Anda di halaman 1dari 25

TUGAS P3M MATA KULIAH PENYEDIAAN AIR BERSIH

“ PENGELOLAAN AIR BESIH DI INDONESIA DAN DI LUAR NEGERI ”

DOSEN PEMBIMBING : DESI RAHMALIA,SKM,MPH


Di Susun Oleh :

Nama : Khasana Pratiwi


NPM : 185050053
KELAS : A2/18

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

Jl. Bambu Apus 1 No.3 Cipayung Jakarta Timur


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi
disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi
tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama
saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis
memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis.
Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi
keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih
dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air
bersih yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum
digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang
paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu
diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air
secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang
terlarut di dalam air.
B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana karaktristik air?
2. Bagaimana cara membedakan air bersih dan air kotor?
3. Bagaimana cara mengolah air?
C.    Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1.      Pengertian air, macam-macam air dan karakteristik air.
2.      Membedakan antara air bersih dan air kotor.
3.      Cara mengolah air kotor menjadi air bersih.
4.      Cara mengolah air bersih menjadi air minum.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOLAHAN AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH
A.    Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia
terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C).
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar.
Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya
reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau
reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
B.     Karakteristik Air
Karakteristik fisik Air :
1.      Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan
oleh buangan industri.
2.      Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap
akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.      Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4.      Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar
matahari kedalam air.
5.      Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1.      pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.      DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.      BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring
kapasitas self purification badan air penerima.
4.      COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5.      Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian
untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam
air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya
kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6.      Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan
bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
C.    Macam-macam Air
Macam-macam air dan Pembagiannya :
1.      Air yang suci dan mensucikan.
Air ini ialah air yang boleh diminum dan digunakan untuk menyucikan
(membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh
dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap belum berubah keadaannya,
seperti; air hujan air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air
embun, dan air yang keluar dari mata air. Allah berfirma Al-Anfal :11: “Dan
Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan
hujan itu.
Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci
menyucikan’. Walaupun perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya
yang tiga(warna,rasa dan baunya) adalah sebagai berikut:
a.       Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu
belerang.
b.      Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.
c.       Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan
atau kiambang.
d.      Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar
memeliharanya misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-
pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air yang lainnya.
2.      Air suci tetapi tidak menyucikan
Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang
termasuk dalam kategori ini ada tiga macam air :
a.         air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu
benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air
kopi, dan sebagainya.
b.         Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana
panjangnya, lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis
tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai
untuk menghilangkan hadas atau menghilangkan hukum najis. Sedangkan air
itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.
c.         Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari
tekukan pohon kayu(air nira), air kelapa dan sebagainya.
3.      Air yang bernajis
Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :
a.       Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi,
baik airnya sedikit atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.
b.      Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit-
berarti urang dari dua kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama
dengan najis. Kalau air itu banyak berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap
suci dan menyucikan. Rasulullah bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu,
kecuali apbila berubah rasa, wana atau baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan
Baihaqi). Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air cukup dua kulah, tidaklah
dinajisi oleh sesuatu apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist).
4.      Air yang makruh
Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas
atau perak. Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk
pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam, dan
tempattempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.. Sabda Rasulullah
Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya
matahari. Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya , ‘Jangan engkau berbuat
demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan menimbulkan
sopak.”(Riwayat Baihaqi).
BAB III
PENGOLAHAN
Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1.      Ciri-ciri Air Bersih
  Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
  Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
  Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg)
dan mangan (Mn).
  Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja
dan total coliforms.

2.      Karakteristik Air Kotor


  Berwarna kotor.
  Suhunya panas.
  Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
  Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal
dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja,
urine dan sampah-sampah lainnya.
  Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
           gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan
asam amino.

           gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.

E.     Fungsi Air Dalam Kehidupan


1.      Mengontrol suhu tubuh
2.      Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.
Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga
semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru
dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
3.      Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke
alat sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat
yang ada di dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4.      Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu
penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi
dan otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah
energi serta kesegaran tubuh.
5.      Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.
BAB IV
KONSEP PENGOLAHAN
Portland, salah satu kota di Oregon, Amerika Serikat, patut dicontoh.
Fasilitas penunjang kehidupan masyarakatnya tidak sekadar "ada" dan
berfungsi, namun juga sedap dipandang mata. Salah satu fasilitas yang patut
Anda simak adalah fasilitas pengolahan air limbah gubahan Skylab
Architecture. Fasilitas tersebut bernama The Columbia Boulevard Wastewater
Treatment Plant. Fasilitas yang dimiliki oleh City of Portland Bureau of
Environmental Services tersebut semua dibangun pada 1950. Hingga kini masih
berfungsi dalam mengolah limbah dan air hujan yang sudah ditampung
sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan 600.000 penduduk. Skylab
Architecture mendapat tugas membuat kantor baru bagi fasilitas tersebut.
Pada peresmian hari ini, Pemerintah Indonesia, Amerika Serikat dan
Swiss meluncurkan perjanjian baru untuk menyediakan air bersih bagi 60.000
masyarakat perkotaan di Indonesia dengan memperkuat tujuh perusahaan air
minum (PDAM) dari berbagai tempat di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Duta
Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr., Duta Besar
Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS, Bambang Brodjonegoro dan perwakilan tujuh PDAM
hadir dalam kegiatan ini. Tiga puluh sembilan juta penduduk Indonesia di
daerah perkotaan masih kekurangan akses air bersih untuk kebutuhan sehari-
hari termasuk minum, memasak, dan kebersihan dasar. PDAM di Indonesia
berjuang untuk menjembatani kesenjangan ini, menghadapi rintangan untuk
meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan kehilangan dan kebocoran—
yang kadang dapat mencapai sepertiga dari produksi airnya—saat  air mengalir
ke konsumen.
Melalui perjanjian baru tersebut, Pemerintah Swiss memperluas inisiatif
program air dan sanitasi Pemerintah AS yang saat ini sedang dilaksanakan
melalui United States Agency for International Development (USAID) dengan
memberikan kontribusi sebesar $ 4,5 juta dolar AS dari Swiss State Secretariat
for Economic Affairs (SECO). Kontribusi tersebut akan mengurangi kehilangan
air dan meningkatkan efisiensi energi di 7 PDAM. “Swiss bangga dapat
bermitra dengan Pemerintah Indonesia dan USAID untuk meningkatkan
pelayanan air minum di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dana tambahan ini akan
memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja PDAM dan pada akhirnya
dapat meningkatkan akses air minum bagi masyarakat Indonesia. Kami harap
hasil dan pembelajaran dari program ini akan membantu memperluas
infrastruktur air minum di Indonesia dan mengembangkan model kelembagaan
untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya air di seluruh
Indonesia,” ujar Duta Besar Swiss Kunz. Duta Besar AS Donovan mengatakan:
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Swiss karena memperluas kemitraan
air minum dan sanitasi kami. Perjanjian ini menunjukkan dukungan timbal
balik yang kuat terhadap komitmen Pemerintah Indonesia untuk menyediakan
akses air minum untuk semua. Tahun 2019 menandai peringatan ke-70
hubungan antara AS dan Indonesia. Program air minum yang kami laksanakan
bersama telah memberi manfaat bagi hampir 5 juta masyarakat Indonesia. Kami
menantikan kerja sama ini untuk memastikan kesejahteraan bagi masyarakat
Indonesia.”

Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih


Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi
dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur
koloidal dan barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah
detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air
adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan
karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga
mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan
pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring.
Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman
ynang terjadi karena penggunaan tawas.
1.        Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan
pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak
prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi.
Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam
bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi).
Poada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan
karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat
organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah
dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam
bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal
membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi.
Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir.
Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah
cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana
ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk
mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih
selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2.        Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah
bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4
bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a.         Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan
berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel
koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun
dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic
jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b.         Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)

Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit
aselator
c.         Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi
ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir.
Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
d.        Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi.
Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini
biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-
tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau
gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi


Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP,
dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup
tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa
dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah,
setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa
dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
3.        Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk
mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang
mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom
hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk
heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan
menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan,
melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan.
Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan
untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara
kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit
lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi
bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus
digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob
efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah
pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan
Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob)
meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan
secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan
suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan
pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari
pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung
yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air
limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum
dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
a.       Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia,
maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air
pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti
selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
b.      Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini
adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan
sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2
oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen).
Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu
terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau,
dan sebagainya).
c.       Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan.
Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana
kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.
4.        Penyaringan Air
a.       Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari
kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
b.      Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik
sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan
dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil
yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan
kerapatan kapas yang digunakan.
c.       Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon
dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau
dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang
terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat
akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui
proses sedimentasi atau filtrasi.
d.      Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir
terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
e.       Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat,
yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan pasir.
f.       Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua
tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air
hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali
menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut
diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk
mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir
Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g.      Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan
dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik
dapat digunakan arang aktif.
h.      Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir
arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan
injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i.        Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan
dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik
menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan
membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air
baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat
permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering
maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk
perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter
keramik tersebut pada air yang mengalir.
j.        Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum
digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan
untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi
sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng
relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k.      Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada
bagian dasarnya.

BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air
sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai
sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia.
Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air
menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor
menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang
canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1.         Koagulasi
2.         Flokulasi
3.         Filtrasi
4.         Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1.         Pengenceran (Dilution).
2.         Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3.         Irigasi.
Penyaringan Air diantaranya :
1.         Saringan Kain Katun.
2.         Saringan Kapas.
3.         Aerasi.
4.         Saringan Pasir Lambat (SPL).
5.         Saringan Pasir Cepat (SPC).
6.         Gravity-Fed Filtering System.
7.         Saringan Arang.
8.         Saringan air sederhana / tradisional.
9.         Saringan Keramik.
10.     Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11.     Saringan Tanah Liat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kantor
Menteri Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah
Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.
Fandeli, Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar
dan Pemapanannya dalam Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096385-pengertian-
air/#ixzz1nmKAnB4D http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-
pengolahan-air-bersih/

Anda mungkin juga menyukai