Anda di halaman 1dari 1

Hari Raya yang Hampa

Hari raya Idul Fitri telah tiba setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Tetapi, ada
yang berbeda dengan hari raya tahun ini, yaitu saya tidak bisa merasakan lebaran dengan nenek
dari Ayah saya, karena beliau wafat pada tahun lalu sebelum masuknya tahun ini, beliau saya
anggap sebagai orang tua kedua setelah orang tua kandung saya, sebab selama enam tahun saya
belajar, saya tinggal di rumah beliau untuk menemaninya, keseharian saya dengan beliau
sungguh tidak bisa dilupakan terlebih kenangan selama enam tahun bersama beliau. Kemudian
yang berbeda lagi yaitu saya tidak bisa pergi ke kampung mamah yaitu rumah orang tua mamah
saya.

Biasanya, setelah hari raya, saya berangkat ke kampung mamah, agar bisa menikmati
suasana lebaran, berkeliling dan menikmati kue bersama sanak saudara Benar-benar berbeda
suasana hari raya tahun ini.

Saya pulang kampung hanya satu kali dalam setahun, yaitu ketika hari raya Idul Fitri saja.
Sehingga, kejadian berkumpul dan mengobrol dengan keluarga besar tidak bisa saya rasakan
tahun ini. Terutama saat saya berkumpul dan bersalaman saling meminta maaf. Tetapi tahun
ini, saya hanya bisa meminta maaf melalui telefon saja. Meski jauh di kampung saya berusaha
untuk saling berkomunikasi di hari yang penuh berkah ini.

Sungguh saya sangat berharap, keadaan darurat karena virus corona ini cepat berakhir.
Agar saya dapat kuliah di kampus karena belum merasakannya, bertemu para dosen dan teman-
teman. Dan juga dapat bertemu dengan sanak saudara yang jauh. Semoga semuanya kembali
normal dan tetap aman. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai