Anda di halaman 1dari 96

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA

YOUTUBE UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL


BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X MIPA 6 SMA NEGERI 1
TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
NOVIANA ROHMATIN
NIM 1751600013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2021
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i
PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS


A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Biologi ............................................................................. 10
2. Pembelajaran Abad 21 ............................................................................ 11
3. Kriteria Belajar Tuntas ........................................................................... 12
4. Problem Based Learning (PBL) ............................................................. 13
5. Kreativitas Belajar .................................................................................. 17
6. Hasil Belajar Biologi .............................................................................. 21
7. Pembelajaran Google Classroom............................................................ 22
8. Media YouTube ....................................................................................... 23
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 25
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian..................................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 30
B. Subjek Penelitian......................................................................................... 31
C. Sumber Data ................................................................................................ 31
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38
F. Indikator Kinerja ......................................................................................... 39
G. Prosedur Penelitian Tindakan ..................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk

membelajarkan peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan

sumber- sumber belajar lainya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Pembelajaran di sini dapat diartikan dengan pembelajaran face to face dan bisa

secara online (Fitriyani, 2020). Suatu pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar jika adanya suatu proses belajar yang baik .

Proses belajar di sekolah lebih menekankan pada pengetahuan, ingatan

dan kemampuan berpikir, serta merangsang kemampuan berpikir logis atau

penalaran dibandingkan merangasang sikap dan perilaku kreativitas siswa.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan

pembelajaran yang berkualitas (Aina, 2015).

Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini tidak memberikan peluang

bagaimana pembelajaran mengarahkan supaya siswa berpikir secara kritis dan

pengembangan pada kreativitas siswa. Hasil penelitian yang dilakukan

UNCTAC dan UNESCO tentang kreativitas yang dinilai dari segi teknologi,

bakat dan toleransinya untuk kategori orang dewasa, menunjukan Indonesia

menempati peringkat 81 dari 82 negara (Gunadarma, 2012). Proses belajar

harus sesuai dengan kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum 2013.


Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk lebih

mengembangkan kreativitas sesuai dengan pengalaman dan meningkatkan

hasil belajar. Keberadaan Kurikulum 2013 seharusnya dimaknai sebagai

bagian dari dinamika sebuah kurikulum, sebab sebagai guru yang profesional

dituntut untuk selalu adaptif terhadap setiap perubahan dan peka pada

kebutuhan zaman. Memiliki pemahaman yang baik tentang hakikat

pembelajaran dan karakteristik materi biologi akan membantu keberhasilan

implementasi Kurikulum 2013, sebab jika dicermati hakikat pembelajaran

sangat relevan dengan substansi Kurikulum 2013 (Surya, 2018).

Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 dapat dilakukan face

to face dan bisa secara online. Seperti kondisi yang dialami Indonesia

sekarang ini, masa pandemi akibat COVID’19 sehingga menjadikan

pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 disekolah menjadi terkendala

sehingga tidak memungkinkan pembelajaran untuk bertatap muka dan

mengubah pembelajaran menjadi daring atau pembelajaran via online,

dengan pembelajaran online guru dan murid tidak harus bertatap muka secara

langsung dalam ruang kelas, karena pembelajaran yang digunakan

menggunakan jaringan online yang mana bisa diakses murid melalui

komputer maupun smartphone (Fitriyani, 2020). Pembelajaran online dapat

diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar biologi.

Pembelajaran online dalam proses belajar biologi merupakan salah satu


solusi dari berbagai masalah yang terkait dengan minat, motivasi dan

pengembangan kreativitas belajar siswa. Penggunaa media yang tepat akan

meningkatkan perhatian siswa pada topik yang akan dipelajari, dengan

bantuan media minat, motivasi, dan kreativitas siswa dapat ditingkatkan,

siswa akan lebih konsentrasi dan diharapkan proses pembelajaran menjadi

lebih baik sehingga pada akhirnya kreativitas dan hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan (Ariani, 2019).

Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan

memahami alam secara nyata dan beraneka ragam jenisnya, sehingga biologi

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Cara mengajar yang dilakukan pun harus sesuai, tidak cukup hanya dengan

guru menyampaikan materi dan siswa mempelajarinya saja namun siswa

harus dapat mengembangkan kreativitas dan aktif dalam pembelajaran

walaupun pembelajaran berupa online (Zulmi, 2017). Kondisi pembelajaran

guru lebih aktif dibandingkan siswa masih banyak dijumpai di lapangan

bahkan siswa hanya menyimak materi yang disampaikan guru dan siswa

kurang dalam berfikir kreatif dan aktif. Seperti yang dijumpai di SMA Negeri

1 Tawangsari khususnya kelas X MIPA 6.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata

pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo, menunjukkan

bahwa ada permasalahan yang dihadapi oleh siswa masih rendahnya

kreativitas dan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran biologi. Kreativitas
siswa rendah dilihat dari produk atau hasil karya siswa yang dihasilkan seperti

dalam pembuatan laporan pengamatan, video pembelajaran. Produk yang

dihasilkan siswa tersebut masih monoton dibawah rata – rata tingkat kreativitas

75% yaitu 27 dari 36 siswa mencapai nilai kreativitas diatas 3,5 (skala 1-4).

Hasil belajar siswa yang belum maksimal terbukti dari nilai rata-rata ulangan

harian, ujian tengah semester dan praktikum adalah rata-rata 60%. Dari hasil

ulangan harian tersebut ternyata dari 36 siswa yang tuntas baru 19 siswa.

Akar permasalahan yang ada adalah masih menekankan pada aspek

pengetahuan dan pemahaman materi, Siswa cenderung pasif, pengetahuan

siswa hanya terbatas pada apa yang diperoleh dari guru, Siswa kesulitan dalam

mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, Siswa kurang

berani mengungkapkan ide, gagasan ataupun pendapat, pembelajaran tidak

sesuai dengan kurikulum 2013 dan siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi karena pembelajaran tidak tatap muka / online. Inilah yang

menjadi penyebab rendahnya kreativitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu

diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas

peserta didik yang akan berdampak pada hasil belajarnya. Model pembelajaran

yang digunakan guru harus dapat digunakan dengan sebaik- baiknya oleh guru

agar model yang kita gunakan dapat meningkatkan proses belajar siswa. Oleh

karena itu guru harus kreatif untuk menentukan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga model yang digunakan guru

sesuai dengan karakteristik dan kondisi siswa didalam kelas.


Salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengembangkan

kreativitas dan hasil belajar siswa adalah Problem Based Learning (PBL)

karena metode belajar yang membelajarkan peserta didik untuk memecahkan

masalah dan merefleksikannya dengan pengalaman mereka, sehingga

memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir (penalaran,

komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah yang bermakna, relevan

dan kontekstual. Problem Based Learning (PBL) dapat menjadikan siswa aktif

dalam memecahkan masalah, lebih memahami konsep, pengetahuan tertanam,

merasakan manfaat pembelajaran, memberi aspirasi dan menerima pendapat

orang lain, dan saling berinteraksi didalam kelompok (Marhamah, 2013).

Pembelajaran model Problem Based Learning sangat penting dalam

pengajaran ilmu karena dapat meningkatkan kreativitas proses belajar siswa,

meningkatkan kinerja siswa pada tugas yang diberikan, dan menumbuhkan

pengetahuan yang lebih baik (Monika, 2019). Model Problem Based Learning

(PBL) merupakan model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada

siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo secara khusus pada

materi Ekologi.

Model Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan karateristik dari

Ekologi. Karakteristik dari ekologi yaitu Ekologi sangat berkaitan dekat

dengan fisiologi, evolusi, genetika, dan perilaku. Pemahaman tentang

bagaimana keragaman hayati (biodiversitas) mempengaruhi fungsi ekologis

merupakan bidang fokus yang penting dalam studi ekologi (Sumarto, 2016).
Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah keunggulan

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran untuk meningkatkan literasi ekologi. Hal ini disebabkan

aspek dari literasi ekologi bersesuaian dengan karakteristik PBL. Aspek

penyusun yang tercakup dalam literasi ekologi adalah aspek knowledge

(berkaitan dengan membangun pemahaman konsep ekologi), aspek concern

(kepedulian) dan aspek attitude (sikap). PBL berpotensi memberikan

pengalaman belajar yang bermakna, yang akan memberikan penguatan pada

aspek hard skill dan soft skill, sehingga dengan metode PBL dapat

meningkatkan pembelajaran ekologi (Nugroho, 2018).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas tentang: “Penerapan Model Problem

Based Learning Dengan Media YouTube Untuk Meningkatkan Kreativitas dan

Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Pada Siswa Kelas X MIPA 6 SMA Negeri

1 Tawangsari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka timbul

permasalahan yang dapat diidentifikasikan peneliti sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa dalam berfikir dan mengembangkan pengetahuan rendah

2. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Tawangsari pada mata pelajaran

biologi masih rendah dan belum memenuhi kriteria ketuntasan kerja

minimum (KKM).
3. Mata pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang sangat

membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi, biologi bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan akan terarah

maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based

Learning.

2. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian adalah hasil belajar kognitif

pada materi Ekologi.

3. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1

Tawangsari tahun pelajaran 2020/2021 , dengan jumlah siswa 36 siswa

yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 29 siswa perempuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, selanjutnya

dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model problem

based learning dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar Biologi pada

siswa kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari tahun pelajaran 2020/2021?”

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang diuraikan diatas maka tujuan dari penelitian

tindakan kelas ini adalah : “Untuk meningkatkan Kreativitas dan hasil belajar
biologi melalui model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas

X MIPA SMA Negeri 1 Tawangsari tahun pelajaran 2020/2021”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan harapan

hasilnya berguna untuk siswa mapun guru.

1. Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar untuk mata

pelajaran biologi

b. Siswa lebih mudah dalam menerima atau menyerap materi pelajaran

sehingga diharapkan agar tujuan pembelajaran biologi dapat tercapai

secara optimal

c. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran

d. Siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal pada mata

pelajaran biologi

e. Siswa merasa senang terhadap mata pelajaran biologi

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran, dan dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran

yang efektif dan efisien.

b. Guru semakin kreatif dalam penyampaian materi pelajaran serta

memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang lebih variatif

terhadap materi pelajaran biologi.

c. Memberikan kesempatan guru untuk lebih menarik perhatian siswa


dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah

Dari hasil penelitian, dapat memberikan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama bagi sekolah dalam

usaha perbaikan proses pembelajaran para guru dan sebagai masukan

dalam pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran lain.

4. Bagi peneliti

Untuk meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan

peneliti dalam bidang pendidikan dan sebagai bahan masukan bagi

peneliti sebagai calon guru.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

TINDAKAN
A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Biologi

Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan

dengan ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu cabang Ilmu

Pengetahuan Alam, yang tentu saja mempunyai sasaran studi yang masih

menyangkut isi alam tersebut. Ditinjau dari etimologinya, biologi berasal

dari kata Logos pada umumnya diartikan pembicaraan/Ilmu, dalam arti yang

lebih operasional, logos berarti berfikir (reasoning). Dengan demikian

sasaran objek studi biologi ialah makhluk hidup. Biologi merupakan ilmu

yang berusaha mengungkap misteri-misteri yang menyangkut makhluk

hidup. Pada awal perkembangannya apa yang dipelajari hanyalah terbatas

pada gejala-gejala yang dapat diindra saja. Namun seiiring dengan

kemajuan sains dan teknologi, memungkinkan dihasilkan alat-alat bantu

dalam mengungkap misteri-misteri kehidupan (Sudjoko, 2001: 2). Pada

pembelajaran biologi harus memperhatikan aspek - aspek dalam

mempelajari biologi.

Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari tiga aspek yang tidak

terpisahkan yaitu biologi sebagai proses, produk, dan sikap.

Membelajarkan biologi idealnya mencakup ketiga aspek tersebut. Belajar

biologi bukan sekedar proses transfer ilmu dari guru kepada siswa, tetapi

merupakan sebuah proses untuk mencari, menemukan secara aktif, dan

berbagi pengetahuan sehingga terjadi peningkatan pemahaman. (Lina

Artuty, 2013).
2. Pembelajaran Abad 21

Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan kemajuan dan

tuntutan zaman. Abad 21, sumber daya manusia mulai digantikan dengan

teknologi sehingga keterampilan yang dimiliki manusia sekarang sudah

tidak bisa lagi mengikuti standar zaman dahulu. Pembelajaran abad 21

merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi,

kecakapan pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penguasaan

terhadap teknologi. Pada abad 21, kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi telah merubah gaya hidup manusia. Pendidik dan peserta

didik dituntut memiliki kemampuan belajar dan mengajar di abad 21 ini

(Pratiwi, 2019).

Pembelajaran pada abad 21 ini membangun peserta didik untuk

meningkatkan kompetensi menuju seseorang yang memiliki pola pikir

kritis dalam pemecahan masalah. Seseorang yang memiliki kemampuan

berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, mampu berkomunikasi dengan baik

akan meningkatkan pula karakternya dan dapat mendefinisikan dan

memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan,

mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang diperlukan dalam

mengatasi masalah. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari

keterampilan berpikir kritis dan kreatif karena keterampilan berpikir

kritis dan kreatif merupakan keterampilan fundamental dalam

memecahkan masalah (Siti, 2016).

3. Kriteria Tuntas Belajar


Belajar tuntas adalah pencapaian setiap unit bahan pelajaran baik

secara perseorangan maupun kelompok atau dengan kata lain penguasaan

penuh (Syamsidar, 2019).

Maksud utama dari belajar tuntas adalah memungkinkan 75% sampai

90% siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok

terpandai dalam pengajaran klasikal. Maksud lain dari belajar tuntas

adalah untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap

siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Taraf penguasaan minimal memiliki kriteria yaitu pencapaian 75% dari

materi setiap pokok bahasan dengan melalui penilaian formatif, mencapai

60% dari nilai ideal yang diperolehnya melalui perhitungan hasil tes

subsumatif, dan kokurikuler atau siswa memperoleh nilai enam dalam

rapor untuk mata pelajaran tersebut (Zulisyanto, 2018).

Siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut dapat

menguasai kompetensi dasar sekurang-kurangnya 75% dari semua

kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Secara

kelompok dikatakan tuntas dalam belajarnya minimal 85% dari

keseluruhan siswa yang ada (Suwarto, 2009: 85).

4. Problem Based Learning(PBL)

Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal

dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembela-

jaran yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan


sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui

kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah (Fakhriyah, 2014).

Landasan PBL adalah proses kolaborative. Pembelajar akan

menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua

pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil

kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Dengan PBL diharapkan

siswa dapat memecahkan masalah dengan beragam alternatif solusi, serta

dapat mengidentifikasi penyebab permasalahan yang ada. Penerapan

model PBL dapat membantu menciptakan kondisi belajar yang semula

hanya transfer informasi dari dosen kepada siswa ke proses pembelajaran

yang menekankan untuk mengkonstruk pengetahuan berdasarkan pema-

haman dan pengalaman yang diperoleh baik secara individual maupun

kelompok. Permasalahan yang diajukan dalam PBL merupakan masalah

nyata yang ada di lapangan (Fakhriyah, 2014).

Guru atau pengajar akan dapat melakasanakan proses

Pembelajaran Berbasis Masalah jika seluruh perangkat pembelajaran

(masalah, formulir pelengkap, dan lain –lain) sudah siap. Siswa juga harus

sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok–kelompok

kecil (Shofiyah, 2018: 35).

Permasalahan yang digunakan dalam PBL adalah permasalahan

yang dihadapi di dunia nyata. Meskipun kemampuan individual dituntut

bagi setiap siswa, tetapi dalam proses belajar dalam PBL siswa belajar

dalam kelompok untuk memahami persoalan yang dihadapi. Kemudian


siswa belajar secara individu untuk memperoleh informasi tambahan yang

berhubungan dengan pemecahan masalah. Peran guru dalam PBL yaitu

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.(Yunin Nurun, 2014: 130)

Karakteristik pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dimulai dari masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran, biasanya

masalah yang digunakan merupakan dunia nyata (real-world), masalah

biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective), masalah

membuat pembelajar mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran

yang baru (new areas of learning), sangat mengutamakan belajar mandiri

(self-directed learning), memanfaatkan sumber pengetahuan yang

bervariasi (variety of knowledge sources), pembelajarannya adalah

kolaboratif, komunikatif dan kooperatif, mengembangkan kemampuan

inquiri dan pemecahan masalah (inquiry and problem-solving skills)

sangat penting untuk menemukan solusi permasalahan, penutup pada PBL

mencakup proses pembelajaran berupa sintesis dan integrasi (synthesis

and integration) dan disimpulkan dengan evaluasi dan review (evaluation

and review) dari eksperimen dan proses pembelajaran pembelajar (Oon-

Seng Tan, 2003).

Langkah – langkah Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut

a. Masalah memicu pertanyaan


siswa sekarang disajikan dengan skenario masalah dunia nyata

sebagai titik awal pembelajaran. Jadi, pembelajaran dimulai dengan

menghadapi masalah yang agak berantakan dan tidak terstruktur.

b. Analisis awal dan generasi masalah pembelajaran

Siswa bekerja dalam kelompok kecil (3–4 orang) untuk membahas

skenario masalah. Mereka bertanya pada diri sendiri pertanyaan, seperti

apa yang mereka ketahui dari masalah yang disajikan, apa yang perlu

mereka ketahui dan ide apa yang muncul di benak mereka. Mereka

diharapkan memparafrasekan masalah dan membuat pernyataan

masalah untuk menggambarkan ruang lingkup keterlibatan mereka.

c. Iterasi pemecahan masalah independen dan kolaboratif

Iterasi dari ketidaktergantungan dan kerjasama untuk memecahkan

masalah sehingga diperoleh penyatuan pengetahuan baru. Peserta didik

secara bebas, bekerjasama dan berkolaborasi untuk memecahkan

masalah agar diperoleh solusi-solusi alternatif yang tepat.

d. Integrasi pengetahuan baru, presentasi dan evaluasi

Siswa mengintegrasikan pembelajaran mereka dari presentasi yang

dibuat oleh anggota tim dan kelompok sebaya. Guru memfasilitasi

sintesis pengetahuan dan kompetensi baru yang diperoleh. Sesi penutup

juga akan memasukkan refleksi, review dan evaluasi siswa dari

berbagai aspek pembelajaran (Oon-Seng Tan, 2003).


Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning adalah

sebagai berikut :

a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi

pelajaran

b. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan

untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik

c. Meningkatkan aktivitas pembelajaran bagi peserta didik

d. Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata

e. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya

dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan

(Esty Rahmayanti, 2017).

Sedangkan kelemahan Model Pembelajaran Problem Based

Learning adalah:

a. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, mereka akan merasa enggan

untuk mencoba

b. Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan

cukup waktu untuk persiapan


c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, mereka tidak akan belajar apa yang

mereka ingin pelajari (Esty Rahmayanti, 2017)

Analisis penulis dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

dengan PBL, yang lebih dipentingkan adalah dari segi proses dan bukan

hanya sekedar hasil belajar yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat

berlangsung secara maksimal maka kemungkinan besar hasil belajar yang

diperoleh akan optimal.

5. Kreativitas Belajar

Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan ini didasari oleh

kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil

belajar. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, berupa gagasan karya nyata,baik dalam cirri-ciri

aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun dalam

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semua itu relative berbeda

dengan apa yang sudah ada sebelumnya (Antika Mulyani, 2017: 24).

Berpikir kreatif merupakan proses berpikir yang mampu

memberikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang berbeda yang kemudian

dapat menjadi pengetahuan baru dan jawaban yang dibutuhkan.

Kreativitas dapat disebut dengan suatu kemampuan, yaitu kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk membangun ide-

ide baru dengan merubah, mengkombinasikan, menerapkan kembali ide-


ide yang sudah ada. Kreativitas juga disebut suatu sikap, yaitu kemampuan

menerima perubahan dan pembaruan, kemauan untuk bermain dengan ide

dan kemungkinan untuk fleksibilitas pandangan, kebiasaan menikmati

sesuatu dengan baik, ketika mencari cara untuk mengimprovisasi ide

tersebut. Kreativitas juga disebut suatu proses, yaitu orang kreatif bekerja

keras dan terus menerus, sedikit demi sedikit membuat perubahan dan

perbaikan terhadap pekerjaannya (Rizal Abdurrozak, 2016).

Seseorang dalam belajar biologi memiliki kreativitas yang tinggi

seperti rasa ingin tahu, selalu mencari masalah, menyukai tantangan,

optimis, menunda keputusan, senang bermain dengan imajinasi, melihat

masalah seperti kesempatan, melihat masalah sebagai sesuatu yang

menarik, masalah dapat diterima secara emosional, asumsinya hebat, gigih

dan bekerja keras untuk dapat mengungkap misteri-misteri yang

menyangkut makhluk hidup dalam biologi (Dwi Saputro, 2006: 36).

Seseorang yang kreatif akan mampu menemukan pemecahan

masalah yang baru untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang yang kreatif juga

akan lebih peka terhadap masalah (Kusumaningrum, 2016).

Indikator berpikir kreatif dengan analisis faktornya menemukan

ada 3 ciri aptitude yang menjadi sifat kemampuan berpikir:

a. Kelancaran (Fluency) adalah kemampuan untuk memproduksi banyak

gagasan.
b. Keluwesan (Flexibility) adalah kemampuan untuk mengajukan

bermacam-macam pendekatan dan/atau jalan pemecahan terhadap

masalah.

c. Keaslian (Originality) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan-

gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise (Rifka

Ajeng, 2016).

Kreativitas juga memiliki ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu,

senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman –

pengalaman baru (Rifka Ajeng, 2016).

Berpikir Kreatif juga memiliki penjenjangan kemampuan yang

disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1. Penjenjangan Berpikir Kreatif Siswa

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 Siswa mampu menunjukkan kelancaran, keluwesan,


(Sangat Kreatif) dan keaslian dalam memecahkan masalah.

Tingkat 3 Siswa mampu menunjukkan kelancaran atau


(Cukup Kreatif) keluwesan dalam memecahkan masalah.

Tingkat 2 Siswa mampu menunjukkan keaslian atau keluwesan


(Cukup Kreatif) dalam memecahkan masalah.

Tingkat 1
Siswa mampu menunjukkan kelancaran dalam
(Kurang
memecahkan masalah.
Kreatif)
Tingkat 0 Siswa tidak mampu menunjukkan ketiga aspek berpikir
(Tidak Kreatif) kreatif.

Sumber : Ulfa Amalia, 2016

Upaya untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa pada mata

pelajaran IPA, salah satunya dapat menggunakan model pembelajaran.

Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu

model Problem Based Learning (PBL), karena dengan menggunakan

model PBL yang memiliki tahapan orientasi, organisasi, investigasi,

presentasi, analisis dan evaluasi akan membantu siswa dalam mencari dan

menemukan sendiri materi atau jawaban yang dipelajari sesuai dengan

masalah yang diberikan, sehingga aspek berpikir kreatif siswa yang masih

lemah bisa meningkat. Pembelajaran siswa dituntut untuk dapat berpikir

kreatif dalam mencari jawaban-jawaban dari materi yang dipelajari (Rizal

Abdurrozak, 2016).

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kreativitas

pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan dan

membangun ide atau hal-hal yang baru dengan mengembangkan

pengetahun dan ketrampilan yang dimiliki untuk meningkatkan hasil

belajar.

6. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah

mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh siswa. Jika siswa

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang


diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil dari belajar dapat

berupa angka atau yang biasa disebut nilai, atau berupa perubahan tingkah

laku yang dialami oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran (Elsinora,

2017).

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan

(Purwanto, 2013). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010).

Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai

program atau objek yang menjadi sasaran penelitian.Hasil belajar sebagai

objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap

tujuan-tujuan instruksional (Sudjana, 2011). Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Taksonomi Bloom hasil belajar terdapat tiga ranah

yaitu:

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Domain

kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

evaluation (menilai) dan create (menciptakan) (Sudjana, 2004).

Karakteristik domain kognitif disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Karakteristik Domain Kognitif

Domain
Karakteristik
Kognitif
C1 Menekankan pada kemampuan dalam mengingat
(Mengingat) kembali materi yang telah dipelajari.
C2 Pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam
(Memahami) memahami materi tertentu yang dipelajari.
Kemampuan menerapkan informasi pada situasi
C3 nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan
(Menerapkan) pemahamannya dengan cara menggunakannya
secara nyata.
C4 Kemampuan menguraikan suatu materi menjadi
(Menganalisis) komponen-komponen yang lebih jelas
kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
C5 (Menilai) tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.

Kemampuan menciptakan suatu produk


C6
pengetahuan , baik dalam bentuk rumus maupun
(Menciptakan)
produk berupa alat.
Sumber : Sudjana, 2004

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap. Domain afektif adalah A1

(Receiving/sikap menerima), A2 (Responding/memberikan respons),

A3 (valving/nilai), A4 (Organization/organisasi), A5

(Characterization/karakterisasi).

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan

bertindak. Domain psikomotorik meliputi P1 (Meniru), P2

(Pemanipulasi), P3 (Mengalamiah), P4 (Artikulasi). (Sudjana, 2004).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar

baik dari ranak kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor

(keterampilan), hasilnya dapat berupa nilai atau perubahan tingkah laku

siswa ke arah yang lebih baik.

7. Pembelajaran dengan Google Clasroom


Google Classroom adalah suatu serambi pembelajaran campuran

yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang

dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam

membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap penugasan

tanpa kertas. Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang

memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Google classroom

bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-

tugas yang dikumpulkan. Fitur-fitur dalam aplikasi google classroom

seperti reuse post, create question, create assignment, create

announcement dapat digunakan peserta didik untuk mengunggah kembali

beberapa file, memberi ruang diskusi, memberi pengumuman,

pendistribusian tugas dan materi pembelajaran, pengumpulan tugas

sampai guru dapat melihat siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas.

Selain itu file yang dapat diunggah juga tidak dibatasi formatnya,semua

file tetap bisa diunggah seperti word, power point, PDF, video, atau berupa

link juga bisa digunakan (Wiladatus, 2020). Selain Google Classroom juga

memanfaatkan aplikasi Zoom untuk siswa mempersentasikan hasil diskusi

pada pembelajaran berlangsung.

8. Media YouTube

YouTube merupakan media sosial yang paling banyak diminati

masyarakat dewasa ini. Aplikasi YouTube adalah suatu aplikasi untuk

berbagi video melalui jaringan internet. YouTube menjadi media alternatif

dalam pembelajaran yang sangat di butuhkan pada saat ini. Menggunakan


bantuan media YouTube dalam pembelajaran dapat berguna untuk

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa karena dapat

dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemampuan peserta didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar

(Haryadi, 2019).

Perkembangan YouTube sebagai salah satu media sosial yang

paling digemari merupakan sebuah peluang di dunia Pendidikan.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan

sumber daya manusia berkualitas. Pendidik dalam pembelajaran online

dapat menggunakan aplikasi YouTube untuk mempelajari media

pembelajaran yang dibuat oleh pendidik kepada peserta didik sehingga

peserta didik dapat mempelajari materi yang disampaikan oleh pendidik

melalui aplikasi YouTube (Mujianto, 2019).

Pendidik mempublikasi materi melalui YouTube, selanjutnya

membagikan link ke Google Classroom agar peserta didik dapat

mengakses dan mengerjakan.

Aplikasi YouTube didalam model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan implementasi diakhir sebagai alat bantu dan

perantara untuk publikasi materi dari pendidik kepada peserta didik agar

lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dan hasil

belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan


a. Sandhi Anna Mai (2014) berjudul Peningkatan Kreativitas Melalui

Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran IPS Pada

Siswa Kelas IV SDN 1 Gembongan Banjarnegara. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan

kreativitas siswa pada pembelajaran IPS. Meningkatnya kreativitas

pada siswa kelas IV SDN 1 Gembongan Banjarnegara melalui proses

orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar,

membimbing pengalaman individual dan kelompok, membantu siswa

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS setelah dikenai

tindakan pada siklus I diperoleh skor siswa saat pre-test menunjukkan

13 siswa (68,42%) pada kategori rendah dan 6 siswa (31,57%) pada

kategori sedang. Skor pada post-test I menunjukkan 10 siswa

(52,63%) pada kategori sedang dan 9 siswa (47,36%) pada kategori

rendah, dan perolehan skor post-test II menunjukkan 19 siswa (100%)

pada kategori tinggi. Peningkatan terjadi pada siklus I sebanyak 4

siswa (21%) meningkat dari kategori rendah menjadi sedang dan

peningkatan pada siklus II menunjukkan 19 siswa (100%) meningkat

menjadi kategori tinggi dengan skor telah memenuhi 75% dari jumlah

siswa mencapai skor sebesar ≥76%.


b. Rifka Anisaunnafi’ah (2015) berjudul Pengaruh Model Problem

Based Learning Terhadap Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Grojogan Tamanan Banguntapan

Bantul. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model Problem Based Learning terhadap motivasi belajar IPS. Hal ini

terlihat dari hasil perhitungan rata-rata skor skala motivasi. Rata-rata

skor pretest skala motivasi belajar kelompok eksperimen yaitu 75,57,

sedangkan rata-rata pretest kelas kontrol yaitu 75, 26. Rata-rata skor

posttest skala motivasi belajar pada kelas eksperimen yaitu 87,57,

sedangkan rata-rata skor posttest skala motivasi kelas kontrol yaitu

78,77. Dari data tersebut, terlihat rata-rata skor posttest kelas

eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Selain itu, hasil

pengkategorian rata-rata posttest skala motivasi belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, kelas eksperimen

dengan kategori tinggi sedangkan kelas kontrol dengan kategori

sedang.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang ada

di SMA Negeri 1 Tawangsari adalah rendahnya kreativitas dan hasil

belajar siswa. Perlu diupayakan untuk bisa meningkatkan kreativitas

belajar dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Tawangsari.

Dengan model problem based learning (PBL) yang menekankan

siswa untuk berorientasi pada pengembangan kemampuan berfikir kritis


dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan

sendiri dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar dan hasil belajar

biologi pada siswa kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari.

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, maka siswa

akan mudah mempelajari biologi karena belajar biologi menjadi

menyenangkan dan menantang, pada akhirnya kemampuan belajar dan

kreativitas siswa meningkat dan kemauan untuk belajar biologi juga

meningkat sehingga nilai pelajaran biologi akan mencapai ketuntasan yang

diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas maka model Problem Based Learning

dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar biologi pada siswa kelas

X MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari tahun pelajaran 2020/2021.

1. Diagram Kerangka Berfikir

Rendahnya
Kelancaran, Kreativitas dan hasil
keluwesan, belajar biologi
keaslian dan rendah
Kondisi Awal
nilai afektif,
kognitif, dan
psikomotor

Siklus I:

Model Problem
Based Learning

Menggunakan
model Problem
Based Learning
Siklus Selanjutnya

Model Problem
Melakukan Based Learning
Tindakan
untuk memperbaiki
kekurangan siklus
sebelumnya

Kreativitas dan
Kondisi Akhir hasil belajar
siswa meningkat

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Berfikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Model problem based learning

dapat meningkatkan kreativitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X

MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran

2020/2021”.
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

dimaksudkan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, khususnya pada pemahaman

konsep ekologi dengan menerapkan model Problem Based Learning dalam

pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai

dengan pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut ini.

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1

Tawangsari tahun ajaran 2020/2021 semester genap. Jl. Patimura 105

Tawangsari Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa

Tengah 57561.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan bulan

Juni 2021.

Tabel 3.1. Tabel Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian


Waktu Pelaksanaan ( Tahun 2021 )
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyusunan
proposal
penelitian
3 Menyiapkan
perangkat
pembelajaran
dan instrumen
penelitian
4 Pelaksanaan
penelitian
(siklus I dan
selanjutnya)
5 Analisis data
6 Pembuatan
laporan
B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas X

MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.

Subyek ditentukan karena kelas ini merupakan kelas yang paling rendah hasil

belajaranya dibandingkan kelas yang lain Dalam penelitian ini peneliti

mengambil subjek siswa kelas X MIPA dengan jumlah 36 siswa, yang terdiri

8 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan.

Tabel 3.2. Jumlah Siswa Kelas X MIPA 6

No. Jenis Kelamin Jumlah


1. Laki-laki 8 Siswa
2. Perempuan 28 Siswa
Jumlah 36 Siswa
Sumber : Data kelas X MIPA 6 yang diolah

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa. Hasil

ulangan harian, sebagai data awal siswa kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1

Tawangsari. Data selanjutnya juga diperoleh dari hasil evaluasi kemampuan

siswa setelah akhir pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Selain itu data juga

diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

biologi selama pembelajaran berlangsung selaku pengamat yang kemudian

disampaikan kepada peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengambilan data


Berdasarkan sumber data, ada metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas psikomotor

dan sikapnya berupa ketrampilan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah dalam pembelajaran biologi dan aktivitas pembelajaran yang

akan dilakukan dengan wawancara guru dan mengamati seluruh

proses pembelajaran secara online. Kreativitas juga diamati

menggunakan lembar observasi melalui hasil pekerjaan siswa

berdasarkan produk dan hasil presentasi yang dihasilkan siswa dengan

indikator penilaian kelancaran, keluwesan, keaslian, rasa ingin tahu.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa merupakan

unsur kognitif. Tes dilaksanakan disetiap akhir siklus dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemajuan serta

perkembangan yang didapatkan oleh siswa setelah diterapkan model

Problem Based Learning. Tes yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah tes objektif pilihan ganda yang terdiri dari 30 item

pertanyaan.

2. Teknik penyusunan Instrumen

a. Identifikasi variabel
Variabel diartikan segala sesuatu yang diterapkan oleh peneliti

untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel yang ada pada

peneliti ini yaitu:

1) Variabel bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model Problem

Based Learning (PBL).

2) Variabel terikat

Adapun variabel terikatnya adalah kreativitas dan hasil belajar

biologi

b. Instrumen Penelitian

1) Silabus

Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajarn, indikator, penilaian,

alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh

satuan pendidikan.

2) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Penjabaran dari silabus yang menggambarkan prosedur dalam

satu pertemuan atau lebih. Komponen RPP meliputi Kompetensi

Dasar, Indikator, Tujuan pembelajaran, Tahapan kegiatan belajar


mengajar dan ditetapkan dalam Standar Isi yang dijabarkan dalam

silabus.

3) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aspek afektif

yaitu berupa sikap dan aspek psikomotorik berupa ketrampilan

siswa, dalam mengikuti suatu pembelajaran biologi dikelas di

setiap siklusnya.

4) Butir Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif

siswa pada setiap akhir siklus berupa pos test. Pos test digunakan

untuk menunjukkan hasil belajar kognitif yang ini dicapai pada

setiap tindakan kelas. Tes disusun dengan tujuan khusus sesuai

dengan materi yang akan disampaikan disertai dengan kisi-kisi

dan kunci jawaban. Soal tes yang digunakan berupa soal pilihan

ganda dan soal uraian.

c. Uji coba tes

1) Uji reliabilitas

Perhitungan reabilitas tes bentuk Multiple choice, dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝐊 𝑺𝟐 𝐢
 = (𝟏− 𝟐 )
𝑲−𝟏 𝑺 𝒙

Dimana

K = Jumlah butir tes

𝑆 2 i = Jumlah semua varian butir bentuk tes


𝑆 2𝑥 = Varian skor total

(Suwarto, 2013: 102)

2) Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas suatu soal menggunakan rumus

korelasi product moment:

𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑𝑋 2 − (∑X)2 }{𝑁 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2}

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi skor totalbdan skor total

N : banyaknya sampel

∑X : jumlah butir soal

∑Y : skor butir total

∑XY : jumlah perkalian skor butir dengan skor total

∑X 2 : jumlah kuadrat skor butir soal

∑Y 2 : jumlah kuadarat skor total

(Suwarto, 2013)

Intrepertasi koefisien korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) untuk Uji Validitas

(Arikunto, 2012). Harga 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh dari tiap item

kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment

dengan taraf kesalahan 5%, jika harga 𝑟𝑥𝑦  𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 item soal

dikatakan valid, dan jika sebaliknya item soal dikatakan tidak

valid.

3) Tingkat Kesukaran Butir


Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran

dengan proporsi menjawab benar adalah:

∑𝒙
𝒑=
𝑺𝒎𝑵

Surapranata (dalam Suwarto, 2013: 105)

Dimana :

P = Tingkat kesukaran

∑𝑥 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar

𝑆𝑚 = Skor maksimal

N = Jumlah peserta tes

(Suwarto, 2013)

Tabel 3.3. Skala Tingkat Kesukaran Butir

Indeks kesukaran Kategori soal


P > 0,700 Mudah
0,300 p 0,700 Sedang
P < 0,300 Sukar

4) Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda suatu butir tes

berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu sol

membedakan kelompok dala aspek yang diukur sesuai dengan

perbedaan yang ada pada kelompok tersebut.


Pada prinsipnya indeks daya pembeda dihitung atas dasar

pembagian kelompok menjadi dua bagian yaitu, kelompok atas

yang merupakan kelompok peserta tes berkemampuan tinggi

dengan kelompok bawah peserta tes berkemampuan rendah.

Rumus untuk menentukan indeks daya beda adalah

∑𝑨 ∑𝑩
𝑫= −
𝒏𝑨 𝒏𝑩

Dimana :

D = indeks daya pembeda


∑𝐴 = banyaknya peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok atas
∑𝐵 = banyaknya peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok bawah
𝑛𝐴 = banyaknya peserta tes kelompok atas
𝑛𝐵 = banyaknya peserta tes kelompok bawah
(Suwarto, 2013: 108)
Tabel 3.4. Interval Daya Beda Butir
Interval a Kategori Interpretasi
D 0,200 Jelek Daya pembeda jelek
0,200< D 0,400 Cukup Memiliki daya pembeda
yang cukup
0,410 < D 0,700 Baik Memiliki daya pembeda
yang baik
0,710< D 1,000 Sangat baik Memiliki daya pembeda
yang sangat baik

E. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data kreativitas siswa dinilai dari produk

yang dihasilkan dengan indikator seperti kelancaran, keluwesan, keaslian,rasa

ingin tahu sedangkan hasil belajar siswa meliputi data aspek afektif dinilai dari
sikap, aspek psikomotorik dinilai dari ketrampilan dan hasil belajar kognitif

siswa yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas yang

berupa nilai dari masing-masing pengamatan setelah diberikan tes pada setiap

akhir siklus.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

diskriptif komparatif. Teknik analisis diskriptif komparatif yaitu

membandingkan hasil penelitian dari siklus I ke siklus II, siklus II dan siklus

III. Hasil komparatif tersebut untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam setiap

siklusnya. Jika mengalami kenaikan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

model Problem Based Learning dapat meningkatkan belajar siswa.

F. Indikator Kinerja

Tabel 3.5. Indikator kinerja Peneliti

No. Aspek yang Target yang Teknik mengukur


diukur dicapai
1. Kreativitas Kreativitas belajar Dihitung dari siswa yang
belajar siswa minimal mencapai telah mencapai nilai
75% yaitu 27 dari 36 kreativitas diatas 3,5
siswa (Skala 1-4).
2. Hasil belajar Hasil belajar siswa Dihitung dari siswa yang
siswa (kognitif) minimal mencapai telah dinyatakan
85% yaitu 30 dari 36 mencapai nilai KKM 70
siswa. (Skala 100).
3. Afektif (Sikap) Jumlah siswa yang Dihitung dari siswa yang
memperoleh nilai telah mencapai nilai
diatas 3,5 (skala 4) sikap dengan nilai diatas
adalah minimal 50% 3,5.
yaitu 18 dari 36 siswa
4. Psikomotorik Jumlah siswa yang Dihitung dari siswa yang
(ketrampilan) memperoleh nilai telah mencapai nilai
diatas 3,5 (skala 4)
adalah minimal 50% ketrampilan diatas 3,5
yaitu 18 dari 36 siswa (Skala 1-4).

G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam siklus-siklus dengan setiap siklus tindakan meliputi

perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

(observation), refleksi (reflecting). Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri

dari tiga siklus. Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus sebagai

berikut:

1. Rancangan siklus 1

a. Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun

rancangan kegiatan belajar yang akan dilakukan. Peneliti menyusun

beberapa perangkat pembelajaran yang meliputi:

1) Membuat RPP yang disusun sesuai dengan model Problem Based

Learning dengan KD dapat mendesain bagan tentang interaksi

antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung

dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk

media.
2) Menyusun instrument penelitian yang diperlukan untuk

mengumpulkan data seperti lembar observasi dan soal tes. Lembar

observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa.

Sedangkan soal tes digunakan untuk mengamati peningkatan hasil

belajar siswa.

3) Pelaksanaan uji coba tes

4) Menyusun LKS. Lembar kegiatan siswa untuk membantu proses

pembelajaran yang dilengkapi soal-soal untuk siswa.

b. Tahap Pelaksanaan/ Tindakan

Tahap pelaksanaan, dilaksankan sesuai rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yaitu pembelajaran dengan menggunakan model

Problem Based Learning sebagai berikut:

1) Pendahuluan

a) Siswa menjawab salam dari guru dan mempersiapkan diri

untuk memulai pelajaran

b) Siswa menerima motivasi dan apresepsi dari guru

2) Kegiatan inti

a) Melakukan orientasi masalah. Siswa menerima penyampaian

tujuan pembelajaran, logistik (bahan dan alat) dari guru.

b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Siswa

mengidentifikasikan dan mengorganisasiakan pembelajaran

agar relevan dengan penyelesaian masalah.


c) Mendukung kelompok investigasi. Siswa mencari informasi

yang sesuai dengan masalah, melakukan eksperimen, dan

mencari penjelasan dan memecahkan masalahnya.

d) Mengembangkan penyajian artefak dan publikasi. Siswa

melakukan perencanaan dan mewujudkan artefak yang

sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru seperti;

laporan, vidio, dan model-model, serta dengan kelompok

saling berbagi satu sama lain terkait hasil karyanya

didampingi oleh guru.

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian

masalah. Siswa melakukan refleksi terhadap hasil

penyelidikannya sarta proses-proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan dibantu oleh guru.

3) Penutup

Siswa menarik kesimpulan mengenai materi yang dipelajari pada

siklus 1 dengan guru.

4) Tes siklus

Pada akhir pembelajaran, siswa melakukan tes diakhir siklus dari

guru.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning yang. Tahapan ini data yang didapatkan seperti


kreativitas menggunakan produk yang dihasilkan siswa setelah

pembelajaran, hasil belajar (kognitif) menggunakan tes setelah

pembelajaran, aspek afektif menggunakan lembar penilaian sikap

selama pembelajaran berlangsung, aspek psikomotorik menggunakan

lembar penilaian ketrampilan selama pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali

apa yang sudah dilakukan. Dari pelaksanaan tindakan dan observasi

tersebut, maka diperoleh informasi tentang penerapan model Problem

Based Learning. Kemudian hasil tersebut dianalisis dan disimpulkan

bersama dengan guru dan observer untuk mengetahui seberapa jauh

keberhasilan tindakan yang sudah dilaksanakan. Apakah tindakan yang

dilaksanakan sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau

tidak. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, dapat dijadikan sebuah

refleksi dalam menyusun perencanaan siklus berikutnya.

Perencanaan Pelaksanaan

SIKLUS I

Refleksi Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan
SIKLUS II

Refleksi Pengamatan

SIKLUS BERIKUTNYA

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi kondisi awal

Pada bulan Februari peneliti melakukan observasi awal sebagai

pedoman untuk melakukan perencanaan siklus I. Pembelajaran tersebut

dilaksanakan melalui online dengan aplikasi Google Classroom di kelas X

MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2020/2021.

Pelaksanaan dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi Dra Sri Yamsih .

Pada kondisi awal, pembelajaran masih monoton siswa hanya diberi materi

untuk dipelajari mandiri dan diberi tugas untuk dikerjakan dan

dikumpulkan melalui Google Classroom . Berdasarkan analisis awal

Kreativitas siswa rendah dilihat dari produk atau hasil karya siswa yang

dihasilkan seperti dalam pembuatan laporan pengamatan, video

pembelajaran. Produk yang dihasilkan siswa tersebut masih monoton

dibawah rata – rata tingkat kreativitas 75% siswa mencapai nilai kreativitas

diatas 3,5 (skala 1-4), pada kelas ini hanya 45% siswa yang tuntas. hasil

belajar biologi siswa kelas X MIPA rendah. Dari 36 siswa, hanya 14 siswa

atau 40% siswa yang mendapat nilai tuntas KKM (70), sedangkan 22 siswa

atau 60% siswa masih di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena

pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman

materi, Siswa cenderung pasif, pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa

yang diperoleh dari guru, Siswa kesulitan dalam mengembangkan


pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, Siswa kurang berani

mengungkapkan ide, gagasan ataupun pendapat, pembelajaran tidak sesuai

dengan kurikulum 2013 dan siswa mengalami kesulitan dalam memahami

materi karena pembelajaran tidak tatap muka / online. Inilah yang menjadi

penyebab rendahnya kreativitas dan hasil belajar siswa.

B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini telah disusun instrumen penelitian dengan

menggunakan model Problem Based Learning. Instrumen yang telah

dipersiapkan meliputi:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

komponen biotik dan hubungan antara komponen biotik dan

abiotik. RPP siklus I mencakup 1 pertemuan dengan 3 jam

pelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah model

PBL dengan langkah - langkah mengacu pada Oon-Seng Tan

(2003) yaitu :

a) Tahap mengorientasi siswa pada masalah

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

c) Tahap mendukung kelompok investigasi

d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya
e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

2) Lembar kerja Siswa(LKS)

3) Lembar observasi kreativitas siswa, terdiri dari 5 indikator untuk

mengukur kreativitas siswa.

4) Soal post test, disusun atau dibuat untuk mengukur aspek

kognitif siswa. Soal post test terdiri dari 25 soal bentuk pilihan

ganda.

5) Standarisasi tes

Bahwa soal post test yang sudah disusun dan diuji standarisasi

tes memperoleh hasil sebagai berikut:

a. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

4.1. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

Indeks Kategori Nomor Soal


Kesukaran Soal
P > 0,700 Mudah 2,4,5,6,8,11,13,18,22,23,24,27,
28,29,30
0,300 p  Sedang 1,3,7,9,10,12,14,15,17,19,20,2
0,700 1,25,26
P < 0,300 Sukar 16

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui tingkat

kesulitan butir soal pada siklus I. Kategori soal mudah

terdapat 15 soal, kategori soal sedang terdapat 14 butir soal,

dan kategori soal sukar terdapat 1 butir soal yaitu butir 16.

(Hasil dapat dilihat pada lampiran 17).


b. Daya Beda Butir Soal Siklus 1

4.2. Daya Beda Butir Soal Siklus 1


Interval D Kategori Nomor Soal
Soal
D ≤ 0,200 Jelek 3,10
0,210<D≤0,400 Cukup 1,2,4,5,6,7,8,9,12,15,16,
22,23,25,26,27,28,29
0,410<D≤0,700 Baik 11,13,17, 18,20,21,24,
0,710<D≤1,000 Sangat Baik 14, 19,30

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui daya

beda soal pada siklus I. Kategori soal jelek terdapat 2 soal,

kategori soal cukup terdapat 18 soal, kategori soal baik

terdapat 7 dan kategori soal sangat baik terdapat 3 soal. Karena

ada soal yang jelek maka soal harus di drop, ada 2 soal yang

jelek maka harus didrop sehingga item soal menjadi 20. (Hasil

dapat dilihat pada lampiran 18)

c. Reliabilitas Tes Siklus 1

Nilai alpha pada uji coba siklus 1 sebelum didrop

adalah 0,700 setelah soal didrop nilai alpha meningkat menjadi

0,726 maka soal tersebut dinyatakan reliabel. Soal dinyatakan

reliabel jika nilai alpha minimal 0,7 dan maksimal 1. Maka

soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen tes. (Hasil

dapat dilihat dilampiran 19)


d. Uji Validitas

Tabel 4.5. Uji validitas soal pilihan ganda siklus I

Validitas Nomor soal Keterangan


r xy ≤ r tabel 3,10,15,16, 25 Tidak valid
r xy ≥ r tabel 1,2,4,5,6,7,8,9,11,12,13 Valid
,14,17,18,19,20,21,22,2
3,24,26,27,28,29,30.

Berdasarkan tabel 4.5, uji validitas soal pilihan ganda

yang tidak valid nomor 3,10,15,16,25 sehingga soal tidak

dipakai.

Jadi, berdasarkan 4 uji tes yang dihitung maka, soal

yang digunakan pilihan ganda sebanyak 25 soal yaitu nomor

1,2,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,17,18,19,20,21,22,23,24,26,27,

28,29,30. Hasil dapat dilihat dilampiran 20).

b. Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 27 April 2021. Dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit pada jam ke 1 (08.00 – 10.15). Materi

yang disampaikan adalah komponen biotik abiotik dan hubungan

antara komponen biotik dan abiotik dari berbagai tipe ekosistem.

Proses pembelajaran dilakukan oleh guru biologi Dra Sri Yamsih.

Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan selama 15 menit

dari jam 08.00 – 08.15. Pada kegiatan pendahuluan sebagian


siswa sudah siap merespon di forum Google Classroom

dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru

menyampaikan salam pembuka, sebagian siswa menjawab

salam guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan dan

motivasi, sebagian siswa aktif menjawab pertanyaan guru.

2. Kegiatan Inti

a) Tahap mengorientasi peserta didik terhadap masalah

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam

08.15 – 08.30. Pada saat guru memberikan

rangsangan kepada siswa untuk memusatkan

perhatian pada topik materi ekologi yang

disampaikan guru melalui video yang diupload di

YouTube.

Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

mempraktekkan apa yang dilakukan guru, sebagian

anggota kelompok melaksanakan dan menuliskan

poin – poin permasalahannya.

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam

08.30 – 08.45. Pada saat guru mengarahkan siswa

untuk memecahkan permasalahan di LKS dan

mengerjakan bertanyaan, semua anggota kelompok

bekerjasama memecahkan masalah berdasarkan


rumusan masalah yang ditemukan selanjutnya mulai

membuat Mind Mapping sementara untuk

dipresentasikan setelah berdiskusi.

c) Tahap mendukung kelompok investigasi

Tahap ini dilakukan selama 30 menit dari jam

08.40 – jam 09.15. Pada saat guru membimbing siswa

dalam kelompok untuk berdiskusi, semua siswa

berdiskusi secara online untuk mencari data informasi

mengenai permasalahan dan berusaha untuk

menemukan solusi yang tepat dan membuat Mind

Mapping sementara.

d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya

Tahap ini dilakukan selama 40 menit dari jam

09.15 – jam 09.55. Pada saat guru mengarahkan siswa

untuk membuat point-point kesimpulan dan

mempresentasikan secara online menggunakan Zoom.

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Tahap ini dilakukan selama 5 menit dari jam

09.55 – jam 10.00. Pada saat guru mengarahkan siswa

untuk memverifikasi hasil diskusi dengan literatur

dan mengkonsultasikan kepada guru, sebagian


kelompok mengkonsultasikan hasil diskusi kepada

guru.

Pada saat kegiatan presentasi, siswa interaktif

terutama kelompok 1 dan 4 mereka memperhatikan

saat kelompok lainnya melakukan presentasi.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ini dilakukan selama 15 menit dari

jam 10.00 – 10.15. Siswa menerima kesimpulann dari guru

dan siswa mendapatkan penugasan berupa Mind Mapping

yang sudah final. Siswa mengerjakan soal post test selama

15 menit. Pertemuan berakhir dengan ucapan salam.

c. Pengamatan Sikus I

Pelaksanaan tindakan siklus I Ini dilakukan oleh guru materi

pembelajaran biologi bersama peneliti sebagai observer dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang diamati

yaitu aspek afektif dapat diukur dengan menggunakan indikator,

antara lain: disiplin, jujur, tanggung jawab, aktif, santun. Sedangkan

dari segi psikomotorik dengan menggunakan indikator, antara lain :

Sistematika presentasi, Dapat menjawab pertanyaan dengan tepat,

Kejelasan, Kelancaran dalam berkomunikasi, Penggunaan bahasa,

dalam menyusun mind mapping. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

tabel 4.7
Tabel 4.7. Hasil penilaian afektif

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 21 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 15 siswa (18 siswa) Tuntas
Persentase
42%
ketuntasan

Hasil afektif siswa pada siklus I dapat diketahui dari tabel 4.7

bahwa hasil dari penilaian afektif yang tuntas hanya 15 siswa (42%)

yang belum tuntas 21 siswa, ini menunjukkan bahwa ketuntasan

belajar belum memenuhi kriteria tuntas, karena masih dibawah

target ketercapaian yaitu minimal 18 siswa dengan persentase 50%

yang tuntas dengan minimal nilai 3,5.

Tabel 4.8. Hasil penilaian psikomotorik

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 23 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 13 siswa (18 siswa) Tuntas
Persentase 36%
ketuntasan

Hasil dari aspek psikomotorik siswa dapat diketajui dari

tabel 4.8 bahwa yang tuntas hanya 13 siswa (36%), yang belum tuntas

23 siswa, ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar belum

memenuhi kriteria tuntas karena masih dibawah target ketercapaian

yaitu minimal 18 siswa dengan persentase 50% yang tuntas dengan

minimal nilai 3,5.


d. Refleksi Siklus I

Guru dan observer masih menemukan banyak kekurangan

dalam siklus I. Berdasarkan observasi yang diperoleh masih banyak

kekurangan dari guru maupun siswa. Adapun kekurangannya antara

lain:

a) Pada siklus I masih banyak siswa yang belum bisa melakukan

pembelajaran dengan diskusi melalui model Problem Based

Learning (PBL)

b) Pada saat siswa disuruh untuk membentuk kelompok diskusi,

mereka masih banyak yang mengobrol diluar materi diskusi.

c) Belum terlibat sepenuhnya dalam proses diskusi, dan hanya

beberapa siswa saja, yang mengerjakan.

d) Dalam pembuatan mind mapping siswa masih belum bisa

menuangkan ide atau gagasan-gagasan kreatif dalam

pembuatan maupun penyelesaian masalah.

e) Siswa masih belum bisa menyampaikan hasil diskusi dengan

interaktif

f) Siswa belum menanggapi atau menanyakan hal-hal yang

belum mereka ketahui dari materi tersebut

g) Guru masih belum melaksanakan tahap pembelajaran dengan

tepat seperti dalam menanyakan kabar, melakukan presensi,

masih menjelaskan materi dan belum terlalu sering

melakukan tanya jawab dengan siswa.


Setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Dari

hasil yang diperoleh pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai 70 dan dinyatakan tuntas hanya ada 24 siswa

(67%) dan yang belum tuntas ada 12 siswa (33%), maka ini

menunjukkan bahwa hasil ketuntaan belajar belum memenuhi

indikator ketuntasan yaitu 80%. Karena siklus I belum mencapai

indikator ketuntasan, maka guru dan peneliti melakukan perbaikan

guna mengoptimalkan hasil pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

a) Perencanaan siklus II

Perencanaan pada siklus II mengacu pada refleksi siklus I,

berdasarkan pengamatan pada siklus I, maka dibuat rekomendasi

untuk perbaikan siklus II seperti : guru perlu mengarahkan siswa

dalam melaksanakan model pembelajaran, guru langsung membagi

anggota tiap kelompok, guru harus lebih sering berkeliling

mengamati setiap kelompok, guru mengarahkan bagaimana cara

pembuatan mind mapping yang baik dan benar agar siswa semakin

kreatif dalam menuangkan ide atau gagasan, guru memberikan

reword atau imbalan berupa tambahan nilai bagi siswa yang aktif

dalam tanya jawab. Dari hasil refleksi siklus I, maka perencanaan

pembelajaran sebagai berikut:


1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

interaksi yang terjadi dalam ekosistem, rantai makanan pada

ekosistem dan piramida ekologi pada ekosistem. RPP siklus II

mencakup 1 pertemuan dengan 3 jam pelajaran. Model

pembelajaran yang digunakan adalah model PBL dengan

langkah - langkah mengacu pada Oon-Seng Tan (2003) yaitu :

a) Tahap mengorientasi siswa pada masalah

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

c) Tahap mendukung kelompok investigasi

d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

2) Lembar kerja Siswa(LKS)

3) Lembar observasi kreativitas siswa, terdiri dari 5 indikator untuk

mengukur kreativitas siswa.

4) Soal post test, disusun atau dibuat untuk mengukur aspek

kognitif siswa. Soal post test terdiri dari 25 soal bentuk pilihan

ganda.

5) Standarisasi tes

Bahwa soal post test yang sudah disusun dan diuji standarisasi

tes memperoleh hasil sebagai berikut:


a. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2

4.6. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2


Indeks Kategori Nomor Soal
Kesukaran Soal
P > 0,700 Mudah 2,3,5,6,8,10,13,16,22,25,27,28,
29
0,300 p  Sedang 1,9,11,14,15,17,19,20,21,23,24
0,700 ,26,30
P < 0,300 Sukar 4,7,12,18
Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui tingkat

kesulitan butir soal pada siklus 2. Kategori soal mudah

terdapat 13 soal, kategori soal sedang terdapat 13 butir soal,

dan kategori soal sukar terdapat 4 butir soal. (Hasil dapat

dilihat pada lampiran 21)

b. Daya Beda Butir Soal Siklus 2

4.7. Daya Beda Butir Soal Siklus 2


Interval D Kategori Nomor Soal
Soal
D ≤ 0,200 Jelek 1,12
0,210<D≤0,400 Cukup 4,7,8,9,11,13,14,15,16,17,
18,20,23,24,25,26,27,28,2
9
0,410<D≤0,700 Baik 2,10,19,21,22,30
0,710<D≤1,000 Sangat 3,5,6
Baik
Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui daya

beda soal pada siklus II. Kategori soal jelek terdapat 2 soal,

kategori soal cukup terdapat 19 soal, kategori soal baik

terdapat 6 soal dan kategori soal sangat baik terdapat 3 soal.

Karena ada soal yang jelek maka soal harus di drop, ada 2 soal

yang harus didrop sehingga item soal menjadi 28.(Hasil dapat

dilihat pada lampiran 22)


c. Reliabilitas Tes Siklus 2

Nilai alpha pada uji coba siklus 2 sebelum didrop

adalah 0,700 setelah soal didrop nilai alpha meningkat menjadi

0,728 maka soal tersebut dinyatakan reliabel. Soal dinyatakan

reliabel jika nilai alpha minimal 0,7 dan maksimal 1. Maka

soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen tes. (Hasil

dapat dilihat dilampiran 23)

d. Uji validitas

Tabel 4.13. Uji validitas pilihan ganda siklus II

Validitas Nomor soal Keterangan


r xy ≤ r tabel 1, 12, 18 Tidak valid
r xy ≥ r tabel 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 Valid
3,14,15,16,17,19,20,2
1,22,23,24,25,26,27,2
8,29,30

Berdasarkan tabel 4.13, uji validitas soal pilihan

ganda yang tidak valid nomor 1, 12, dan 18 sehingga soal

tidak dipakai

Jadi, berdasarkan 4 uji tes yang dihitung

maka, soal yang digunakan pilihan ganda sebanyak 27 soal

yaitu nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15 ,16,17,19,20,21,22

,23,24,25,26,27,28,29,30. (Hasil dapat dilihat dilampiran 24)


b) Tindakan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam pada Selasa, 4 Mei 2021.

Dengan alokasi waktu 3 x 45 menit pada jam ke 1 (08.00 – 10.15).

Materi yang disampaikan adalah interaksi yang terjadi dalam

ekosistem, rantai makanan pada ekosistem dan piramida ekologi

pada ekosistem. Proses pembelajaran dilakukan oleh guru biologi

Dra Sri Yamsih. Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan selama 15 menit dari

jam 08.00 – 08.15. Pada kegiatan pendahuluan setengah dari

keseluruhan siswa sudah siap merespon di forum Google

Classroom dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru

menyampaikan salam pembuka, setengah dari keseluruhan siswa

menjawab salam guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan

dan motivasi, setengah dari keseluruhan siswa aktif menjawab

pertanyaan guru.

2) Kegiatan Inti

a) Tahap mengorientasi peserta didik terhadap masalah

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam 08.15 –

08.30. Pada saat guru memberikan rangsangan kepada siswa

untuk memusatkan perhatian pada topik materi ekologi yang

disampaikan guru melalui video yang diupload di YouTube.


Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

mempraktekkan apa yang dilakukan guru, hampir semua

anggota kelompok melaksanakan dan menuliskan poin – poin

permasalahannya.

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam 08.30

– 08.45. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

memecahkan permasalahan di LKS dan mengerjakan

pertanyaan, semua anggota kelompok bekerjasama

memecahkan masalah berdasarkan rumusan masalah yang

ditemukan selanjutnya mulai membuat Mind Mapping

sementara untuk dipresentasikan setelah berdiskusi.

c) Tahap mendukung kelompok investigasi

Tahap ini dilakukan selama 30 menit dari jam 08.40

– jam 09.15. Pada saat guru membimbing siswa dalam

kelompok untuk berdiskusi, semua siswa berdiskusi secara

online untuk mencari data informasi mengenai

permasalahan dan berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat dan membuat Mind Mapping sementara.

d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya

Tahap ini dilakukan selama 40 menit dari jam 09.15

– jam 09.55. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk


membuat point-point kesimpulan dan mempresentasikan

secara online menggunakan Zoom.

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

Tahap ini dilakukan selama 5 menit dari jam 09.55 –

jam 10.00. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

memverifikasi hasil diskusi dengan literatur dan

mengkonsultasikan kepada guru, sebagian kelompok

mengkonsultasikan hasil diskusi kepada guru.

Pada saat kegiatan presentasi, bertambah siswa

yangaktif terutama kelompok 1, 2 dan 4 mereka

memperhatikan saat kelompok lainnya melakukan

presentasi.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ini dilakukan selama 15 menit dari jam

10.00 – 10.15. Siswa menerima kesimpulann dari guru dan siswa

mendapatkan penugasan berupa Mind Mapping yang sudah final.

Siswa mengerjakan soal post test selama 15 menit. Pertemuan

berakhir dengan ucapan salam.

c) Pengamatan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II Ini dilakukan oleh guru materi

pembelajaran biologi bersama peneliti sebagai observer dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang diamati


yaitu aspek afektif dapat diukur dengan menggunakan indikator,

antara lain: disiplin, jujur, tanggung jawab, aktif, santun. Sedangkan

dari segi psikomotorik dengan menggunakan indikator, antara lain :

Sistematika presentasi, Dapat menjawab pertanyaan dengan tepat,

Kejelasan, Kelancaran dalam berkomunikasi, Penggunaan bahasa,

dalam menyusun mind mapping. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

tabel 4.15

Tabel 4.15.Hasil penilaian afektif siklus II

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 13 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 23 siswa (18 siswa) Tuntas
Persentase 64%
ketuntasan

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa untuk penilaian afektif

sudah mengalami peningkatan dilihat dari penilaian afektif sebanyak

23 siswa (64%) sudah tuntas, karena sudah mencapai target

ketercapaian yaitu minimal 18 siswa dengan persentase 50% yang

tuntas dengan minimal nilai 3,5.

Tabel 4.16. Hasil penilaian psikomotorik siklus II

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 18 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 18 siswa (18 siswa) Tuntas
Persentase 50%
ketuntasan
Dilihat dari tabel 4.4 hasil belajar psikomotorik sudah

mengalami kenaikan menjadi 18 siswa (50%) sudah tuntas, karena

sudah mencapai target ketercapaian yaitu minimal 18 siswa dengan

presentase 50% yang tuntas dengan minimal nilai 3,5.

d) Refleksi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II merupakan tindak

lanjut dari siklus I. Pada siklus II ini pembelajaran berjalan lebih baik,

dapat dilihat dari sikap siswa yang lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran walaupun belum semua siswa.

a) Sebagian siswa masih belum aktif ketika berdiskusi dan hanya

menyalin hasil diskusi dari kelompok lain

b) Siswa yang pintar yang masih mendominasi dalam proses

diskusi kelompok

c) Sebagian siswa sudah berani dalam mengungkapkan pendapat

dan tanggapan sendiri, sebelum ditunjuk oleh guru

d) Guru sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah model

Problem Based Learning (PBL), walaupun masih ada

kekurangan seperti masih menjelaskan materi pelajaran.

Setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Dari

hasil yang diperoleh pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai 70 dan dinyatakan tuntas hanya ada 26 siswa (72%)

dan yang belum tuntas ada 10 siswa (28%), maka ini menunjukkan
bahwa hasil ketuntaan belajar belum memenuhi indikator ketuntasan

yaitu 80%. Karena siklus I belum mencapai indikator ketuntasan, maka

guru dan peneliti melakukan perbaikan guna mengoptimalkan hasil

pembelajaran pada siklus III.

3. Siklus III

a) Perencanaan Siklus III

Perencanaan siklus III mengacu pada refleksi II, berdasarkan

hasil pengamatan pada siklus II, maka dibuat perencanaan

rekomendasi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu: guru

menunjuk siswa yang belum aktif dan menanyakan pada setiap

anggota kelompok, siapa yang belum paham pada materi yang

mereka diskusikan.

Dari hasil refleksi siklus II, maka perencanaan pembelajaran

sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi aliran

energi dalam ekosistem dan daur biogeokimia. RPP siklus III

mencakup 1 pertemuan dengan 3 jam pelajaran. Model

pembelajaran yang digunakan adalah model PBL dengan langkah

- langkah mengacu pada Oon-Seng Tan (2003) yaitu :

a) Tahap mengorientasi siswa pada masalah

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

c) Tahap mendukung kelompok investigasi


d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

2) Lembar kerja Siswa(LKS)

3) Lembar observasi kreativitas siswa, terdiri dari 5 indikator untuk

mengukur kreativitas siswa.

4) Soal post test, disusun atau dibuat untuk mengukur aspek kognitif

siswa. Soal post test terdiri dari 25 soal bentuk pilihan ganda.

5) Standarisasi tes

Bahwa soal post test yang sudah disusun dan diuji standarisasi

tes memperoleh hasil sebagai berikut:

a. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 3

Bahwa soal post test yang sudah disusun dan diuji standarisasi

tes memperoleh hasil sebagai berikut:

4.11. Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 3


Indeks Kategori Nomor Soal
Kesukaran Soal
P > 0,700 Mudah 2,5,6,8,13,18,22,,27,28
0,300 p  Sedang 1,3,4,7,9,11,12,14,19,20,21,25,
0,700 26,29
P < 0,300 Sukar 10,15,16,17,23,24,30

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui tingkat

kesulitan butir soal pada siklus 2. Kategori soal mudah

terdapat 9 soal, kategori soal sedang terdapat 14 butir soal, dan


kategori soal sukar terdapat 7 soal. (Hasil dapat dilihat pada

lampiran 25)

b. Daya Beda Butir Soal Siklus 3

4.12. Daya Beda Butir Soal Siklus 3


Interval D Kategori Nomor Soal
Soal
D ≤ 0,200 Jelek 10
0,210<D≤0,400 Cukup 1,2,4,7,8,9,11,15,17,19,20,
21,23,24,26,27,28,30
0,410<D≤0,700 Baik 3,5,6,12,13,14,18,22,25,29
0,710<D≤1,000 Sangat 16
Baik

Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui daya

beda soal pada siklus III. Kategori soal jelek terdapat 1 soal,

kategori soal cukup terdapat 18, kategori soal baik terdapat 10

soal dan kategori soal sangat baik terdapat 1 soal. Karena ada

soal yang jelek maka soal harus di drop, ada 1 soal yang harus

didrop sehingga item soal menjadi 29 .(Hasil dapat dilihat pada

lampiran 26).

c. Reliabilitas Tes Siklus 3

Nilai alpha pada uji coba siklus 3 sebelum didrop

adalah 0,700 setelah soal didrop nilai alpha meningkat menjadi

0,728 maka soal tersebut dinyatakan reliabel. Soal dinyatakan

reliabel jika nilai alpha minimal 0,7 dan maksimal 1. Maka

soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen tes. (Hasil

dapat dilihat pada lampiran 27)


d. Uji Validitas

Tabel 4.21. Uji validitas soal pilihan ganda siklus III

Validitas Nomor soal Keterangan


r xy ≤ r tabel 10,16,23,30 Tidak valid
r xy ≥ r tabel 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,14,15 Valid
,17,18,19,20,21,22,24,25,26,2
7,28,29,30

Jadi, berdasarkan 4 uji tes yang dihitung maka, soal

yang digunakan pilihan ganda sebanyak 26 soal yaitu nomor

1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,14,15,17,18,19,20,21,22,24,25,26,27,

28,29,30. (Hasil dapat dilihat pada lampiran 27).

b) Tindakan Siklus III

Siklus III dilaksanakan dalam pada Selasa, 11 Mei 2021.

Dengan alokasi waktu 3 x 45 menit pada jam ke 1 (08.00 – 10.15).

Materi yang disampaikan adalah aliran energi dalam ekosistem dan

daur biogeokimia. Proses pembelajaran dilakukan oleh guru biologi

Dra Sri Yamsih. Adapun rincian pembelajarannya sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan selama 15 menit

dari jam 08.00 – 08.15. Pada kegiatan pendahuluan hampir

semua siswa sudah siap merespon di forum Google Classroom

dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru


menyampaikan salam pembuka, hampir semua siswa

menjawab salam guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan

dan motivasi, hampir semua siswa aktif menjawab pertanyaan

guru.

2) Kegiatan Inti

a) Tahap mengorientasi peserta didik terhadap masalah

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam 08.15

– 08.30. Pada saat guru memberikan rangsangan kepada

siswa untuk memusatkan perhatian pada topik materi

ekologi yang disampaikan guru melalui video yang

diupload di YouTube.

Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

mempraktekkan apa yang dilakukan guru, hampir semua

anggota kelompok melaksanakan dan menuliskan poin –

poin permasalahannya.

b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar

Tahap ini dilakukan selama 15 menit dari jam 08.30

– 08.45. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

memecahkan permasalahan di LKS dan mengerjakan

pertanyaan, semua anggota kelompok bekerjasama

memecahkan masalah berdasarkan rumusan masalah yang

ditemukan selanjutnya mulai membuat Mind Mapping

sementara untuk dipresentasikan setelah berdiskusi.


c) Tahap mendukung kelompok investigasi

Tahap ini dilakukan selama 30 menit dari jam 08.40

– jam 09.15. Pada saat guru membimbing siswa dalam

kelompok untuk berdiskusi, semua siswa berdiskusi secara

online untuk mencari data informasi mengenai

permasalahan dan berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat dan membuat Mind Mapping sementara.

d) Tahap mengembangkan dan menyajikan artefak dan

memamerkannya

Tahap ini dilakukan selama 40 menit dari jam 09.15

– jam 09.55. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

membuat point-point kesimpulan dan mempresentasikan

secara online menggunakan Zoom.

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

Tahap ini dilakukan selama 5 menit dari jam 09.55

– jam 10.00. Pada saat guru mengarahkan siswa untuk

memverifikasi hasil diskusi dengan literatur dan

mengkonsultasikan kepada guru, semua kelompok

mengkonsultasikan hasil diskusi kepada guru.


Pada saat kegiatan presentasi, hampir semua siswa

memperhatikan saat kelompok lainnya melakukan

presentasi.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup ini dilakukan selama 15 menit dari jam

10.00 – 10.15. Siswa menerima kesimpulann dari guru dan

siswa mendapatkan penugasan berupa Mind Mapping yang

sudah final. Siswa mengerjakan soal post test selama 15 menit.

Pertemuan berakhir dengan ucapan salam.

c) Pengamatan Siklus III

Pelaksanaan tindakan siklus II Ini dilakukan oleh guru materi

pembelajaran biologi bersama peneliti sebagai observer dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang diamati

yaitu aspek afektif dapat diukur dengan menggunakan indikator,

antara lain: disiplin, jujur, tanggung jawab, aktif, santun. Sedangkan

dari segi psikomotorik dengan menggunakan indikator, antara lain :

Sistematika presentasi, Dapat menjawab pertanyaan dengan tepat,

Kejelasan, Kelancaran dalam berkomunikasi, Penggunaan bahasa,

dalam menyusun mind mapping. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

tabel 4.23.
Tabel 4.23. Hasil penilaian afektif siklus III

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 10 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 26 siswa (18 siswa) Tuntas
Presentase 72%
ketuntasan

Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa untuk hasil belajar afektif

sudah tuntas dan mengalami kenaikan dilihat dari jumlah siswa

menjadi 26 siswa (72%), karena sudah mencapai target ketercapaian

yaitu minimal 18 siswa dengan presentase 50% yang tuntas dengan

minimal nilai 3,5.

Tabel 4.24. Hasil penilaian psikomotorik siklus III

Rentang Jumlah Indikator


Keterangan
nilai siswa ketuntasan
a ≤ 3,5 11 siswa Minimal 50% Tidak tuntas
a  3,5 25 siswa (18 siswa) Tuntas
Presentase 69%
ketuntasan

Dilihat dari tabel 4.24 hasil belajar psikomotorik juga

mengalami kenaikan menjadi 25 siswa (69%), karena sudah mencapai

target ketercapaian yaitu minimal 18 siswa dengan presentase 50%

yang tuntas dengan minimal nilai 3,5.


d) Refleksi Siklus III

Pada pelaksanakan pembelajaran siklus III dengan model

Problem Based Learning (PBL) sudah mengalami peningkatan

menjadi lebih baik. Adapun kelebihannya sebagai berikut:

a) Siswa sudah menunjukkan sikap kerjasama dalam kelompok

dengan baik seperti dalam diskusi.

b) Sudah banyak siswa yang ingin bertanya dan menjawab

pertanyaan dari kelompok maupun dari guru

c) Siswa lebih interaktif dalam mengungkapkan pendapat dan

menanggapi.

d) Siswa sudah menunjukkan kreatifitas dalam membuat dan

menuangkan ide dalam mind mapping mengenai materi

pembelajaran.

Setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL)

dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dari hasil

yang diperoleh pada siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai  70 dan dinyatakan tuntas ada 32 siswa (88%) dan

yang belum tuntas ada 4 siswa (12%). Ini menunjukkan bahwa sudah

memenuhi kriteria ketuntasan belajar yaitu minimal atau lebih dari

80%.

Penelitian dicukupkan pada siklus III, karena pada siklus III

hasil belajar biologi dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik telah

mencapai ketuntasan.
C. Perbandingan Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik Siklus I,

II dan III

1. Hasil observasi belajar afektif

Penilaian aspek afektif dari pelakanaan pembelajaran dari siklus ke

siklus yang lain mengalami peningkatan. Pada siklus I penilaian terhadap

aspek afektif siswa 41% (15 siswa), penilaian siklus II 63% (23 siswa) dan

penilaian pada siklus III sebanyak 74% (26 siswa).

Peningkatan ketuntasan dari siklus I sampai siklus III dapat

digambar seperti grafik berikut :

Siklus I Siklus II Siklus III

80% ( 74% )
PERSENTASE JUMLAH SISWA

70% ( 63% )
60%
50%
( 41% ) Indikator
40% 50%
(18 siswa)
30% 15 23 26
Siswa Siswa Siswa
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4.1. Hasil belajar afektif

2. Hasil observasi belajar psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik dari pelaksanaan pembelajaran dari

siklus ke siklus yang lain mengalami peningkatan. Pada siklus I penilaian

terhadap aspek psikomotorik siswa 36% (13 siswa), penilaian siklus II

50% (18 siswa) dan penilaian pada siklus III sebanyak 69% (25 siswa).
Peningkatan ketuntasan dari siklus I sampai siklus III dapat

digambar seperti grafik berikut :

Siklus I Siklus II Siklus III

80%
PERSENTASE JUMLAH SISWA

( 69% )
70%
60%
( 50% )
50%
Indikator
40% ( 36% ) 50%
(18 siswa)
30% 25
13 18
20% Siswa
Siswa Siswa
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4.2. Hasil belajar psikomotorik

3. Hasil belajar kognitif

Ketuntasan klasikal selalu mengalami peningkatan siklus. Pada

siklus I yaitu 66% (24 siswa). Pada siklus II yaitu 72% (26 siswa). Pada

siklus III yaitu 88% (32 siswa). Suatu kelas disebut telah mencapai

ketuntasan klasikal ≥ 80%.

Peningkatan ketuntasan dari siklus I sampai siklus III dapat

digambar seperti grafik berikut :


Siklus I Siklus II Siklus III

100%
( 88% )
PERSENTASE JUMLAH SISWA
80% ( 72% )
( 66% ) Indikator
80%
60% (Nilai>70)

32
40% 24 26 Siswa
Siswa Siswa

20%

0%
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 4.3. Hasil belajar kognitif

D. Pembahasan

Berdasarkan kondisi yang diperoleh dari kondisi awal siswa

sebelum diberi tindakan, nilai hasil belajar biologi siswa dilihat dari ulangan

harian biologi 60%, dan rata- rata kreativitas siswa hanya 45% kemudian

setelah diberi tindakan dengan penerapan model Problem Based Learning

(PBL), hasil belajar mengalami peningkatan dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik dan begitu juga dengan kreativitas siswa mengalami

peningkatan.

Menurut Benjamin Samuel Bloom dari prespektif peserta didikan yang

dikategorikan sebagai pelaku awal peserta didik yang harus diperhatikan dalam

memberikan layanan pendidikan. Sebab afektif peserta didik dapat

mempengaruhi mutu pembelajaran dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini

aspek afektif diposisikan untuk penilaian proses dan hasil pembelajaran yang

harus dilakukan secara berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat

membantu guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang


lebih optimal (Marselius R. Payong, 2011). Dalam penelitian ini, hasil belajar

dari aspek afektif dapat dinilai dari indikator, yaitu: disiplin, jujur, tanggung

jawab, santun.

Hasil yang diperoleh dari siklus I sampai siklus III, yaitu siklus I

sebesar 41%, siklus II 63% dan siklus III 74% dengan indikator keberhasilan

yang ditetapkan dalam penelitian ini minimal 50% yaitu 18 dari 36. Dari hasil

yang telah disebutkan, maka dapat kita ketahui bahwa setiap siklus mengalami

peningkatan. Model Problem Based Learning (PBL) membantu siswa

mengembangkan ilmunya dengan mencari informasi, pada saat siswa

berdiskusi mereka bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah. Hal ini

sesuai dengan pernyataan, strategi pembelajaran dan model-model pendidikan

yang bersifat bebas dan egaliter akan mendukung perkembangan aspek aspek

afektif. Hal itu hanya dapat dicapai lewat proses pendidikan bebas dan metode

pembelajaran aksi dialogikal (diskusi, tanya jawab, dan debat), keaktifan siswa

menjadi unsur yang mata penting dalam menentukan kesuksesan belajar (Asry

Budiningsih. C, 2009).

Aspek psikomotor merupakan pengetahuan yang didasarkan dari

pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk

ketrampilan siswa. Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomorik adalah

mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada

reaksi fisik dan ketrampilan tangan, contohnya kegiatan pelajaran biologi

dalam kegitan praktikum (Sudrajat, 2008).


Hasil belajar dari aspek psikomotorik dapat dinilai dari indikator, antara

lain: kemampuan berkomunikasi dalam presentasi, kemampuan menjawab

pertanyaan pada saat diskusi kelompok dan atau tanya jawab dengan guru dan

kemampuan dalam menyusun mind mapping. Hasil yang diperoleh dari

pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus III, yaitu Siklus I sebesar 36%

(13 siswa), siklus II 50% (18) dan siklus III 69% (25) indikator keberhasilan

yang ditetapkan dalam penelitian ini minimal 50% yaitu 18 dari 36. Dalam

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat mengembangkan

ketrampilan dan kreatifitas siswa dalam mengungkapkan gagasan atau

pendapat dalam bentuk mind mapping dan siswa dapat mengaplikasikan

gagasan atau ide mereka dalam kehidupan nyata.

Aspek kognitif untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang

berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, presepsi dan pengolahan

informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan,

memecahkan masalah dan merencanakan masa depan atau semua proses

psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,

memperhatikan, mengamati, membanyangkan, memperkirakan, menilai, dan

memeikirkan lingkungan. Aspek Kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual (Sudjana, 2004).

Hasil belajar dari aspek kognitif dalam penelitian ini dapat dinilai dari

evaluasi pembelajaran yaitu berupa post test disetiap siklus pada akhir

pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari pembelajarn siklus I sampai dengan

siklus II yaitu, Siklus I sebesar 66% (24 siswa), siklus II 72% (26 siswa) dan
siklus III 88% (32 siswa). Ketika siswa bertanggung jawab dan aktif dalam

kegiatan diskusi, menemukan gagasan dan solusi dalam pemecahan masalah,

mereka dapat lebih mudah memahami dan mengetahui permasalahan yang

mereka pelajari dan ketika dihadapkan dengan tes, mereka dapat mengerjakan

soal tes dengan benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shofiyah (2018) bahwa

pembelajar akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran

dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang diperoleh

sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Guru atau pengajar

akan dapat melakasanakan proses Pembelajaran Berbasis Masalah jika seluruh

perangkat pembelajaran (masalah, formulir pelengkap, dan lain –lain) sudah

siap. Siswa juga harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk

kelompok–kelompok kecil. Penerapan model berbasis masalah dapat

meningkatkan hasil kognitif.

Peningkatan hasil belajar setiap siklus yang meliputi aspek afektif,

psikomotorik dan aspek kognitif yaitu Siklus I, Siklus II dan Siklus III dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Ini sesuai dengan

penelitian Fakhiyah (2014) yang menyatakan dengan PBL, pembelajar akan

menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua

pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil

kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Dengan PBL diharapkan siswa

dapat memecahkan masalah dengan beragam alternatif solusi, serta dapat

mengidentifikasi penyebab permasalahan yang ada. Penerapan model PBL

dapat membantu menciptakan kondisi belajar yang semula hanya transfer


informasi dari dosen kepada siswa ke proses pembelajaran yang menekankan

untuk mengkonstruk pengetahuan berdasarkan pemahaman dan pengalaman

yang diperoleh baik secara individual maupun kelompok. Permasalahan yang

diajukan dalam PBL merupakan masalah nyata yang ada di lapangan.

Hal ini juga sesuai dengan penjelasan. Yunin Nurun, (2014), yang

menjelaskan bahwa di dalam PBL permasalahan yang digunakan adalah

permasalahan yang dihadapi di dunia nyata. Meskipun kemampuan individual

dituntut bagi setiap siswa, tetapi dalam proses belajar dalam PBL siswa belajar

dalam kelompok untuk memahami persoalan yang dihadapi. Kemudian siswa

belajar secara individu untuk memperoleh informasi tambahan yang

berhubungan dengan pemecahan masalah. Peran guru dalam PBL yaitu sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media mind mapping dalam model Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan kreativitas siswa. Kreativitas merupakan

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan karya

nyata,baik dalam cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru

maupun dalam kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semua itu relative

berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya (Antika Mulyani, 2017: 24).

Seseorang yang kreatif akan mampu menemukan pemecahan masalah yang baru untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu, orang yang kreatif juga akan lebih peka terhadap masalah

(Kusumaningrum, 2016).

Dengan demikian dari pembahasan dan data-data yang disajikan, hasil

belajar siswa diukur dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purwanto (2013) yang menjelaskan bahwa Hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar merupakan hasil yang

diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan proses belajar yang

melibatkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diwujudkan dalam

bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.

Maka dapat dikatakan bahwa penerapan model Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas pada

pembelajaran biologi siswa kelas X MIPA 6. Hal ini sesuai dengan penelitian

Zulmi, A (2017) penerapan model problem based lerning dapat meningkatkan

hasil belajar dan kreativitas siswa pada kompetensi sikap, pengetahuan dan

ketrampilan. Diperkuat dengan penelitian Nurtanto, M,. & Sofyan, H,.(2015)

bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh Rina (2015) menjelaskan bahwa

penerapan model Problem Based Learning (PBL) disertai mind mapping dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menarik kesimpulan dlihat dari

proses generalisasi yaitu suatu kegiatan menganalisis yang berhubungan

dengan pembentukan gagasan yang kemudian disimpulkan. Hal ini sesuai

dengan penelitian Wasonowati, R. R. T., Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. (2014).

Pada siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014,

menjelaskan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di X

MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2020/2021, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa “Penerapan model Problem Based Learning

(PBL) dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar biologi pada siswa

kelas X MIPA 6 SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2020/2021”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Dalam pembelajaran Problem Based Learning(PBL), siswa

hendaknya dapat meningkatkan kemampuan belajar secara

berkelompok, meningkatkan rasa percaya diri dalam menyampaikan

pendapat, agar dalam pembelajaran mereka dapat aktif dan kreatif

2. Bagi guru

Guru biologi diharapkan kreatif dan inovatif dalam

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) sesuai dengan

materi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


3. Bagi sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kreativitas dan

hasil belajar siswa, sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran

disekolah.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian

selanjutnya dan diharapkan penelitian selanjutnya mampu

mengembangkan media inovatif lain sebagai pendukung model

Problem Based Learning (PBL).


LAMPIRAN 17
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL TES SIKLUS 1
Nomor Soal
Nama Siswa Skor total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 11
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 19
Al Ivan Dwiki Surya Dana 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Alifah Lintang Khairunnisa 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
Anggun Khoirunnisa 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Annisa Nur Latifah 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20
Bunga Dwi Wulan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Carrissa Maharani Marwasasgita 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 21
Daninta lintang nur'aini 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
Dewi Widarti 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9
Deyana Dwi Saputri 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 18
Dias Ayu Anggita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Eka Sri Ramadhani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
Ferry Nugroho 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
Harrum Nur Latifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Icha may yofhi permata 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
Jihan najwa khairani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 24
Khalimah Syifa Afanin 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Laras Puji Rahayu 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 12
Muhammad ilham cahyono 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 20
Naufal Tsani Mufid 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
Naufal Yulca Maulana 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Novita Anggraeni 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18
Prabowo Eka Admadja 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 18
Ramadhani nur hidayat 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Risma aulia widyaningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
salsabila mutmainah 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Tazkya Hamidah 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 11
Vadilla putri feriska 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26
Yoga Dwi Riawan 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
Zahidah Basma 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 23
Jumlah Siswa yang benar 24 33 11 27 34 34 24 31 24 12 27 12 34 25 13 10 12 33 25 24 24 34 24 27 12 24 34 33 33 34
Siswa yang ikut tes 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

Indeks Kesukaran 0,67 0,92 0,31 0,75 0,94 0,94 0,67 0,86 0,67 0,33 0,75 0,33 0,94 0,69 0,36 0,28 0,33 0,92 0,69 0,67 0,67 0,94 0,67 0,75 0,33 0,67 0,94 0,92 0,92 0,94
Interpretasi Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah
LAMPIRAN 18
DAYA BEDA BUTIR SOAL SIKLUS 1
Nomor Soal
Skor total
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dias Ayu Anggita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
Ramadhani nur hidayat 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Al Ivan Dwiki Surya Dana 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Eka Sri Ramadhani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26
Naufal Tsani Mufid 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
Vadilla putri feriska 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26
Bunga Dwi Wulan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Harrum Nur Latifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Naufal Yulca Maulana 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Risma aulia widyaningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
Jihan najwa khairani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 24
Daninta lintang nur'aini 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 23
Anggun Khoirunnisa 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Jmlh Bka 15 16 8 15 16 16 15 1 9 7 8 9 16 16 12 16 9 16 16 17 15 16 13 15 7 13 16 16 16 16

salsabila mutmainah 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Yoga Dwi Riawan 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
Carrissa Maharani Marwasasgita 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 21
Ferry Nugroho 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21
Icha may yofhi permata 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 20
Muhammad ilham cahyono 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 20
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 19
Alifah Lintang Khairunnisa 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19
DEYANA DWI SAPUTRI 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 18
Novita Anggraeni 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 17
Prabowo Eka Admadja 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 18
Annisa Nur Latifah 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Khalimah Syifa Afanin 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Zahidah Basma 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 11
Laras Puji Rahayu 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 12
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 11
Tazkya Hamidah 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 10
Dewi Widarti 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9
Jmlh Bkb 9 17 3 12 18 18 9 3 4 4 3 3 18 9 3 2 3 3 6 4 9 8 4 5 3 5 8 9 10 8

Daya Beda 0,33 -0,06 0,28 0,17 -0,11 -0,11 0,33 0,44 0,71 0,77 0,81 0,33 -0,11 0,39 0,73 0,78 0,33 0,72 0,56 0,72 0,33 0,44 0,50 0,56 0,22 0,44 0,44 0,39 0,33 0,44
Intepretasi Sedang Jelek Sedang Jelek Jelek Jelek Sedang Baik agt baik sgt baik sgt baik sedang jelek sedang sgt baik Sgt baik sedang Sgt baik Baik sgt baik sedang Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Sedang Sedang Baik
LAMPIRAN 19
UJI RELIABILITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 1

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 36 100.0
Excludeda 0 .0
Total 36 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.726 31

Pengujian Reliabilitas instrumen ini dilakukan terhadap 36 Siswa dengan tingkat signifikan 5% ,
Diperoleh 0,726 lebih besar dari 0,70 sehingga soal – soal ini reliabel.
LAMPIRAN 20
UJI VALIDITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 1
Person
No Soal Nilai Sig Kesimpulan Intepretasi
correlation
Soal 1 0,662 0,000 VALID Tinggi
Soal 2 0,608 0,000 VALID Tinggi
Soal 3 0,294 0,082 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 4 0,435 0,008 VALID Cukup
Soal 5 0,448 0,006 VALID Cukup
Soal 6 0,448 0,006 VALID Cukup
Soal 7 0,662 0,000 VALID Tinggi
Soal 8 0,478 0,003 VALID Rendah
Soal 9 0,345 0,040 VALID Cukup
Soal 10 0,254 0,134 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 11 0,435 0,008 VALID Cukup
Soal 12 0,478 0,003 VALID Cukup
Soal 13 0,448 0,006 VALID Cukup
Soal 14 0,487 0,003 VALID Cukup
Soal 15 0,287 0,090 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 16 0,139 0,420 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 17 0,478 0,003 VALID Cukup
Soal 18 0,608 0,000 VALID Tinggi
Soal 19 0,487 0,003 VALID Cukup
Soal 20 0,345 0,040 VALID Cukup
Soal 21 0,662 0,000 VALID Tinggi
Soal 22 0,448 0,006 VALID Cukup
Soal 23 0,345 0,040 VALID Cukup
Soal 24 0,435 0,008 VALID Cukup
Soal 25 0,125 0,467 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 26 0,345 0,040 VALID Cukup
Soal 27 0,448 0,006 VALID Cukup
Soal 28 0,608 0,000 VALID Tinggi
Soal 29 0,608 0,000 VALID Tinggi
Soal 30 0,448 0,006 VALID Cukup

Jika nilai sig. < 0,05 maka instrumen soal tersebut dapat dikatakan valid
Interpretasi Nilai Validitas
0,800 – 1,00 = Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 = Tinggi
0, 400 – 0,59 = Cukup
0,200 – 0,399 = Rendah
0,000 – 0,199 = Sangat Rendah
LAMPIRAN 21
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL TES SIKLUS 2
Nomor Soal
Skor total
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 11
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 21
Al Ivan Dwiki Surya Dana 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Alifah Lintang Khairunnisa 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 13
Anggun Khoirunnisa 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Annisa Nur Latifah 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
Bunga Dwi Wulan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Carrissa Maharani Marwasasgita 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 24
Daninta lintang nur'aini 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Dewi Widarti 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12
DEYANA DWI SAPUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 23
Dias Ayu Anggita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Eka Sri Ramadhani 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Ferry Nugroho 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
Harrum Nur Latifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Icha may yofhi permata 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
Jihan najwa khairani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26
Khalimah Syifa Afanin 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
Laras Puji Rahayu 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12
Muhammad ilham cahyono 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 21
Naufal Tsani Mufid 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Naufal Yulca Maulana 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Novita Anggraeni 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
Prabowo Eka Admadja 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
Ramadhani nur hidayat 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Risma aulia widyaningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
salsabila mutmainah 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Tazkya Hamidah 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 13
Vadilla putri feriska 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 25
Yoga Dwi Riawan 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Zahidah Basma 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 21
Jumlah Siswa yang benar 12 33 34 20 34 34 9 31 24 34 25 6 34 25 24 27 12 6 25 24 24 34 24 25 33 24 34 33 33 22
Siswa yang ikut tes 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

Indeks Kesukaran 0,33 0,92 0,94 0,27 0,94 0,94 0,19 0,86 0,67 0,94 0,69 0,17 0,94 0,69 0,67 0,75 0,33 0,17 0,69 0,67 0,67 0,94 0,67 0,69 0,92 0,67 0,94 0,92 0,92 0,61
Interpretasi Sedang mudah mudah sukar mudah mudah sukar mudah sedang mudah sedang sukar mudah sedang sedang mudah sedang sukar sedang sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang mudah mudah mudah sedang
LAMPIRAN 22
DAYA BEDA BUTIR SOAL SIKLUS 2
Nomor Soal
Skor total
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 11
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 21
Al Ivan Dwiki Surya Dana 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Alifah Lintang Khairunnisa 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 13
Anggun Khoirunnisa 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Annisa Nur Latifah 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 24
Bunga Dwi Wulan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Carrissa Maharani Marwasasgita 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 23
Daninta lintang nur'aini 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Dewi Widarti 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 14
DEYANA DWI SAPUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 24
Dias Ayu Anggita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
Eka Sri Ramadhani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
Ferry Nugroho 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
Jumlah Bka 8 18 17 14 18 15 12 16 12 17 14 16 17 13 12 14 11 6 15 12 12 17 12 14 16 12 17 16 16 17

Harrum Nur Latifah 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25


Icha may yofhi permata 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15
Jihan najwa khairani 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 19
Khalimah Syifa Afanin 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16
Laras Puji Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6
Muhammad ilham cahyono 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 11
Naufal Tsani Mufid 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 13
Naufal Yulca Maulana 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 13
Novita Anggraeni 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 9
Prabowo Eka Admadja 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 8
Ramadhani nur hidayat 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16
Risma aulia widyaningrum 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10
salsabila mutmainah 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6
Tazkya Hamidah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5
Vadilla putri feriska 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 19
Yoga Dwi Riawan 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11
Zahidah Basma 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 17
Jumlah Bkb 6 6 4 7 5 2 6 10 5 7 9 9 11 9 5 10 6 2 6 6 4 9 7 8 9 7 10 12 9 8
Daya Beda 0,11 0,67 0,72 0,39 0,72 0,72 0,33 0,33 0,39 0,56 0,28 0,17 0,33 0,22 0,39 0,22 0,28 0,22 0,50 0,33 0,44 0,44 0,28 0,33 0,39 0,28 0,39 0,22 0,39 0,50
Intepretasi jelek baik sgt baik Cukup sgt baik sgt baik cukup Cukup cukup baik Cukup Jelek cukup cukup cukup Cukup cukup cukup baik cukup baik baik cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup baik
LAMPIRAN 23
UJI RELIABILITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 2

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 36 100.0
Excludeda 0 .0
Total 36 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.728 31

Pengujian Reliabilitas instrumen ini dilakukan terhadap 36 Siswa dengan tingkat signifikan 5% ,
Diperoleh 0,728 lebih besar dari 0,70 sehingga soal – soal ini reliabel.
LAMPIRAN 24
UJI VALIDITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 2
Person
No Soal Nilai Sig Kesimpulan Intepretasi
correlation
Soal 1 0,323 0,055 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 2 0,663 0,000 VALID Tinggi
Soal 3 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 4 0,533 0,001 VALID Cukup
Soal 5 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 6 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 7 0,634 0,000 VALID Tinggi
Soal 8 0,396 0,017 VALID Rendah
Soal 9 0,412 0,012 VALID Cukup
Soal 10 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 11 0,533 0,001 VALID Cukup
Soal 12 -0123 0,475 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 13 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 14 0,377 0,024 VALID Rendah
Soal 15 0,634 0,000 VALID Tinggi
Soal 16 0,533 0,001 VALID Cukup
Soal 17 0,404 0,014 VALID Cukup
Soal 18 0,034 0,842 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 19 0,377 0,024 VALID Rendah
Soal 20 0,417 0,012 VALID Cukup
Soal 21 0,634 0,000 VALID Tinggi
Soal 22 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 23 0,412 0,012 VALID Cukup
Soal 24 0,533 0,001 VALID Cukup
Soal 25 0,663 0,000 VALID Tinggi
Soal 26 0,412 0,012 VALID Cukup
Soal 27 0,470 0,004 VALID Cukup
Soal 28 0,633 0,000 VALID Tinggi
Soal 29 0,633 0,000 VALID Tinggi
Soal 30 0,470 0,004 VALID Cukup

Jika nilai sig. < 0,05 maka instrumen soal tersebut dapat dikatakan valid
Interpretasi Nilai Validitas
0,800 – 1,00 = Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 = Tinggi
0, 400 – 0,59 = Cukup
0,200 – 0,399 = Rendah
0,000 – 0,199 = Sangat Rendah
LAMPIRAN 25

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL TES SIKLUS 3


Nomor Soal
Skor total
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 12
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 19
Al Ivan Dwiki Surya Dana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 24
Alifah Lintang Khairunnisa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 16
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 8
Anggun Khoirunnisa 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 18
Annisa Nur Latifah 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 16
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 17
Bunga Dwi Wulan 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 23
Carrissa Maharani Marwasasgita 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 19
Daninta lintang nur'aini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24
Dewi Widarti 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 10
DEYANA DWI SAPUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 18
Dias Ayu Anggita 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22
Eka Sri Ramadhani 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22
Ferry Nugroho 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
Harrum Nur Latifah 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23
Icha may yofhi permata 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18
Jihan najwa khairani 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 23
Khalimah Syifa Afanin 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 17
Laras Puji Rahayu 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 10
Muhammad ilham cahyono 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 18
Naufal Tsani Mufid 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 22
Naufal Yulca Maulana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 22
Novita Anggraeni 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 15
Prabowo Eka Admadja 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 16
Ramadhani nur hidayat 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 22
Risma aulia widyaningrum 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 20
salsabila mutmainah 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 17
Tazkya Hamidah 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 8
Vadilla putri feriska 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 19
Yoga Dwi Riawan 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 18
Zahidah Basma 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 20
Jumlah Siswa yang benar 24 33 18 22 34 34 24 31 24 6 15 12 34 25 10 2 10 33 25 24 24 34 4 10 25 24 34 33 23 6
Siswa yang ikut tes 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

Indeks Kesukaran 0,67 0,92 0,50 0,61 0,94 0,94 0,67 0,86 0,67 0,17 0,42 0,33 0,94 0,69 0,28 0,06 0,28 0,92 0,69 0,67 0,67 0,94 0,11 0,28 0,69 0,67 0,94 0,92 0,64 0,17
Interpretasi Sedang mudah Sedang Sedang mudah mudah sedang mudah sedang sukar Sedang sedang mudah sedang Sukar sukar Sukar mudah sedang sedang sedang mudah sukar Sukar sedang sedang mudah mudah Sedang sukar
LAMPIRAN 26
DAYA BEDA BUTIR SOAL SIKLUS 3
Nomor Soal
Skor total
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A.Nanda Ayu Nadhella J.S. 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 12
Al Fariza Juniar Ade Syah Putri 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 19
Al Ivan Dwiki Surya Dana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
Alifah Lintang Khairunnisa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 20
Alifia kurniasari 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 10 0 0 1 0 1 1 1 22
Anggun Khoirunnisa 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25
Annisa Nur Latifah 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 20
Aqila Keyrona Subyantoro 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 20
Bunga Dwi Wulan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27
Bunga Lestari Kurniasih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 28
Carrissa Maharani Marwasasgita 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
Daninta lintang nur'aini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
Dewi Widarti 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 14
DEYANA DWI SAPUTRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 22
Dias Ayu Anggita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
Eka Sri Ramadhani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Fadhilah Na'ilah Hanifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 27
Ferry Nugroho 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
Jumlah Bka 12 16 17 14 17 17 12 16 12 10 14 13 14 13 14 13 10 16 13 10 12 17 17 12 13 14 17 16 16 11

Harrum Nur Latifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24


Icha may yofhi permata 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 15
Jihan najwa khairani 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 20
Khalimah Syifa Afanin 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 10
Laras Puji Rahayu 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 7
Muhammad ilham cahyono 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 14
Naufal Tsani Mufid 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 12
Naufal Yulca Maulana 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 14
Novita Anggraeni 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5
Prabowo Eka Admadja 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
Ramadhani nur hidayat 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 12
Risma aulia widyaningrum 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 10
salsabila mutmainah 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 9
Tazkya Hamidah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 4
Vadilla putri feriska 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 19
Yoga Dwi Riawan 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 12
Zahidah Basma 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15
Zhafira Layla Az Zahra 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 18
Jumlah Bkb 7 10 9 9 8 9 8 11 7 7 9 5 6 4 10 0 6 7 8 5 7 9 8 6 9 5 12 9 8 7

Daya Beda 0,28 0,33 0,44 0,28 0,50 0,44 0,22 0,28 0,28 0,17 0,28 0,44 0,44 0,50 0,22 0,72 0,22 0,50 0,28 0,28 0,28 0,44 0,50 0,33 0,22 0,50 0,28 0,39 0,44 0,22
Intepretasi Cukup cukup baik Cukup baik Baik cukup cukup Cukup jelek cukup baik Baik Baik cukup Sgt Baik cukup Baik cukup cukup cukup baik Cukup cukup cukup Baik cukup cukup baik cukup
LAMPIRAN 27
UJI RELIABILITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 3
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 36 100.0

Excludeda 0 .0

Total 36 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.728 31

Pengujian Reliabilitas instrumen ini dilakukan terhadap 36 Siswa dengan tingkat signifikan 5% ,
Diperoleh 0,728 lebih besar dari 0,70 sehingga soal – soal ini reliabel.
LAMPIRAN 28
UJI VALIDITAS SOAL POST TEST
SIKLUS 3
Person
No Soal Nilai Sig Kesimpulan Intepretasi
correlation
Soal 1 0,573 0,000 VALID Cukup
Soal 2 0,606 0,000 VALID Tinggi
Soal 3 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 4 0,527 0,001 VALID Cukup
Soal 5 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 6 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 7 0,573 0,000 VALID Cukup
Soal 8 0,416 0,012 VALID Cukup
Soal 9 0,355 0,034 VALID Rendah
Soal 10 0,097 0,574 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 11 0,527 0,001 VALID Cukup
Soal 12 0,492 0,002 VALID Cukup
Soal 13 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 14 0,507 0,002 VALID Cukup
Soal 15 0,527 0,001 VALID Cukup
Soal 16 0,078 0,653 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 17 0,492 0,002 VALID Cukup
Soal 18 0,606 0,000 VALID Tinggi
Soal 19 0,507 0,002 VALID Cukup
Soal 20 0,355 0,034 VALID Rendah
Soal 21 0,573 0,000 VALID Cukup
Soal 22 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 23 -0,087 0,615 TIDAK VALID Tidak Digunakan
Soal 24 0,527 0,001 VALID Cukup
Soal 25 0,507 0,002 VALID Cukup
Soal 26 0,355 0,034 VALID Rendah
Soal 27 0,471 0,004 VALID Cukup
Soal 28 0,606 0,000 VALID Tinggi
Soal 29 0,606 0,000 VALID Tinggi
Soal 30 -0,026 0,003 TIDKA VALID Tidak Digunakan

Jika nilai sig. < 0,05 maka instrumen soal tersebut dapat dikatakan valid
Interpretasi Nilai Validitas
0,800 – 1,00 = Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 = Tinggi
0, 400 – 0,59 = Cukup
0,200 – 0,399 = Rendah
0,000 – 0,199 = Sangat Rendah

Anda mungkin juga menyukai