Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG P4K

TERHADAP PENGGUNAAN STIKER P4K DALAM UPAYA


MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU

DI RW 12 KURANJI KEC. HARJAMUKTI

KABUPATEN CIREBON

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) senantiasa
menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Kematian
ibu menurut WHO adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari beberapa lama
kehamilan berlangsung atau dimana lokasinya. Di negara berkembang, sekitar
12% hingga 15 % wanita hamil mengalami komplikasi serius yang mengancam
jiwa (KEPMENKES,2010;h. 3).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi dari tahun ke tahun menurun tetapi tidak signifikan.
Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih tinggi. Angka kematian Ibu tahun 2007 sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi pada tahun 2007
sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI,2007;h.23-
25).

Target program prioritas MDGs tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) ¾
dibandingkan antara tahun 1900-2015, dan Angka Kematian Bayi (AKB) 2/3
dibandingkan antara tahun 1900-2015. Angka kematian ibu melahirkan, bayi,
dan anak balita di Kabupaten Cirebon masuk lima besar tertinggi di Jabar. Dari
1.000 kelahiran hidup, terdapat 6 sampai 7 bayi meninggal dunia. Kematian ibu
melahirkan juga masuk kategori tertinggi. Data di Dinkes (Dinas Kesehatan)
setempat, di tahun 2008, dari setiap 10.000 kelahiran ada 66 ibu yang
meninggal saat melahirkan.

Kematian ibu/ maternal mortality, merupakan salah satu indikator dari


kesejahteraan suatu bangsa. Hal ini karena apabila ditinjau dari penyebabnya,
kematian ibu merupakan suatu permasalahan yang kompleks. Penyebab
kematian ibu telah dirinci menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Penyebab langsung biasanya terkait erat dengan kondisi
kesehatan ibu sejak proses kehamilan, proses persalinan, dan pasca persalinan,
seperti perdarahan (42%), eklampsi/preeklampsi (13%), abortus (11%), infeksi
(10%), partus lama/persalinan macet (9%), Penyebab lain (15%). Sedangkan
penyebab tidak langsung lebih terkait dengan pendidikan, kondisi sosial,
ekonomi, geografi serta perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam 4
terlalu dan 3 terlambat (Departemen Kesehatan RI,2007;h.144).

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan Angka


Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Program pemerintah
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dimulai sejak tahun 1980-an
yaitu program Safe Motherhood Initiative dan pada tahun 1994 pemerintah
mencanangkan program penempatan bidan desa, penggunaan buku KIA,
penyedian dana, transportasi, donor darah berjalan, penyelenggaraan poliklinik
desa, posyandu, desa siaga, dan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (Program Kesehatan Ibu di Indonesia).

Progran Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4K) sudah


dicanangkan sejak tahun 2007, ini merupakan upaya terobosan dalam
percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi lahir melalui kegiatan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan, sekaligus merupakan kegiatan yang
membagun potensi masyarakat khususnya kepedulian masyarakat untuk
persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir
( Halimatusyaadiah, 2011).

P4K dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi bidan
desa khususnya, dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB paska
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam
rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi
baru lahir (Prasetyawati, 2012;h.97).

Adapun manfaat Program Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


meningkatkan cakupan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin.
ibu nifas, dan bayi baru lahir melaui peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi serta tanda bahaya kehamilan (halimatusyaadiah,
2011). Di Kabupaten Cirebon P4K dijalankan semenjak progam ini di
canangkan oleh pemerintah yaitu tahun 2007. Program P4K di Kabupaten
Cirebon sudah berjalan 75 %. Seluruh ibu hamil mendapatkan buku KIA dan
stiker P4K. Bidan di Kelurahan Harjamukti memberikan penyuluhan tentang
manfaat, tujuan penggunaan stiker P4K kepada ibu hamil setiap kontak dengan
ibu hamil baik di poliklinik desa maupun di BPM . Hasil studi pendahuluan
yang peneliti lakukan pada tanggal 19 Maret – 02 April 2016 di RW 12 kuranji
dari 4 ibu hamil hanya 1 orang (25%) ibu hamil yang menempel stiker P4K
dan 3 orang (75 %) yang tidak menempel stiker P4K, dan 4 orang (100%) ibu
hamil tesebut belum mengerti tentang P4K. Hal ini menunjukan masih
rendahnya tentang pengetahuan dan penggunaan stiker P4K oleh ibu hamil di
RW 12 Kuranji Kelurahan Harjamukti Kabupaaten Cirebon. Dari uraian
tersebut penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Hubungan Tingkat
Pengetahuan ibu hamil Tentang P4K Terhadap Penggunaan Stiker P4K dalam
Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu di Rw 12 kuranji Kecamatan
Harjamukti Kabupaten Cirebon 2016.’’

Ayat Al-Qur’an tentang persalinan, dimuat bersama-sama dengan ayat


tentang kehamilan, antara lain ada dalam QS. Al-Ahqaf/46:15.

ِ
َ‫ص الُهُ ثَال‬ ِ َ ‫ َح َملَْت هُ اُُّمهُ ُك ْر ًه ا َو َو‬,ً‫ص ْينَا اِْإل نْ َس ا َن بَِوالِ َديْ ِه ا ْح َس انا‬
َ ‫ َو َح ْملُ هُ َوف‬,‫ض َع ْتهُ ُك ْر ًه ا‬ َّ ‫َو َو‬
‫ثُ ْو َن َش ْه ًرا‬
Artinya:’’Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan………. (QS. Al-Ahqaf/36:15).’’

Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu alasan kenapa Allah memberi
wasiat pada manusia agar berbakti pada kedua orang tua adalah karena proses
persalinan yang dialami ibu merupakan suatu proses yang sangat berat.
Pengaruh kontraksi rahim ketika bayi mau lahir, menyebabkan ibu merasakan
sangat kesakitan, bahkan dalam keadaan tertentu, dapat menyebabkan
kematian. Karena perjuangan ibu ketika melahirkan dan  resiko yang sangat
berat yang ditanggung seorang ibu, Nabi cukup bijaksana dan memberi empati
pada ibu yang meninggal karena melahirkan sebagai syahid, setara dengan
perjuangan jihad di medan perang. Penghargaan itu diberikan Nabi sebagai
rasa impati karena musibah yang dialami dan juga beratnya resiko kehamilan
dan melahirkan bagi seorang ibu. Hal ini bukan berarti membiarkan ibu yang
akan melahirkan agar mati syahid, tetapi justru memberi isyarat agar dilakukan
upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pada ibu
pada masa-masa kehamilan dan melahirkan. Namun bila ibu meninggal karena
melahirkan, Allah menilainya sebagai perjuangan dan meninggal dalam
keadaan syahid.  Sabda Nabi MMuhammad SAW, yang artinya:

“Ada tujuh mati syahid selain mati dalam peperangan membela agama:
orang yang mati karena terserang wabah tha’un (kolera), orang yang mati
karena tenggelam, orang yang mati karena sakit pinggang, orang yang mati
karena sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang mati karena tertimpa
reruntuhan dan wanita yang mati karena kehamilan dan persalinan”.(HR. Abu
Dawud).  

Anda mungkin juga menyukai