(KASUS 5)
OLEH :
KEPERAWATAN B
KELOMPOK 3
ABD. WAHAB BR
ULFA WILDANA HASAN
A.ARDIANSYAH
TEZA AINUN RAISY
NURFADILAH
UMRAH
HIKMAWATI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
LAPORAN HASIL ANALISIS ABK PADA KASUS 5
B. Daftar Istilah
1. Eye contact atau kontak mata: kejadian ketika dua orang melihat mata satu sama lain
pada saat yang bersamaan.
C. Learning Objektif
1. Memahami struktur anatomi dan fisiologi sistem saraf terkait gangguan mental
emosional pada anak
2. Memahami mekanisme tanda dan gejala yang biasa timbul pada anak dengan
gangguan mental emosional
3. Memahami perbedaan ADHD, retardasi mental dan autis
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus gangguan mental
emosional
5. Mengetahui mekanisme pencegahan dan pengobatan pada kasus gangguan mental
emosional pada anak
6. Mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus gangguan mental
emosional pada anak
7. Mengetahui intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada anak dengan gangguan
mental emosional pada anak.
2. Mekanisme tanda dan gejala yang biasa timbul pada anak dengan gangguan
mental emosional
a. Kurangnya terdapat 1 dari 2 gejala dibawah ini
1) 6 atau lebih gejala gangguan perhatian tersebut berlang-sung sekurang-kurangnya 6
bulan.
a) Seringkali kali susah memusatkan perhatian terhadap hal – hal detail atau
seringkali berbuat ceroboh di sekolah, pekerjaan, atau aktifitas yang lainnya.
b) Sering kali susah mempertahankan perhatian saat melakukan pekerjaan atau
aktifitas bermain lainnya.
c) Seringkali tidak dapat mengikuti perintah yang diberikan dan gagal untuk
menyelesaikan tugas sekolah, atau tugas ditempat kerja, bukan diakibatkan
karena sikap penolakan atau tidak mengerti atas perintah yang diberikan.
d) Seringkali gagal menga-tur tugas dan aktifitas.
e) Seringkali menghindari tugas yang memerlukan usaha mental.
f) Seringkali menghilang-kan barang yang penting untuk pekerjaan dan aktifitas.
g) Seringkali perhatiannya gampang dialihkan.
h) Seringkali lupa akan aktifitas hariannya.
2) Sebanyak 6 atau lebih gejala hiperaktif-impisif tersebut berlangsung sekurang-
kurangnya 6 bulan.
a) Seringkali tampak memainkan tangan dan kaki saat duduk.
b) Seringkali meninggalkan sebelum waktu bubaran.
c) Seringkali berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak sesuai.
d) Seringkali berbuat suara gaduh saat bermain.
e) Sering tampak seolah – olah mengendarai motor.
f) Seringkali berbicara banyak.
g) Seringkali menjawab sebelum pertanyaan ter-sebut selesai diajukan.
h) Seringkali tampak gelisah saat menunggu giliran.
i) Sering kali menyela atau menganggu teman yang lain.
b. Gejala hiperaktif-impulsif atau gejala gangguan perhatian tersebut telah terjadi sebelum
berusia 7 tahun
c. Gangguan akibat gejala tersebut terjadi di dua tempat (sekolah atau dirumah)
d. Terdapat bukti nyata secara klinis gangguan sosial, akademis, dan pekerjaan. Gejala
tersebut terjadi bukan akibat (Prock & Rappaport, 2009).
7. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada anak dengan gangguan mental
emosional pada anak.
a. Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi berhubungan dengan menarik diri
Definisi: Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi dan
hubungan dengan orang lain
1) Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu melakukan hal berikut.
Membina hubungan saling percaya. Menyadari penyebab isolasi sosial.
Berinteraksi dengan orang lain.
2) Intervensi:
a) Membina hubungan saling percaya.
b) Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
c) Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap (Doenges et
al., 2014).
b. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi.
Definisi: Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Maramis, 2010).
1) Tujuan: Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit
maupun di rumah. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk
pasien.
2) Intervensi:
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, serta cara merawat pasien halusinasi.
c) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
d) Buat perencanaan pulang dengan keluarga (Doenges et al., 2014)
E. Daftar Pustaka
Baihaqi, & Sugirman. (2006). Memahami dan membantu Anak ADHD. Bandung: Refika
Aditama.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Elizabeth., V. M. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing; A Communication
Approach to Evidence-Based Care Second Edition. ELSEVIER. Psychiatric.
Gail., S. W. (2013). Principles of Psychiatric Nursing. Psychiatric, 10.
Maramis, W. . (2010). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya.: Airlangga University Press.
Prock, L. A., & Rappaport, L. (2009). Attention and deficits of attention. In: Carey WB, Crocker
AC, Coleman WL, Elias ER, Feldman HM, eds. Developmental-behavioral pediatrics.
Philadelphia Saunders.
Sularyo, T. S., & Kadim, M. (2000). Retardasi Mental. Sari Pediatri, 2 No. 3.
Suliswati, & Dkk. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yalom, I. D., & Leszcz, M. (2005). The Theory and Practice of Group Psychotherapy (5ed.).
New York: Basic Book.
F. WOC WOC ADHD
DEFINISI ETIOLOG PATOFISIOLOGI KLASIFIKASI
1. Tidak bisa
ADHD merupakan istilah gangguan
Faktor Faktor memusatkan perhatian
kekurangan perhatian menandakan Faktor Faktor
gangguan-gangguan sentral yang genetic neurologi toksisk kultur 2. Hiperaktiv &
terdapat pada anak-anak , yang sampai
saat ini dicap sebagai menderita Anak kembar Bayi lahir Bahan makanan, Kemanjaan,
hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan salisilat dan krang disiplin,
MANIFESTASI
dengan kromosom dengan masalah
otak minimal atau disfungsi serebral Y ataua XYY prenatal lain-lain & kurang
minimal pengawasam 1.Aktivitas fisik yang
lebih banyak
2.Gerakan yang dilakuan
PENATALAKSANAAN Disfungs neurotransmitter kurang bertujuan
(dopamine) 3.Selalu gelisah dan resah
4.Rentang perhatian yang
pendek, mudah
Terapi farmakologi : Terapi Nonfarmakologi : Gangguan perfusi darah
dialihkan
1. Dekstroamfetamin 1. Menunjukkan keadaan
5.Impulsive
2. Metilfenidan sosial lingkungan
6.Bertindak tanpa
3. Magnesium pemolin 2. Jadwal kegiatan rutin HIPERAKTIF memeprtimbangkan
4. fenotiazin 3. tehnik pebaikan aktif
akibatnya
Pengaturan lingkungan.
Aktivitas fisik berlebihan 7.Toleransi yang rendah
dan tidak berguna 8.Labil dan mudah
terangsang
9. Berkelompok tetapi
brsifat kaku
Koping individual Gangguan/susah Terlalu aktif Tidak dapat tenang Hubungan dengan sebaya
tidak efektif tidur buruk
NOC: anak tidak melakukan NOC: anak mampu untuk mencapai NOC: anak tidak akan melukai diri
NOC: kilen mampu menunjukkan
kekerasan terhadap orang tidur, tidak trganggu selama 6 sendiri atau orang lain
interaksi sosial yang baik.
disekitarnya. sampai 7 jam setiap malam NIC:
NIC:
NIC: NIC: 1. Beritahu orang tua untuk
1. Kaji pola interaksi antara
1.Jauhkan potensi bahaya dari 1.Kaji keadaan-keadaan ynag mengamati perilaku anak secara
pasien dan orang lain
peralatan disekitar anak mengganggu tidur sering, lakukan hal ini melalui
2. Anjurkan pasien untuk
2.Monitor jenis keamanan 2.Anjurkan orang tua untuk duduk aktivitas sehari-hari dan interaksi
bersikpa jujur dalam
yang dimiliki dengan anak samapi dia tertidur untuk menghindari timbulnya
berinteraksi denga orang lain
3.Berikan ruangs endi dengan 3.Anjurkan orang tua untuk waspada dan kecurigaan
dan menghargai hak orang
anak yang memiliki membuat jam-jam tidur rutin, 2. Singkirkan semua benda-benda
lain
potensi kekerasan pada dan hindari terjadinya deviasi yang berbahaya dari lingkungan
3. Identifikasi perubahna
orag lain. dari jadwal ini anak
perilaku yang spesifik
4.Monitor klien selama 3. Coba untuk mengarahkan perilaku
4. Berikan sarana perawatan yang 4. Bantu pasien meningkatkan
menggunakan media kekrasan fisik untuk ansietas anak
membantu tudur (misalnya: kesadaran akan kekuatan dan
berbahaya (misalnya: kantung pasien untuk
gosok punggung, latihan gerak keterbatsan dalam
5.Modifikasi peralatan untuk latihan tinju, jogging, nola volly)
relaksasi dengan music lembut, berkomunikasi dengan orang
memperkecil risiko 4. Anjurkan orang tua untuk bisa
susu hangat, dan mandi air lain.
tetap bersama anak jika tingkat
6. Utamakan keamana area hangat.
kegelisahan dna ketegangan mulai
aaktivitas
meningkat