Anda di halaman 1dari 23

MANFAAT INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

Di Susun oleh : Kelompok 3


1. Desy Ahriwidyawati
2. Firda Imanda Magati
3. Nina Widiana
4. Noviyanti Nurhasanah
5. Rhohim Siti AM
6. Rina Novianti
 
 
Kelas : 3A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pemberian ASI
segera setelah bayi di lahirkan yaitu 30 menit
pertama setelah kelahiran bayi (Depkes,
2001). Menyusu dini dikatakan juga suatau
prilaku mempercepat proses meyusui pada
bayi baru lahir (bobak, 2005).
Menurut penelitian Jones (2003) dan
Edmond (2006) dan Roesli (2008) persentase
kematian bayi dapat dicegah dangan
intervensi yaitu 13% kematian bayi dapat
dicegah dengan pemberian ASI, 8,8% dengan
inisiasi menyusu dini, 7,5% dengan insectixide-
treated materialis, 6% dengan pemberian
makanan pendamping ASI (complementary
feeding), dan 5% dengan pemberian Zinc.
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat
dikatakan salah satu cara yang dapat mengurangi Angka
Kematian Bayi adalah dengan melakukan Inisiasi
Menyusi Dini (IMD). Menurut Roesli (2008) inisiasi
menyusi dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sedangkan
menurut Depkes (2009) Inisiasi Menyusi Dini (IMD)
adalah meletakan bayi menempel di dada atau perut
ibu segera setelah lahir. Membiarkannya merayap
mencari putting, kemudian meyusu sampai puas.
Selain itu banyak manfaat yang didapat dari perilaku pemberian
Inisiasi Menyusi Dini (IMD). Menurut Thompson (1995) pemberian
ASI secara dini diperlukan untuk kelangsungan proses laktasi karena
reflek menghisap pada saat itu paling kuat untuk merangsang
produksi ASI selanjutnya. Selain itu pemberian ASI secara dini dapat
meangsang kontraksi uterus ibu sehingga dapat meminimalkan
terjadinya perdarahan post partum dan bayi dapat memperoleh
kekebalan secara dini melalui kolostrum. Kolostrum ini kaya akan zat
gizi dan antibody yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi.
Kolostrum akan muncul lagi 30 jam kemudian, itu artinya kalau bayi
tidak segera disusui pada 30 menit pertama setelah kelahiran maka
bayi kelahiran zat bergizi tinggi dari ibunya (Roesli, 2003).
B. Rumusan Masalah
• Apakah pengertian IMD?
• Apakah tujuan IMD?
• Bagaimanakah prosedur pemberian IMD?
• Apakah manfaat IMD
• Apa manfaat IMD bagi Ibu?
• Apa manfaat IMD bagi Bayi?
• Apa kontraindikasi IMD?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
• Untuk mengetahui manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi ibu
dan bagi bayi
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian IMD
2. Untuk mengetahui tujuan IMD
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian IMD
4. Untuk mengetahui manfaat IMD
Manfaat IMD bagi Ibu
Manfaat IMDbagi Bayi
• Apa kontraindikasi IMD?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau
permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi,
sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi
mamalia lain mempunyai kemampuan untuk
menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit
bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama
satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008).
Tujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

• Mengurangi angaka kematian bayi.


• Sekitar 40% kematian bayi terjadi pada usia bayi lahir (di bawah 1 tahun).
Di Indonesia angak kematian bayi baru lahir 20/1000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian bayi disebabkan Hypotermi, infeksi, BBLR dsb.
• Member ASI sedini mungkin sehingga bayi segera mendapat makanan.
• Membantu mengurangi kemiskinan.
• IMD dapat meningkatakan ASI eksklusif.jika semua bayi mendapatkan ASI
eksklusif berarti setiap keluarga yang mempunyai umur 0-6 tahun tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula, sehingga IMD
ini bisa untuk mengurangi kemiskinan.
C.Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
1. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum
Pelaksanaan IMD dimulai dengan memberitahu ibu dan
keluarga tentang asuhan yang akan diberikan, suami atau
keluarga dianjurkan untuk mendampingi ibu saat
persalinan, biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang
diinginkan (normal, dengan posisi jongkok atau
melahirkan di dalam air), dan hindari penggunaan obat
kimiawi saat persalinan, dapat diganti dengan cara non-
kimiawi (pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing).
• Setelah bayi lahir, keringkan seluruh badan dan kepala bayi
(kecuali kedua tangan) secepatnya, biarkan lemak putih
(vernix) karena dapat menyamankan kulit bayi. Lakukan
pemotongan dan pengikatan talipusat kemudian
tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dan biarkan kulit
bayi melekat diperut ibu, posisi kontak kulit dengan kulit ini
dipertahankan minimal satu jam atau setelah menyusu
awal selesai.
• Selimuti ibu dan bayi, jika perlu gunakan topi bayi. Biarkan
bayi mencari sendiri puting ibu, ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak boleh memaksakan
bayi ke puting susu. Hal ini dapat berlangsung selama
beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.
Selanjutnya, anjurkan suami/keluarga untuk mendukung
ibu dan membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda
atau perilaku bayi sebelum menyusu, karena dukungan
ini akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi
dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya
setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil
menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum
menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu
jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit
ibunya sampai berhasil menyusu pertama. Kesempatan
kontak kulit dengan kulit juga dianjurkan pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar
(Baskoro, 2008).
2. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
• Usahakan menyusu pertama dilakukan dikamar operasi. Jika
keadaan ibu dan bayi belum memungkinkan, bayi diberikan
pada ibu pada kesempatan yang tercepat. Jika dilakukan
anestesi umum, kontak dapat terjadi diruang pulih saat ibu
sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam
pengaruh obat bius (Roesli, 2008).
• Inisiasi menyusu dini tetap dapat dilakukan pada persalinan
caesar, namun perlu dukungan ekstra, yaitu harus ada tenaga
dan pelayanan kesehatan yang suportif. Jika mungkin,
diusahakan suhu ruangan 20-50 0C sediakan selimut untuk
menutupi punggung bayi dan badan ibu, siapkan topi bayi
untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi. Bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi
• Adalah memenuhi kebutuhan nutrisi bayi karena ASI
merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitas
yang optimal; memberi kekebalan pasif kepada bayi
melalui kolostrum sebagai imunisasi pertama bagi
bayi; meningkatkan kecerdasan; membantu bayi
mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas;
meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi;
mencegah kehilangan panas serta merangsang
kolostrum segera keluar.
• Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu
Adalah merangsang produksi oksitosin dan
prolaktin; meningkatkan keberhasilan
produksi ASI; dan meningkatkan jalinan kasih
sayang ibu dan bayi (Sidi et all, 2004).
Kontraindikasi IMD
• Kontra Indikasi Pada Ibu
• Ibu dengan fungsi kardio respiratorik yang tidak
baik, penyakit jantung klasifikasi II dianjurkan
untuk sementara tidak menyusu sampai
keadaan jantung cukup baik. Bagi pasien
jantung klasifikasi III tidak dibenarkan untuk
menyusu. Penilaian akan hal ini harus dilakukan
dengan hati-hati. Jika penyakit jantungnya
tergolong berat, tak dianjurkan memberi ASI.
Ibu dengan eklamsia dan pre-eklamsia berat.
Keadaan ibu biasanya tidak baik dan
dipengaruhi obat-obatan untuk mengatasi
penyakit. Biasanya menyebabkan kesadaran
menurun sehingga ibu belum sadar betul.
Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan
diberikan pada bayi.
Ibu dengan penyakit infeksi akut dan aktif. Bahaya
penularan pada bayi yang dikhawatirkan.
Tuberkulosis paru yang aktif dan terbuka merupakan
kontra indikasi mutlak. Pada sepsis keadaan ibu
biasanya buruk dan tidak akan mampu meny Banyak
perdebatan mengenai penyakit infeksi apakah
dibenarkan menyusu atau tidak. Ibu yang positif
mengidap AIDS belum tentu bayinya juga positif
AIDS. Itu sebabnya ibu yang mengidap AIDS, sama
sekali tak boleh memberi ASI pada bayi usu.
Ibu dengan karsinoma payudara, harus dicegah jangan
sampai ASInya keluar karena mempersulit penilaian
penyakitnya. Apabila menyusu, ditakutkan adanya sel -
sel karsinoma yang terminum si bayi. Kalau semasa
menyusu ibu ternyata harus menjalani pengobatan
kanker, disarankan menghentikan pemberian ASI. Obat-
obatan antikanker yang dikonsumsi, bersifat sitostatik
yang prinsipnya mematikan sel. Jika obat-obatan ini
sampai terserap ASI lalu diminumkan ke bayi,
dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan sel-sel bayi.
• Ibu dengan gangguan psikologi. Keadaan jiwa si ibu tidak
dapat dikontrol bila menderita psikosis. Meskipun pada
dasarnya ibu sayang pada bayinya, tetapi selalu ada
kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada
bayinya.
• Ibu dengan gangguan hormon. Bila ibu menyusu
mengalami gangguan hormon dan sedang menjalani
pengobatan dengan mengonsumsi obat-obatan hormon,
sebaiknya pemberian ASI dihentikan. Dikhawatirkan obat
yang menekan kelenjar tiroid ini akan masuk ke ASI lalu
membuat kelenjar tiroid bayi jadi terganggu.
• Ibu dengan tuberculosis. Pengidap tuberkulosis aktif tetap boleh
menyusu karena kuman penyakit ini tak akan menular lewat ASI,
agar tak menyebarkan kuman ke bayi selama menyusu, ibu harus
menggunakan masker. Tentu saja ibu harus menjalani pengobatan
secara tuntas.
• Ibu dengan hepatitis. Bila ibu terkena hepatitis selama hamil,
biasanya kelak begitu bayi lahir akan ada pemeriksaan khusus yang
ditangani dokter anak. Bayi akan diberi antibodi untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya agar tidak terkena penyakit
yang sama. Sedangkan untuk ibunya akan ada pemeriksaan
laboratorium tertentu berdasarkan hasil konsultasi dokter
penyakit dalam. Dari hasil pemeriksaan tersebut baru bisa
ditentukan, boleh-tidaknya ibu memberi ASI. Bila hepatitisnya
tergolong parah, umumnya tidak dibolehkan memberi ASI karena
dikhawatirkan bisa menularkan pada si bayi.
Kontra Indikasi Pada Bayi

• Bayi kejang.
• Bayi yang sakit berat.
• Bayi dengan cacat bawaan
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
• Manfaat IMD bagi ibu yaitu untuk memberi
kontraksi pada rahim, agar tidak terjadi
pendarahan pasca persalinan dan bagi bayi untuk
dapat mengenal ASI sedini mungkin.

• Saran
• Diharapkan kepada seluruh bidan agar menerapkan
IMD agar bidan bekerja sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai