Upacara Ngaben
RIZKY MAULANA
X TAB1 / 31
Kata Pengantar ii
Bab I Pendahuluan
1.2 Tujuan 1
Bab II pembahasan
A. Proses Ngaben 3
B. Penjelasan Ngaben 7
3.1 Simpulan 9
3.2 Saran 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ngaben merupakan yadnya kepada roh leluhur yang dilakukan secara tulus. Dalam
proses upacara Ngaben ini dibagi menjadi tiga tingkatan,yaitu utama, madya,dan nista.
Utama yaitu dalam prosesi pelaksanaannya tidak ada waktu atau hari yang dipercepat. Madya
yaitu dalam pelakanaan ada waktu atau hari yang dipercepat sesuai kondisi yang ada dan
karena faktor jarak peserta Ngaben dari tempat pelaksanaannya. Sedangkan Nista, yaitu
pelaksanaannya dilakukan setelah orang itu meninggal dan prosesi pelaksanaannya tidak
1.2 Tujuan
1
1.4 Batasan Masalah
Agar tidak terjadinya perluasan masalah pada makalah in, maka saya membatasi
berdasarkan pengalaman yang terjadi dan pernah dialami di daerah Desa Basarang Jaya, Kec.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Ngaben
Ngaben pada umumnya dilakukan secara berkelompok. Hal ini dikarenakan faktor
biaya yang diperlukan. Adapun proses Ngaben dari awal hingga akhir yaitu :
a. Pembuatan Taring
Taring Adalah pembuatan sejenis tenda yang atapnya terbuat dari daun kelapa yang
dianyan sedemakian rupa. Biasanya pembuatan taring dilakukan satu bulan sebelum hari
pelaksanaannya. Dalam pembuatan taring melibatkan seluruh sekaa atau anggota banjar yang
b. Ngayah
Ngayah adalah pembuatan banten, alat-alat, bahan-bahan untuk upacara secara gotong
royong yang dilakukan oleh perwakilan dari keluarga peserta ngaben. Ngayah dilakukan
setelah pembuatan taring dan dibantu oleh tukang ( ahli pembuatan banten ). Ngayah
3
c. Pembuatan Wadah, simbol berbentuk hewan sesuai soroh (marga), dan Balai
Pemujuan
Pembuatan Wadah
Wadah merupakan tempat yang dibuat seperti pagoda. Tingkatan wadah yang dibuat
tergantung kasta. Untuk kasta Brahmana biasanya tingkatan ( tumpang ) manimal Sembilan,
kasta ksatria dan waisya biasanya hanya tingkatan ( tumpang ) tujuh, dan kasta sudra
biasanya hanya maksimal tingkatan ( tumpang ) lima. Wadah dibuat sedemikian rupa, dihias,
dan yang terpenting wadah tidak boleh diganggu oleh makhluk halus atau sejenisnya. Wadah
berfungsi untuk tempat membawa semua sawe ( tulang-tulang ) sebelum dibakar. Dalam
banjar atau kelompok ngaben cukup hanya satu dalam pembuatan wadah.
Ada beberapa jenis bentuk hewan yang digunakan dalam upacara ngaben yaitu singe
bare ( singa bersayap ), lembu ( sapi ), dan gajah mina ( ikan berkepala gajah ). Setia marga
berbeda simbol hewannya dengan marga yang lain. Dalam pembuatan simbol hewan ini,
memerlukan biaya minimal 1 juta rupiah. Kemudian dihias sedemikian rupa dengan ukiran –
ukiran bahkan ditambah lampu natal. Dari banyak simbol hewan, akan dipilih salah satu
untuk nantinya pada hari pelaksanaanya digunakan sebagai pengencek wadah. Biasanya yang
digunakan adalah bentuk singa bare ( singa bersayap )yang memenuhi criteria sebagai
berikut, yaitu terlihat seram/galak, dan kecil/ceper. Pada saat wadah diarak, maka hewan
pengencek akan berada di depan yang nantinya mulai mengencek ( mengejek ). Dimana saat
4
Pembuatan balai pemujuaan
Balai pemujuan digunakan sebagai tempat simbol hewan tersebut. Biaya untuk
pembuatannya menghabiskan sekitar lebih 2 juta rupiah. Tapi jika ingin yang lebih bagus
maka biaya yang dikeluarkan lebih 5 juta rupiah. Pembuatan balai memerlukan waktu yang
Upacara ini dilaksanakan dua hari sebelum hari pelaksanaan ngaben. Biasanya diikuti
oleh anggota keluarga yang diabenkan. Upacara ini diiringi oleh baleganjur. Baleganjur
adalah gong yang dimainkan oleh sekaa gong atau anggota pemain gong banjar yang menjadi
penyelenggara. Dalam upacara ini mengarak sepasang kekasih yang sering disebut kaki
e. Pembongkaran kuburan
Pembongkaran kuburan dilakukan secara masal dan mengambil tulang-tulang tanpa tersisa
daerah, tetapi jika mengikuti ngaben di luar daerah cukup melakukan mungkah. Mungkah
adalah cukup membawa tanah kuburan ke daerah tempat ngaben dan hanya merusak kuburan
Setelah semua tulang selesai diambil,kemudian dibawa dan disimpan di tempat yang
telah dibuat dekat dengan tempat wadah. Pada saat itu, pembawa tulang disambut dengan
5
f. Hari Pembakaran atau Puncak Pelaksanaan Ngaben
Pada hari ini,semua sawe atau tulang disimpan pada wadah. Semua balai balai
pemujuan dan simbol hewan dibawa terlebih dahulu ke tempat pembakaran. Sebelum wadah
diarak, disambut dengan tari baris untuk menandakan bahwa wadah siap diarak.
Biasanya wadah mulai diarak dengan diputar selama tiga kali putaran,kemudian
diarak maju mundur sesuai simbol hewan pengencek. Selama wadah diarak dan dibawa
ketempat pembakaran, ada dua anak kecil yang sebelumnya sudah ditunjuk menjadi
pengubus wadah. Pengubus wadah merupakan penolak atau mengusir makhluk halus yang
ingin mengganggu. Selain pengubus wadah, ada beberapa orang-orang suci atau pinandita
Setelah wadah sampai di tempat pembakaran dan wadah selesai diarak, maka kedua
anak kecil sebagai pengubus dibawa turun dari atas wadah dan diantar pulang ke rumah
masing-masing dengan cara digendong. Hal ini dikarenakan anak kecil tadi merupakan
musuh dari makhluk halus. Bila kedua anak ini berjalan turun tanpa digendong,maka akan
berakibat fatal terhadap umur anak-anak ini. Kemudian semua sawe atau tulang diturunkan
dari wadah dan dibawa ke balai pemujuan yang sudah ada simbol hewan. Setelah semua
sawe berada di balai pemujuan masing-masing,maka wadah dan balai pemujuan beserta
Setelah api mulai padam, maka anggota keluarga mencari tulang-tulang yang masinh
utuh kemudian diulek secara bergilir sampai menjadi halus kemudian disimpan dalam kelapa
kuning ( kelapa gading ) dan dibungkus kain kafan. Setelah pembakaran, maka semua abu
tulang dibawa ke pura segara/segare. Pura ini adalah pura yang disebut pura lautan, sungai,
dan pantai.
6
g. Upacara Ngerorasen ( dua belas hari pembakaran )
Upacara Ngerorasen adalah upacara setelah dua belas hari pembakaran. Upacara ini
akan disambut dengan tari topeng sidakarye. Yang artinya bahwa upacara ngaben sudah
selesai. Upacara ini bisa dilaksanakan tiga hari setelah pembakaran, tidak harus pas dua belas
hari. Hal ini karena faktor jarak kediaman peserta ngaben dan tempat pelaksanaannya yang
h. Upacara nuntun
Upacara ini biasanya dilakukun di Bali. Upacara ini bertujuan untuk menebus roh
leluhur yang masih tertahan di dunia roh. Ada dua belas pura tempat menebus roh, yaitu pura
besakih, pura goa lawah, tegal penangsaran, dan yang lainnya. Kemudian abu tulang di
larutkan di segare ( pantai ). Setelah upacara ini, sisa abu tulang di semayamkan di pura rong
dua.
7
B. Penjelasan Ngaben
mengembalikan ke udara atau angin melalui asap pembakaran, mengembalikan menjadi sinar
matahari, dan mengembalikan ke air melalui menghanyutkan abu. Semua hal itu berkaitan
Bali yang melambangkan alam bwah loka atau alam pitare atau alam roh.
Penebusan yang paling penting yaitu di pura besakih, pura goa lawah, dan di tegal
penangsaran. Karena jika pada masa hidup di dunia melakukan banyak dosa, maka roh akan
tertahan di tiga tempat itu. Tegal penangsaran merupakan tempat yang melambangkan dunia
neraka yang terdapat sebuah jembatan terbuat dari sebuah kayu bilamana salah melangkah,
maka akan tercebur ke kawah yang berisi minyak mendidih. Jembatan ini disebut titi ugal-
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi, Ngaben adalah upacara sakral bagi umat hindu. Yang mana merupakan suatu
pembayaran salah satu hutang kepada para leluhur dengan melaksanakan Ngaben. Serta
dalam Ngaben harus menyiapkan dana minimal tiga puluh juta rupiah.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini dan atas pertimbangan dosen pengajar, semoga nantinya