Oleh: Kelompok 8
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Beberapa Pemikiran
Tentang Pendidikan” tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Syafril, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan yang telah membimbing kami untuk
bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah, kita banyak mendapat
tantangan dan hambatan tetapi dengan semangat, dan kerja sama sesama anggota kelompok
kami dan berbagai cara, tantangan itu bisa teratasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Jalur, Jenjang dan jenis Pendidikan.............................................................................2
1. Jalur Pendidikan.......................................................................................................2
2. Pendidikan Formal...................................................................................................3
3. Pendidikan Non-Formal...........................................................................................3
4. Pendidikan Informal................................................................................................4
B. Standar Pendidikan Nasional.......................................................................................7
1. Standar Kompetensi Lulusan...................................................................................7
2. Standar Isi................................................................................................................7
3. Standar Proses..........................................................................................................8
4. Standar Penilaian.....................................................................................................8
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan...........................................................9
6. Standar Pembiayaan...............................................................................................10
C. Dasar, Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Pendidikan Nasional.........................................10
1. Dasar Pendidikan Nasional....................................................................................10
2. Fungsi Pendidikan Nasional..................................................................................11
3. Tujuan Pendidikan Nasional..................................................................................12
4. Prinsip Pendidikan Nasional..................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Untuk itulah konsep pendidikan
haruslah adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Disamping itu, pendidikan hendaknya
melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang
akan datang. pendiikan seperti ini dapat diartikan bahwa pendiikan dilihat sebagai human
investment yang mempunyai perspektif multidimensional baik itu sosial, buday dan ekonomi
maupun politik. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang
akan menghasilkan manusia-manusia yang andal untuk menjadi subjek penggerak
pembangunan ekonominasional. Pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan
bermutu yang memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan
teknis yang memadai.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jalur Pendidikan
Nnnnnnnnnnnnnnnn
Pendidikan adalah syarat mutlak dan dilindungi oleh negara sebagaimana yang
tercantum dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal
31 ayat 1 yang berbunyi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dari kalimat
ini, sangat jelas menyebutkan seberapa pentingnya arti sebuah pendidikan itu. Banyak
ragam dan jenis dari pendidikan itu, dan minimal dari kita secara perseorangan harus
memiliki pengetahuan tentang 3 (tiga) jalur sistem pendidikan yang dapat ditempuh untuk
bisa tetap memperoleh pendidikan agar kita bertahan dan bersaing dalam perkembangan
zaman dan generasi saat ini.
Dalam pasal 1 (satu) ayat 7 (tujuh) Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan jalur pendidikan adalah
wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Kata kunci dari pasal ini adalah
wahana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata wahana mengandung
definisi sebagai alat pengangkut, kendaraan, alat atau sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Dari 2 penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa jalur pendidikan
adalah alat atau sarana yang digunakan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi
diri yang dimilikinya dalam suatu proses pendidikan terhadap tujuan pendidikan yang
dicapainya.
Pasal 13 (tiga belas) ayat 1 (satu) Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Sehingga jelas bahwa, kita harus memahami dengan baik pengertian dan segala hal yang
berkaitan dengan jalur pendidikan yang telah diakui oleh negara
2
2. Pendidikan Formal
Sesuai dengan yang tertuang dalam Pasal 1 (satu) Ayat 11 (sebelas) Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan kemudian diperjelas dengan keberadaan Pasal 1
(satu) ayat 6 (enam) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan, yang berbunyi Pendidikan Pendidikan formal merupakan jalur
pendidikan yang terstruktur dan bejenjang.
Adapun yang menjadi contoh dari jenis pendidikan dari jalur pendidikan
formal ini adalah:
a. Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Formal ; Taman Kanak – Kanak (TK)
dan Raudhatul Athfal (RA).
b. Pendidikan Dasar ; Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
c. Pendidikan Menengah ; Sekolah Menegah Pertama (SMP), Madrasah
Tsanawiyah (MTSn), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
d. Pendidikan Tinggi ; Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, dan
Universitas.
3. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem
persekolahan yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan
yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam
mancapai tujuan belajarnya (Coombs 1973).
3
Pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal memiliki tujuan dan
kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan di lingkungan masyarakat dan lembaga-
lembaga untuk melayani kebutuhan belajar khusus para peserta didik.
4. Pendidikan Informal
4
Adapun perbedaan antara pendidikan formal, non-formal dan informal yaitu:
Pendidikan formal
Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
Kurikulumnya jelas.
Materi pembelajaran bersifat akademis.
Proses pendidikannya memakan waktu yang lama
Ada ujian formal
Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
Pendidikan Nonformal
Tempat Pembelajaran bisa di luar gedung
Kadang tidak ada persyaratan khusus.
Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
Bersifat praktis dan khusus.
Pendidikannya berlangsung singkat
Terkadang ada ujian
Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta
Pendidikan Informal
Tempat pembelajaran bisa di mana saja.
Tidak ada persyaratan
Tidak berjenjang
Tidak ada program yang direncanakan secara formal
Tidak ada materi tertentu yangharus tersaji secara formal.
Tidak ada ujian.
Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.
5
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilaksanakan
melalui muatan dan atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya dan pendidikan jasmani.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui muatan dan/ataukegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal yang
relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi
informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan
melalui muatan dan/ataukegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atauteknologi
informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan
dan/ataukegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal
yang relevan.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani , olah raga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan lokal yang relevan.
Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan
nonformal dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik.
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan
oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan
kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,
nonformal dan informal.
Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
6
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program
pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.15. Standar
Kompetensi Lulusan mengacu pada Permendikans No. 23 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006.
Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan oleh peraturan menteri
berdasarkan usulan BNSP
Setiap satuan pendidikan formal, nonformal dan informal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan.
2. Standar Isi
Standar isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Pengaturan mengenai standar
isi tertuang dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan
pendidikan nasional yang dijabarkan dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
7
ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan. Standar isi dijabarkan sesuai dengan mata
pelajaran dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan.
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
Bentuk penilaian oleh pendidik dapat berupa penilaian hasil belajar dalam bentuk
ulangan, penugasan, dan atau bentuk lain yang hasilnya digunakan untuk mengukur
8
pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses pembelajaran, serta
menyusun laporan kemajuan siswa.
Kedua, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, dilakukan
melalui ujian sekolah sebagai penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Selain itu,
penilaian oleh satuan pendidikan digunakan untuk penjaminan mutu dengan
menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria kenaikan kelas.
Ketiga, penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh
pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu berbentuk ujian nasional atau bentuk lain yang hasilnya
digunakan untuk pemetaan mutu, pertimbangan seleksi masuk ke jenjang berikutnya,
pembinaan dan pemberian bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
9
e. Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah tenaga laboratorium harus memliki kualifikasi akademik
yang sesuai serta empat kompetensi utama yaitu kompetensi kepribadian,
sosial, administratif, dan profesional.
6. Standar Pembiayaan
10
Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab
IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila.
Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
11
Setidaknya ada dua Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang
pernah dimiliki Indonesia yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih di kenal
dengan nama UUSPN. Dan yang kedua Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama UU
SISDIKNAS, sebelum adanya kedua Undang-undang yang mengatur tentang system
pendidikan nasional, Indonesia hanya memiliki Undang-undang tentang pokok-pokok
pengajaran dan pendidikan yaitu Undang-undang Nomor 4 tahun 1950.Adanya
perubahan UUSPN No.2 tahun 1989 menjadi UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003
dimaksudkan agar system pendidikan nasional kita bisa menjadi jauh lebih baik
dibanding dengan system pendidikan sebelumnya.
12
yang dapat dinilai hanyalah yang berhubungan dengan penyampaian materi selama
masa pendidikan saja, bukan karakter kepribadian.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan banyak anak-
anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus tanggap terhadap hal
tersebut, seperti menambah anggaran pendidikan dalam APBN, meningkatkan kesejahteraan
Guru, menambah infrastruktur sekolah, mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta
memperbaiki sistem pendidikan yang terkesan carut-marut yang pada akhirnya semakin
membingungkan peserta didik.
Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era globalisasi seperti
sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara kita.Sistem pendidikan yang
tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan peserta didik yang tangguh pula. Peran
besar pemerintah juga sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman
Indonesia, yang sekarang terkesan diabaikan. Pada intinya, semuanya dimulai dari perbaikan
sistem pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran pendidikan yang maksimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
15