1. Cholecystitis acute
3. Pancreatitis acute
4. Hepatitis acute
5. Acute congestivehepatomegaly
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
8. Abses hepar
1. Ruptur lienalis
3. Pancreatitis acute
6. Pneumonia + pleuritis
7. Pyelonefritis acute
Paraumbilical:
1. Ileus obstruksi
2. Appendicitis
3. Pancreatitis acute
5. Hernia Inguinalisstrangulata
7. Diverculitis (ileum/colon)
1. Appendicitis
2. Salpingitis acute
5. Hernia Inguinalisincarcerata,strangulata
6. Diverticulitis Meckel
7. Ileus regionalis
8. Psoas abses
1. Sigmoid diverculitis
2. Salpingitis acute
5. Hernia Inguinalisincarcerata,strangulata
Penatalaksanaan
- meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat dalam fungsi fisiologis alat pencernaan penderita.
- resusitasi untuk memperbaiki sistem pernafasan dari kardiovaskuler yang merupakan tindakan
penyelamatan jiwa penderita
- mengembalikan kontinuitas passage usus dan menyelamatkan sebanyak mungkin usus yang sehat
untuk meminimalisasi cacat fisiologis.
- keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi sedapat mungkin harus stabil. Bila ini tidak mungkin
tercapai karena perdarahan yang sangat besar, dilaksanakan operasi langsung untukenghentikan
sumber perdarahan.
- pemberian antibiotika secara parenteral pada penderita dengan persangakaan perforasi usus, shock
berat atau multiple
- pemasangan thorax-drain pada penderita dengan fraktur iga, haemothoraks atau pneumothoraks
b. Insisi laparotomi untuk eksplorasi sebaiknya insisi median atau para median panjang