pasca persalinan.

B. Manfaat IMD
Beberapa manfaat IMD bagi bayi adalah sebagai berikut:
1) Mencegah kematian karena berbagai macam penyakit
Bayi yang tidak melakukan IMD rentan terhadap penyakit seperti
sepsis, pneumonia dan diare. Hal ini karena bayi yang tidak melakukan
IMD mendapatkan kolostrum lebih sedikit. Padahal kolostrum
mengandung banyak antibodi yang dibutuhkan tubuh untuk melawan
berbagai penyakit.
2) Mencegah kematian karena hipotermi
Kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga suhu tubuh bayi
dalam keadaan stabil sehingga mencegah terjadinya hipotermi. Hal ini
disebabkan bayi belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik
sehingga memudahkan kehilangan panas melalui evaporasi air ketuban
setelah periode pasca persalinan.
3) Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibody
Bayi mendapatkan kolostrum yang memberikan sejumlah faktor
kekebalan tubuh seperti antimikroba dan antiinflamasi. Kolostrum
yang dikeluarkan saat pelaksanaan IMD mengandung nutrisi yang
akan membantu maturasi usus dan lambung.
4) Bayi mendapatkan bakteri yang aman
Bayi yang menjilat kulit ibu akan mendapatkan bakteri yang aman.
Bakteri ini akan berkoloni di usus bayi dan bersaing dengan bakteri
patogen.
5) Mencegah hipoglikemi IMD dapat mencegah hipoglikemi dengan
mengatur kadar gula darah bayi menjadi lebih baik dan stabil beberapa jam
setelah persalinan serta dapat mengoptimalkan berat badan bayi tersebut.
Bahkan IMD dapat menstabilkan gula darah bayi pada ibu yang menderita
diabetes gestasional.
6) Menurunkan kejadian ikterus IMD dapat menurunkan kejadian
ikterus karena kontak kulit yang terjadi pada saat IMD akan menormalkan
kadar bilirubin dalam tubuh bayi dan akan lebih cepat dalam pengeluaran
mekonium.
7) Meningkatkan kecerdasan IMD diyakini dapat meningkatkan
kecerdasaan bayi. Hal ini didukung dengan penelitian yang menunjukkan
bahwa pelaksanaan IMD dapat mengurangi angka kejadian anak autisme.

Manfaat IMD pada ibu


1) Meningkatkan kasih sayang dan rasa aman
Pada saat melakukan IMD, kontak kulit langsung antara ibu dan
bayi akan meningkatkan rasa kasih sayang dan aman diantara
keduanya.
2) Memperlancar pengeluaran hormon oksitoksin
Sentuhan, jilatan dan usapan bayi pada puting susu ibu akan
memperlancar pengeluaran hormon oksitoksin.
3) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
IMD dapat meningkatkan keberhasilan produksi ASI dan lamanya
waktu menyusui. Hal ini karena isapan bayi akan meningkatkan
produksi hormon prolaktin yang akan merangsang kelenjar susu di
payudara untuk memproduksi ASI.
4) Menghentikan pendarahan pasca persalinan IMD akan
meningkatakan kadar hormon oksitoksin secara signifikan. Hormon
oksitoksin ini akan merangsang kontraksi uterus sehingga lebih cepat
menghentikan pendarahan pasca persalinan dan mengembalikan ukuran
rahim seperti semula.

C. Prinsip Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Inisiasi Menyusui Dini adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri (Depkes, 2018)
Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan dulu, bayi
diletakkan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan
tangan bayi berada dalam satu garis sehingga terjadi kontak kulit dan
secara alami bayi mencari payudara ibu dan mulai menyusu (Cholifah,
Noor, & Astuti, 2017). Kesimpulan dari pendapat di atas, prinsip IMD
adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau
handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong) kemudian
meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada kontak
kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri
pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
D. Tata Laksana IMD
Tata laksana IMD dibagi menjadi dua yaitu tata laksana umum dan
tata laksana khusus seperti pada operasi sesar.
Tata laksana IMD secara umum terdiri dari beberapa tahap:
1) Dianjurkan kepada suami atau keluarga untuk mendampingi ibu saat
persalinan;
2) Dalam menolong persalinan, disarankan untuk tidak atau mengurangi
penggunaan obat kimiawi dan mengganti dengan cara non kimiawi,
misalnya pijat, aroma terapi dan gerakan;
3) Beri kebebasan pada ibu untuk memilih cara melahirkan yang
diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air atau dengan
jongkok;
4) Keringkan secepatnya seluruh badan dan kepala bayi kecuali kedua
tangannya karena adanya lemak (vernik caseosa) yang dapat memberi
rasa nyaman bayi tersebut;
5) Segera tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu. Jika perlu selimuti
ibu dan bayi tersebut;
6) Biarkan bayi mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting ibu;
7) Ayah dapat memberi dukungan untuk membantu ibu mengenali tanda
dan perilaku bayi sebelum menyusu. Dukungan ayah dapat
meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi
sentuhan kulit dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam,
walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika
belum menemukan puting payudara ibunya dalam satu jam, biarkan
kulit ibu tetap bersentuhan dengan kulit bayinya sampai berhasil
menyusu pertama;
8) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah satu jam
atau menyusui awal selesai. Setelah itu, lakukan prosedur pemberian
vitamin K dan tetes mata yang tertunda; dan
9) Pelaksanaan rawat gabung, selama 24 jam sebaiknya bayi dan ibu
tidak dipisahkan agar bayi selalu dalam jangkauan ibu.

Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak


dapat dilakukan pada persalinan operasi caesar, akan tetapi ibu tetap
dapat melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan
berhasilnya sekitar 50% daripada proses persalinan normal.
Jika saat operasi caesar diberikan anastesi spinal atau epidural, ibu
dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi.
Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat
terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan dikamar operasi. Jika
keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu
pada kesempatan yang tercepat.
Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi diruang pulih
saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam
pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat
menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan kulit
sehingga bayi tetap hangat.
Untuk mendukung terjadinya Inisiasi Menyusu Dini pada persalinan
Caesar, berikut ini tatalaksananya :
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang supportif.

2. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 200°-250°C.


Disediakan selimut untuk hilangnya panas dari kepala bayi.

3. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana pada Inisiasi


Menyusu Dini secara umum.
4. Jika Inisiasi Menyusu Dini belum terjadi di kamar bersalin,
kamar operasi, atau bayi harus dipindah sebelum 1 jam, maka bayi
tetap diletakkan didada ibu ketika dipindahkan kekamar perawatan
atau pemulihan. Menyusu Dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu
atau kamar pulih.

E. Tahapan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Berikut ini tahap-tahap melakukan Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan


:

1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

2. Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi


dengan kain kering.
3. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya,
kecuali bagian lengan dan kedua tanggannya.
4. Tali pusat dipotong lalu diikat.

5. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya


tidak dibersihkan, karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
6. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan didada atau
diperut ibu dengan kontak kulit bayi dengan kulit ibu. Ibu dan bayi
diselimuti bersama-sama, jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepalanya.
7. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang
bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi keputing
susu.

F. Tahapan Perilaku Bayi Saat IMD

Semua bayi dalam proses Inisiasi Menyusui Dini akan melalui


lima tahapan perilaku (free- feeding behavior) sebelum ia berhasil
menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
(a) 30 menit pertama

Dalam 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam


keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak dan
sesekali mata terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa
ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke
keadaan di luar kandungan. Bounding ( hubungan kasih sayang)
merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.

(b) 30 – 40 menit

Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti


mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan
merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan
bau yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing
bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu.
(c) Mengeluarkan air liur

Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai


mengeluarkan air liurnya.

(d) Bayi mulai bergerak ke arah payudara

(e) Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar


dan melekat dengan baik.
Refleks Bayi Saat Menyusu

1) Refleks mencari (rooting reflex) Merupakan gerakan neonates


menoleh kea rah sentuhan yang dilakukan pada pipinya. Biasanya ini
merupakan stimulasi untuk neonates saat ibu memulai untuk menyusui.

2) Refleks mengisap (sucking reflex) Merupakan gerakan mengisap


neonates ketika putting susu ibu ditempatkan dalam mulut.

3) Refleks menelan (swallowing reflex) Merupakan gerakan menelan


ketika lidah bagian posterior diteteskan cairan. Gerakan ini merupakan
satu gerakan koordinasi dengan reflex menghisap.
G. Hambatan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Berikut ini beberapa pendapat yang dapat menghambat


terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi :
a. Bayi kedinginan – tidak benar

Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit
dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5° dalam 2 menit
jika bayi diletakkan didada ibu. Menurut penelitian Niels Bergman dari
Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan 1° lebih panas dari ibu
yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu
otomatis naik 2° untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, maka
suhu kulit ibu otomatis turun 1° untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu
bersifat termolegulator atau thermal synchrony bagi suhu bayi.
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya – tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat
bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia – tidak benar

Saat bayi didada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkaan


tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan suami
atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan
pada ibu.
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk – tidak benar

Dengan bayi didada ibu, ibu dcapat dipindahkan ke ruang pulih


atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan
usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit – tidak masalah

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea payudara,


yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.

f. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan


diukur – tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya
panas badan bayi. Selain itu, vernix meresap, melunakkan dan
melindungi kulit bayi lebih besar.Bayi dapat dikeringkan segera setelah
lahir, penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu
awal selesai.
g. Bayi kurang siaga – tidak benar

Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga


(alert). Setelah itu, bayi tidur dalam jangka waktu yang lama. Jika bayi
mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting
karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
h. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak
memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal) – tidak
benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir.
Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air gula yang dapat dipakai
pada saat itu. Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang
bayi, selain itu juga sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning
pada bayi baru lahir, melindungi dan mematangkan dinding usus yang
masih muda.

2. AIR SUSU IBU (ASI)


A. Definisi

ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan


menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi
untuk pertumbuhan enam bulan pertama, tidak ada cairan atau makanan
lain yang diperlukan. ASI terus tersedia hingga setengah atau lebih dari
kebutuhan gizi anak pada tahun pertama dan sampai tahun kedua
kehidupan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang
membantu memerangi penyakit (Khrist, 2011). ASI merupakan cairan
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi dalam ASI
berada pada tingkat terbaik dan ASI memiliki bentuk yang paling baik
bagi tubuh bayi. ASI juga sangat kaya akan sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel – sel otak dan perkembangan sistem
saraf. Makanan untuk bayi yang dibuat menggunakan teknologi masa
kini tidak mampu menandingi keunggulan dari ASI (Saleha, 2014).

B. Tahapan Pembentukan ASI

Air Susu Ibu (ASI) dibentuk secara bertahap sesuai keadaan dan
kebutuhan bayi baru lahir, serta baru saja terbebas dari kehidupan yang
bergantung pada tali pusar. Berikut ini adalah tahapan-tahapan
pembentukan ASI :

a. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada beberapa hari pertama


kelahiran, biasanya berwarna kuning kental. Air susu ini sangta
kaya protein dan zat kekebalan tubuh atau imonogobulin (IgG,
IgA, dan IgM), mengandung lebih sedikit lemak dan karbohidrat.
Kolostrum berperan melapisi dinding usus bayi dan melindungi
dari bakteri. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal yang
berperan mengeluarkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru
lahir serta mempersiapkan saluran pencernaan untuk bisa
menerima makanan bayi berikutnya.

b. Susu transisi
Susu transisi yaitu ASI yang keluar pada hari ke-3 sampai hari ke-
10 setelah kelahiran. Setelah masa adaptasi dengan perlingdungan
kolostrum, payudara akan nenghasilkan susu permulaan atau
transisi yang lebih bening dan jumlahnya lebih banyak. Kadar
immunoglobulin dan proteinnya menurun, sedangkan lemak dan
laktosa meningkat.

c. Susu Mature atau Matang

Susu mature atau matang yaitu ASI yang keluar setelah hari ke-10
pasca persalinan. Komposisinya stabil dan tidak berubah. Jika bayi
lahir prematur atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan memiliki
kandungan berbeda, yaitu lebih banyak mengandung protein. Hal
ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi prematur yang
biasanya memiliki berat badan kurang dan banyak hal pada
tubuhnya yang belum sempurna (Riksani, 2013).
C. Jenis ASI
Berikut ini merupakan dua jenis ASI berdasarkan waktu keluarnya :
a. Foremilk, disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada
awal menyusui. Dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak dan
cocok untuk menghilangkan rasa lapar bayi. Foremilk memiliki
kandungan lemak yang rendah, namun tinggi laktosa, gula, protein,
mineral, dan air.
b. Hindmilk, keluar setelah foremilk habis saat menyusui hampir
selesai. Hindmilk sangat kaya akan zat gizi, kental, dan penuh lemak
bervitamin. (Riksani, 2013).

D. Komposisi ASI

a. Air

Air merupakan kandungan ASI yang terbesar, jumlahnya kira-kira 88% dari
ASI. Air berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya dan
berkontribusi dalam mekanisme regulasi suhu tubuh, dimana pada bayi
terjadi 25% kehilangan suhu tubuh akibat pengeluaran air melalui ginjal dan
kulit. ASI merupakan sumber air yang mana. Kandungan air yang relatif
tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi.

b. Karbohidrat
Sebesar 90% energi terdapat pada ASI berasal dari karbohidrat dan lemak,
sedangkan 10% berasal dari protein. Karbohidrat yang utama terdapat dalam
ASI adalah laktosa. ASI mengandung 7 gram laktosa untuk setiap 100 ml.
kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa
menstimulus mikroorganisme untuk memproduksi asam laktat. Adanya asam
laktat akan memberikan suasana asam didalam usus bayi yang memberikan
beberapa keuntungan yaitu :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
2) Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memperoduksi asam organik
dan mensintesis vitamin.
3) Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat.
4) Memudahkan absorpsi dan mineral misalnya kalsium, fosfor dan
magnesium. Laktosa relatif tidak larut sehingga waktu proses digesti di
dalam usus bayi lebih lama, tetapi dapat diabsorpsi dengan baik oleh usus
bayi. Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI juga terdapat glukosa
(1,4 gram/ 100 ml), galaktosa (1,2 gram/ 100 ml), dan glukosamin (0,7 gram/
100 ml). Galaktosa berperan penting untuk pertumbuhan otak dan medulla
spinalis, pembentukan meilin di medulla spinalis dan sintetis galaktosida.
ASI juga mengandung glukosamin yang merupakan bifidus faktor, yang akan
mengacu pertumbuhan Lactobasilus bifidus yang merupakan bakteri baik.
c. Protein
Kadar protein pada ASI semakin berkurang dari kolostrum hingga susu
matur. Kadar protein pada kolstrum (2%) : transisi (1,5%) : matur (1%).
Protein dalam ASI terdiri dari kasein, serum albumin, α-laktalbumin, β-
laktoglobulin, immunoglobulin, dan glikoprotein. ASI mengandung protein
yang lebih rendah dari susu sapi, tetapi protein ASI mengandung zat gizi
yang lebih mudah dicerna bayi. ASI mengandung protein yang lebih rendah
dari susu sapi, tetapi protein ASI mengandung zat gizi yang lebih mudah
dicerna bayi. Rasio protein whey : kasein dalam ASI yaitu 60:40,
dibandungkan dengan susu sapi yang rasionya 20:80. Hal tersebut
menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein “whey” lebih
halus daripada “kasein” sehingga protein “whey” lebih mudah dicerna. ASI
mengandung α-laktal;bumin , sedangkan susu sapi mengandung
βlaktoglobulin dan bovin serum albumin yang sering menyebabkan alergi.
ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi, yang penting
untuk pertumbuhan otak, retina, dan konjugasi bilirubin. Kadar methionin
dalam ASI yang rendah dari susu sapi, sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini
sangat menguntungkan karena enzim sistationase yaitu enzim yang akan
mengubah methionin menjadi sistin pada bayi sangat rendah atau tiak ada.
Sistin merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak
bayi. Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI juga rendah, suatu hal yang
sangat menguntungkan untuk bayi terutama bayi yang lahir prematur karena
pada bayi prematur kadar tirosin tinggi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan otak. Kadar poliamin dan nukleotid yang sangat penting untuk
sintesis protein pada ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi.
Protein ASI juga mengandung laktoferin, yaitu ironbindingprotein yang
bersifat bakteriostatik kuat terhadap Escherichia coli (E. coli) dan juga
menghambat pertumbuhan Candida albicans.
d. Lemak
Kandungan lemak dalam ASI bervariasi pada pagi, sore, dan malam. Ratarata
setiasp 100 ml ASI mengandung 3,5-4,5 gram lemak. Lemak berfungsi
sebagai sumber kalori utama bagi bayi, yang dapat membantu mencerna
vitamin larut lemak (A, D, E, K), dan membantu mencerna sumber asam
lemak esensial. Sebanyak 90% lemak ASI dalam bentuk trigliserida, namun
juga mengandung EPA, dan DHA yang baik untuk menunjang perkembangan
otak. ASI mengandung enzim lipase , yang membantu pencernaan lemak.
e. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Kadar mineral per ml ASI umumnya
relatif lebih rendah dibandingkan susu sapi sesuai dengan kemampuan bayi
dalam mencerna zat gizi. Mineral yang terdapat dalam ASI adalah kalsium,
kalium, dan natrium, asam klorida, dan fosfat, namun kandungan zat besi,
tembaga dan mangan lebih rendah. Kandungan natrium pada ASI 3,3 kali
lebih rendah dari susu sapi, hal ini dapat menurunkan risiko hipernatremia
yang meningkatkan risiko hipertensi. Kalsium dan fosfor yang merupakan
bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup. ASI mengandung rata-
rata 280 mg kalsium dalam 1 liter ASI dan fosfor yang terkandung dalam 140
mg dalam 1 liter ASI. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Zat
besi yang terkandung dalam ASI jumlahnya tidak banyak, yaitu 0.35 mg
dalam 1 liter ASI. f. Vitamin Kandungan vitamin pada ASI merupakan
refleksi dari asupan vitamin dan kadar vitamin dalam tubuh ibu, terutama
untuk vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B. kandungan vitamin B di
dalam ASI tergantung dari asupan ibu saat menyusui, namun demikian
jumlahnya sdikit lebih rendah dari vitamin B pada susu sapi. Dalam 100 ml
ASI terkandung 75 mg vitamin A. Kadar vitamin E di dalam ASI 0,25 mg per
100 ml. vitamin A dan E merupakan vitamin yang penting dalam sistem
kekebalan tubuh. Kandungan vitamin D dalam Asi relatif terbatas dan
tergantung dari asupan serta cadangan vitamin D ibu. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin D, bayi perlu dijemur di bawah sinar matahari
pagi sekitar 1 jam (sebelum pukul 9 pagi). Kandungan vitamin K pada ASI
lebih rendah dibandingkan susu sapi sehingga sejak lahir bayi membutuhkan
tambahan vitamin K yang dapat diperoleh memalui injeksi vitamin pada saat
baru lahir (Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq, 2015).

E.Manfaat ASI

a) Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan.

b) Bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan


melalui kontak kulit dengan ibunya.
c) Meningkatkan sensitifitas ibu akan kebutuhan bayinya.

d) Mengurangi pendarahan serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainya,
mengingat ibu tidak haid selama menyusi sehingga menghemat zat yang
terbuang.

e) Penghematan anggaran karena tidak perlu membeli susu dan segala


perlengkapannya. f) ASI eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi,
terganggunya pernapasan, diare, dan obesitas pada anak. (Riksani, 2013)

BAB III
PENUTUP

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bukan merupakan program ibu menyusui


bayi akan tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu.
IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu). Dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Pelakanaan harus berlangsung skin to skin
antara bayi dan ibu (bonding attachment) dan biarkan bayi merangkak
mencari payudara dan menyusu sendiri, proses ini dinamakan “The Breast
Crawl”.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat bermanfaat bagi ibu dan janin,
dapat meningkatkan hubungan kasih saying ibu dan bayi, mengurangi risiko
perdarahan pasca persalinan, serta sangat membantu dalam keberlangsungan
pemberian ASI dan lama menyusui (merupakan tahap awal yang sangat baik
dalam pemberian ASI eksklusif 6 bulan pertama). Dengan demikian, dapat
mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah dan bayi akan
terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan dapat meningkatkan
kekebalan tubuh bayi serta mencegah anak kurang gizi.
Bila persalinan dilakukan melalui proses operasi Caesar, ibu tetap
dapat melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan
berhasilnya sekitar 50% daripada proses persalinan normal.
REFERAT

INISIASI MENYUSU DINI

Oleh :

Dianty Auliannisa

102122008

Pembimbing :

dr. Acholder Sirait,Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK UNIVERSITAS BATAM

STASE OBSTETRI & GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH

BATAM TAHUN 2023

Anda mungkin juga menyukai