Anda di halaman 1dari 66

1 PERTUMBUHAN EFISIENSI PEMANFAATAN

2 PAKAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA


3 (Oreochromis niloticus) YANG DI PUASAKAN SECARA
4 PERIODIK
5

8 SKRIPSI

10 SURIANA
11 O 271 162

12

13

14

15 PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


16 JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
17 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
18 UNIVERSITAS TADULAKO
19 PALU
20 2021
21 PERTUMBUHAN EFISIENSI PEMANFAATAN
22 PAKAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA
23 (Oreochromis niloticus) YANG DI PUASAKAN SECARA
24 PERIODIK
25

26 SKRIPSI

27

28 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk


29 Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Akuakultur Jurusan
30 Perikanan dan Kelautan Fakultas Peternakan Dan Perikanan
31 Universitas Tadulako
32

33 SURIANA
34 O 271 16 162

35

36

37

38 PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


39 JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
40 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
41 UNIVERSITAS TADULAKO
42 PALU
43 2021

ii
44 RINGKASAN

45 Suriana (O 271 16 162) pertumbuhan efisiensi pemanfaatan pakan dan


46kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan secara
47periodik (Eka Rosyida, 2021 dan Nur Hasanah, 2021)
48
49 Ikan nila (Orechromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan
50yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani karena
51ikan nila memiliki keunggulan diantaranya memiliki rasa daging yang enak, gurih,
52dan tidak memiliki banyak duri sehingga banyak diminati oleh konsumen.
53Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari dimulai tanggal 04 Maret sampai 02
54Mei 2021. Bertempat di Laboratorium Kualitas Air dan Biota Akuatik, Fakultas
55Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.
56Organisme uji yang digunakan adalah benih ikan nila dengan ukuran panjang
57berkisar 7-8 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang
58terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga sebanyak 20 unit satuan
59percobaan. Perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan A, pemberian pakan tanpa
60pemuasaan (Kontrol). Perlakuan B, 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi
61pakan 1 kali sehari. Perlakuan C, 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi pakan
622 kali sehari Perlakuan D, 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi pakan 3 kali
63sehari.
64 Data pertumbuhan bobot mutlak panjang mutlak dan efisiensi pemanfaatan
65pakan dianalisis ragam (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%, selanjutnya
66dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antar
67perlakuan dengan menggunakan Program Minitab 16. Kualitas air dan
68kelangsungan hidup disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara
69deskriptif.
70 Pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan dan kelangsungan hidup ikan
71nila yang di puasakan secara periodik memberikan pengaruh nyata terhadap
72pertumbuhan bobot dan panjang mutlak (P<0,05) benih ikan nila. Pertumbuhan
73bobot dan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan dengan pemuasaan
74satu hari tiga hari diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga
75kali sehari, sebesar 5,93 g dan 1,27 cm. Efisiensi pakan tertinggi didapatkan pada
76pemuasaan satu hari diberi makan tiga hari dengan frekuensi pemberian pakan
77sebanyak tiga kali sehari yaitu 8.85%. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila
78berkisar 88%-92%. Nilai kualitas air masih berada pada kisaran yang layak bagi
79kebutuhan hidup ikan nila.
80
81Kata Kunci: Benih ikan nila, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang
82mutlak, Efisiensi pakan, kelangsungan hidup.
83

iii
84
85

86 HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan dan


kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang dipuasakan secara periodik

Nama : Suriana
Stambuk : O 271 16 162
Jurusan : Kelautan dan perikanan
Universitas : Tadulako
87

88 Palu, November 2021

89 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Eka Rosyida, M.App. Sc Nur Hasanah, S.Pi., M.Si


NIP. 19691216 199403 2 010 NIP. 19900107 201903 2 022
90

91 Disahkan oleh,
92 Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan
93 Universitas Tadulako
94

95 Dr. Ir. Rusdin, MP


96 NIP. 19650130 199302 1 001
97
98

iv
99 HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

100Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1011. Karya ilmiah (skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
102 mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di
103 Universitas Tadulako maupun di Perguruan Tinggi yang lain.
1042. Karya ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri
105 tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
1063. Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
107 atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
108 dicantumkan sebagai acuan dan menuliskan sumber acuan tersebut dalam
109 daftar pustaka.
1104. Peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudia hari
111 terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
112 bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
113 diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
114 berlaku di perguruan tinggi.
115 Palu, November 2021
116 Yang membuat pernyataan,
117 Materai Rp.6000
118

119

120 Suriana
121 NIM. O 271 16162

122

123

124

125

v
126 UCAPAN TERIMAKASIH

127 Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

128karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

129“Pertumbuhan efisiensi pemanfaatan pakan dan kelangsungan hidup ikan nila

130(Oreochromis niloticus) yang dipuasakan secara periodik” dengan baik. Penulis

131mengucapkan terima kasih yang yang sebesar-sebesarnya kepada kedua orang tua

132ayahanda Asrin ATO, ibunda Rajeni NUBO. Suami tercinta Muh. Rifaldhi dan

133mertua papa Drs. Makmun dan mama Hajrah yang selalu mendukung dan

134memberi do’a serta kasih sayang yang tidak terhingga kepada penulis. Keluarga

135besar tercinta yang selalu memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan

136skripsi. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1371. Ibu Dr. Ir. Eka Rosyida, M.App. Sc dan Nur Hasanah, S.Pi., M.Si selaku

138 pembimbing yang memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada

139 penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

1402. Bapak Rusaini S.Pi., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan Perikanan dan

141 Kelautan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.

1423. Bapak Dr. Akbar Marzuki Tahya, S.Pi., M.Si selaku Koordinator Program

143 Studi Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.

1444. Segenap dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan

145 Universitas Tadulako yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan tentang

146 perikanan.

1475. Teman-teman Akuakultur Angkatan Piranha 2016, khususnya Moh. Tasbi,

148 ABD. Rahman, ABD. Kahar, Anisa Indrianingsih Badrusalam, Risdawati,

vi
149 Dina mulia, dan Moh. Fitrah. yang telah membantu dan memberikan motifasi

150 dalam penyusunan skripsi ini.

151 Penulis menyadari isi laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

152itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

153perbaikan Skripsi ini.

154

155 Palu, November 2021

156

157 Suriana

158

159

160

161

162

163

164

165

vii
166 DAFTAR ISI

167 Halaman

168HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
169HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
170RINGKASAN.................................................................................................. iii
171HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
172HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.................................................. v
173UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... vi
174DAFTAR ISI................................................................................................... vii
175DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
176DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
177DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
178
179BAB 1 PENDAHULUAN

180 1.1 Latar Belakang............................................................................... 1


181 1.2 Tujuan............................................................................................ 3
182 1.3 Manfaat.......................................................................................... 3
183 1.4 Hipotesis........................................................................................ 3
184
185BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

186 2.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis niiloticus)................................... 4


187 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi.................................................. 4
188 2.1.2 Habitat.................................................................................. 5
189 2.1.3 Pakan dan Kebiasaan Makan............................................... 6
190 2.2 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup.......................................... 7
191 2.3 Efisiensi Pakan................................................................................ 8
192 2.4 Pemuasaan....................................................................................... 8
193 2.5 Kualitas Air..................................................................................... 9
194
195BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN
196
197 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 12
198 3.2 Materi Penelitian............................................................................. 12
199 3.2.1 Organisme Uji....................................................................... 12
200 3.2.2 Alat dan Bahan...................................................................... 12
201 3.3 Tahap Penelitian.............................................................................. 13
202 3.3.1. Persiapan Wadah.................................................................. 13
203 3.3.2 Penebaran Organisme Uji.................................................... 14
204 3.3.3 Pemeliharaan Orgaisme Uji................................................. 14

viii
205 3.4 Rancangan Penelitian ..................................................................... 15
206 3.5 Variabel Penelitian ......................................................................... 16
207 3.5.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak................................................. 16
208 3.5.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak.............................................. 16
209 3.5.3 Efesiensi Pemanfaatan Pakan.............................................. 17
210 3.5.4 Kelangsungan Hidup............................................................ 17
211 3.5.5 Kualitas Air.......................................................................... 18
212 3.6 Analisis Data................................................................................... 18

213BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

214 4.1 Hasil................................................................................................ 20


215 4.1.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak.................................................. 20
216 4.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak............................................... 21
217 4.1.3 Efesiensi Pemanfaatan Pakan............................................... 22
218 4.1.4 Kelangsungan Hidup............................................................. 23
219 4.1.5 Kualitas Air........................................................................... 23
220 4.2 Pembahasan..................................................................................... 24
221 4.2.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak.................................................. 24
222 4.2.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak............................................... 26
223 4.2.3 Efesiensi Pemanfaatan Pakan............................................... 27
224 4.2.4 Kelansungan Hidup............................................................... 28
225 4.2.5 Kualitas Air........................................................................... 29

226BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

227 5.1 Kesimpulan..................................................................................... 31


228 5.2 Saran............................................................................................... 31

229DAFTAR PUSTAKA
230LAMPIRAN
231RIWAYAT PENULIS
232

233

234

235

236

237

238

ix
239 DAFTAR TABEL

240Tabel 3-1 Alat yang digunakan dalam penelitian............................................... 12


241Tabel 3-2 Bahan yang digunakan dalam penelitian............................................ 13
242Tabel 3-3 Variabel kualitas air yang diamati selama penelitian......................... 19
243Tabel 4-1 Kualitas air selama penelitian............................................................. 24
244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

x
256 DAFTAR GAMBAR

257Gambar 2-1 Ikan Nila (Orechromis niloticus)...................................................... 4


258Gambar 3-1 Tata letak Wadah Penelitian .............................................................16
259Gambar 4-1 Pertumbuhan Bobot mutlak benih ikan Nila.....................................20
260 (Orechromis niloticus)
261Gambar 4-2 Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Nila..................................21
262 (Orechromis niloticus)
263Gambar 4-3 Efisiensi pemanfaatan pakan benih ikan Nila...................................22
264 (Orechromis niloticus)
265Gambar 4-4 Kelangsungan hidup benih ikan Nila (Orechromis niloticus)...........23
266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

xi
276 DAFTAR LAMPIRAN

277Lampiran 1 Pertumbuhan Bobot Mutlak pada Ikan Nila................................... 39


278 Nila (Orechromis niloticus)
279Lampiran 2 Uji Normalitas Pertumbuhan Bobot Mutlak pada.......................... 40
280 Ikan Nila (Orechromis niloticus)
281Lampiran 3 Uji Homogenitas Pertumbuhan Bobot Mutlak pada ...................... 40
282 Ikan Nila (Orechromis niloticus)
283Lampiran 4 Analisis Ragam ANOVA Pertumbuhan Bobot Mutlak.................. 41
284 Pada Ikan Nila (Orechromis niloticus)
285Lampiran 5 Pertumbuhan panjang Mutlak pada Ikan Nila................................ 42
286 (Orechromis niloticus)
287Lampiran 6 Uji Normalitas Pertumbuhan panjang Mutlak pada....................... 43
288 Ikan Nila (Orechromis niloticus)
289Lampiran 7 Uji Homogenetas Pertumbuhan panjang Mutlak pada................... 43
290 Ikan Nila (Orechromis niloticus)
291Lampiran 8 Analisis Ragam Anova Pertumbuhan panjang Mutlak................... 44
292 Ikan Nila (Orechromis niloticus)
293Lampiran 9 Efisiensi pakan pada Ikan Nila (Orechromis niloticus) ................ 45
294Lampiran 10 Uji Normalitas Efisiensi pakan pada Ikan Nila ........................... 46
295 (Orechromis niloticus)
296Lampiran 11 Uji Homogenetas Efisiensi pakan pada Ikan Nila ....................... 46
297 (Orechromis niloticus)
298Lampiran 12 Analisis Ragam Anova Efisiensi pakan Ikan Nila ........................ 47
299 (Orechromis niloticus)
300Lampiran 13 Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Orechromis niloticus)................ 48
301Lampiran 14 Dokumentasi.................................................................................. 49
302

303

304

305

306

307

308

xii
309 BAB 1 PENDAHULUAN

3101.1 Latar Belakang

311 Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup berkembang

312(Anugraheni, 2016). Menurut KKP, produksi perikanan budidaya tahun 2020

313mencapai 18,44 juta ton. Salah satu komoditas budidaya ikan air tawar yang

314memiliki permintaan cukup tinggi di pasar domestik maupun ekspor adalah ikan

315nila (Oreochromis niloticus) (Rosadi dkk., 2012). Menurut Wijaya (2011) ikan

316nila merupakan salah satu komoditas unggulan bagi masyarakat indonesia. Ikan

317nila sebagai sumber protein hewani yang mempunyai kandungan gizi 17,7 %

318protein dan 1,3% lemak. Beberapa keunggulan ikan nila diantaranya merupakan

319ikan omnivora yang memiliki toleransi salinitas yang luas terhadap lingkungan,

320budidaya yang mudah, kandungan gizi yang tinggi, rasa daging yang digemari dan

321harga relatif terjangkau.

322 Pakan ikan merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan usaha

323budidaya, namun biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pakan relatif besar

324mencapai 35-70% dari total biaya produksi (Mustofa dkk., 2018). Oleh sebab itu,

325salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara membatasi pemberian

326pakan pada usaha budidaya ikan nila sehingga produktivitasnya meningkat

327(Rachmawati dkk., 2010). Metode pemberian pakan yang efisien salah satunya

328ialah dengan metode pemuasaan guna meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan

329serta mempercepat pertumbuhan ikan. Pemuasaan adalah salah satu cara yang

330dapat digunakan untuk mengurangi konsumsi pakan maupun akumulasi amoniak

331(Tahe, 2008).
2

332 Pemuasaan secara periodik, menurut Rachmawati dkk., (2010) mampu

333meningkatkan kecepatan pertumbuhan ikan setara bahkan lebih tinggi jika

334dibandingkan dengan tanpa pemuasaan. Pemuasaan secara periodik juga dapat

335meningkatkan nafsu makan akibat terjadinya pengosongan lambung selama

336periode pemuasaan sehingga konsumsi pakan harian meningkat pada saat ikan

337diberi makan kembali setelah dipuasakan (Anin dkk., 2007).

338 Penelitian pemuasaan pada ikan, telah dilakukan beberapa peneliti antara lain

339Widyantoro dkk., (2014) dan Afiyah dkk., (2009) Ikan lele (Clarias gariepinus).

340Cahyanti dkk., (2015) Ikan baung (Hemibagrus nemurus). Andrilla dkk., (2019)

341ikan bandeng (Chanos-chanos). Mustofa dkk., (2018) Ikan mas (Cyprinus carpio).

342Mulyani dkk., (2014) dan Sari dkk., (2017) ikan nila (Oreochromis niloticus).

343Menggunakan metode dipuasakan 1 hari, diberi pakan ada yang 1 hari, 2 hari, 3

344hari, 4 hari dan 5 hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari.

345 Berdasarkan pernyataan diatas perlu melakukan penelitian lebih lanjut

346mengenai frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan,

347efisiensi pemanfaatan pakan dan kelangsungan hidup ikan nila.

3481.2 Tujuan

349 Untuk mengetahui pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan, dan

350kelangsungan hidup pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan

351secara periodik.

352

353
3

354

3551.3 Manfaat

356 Semoga dapat dapat memberikan manfaat bagi orang banyak dan dapat

357dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi untuk mahasiswa maupun

358pembudidaya sehingga informasi tersebut dapat diterapkan pada kegiatan

359budidaya.

3601.4 Hipotesis

361 Pertumbuhan, efisiensi pemanfaatan pakan dan kelangsungan hidup pada ikan

362nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan secara periodik dapat memberikan

363pengaruh.
364 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3652.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

3662.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

367 Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Shindu

368 (2005), yaitu Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Osteichthyes;

369 Ordo: Perciformes; Famili: Cichlidae; Genus: Oreochromis; Spesies:

370 Oreochromis niloticus

371

372

373

374

375
376
377 Gambar 2-1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
378

379 Menurut Ningrum (2012), secara umum, morfologi ikan nila memiliki

380 bentuk tubuh pipih dengan sisik berukuran besar berbentuk ctenoid,

381 matanya sedikit menonjol dan cukup besar dengan daerah tepi tubuh

382 berwarna putih, bibirnya tebal serta bisa disembulkan. Jumlah sisik pada

383 gurat sisi sebanyak 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip

384 duburnya memiliki jari–jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip

385 punggung dan sirip dada berwarna hitam. Ikan nila dapat mencapai 30 cm

386 pada panjang totalnya.


5

387 Morfologi ikan nila menurut Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri

388 bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip

389 ekor (Caudal) ditemukan garis lurus (Vertikal). Pada sirip punggung

390 ditemukan garis lurus memanjang. Ikan nila dapat hidup di perairan tawar

391 dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan

392 penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Ikan nila

393 memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (Dorsal), sirip dada

394 (Pectoral) sirip perut (Ventral), sirip anal (Anal), dan sirip ekor (Caudal).

395 Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai

396 bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut

397 yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak

398 panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan

399 bentuk bulat.

4002.1.2 Habitat

401 Ikan nila (Oreochromis niloticus) berasal dari Sungai Nil dan

402 danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara

403 di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang

404 beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik (Manan 2019). Menurut

405 Shindu, (2005) ikan nila mempunyai habitat di perairan tawar, seperti

406 sungai, danau, waduk dan rawa. Toleransinya yang tinggi terhadap

407 salinitas, maka ikan dapat hidup dan berkembang biak di perairan payau

408 dan laut. Salinitas yang disukai antara 0-35 ppt.


6

409 Ikan nila pertama kali di datangkan di Indonesia dari Taiwan pada

410 tahun 1969, merupakan salah satu ikan budidaya air tawar yang

411 mempunyai prospek yang baik, karena ikan nila memiliki sifat yang

412 menguntungkan, antara lain mudah berkembang biak, pertumbuhannya

413 relatif cepat dan toleran terhadap kondisi lingkungan perairan yang kurang

414 baik (Rustikawati, 2012).

415

416

4172.1.3 Pakan dan Kebiasaan Makan

418 Ikan nila merupakan ikan jenis omnivora (pemakan segala). Pada ukuran

419benih, ikan nila memakan zooplankton sepertti Moina sp., Daphnia sp., Rotifer

420sp., atau Artemia sp., selain zooplankton, ikan ini juga dapat diberi pakan berupa

421alga atau lumut. Ukuran dewasa, ikan nila dapat diberi pakan tambahan berupa

422pellet (Az zahra, 2019). Aini, (2013) mengemukakan bahwa kebiasaan makan

423ikan nila berbeda sesuai tingkat usianya. Benih-benih ikan nila ternyata lebih suka

424mengkonsumsi zooplankton, seperti rotoria, copepoda, dan cladocera. Ikan nila

425tidak hanya juga mengkonsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga

426memakan jenis makanan tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus,

427tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya. Mulyani (2014)

428menjelaskan bahwa pemeliharaan ikan nila sebelumnya telah diberikan pakan

429komersil dengan kadar protein 28-30%, kadar air 12%, serat 6% dan abu 8%)

430dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00,

43112.00 dan 17.00 WIB secara at satiation.


7

432 Menurut Mulqan dkk., (2017) ikan nila yang berukuran panjang 5-8 cm

433diberikan pakan berupa pellet komersil dengan kadar protein 38%. Frekuensi

434pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan jumlah 5% dari berat

435tubuh ikan. Sedangkan menurut Hartami dkk., (2015) ikan nila yang berukuran

436panjang 7-8 cm diberikan pakan berupa pellet komersil dengan kadar protein

43716%, lemak 4%, serat 8%, kadar abu 12% dan kadar air 12%. Frekuensi

438pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB

439dan pukul 17.00 WIB.

440 Menurut Khairuman dan Amri (2013) ikan nila adalah ikan yang peka

441terhadap cahaya dan cenderung aktif pada siang hari. Ikan nila juga sangat

442responsif terhadap pakan buatan (pellet) baik pakan terapung maupun tenggelam.

443Ikan nila lebih suka bergerombol di tengah atau di dasar kolam jika dalam kondisi

444kenyang. Kebiasaan ikan nila berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas

445matahari. Pada siang hari dimana intensitas matahari cukup tinggi dan suhu air

446meningkat, ikan nila lebih agresif terhadap makanan (Aziz, 2019).

4472.1.4 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

448 Pertumbuhan yaitu pertambahan ukuran panjang atau berat dalam

449 suatu waktu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan,

450 umur dan kualitas air (Mulqan dkk., 2017). Pertumbuhan dipengaruhi oleh

451 faktor dalam dan faktor luar, faktor dalam yang mempengaruhi antara lain

452 keturunan/genetik, seks, umur, dan ketahanan terhadap serangan penyakit.

453 Sedangkan faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan antara lain

454 makanan, kualitas air, dan ruang gerak (Setyowati, 2007). Kelangsungan
8

455 hidup adalah jumlah ikan yang hidup selama masa pemeliharaan. Ikan

456 sangat bergantung pada daya adaptasi terhadap makanan dan lingkungan,

457 status kesehatan ikan, padat tebar, dan kualitas air yang cukup mendukung

458 pertumbuhan (Murjani, 2011). Daya kelangsungan hidup ikan sangat

459 bergantung kepada daya adaptasi ikan terhadap makanan yang baik,

460 keadaan fisik ikan yang cukup kuat, kualitas makanan yang diberikan

461 cukup baik, dan kualitas air yang cukup mendukung pertumbuhan

462 (Fatimah, 1992).

463 Aliyas dkk., (2016) menyatakan kelangsungan hidup benih ikan nila

464 pada setiap perlakuan merupakan rata-rata persentase dari jumlah ikan

465 yang hidup dan jumlah ikan yang ditebar selama pemeliharaan.

4662.2. Efesiensi Pakan

467 Efisiensi pakan adalah hasil yang didapatkan dari perbandingan antara

468 pertambahan berat tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama

469 masa pemeliharaan (Setiawati dkk. 2013). Semakin tinggi nilai efisiensi

470 pakan maka respon ikan terhadap pakan tersebut semakin baik yang

471 ditunjukkan dengan pertumbuhan ikan yang cepat (Hariyadi dkk., 2005).

4722.3 Pemuasaan

473 Teknik pemusaan didasari oleh pemikiran bahwa apabila ikan diberi pakan

474terus-menerus, maka dapat meningkatkan kadar amoniak dalam perairan akibat

475akumulasi sisa pakan dari organisme budidaya. Karena itu, metode pemuasaan

476perlu dikaji untuk mempertahankan air media tetap baik tanpa menurunkan laju

477pertumbuhan, produksi, dan peningkatan efesiensi pakan (Tahe, 2008).


9

478 Metode pemuasaan dapat memberikan efek terhadap pertumbuhan pengganti

479(kompensatori), pertumbuhan kompensatori yaitu suatu organisme mengalami

480pertumbuhan yang lebih cepat dari kondisi normal setelah dipuasakan lalu diberi

481pakan kembali sesuai dengan kebutuhannya (Chantacondi dan Yant, 2001).

482Keunggulan metode pemuasaan adalah terjadi peningkatan konsumsi pakan

483selama beberapa hari pada waktu diberi pakan kembali. Peningkatan konsumsi

484pakan setelah ikan dipuasakan diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan

485mutlak, sehingga konsumsi pakan menjadi lebih efisien (Soedibya, 2017).

486 Penelitian Andrilla dkk., (2019) ikan bandeng (Chanos-chanos)

487 menunjukkan bahwa hasil pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan

488 dipuasakan satu hari diberi pakan empat hari. Ikan yang dipuasakan

489 mampu memanfaatkan pakan dengan lebih baik, karena ikan sudah

490 terbiasa pada kondisi lapar. Penelitian Mulyani dkk., (2014) menunjukkan

491 bahwa hasil pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan dipuasakan

492 satu hari empat hari diberi pakan, dengan bobot rata-rata mencapai 11,68

493 g. dan panjang rata-rata mencapai 2,32 cm. Efisiensi pakan selama

494 pemeliharaan mencapai 88,91% pada perlakuan satu hari dipuasakan dan

495 satu hari diberi makan. Kelangsungan hidup tertinggi mencapai 93,33%

496 ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pemuasaan (kontrol). DI

497 Penelitian Sari dkk., (2017) menunjukkan bahwa hasil laju

498 pertumbuhan harian tertinggi ditunjukkan pada perlakuan satu hari

499 dipuasakan dan satu hari diberi makan mencapai bobot harian 2,32%, dan

500 laju pertumbuhan panjang harian 1,27%. Efisiensi pakan selama


10

501 pemeliharaan mendapatkan hasil terbaik pada perlakuan satu hari

502 dipuasakan dan satu hari diberi makan mencapai 84,46%.

5032.4 Kualitas Air

504 Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam

505 pemeliharaan ikan, karena akan menentukan hasil yang diperoleh. Kondisi

506 kualitas air juga berperan dalam menekan terjadinya peningkatan

507 perkembangan bakteri patogen dan parasit didalam media pemeliharaan.

508 Sebagai tempat hidup ikan, kualitas air sangat dipengaruhi oleh faktor-

509 faktor fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, dan amonia

510 (Irliyandi, 2008). Menurut Ningrum (2012) suhu merupakan salah satu

511 faktor pembatas pertumbuhan bagi ikan nila. Suhu adalah faktor penting

512 untuk kehidupan, jika suhu terlalu tinggi atau rendah pada ikan dapat

513 menyebabkan terganggunya metabolisme pada tubuh ikan yang

514 menyebabkan kematian. Oleh karena itu suhu yang diperlukan harus

515 optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Beberapa

516 syarat tempat hidup ikan nila adalah suhu kolam atau perairan yang dapat

517 di tolerir adalah 15-37 oC dengan suhu optimum untuk pertumbuhan ikan

518 nila adalah 25-30 oC. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djarijah, (1995)

519 bahwa suhu kolam atau perairan yang bisa di tolelir ikan nila adalah 15-37
o
520 C. Suhu optimal untuk kehidupan ikan antara 25-32 0C (Wiryanto dkk.,

521 2010). Santoso, (1996) mengemukakan suhu optimum untuk pertumbuhan

522 dan perkembangbiakan ikan nila sebesar 25-30 oC. Menurut Sucipto
11

523 (2005) suhu yang cocok untuk pertumbuhan ikan nila berkisar antara 15,5-

524 30 oC.

525Menurut Ningrum (2012) nilai pH merupakan merupakan faktor penting oleh

526karena itu, nilai pH harus dalam kisaran yang optimal. Nilai pH yang dapat

527menggangu yaitu pada nilai pH yang asam (terlalu rendah) sebaliknya pada nilai

528pH yang basa (terlalu tinggi). Nilai pH yang tidak optimum akan menyebabkan

529terganggunya aktivitas enzim sehingga menyebabkan penurunan nafsu makan

530hingga pada kematian. pH yang cocok untuk pemeliharaan ikan nila adalah 6-8,5

531namun pertumbuhan optimalnya terjadi pada pH 7-8 (Kordi 2010). Berdasarkan

532BSN (2009), pH yang optimum diperlukan suatu perairan untuk pertumbuhan dan

533perkembangbiakkan ikan nila adalah 6,5-8,5. Nilai pH yang masih ditoleransi oleh

534ikan nila antara 5-11. Oksigen terlarut (Dissolved oxygen) merupakan jumlah

535oksigen yang terlarut dalam perairan yang dapat dimanfaatkan oleh organisme

536heterotrof salah satunya ikan nila. Kadar oksigen terlarut minimal 3 ppm

537(Ningrum, 2012). Sedangkan menurut Djarijah, (1995) kandungan oksigen

538optimal untuk ikan >3 mg/l. Kordi (2008), menyatakan bahwa kandungan oksigen

539terlarut dalam air yang cocok untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan nila adalah

540lebih dari 3 ppm. Monalisa dan Infa, (2010) menyatakan bahwa amoniak terlarut

541yang baik untuk ikan adalah kurang dari 1 mg/L. Kisaran konsentrasi amoniak

542yang baik untuk kehidupan ikan menurut Rudiyanti dan Astri, (2009) adalah

543kurang dari 2,4 mg/L. Amonia yang berada dalam jumlah yang relatif kecil

544bersifat toksik terhadap ikan.


545
546 BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

5473.1 Waktu dan Tempat Penelitian

548 Penelitian bertempat di Laboratorium Kualitas Air dan Biologi Akuatik,

549Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako. Penelitian

550dilaksanakan selama 60 hari pada tanggal 04 Maret sampai 02 Mei 2021.

5513.2 Materi Penelitian

5523.2.1 Organisme Uji

553 Organisme uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan nila

554(Oreochromis niloticus) dengan ukuran 7-8 cm yang diperoleh dari UPT Balai

555Benih Ikan Sentral Tulo, Desa Tulo Rarantea. Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.

556Benih yang digunakan sebanyak 10 ekor per wadah dengan total jumlah ikan yaitu

557200 ekor.

5583.2.2 Alat dan Bahan

559 Alat-alat selama penelitian sebagaimana tertera pada Tabel 3-1.

560Tabel 3-1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian


No Nama alat Jumlah Kegunaan
1. Baskom 20 buah Wadah pemeliharaan ikan nila
2. Aerator 20 buah Alat penyuplai oksigen
3. Selang aerasi 20 buah Untuk mengalirkan oksigen kedalam wadah
4. Timbangan 1 buah Menimbang berat ikan
5. Mistar 1 buah Mengukur panjang ikan
6. Termometer 1 buah Mengukur suhu air
7. pH meter 1 buah Mengukur pH air
8. DO meter 1 buah Mengukur oksigen terlarut
9. Seser 1 buah Mengambil ikan
10. Ember 2 buah Wadah penyalin air
13

11. Selang sifon 1 buah Menyifon kotoran wadah


12. Kamera 1 buah Mengambil dokumentasi
13. Alat tulis 1 paket Mencatat data
14. Amonia KIT 1 buah Mengukur Amoniak
561
562 Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian sebagaimna tertera pada

563Tabel 3-2.

564Tabel 3-2. Bahan-Bahan yang digunakan dalam penelitian


Nomo
Nama bahan Kegunaan
r
1. Pellet FF-999 Pakan ikan
2. Air tawar Media pemeliharaan
3. Aquades Mengkalibrasi alat
565
5663.3 Tahap Penelitian

5673.3.1 Persiapan Wadah

568 Langkah awal yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah baskom

569ukuran 20 liter sebanyak 20 buah, kemudian seluruh baskom dicuci hingga bersih

570menggunakan deterjen, lalu dikeringkan. Selanjutnya, baskom dilabel dan

571ditempatkan secara acak dengan teratur. Masing-masing baskom diisi air dengan

572volume sebanyak 20 liter. Serta dilakukan pemasangan alat penyuplai oksigen

573seperti aerator, selang aerasi serta batu aerasi.

574

575

5763.3.2 Penebaran Organisme Uji

577 Sebelum organisme uji dimasukan dalam masing-masing wadah terlebih

578dahulu diadaptasikan selama satu hari. Selama masa adaptasi, benih ikan nila

579diberi pakan. Kemudian organisme uji dipuasakan selama 24 jam. Selanjutnya

580adalah menebar ikan ke dalam wadah pemeliharaan baskom sebanyak 10 ekor/20


14

581liter air. Sebelum ikan ditebar kedalam wadah pemeliharaan, terlebih dahulu

582menimbang dan mengukur ikan untuk mendapatkan data bobot dan panjang awal

583pemeliharaan.

5843.3.3 Pemeliharaan Organisme Uji

585 Selama pemeliharaan, ikan nila diberi pakan berupa pellet Apung FF-999

586yang memiliki kandungan protein 35%, lemak 2%, serat 3%, abu 13%, kadar air

58712%. Pemberian pakan diberikan secara at satiation selama 60 hari sesuai

588perlakuan masing-masing. Pakan yang akan diberikan sudah ditimbang dan

589dibungkus pada plastik obat dengan ukuran 2 gram pakan perbungkusnya. Pakan

590diberi sedikit demi sedikit untuk menghindari kelebihan pakan yang tidak

591termakan oleh ikan. Jika terdapat pakan yang berlebih, pakan diangkat

592menggunakan seser agar air dalam media uji tidak keruh. Frekuensi pemberian

593pakan tiga kali sehari diberikan pada pukul 08.00, 12.00, dan 17.00 WIB.

594Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari diberikan pada pukul 08.00 dan 12.00

595WIB, Sedangkan untuk frekuensi pemberian pakan satu kali sehari diberikan pada

596pukul 08.00 WIB. Pengukuran bobot organisme dilakukan setiap satu minggu,

597sedangkan pengukuran panjang organisme dilakuakan hanya pada awal dan akhir

598pemeliharaan saja. Penyiponan air media pemeliharaan ikan dilakukan satu

599minggu sekali setelah melakukan pengukuran amoniak dan dilakukan

600penambahan air sesuai dengan volume air yang terbuang. Ikan yang mati selama

601pelaksanaan penelitian di timbang bobotnya.

6023.4 Rancangan Penelitian


15

603 Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

604(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan, sehingga terdapat 20 unit

605satuan percobaan.

606Perlakuan A : pemberian pakan tanpa pemuasaan (Kontrol)

607Perlakuan B : 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi pakan 1 kali sehari

608Perlakuan C : 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi pakan 2 kali sehari

609Perlakuan D : 1 hari dipuasakan 3 Hari berikutnya diberi pakan 3 kali sehari

610 Desain penelitian dan pengacakan perlakuan menggunakan program

611microsoft excel dan didapatkan hasil seperti terlihat pada Gambar 3-1.

612
B3 B1 A3 D1 A2
B2
613

614

615
D2 C2 D3 B2 C3
616

617

618

619

620
C5 C1 A1 D5 A5
621
16

622

623
B5 B4 D4 C4 A4

624

625
626 Gambar 3-1. Hasil pengacakan dan tata letak wadah penelitian

6273.5 Variabel Penelitian

6283.5.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak

629 Pertumbuhan bobot mutlak adalah selisih antara bobot basah pada akhir

630penelitian dengan bobot basah pada awal. Rumus yang digunakan untuk

631pertumbuhan bobot mutlak menggunakan rumus menurut Efendie (2002) sebagai

632berikut :

633 W =Wt−W 0

634Dimana:
635W = Pertumbuhan bobot mutlak (g);
636Wt = Bobot ikan akhir penelitian (g);
637Wo = Bobot ikan awal penelitian (g).
6383.5.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

639 Pengukuran panjang mutlak pada benih ikan nila uji dilakukan pada awal

640dan akhir pemeliharaan. Rumus yang digunakan untuk pertumbuhan panjang

641menurut Efendi (2002) sebagai berikut :

642 L = Lt –L0

643dimana :

644L = Pertumbuhan panjang mutlak (cm);


17

645Lt = Pertumbuhan ikan pemeliharaan (cm);

646L0 = Pertumbuhan ikan awal pemeliharaan (cm).


6473.5.3 Efisiensi Pemanfaatan Pakan

648 Pengumpulan data untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan pakan

649dilakukan menimbang jumlah pakan yang diberikan pada organisme uji setiap

650ulangan dan perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Rumus yang

651digunakan untuk menghitung efisiensi pakan menurut Djarijah (2005) dalam

652Saputera dkk.,(2013) :

(Wt + D)−W 0❑
653 EPP= x 100 % ❑
F

654 Dimana:

655 EPP = Efisiensi pemanfaatan pakan(%);


656 Wt = Bobot ikan pada akhir (g);
657 Wo = Bobot ikan pada awal (g);
658 D = Bobot ikan mati (g);
659 F = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g).
6603.5.4 Kelangsungan Hidup

661 Kelangsungan hidup adalah membandingkan jumlah organisme uji yang


662hidup pada akhir penelitian dengan jumlah yang ditebar pada awal penelitian.
663Kelangsungan hidup ikan nila dapat dihitung dengan menggunakan rumus
664menurut Efendi (2002) :
Nt
665 SR = × 100%
N0
666
667Dimana:
668SR : Tingkat kelangsungan hidup(%);
669Nt : Populasi pada akhir penelitian (ekor);
18

670No : Populasi pada awal penelitian (ekor).


6713.5.5 Kualitas Air

672 Variabel kualitas air yang diamati selama penelitian tertera pada Tabel 3-3.

673Tabel 3-3. Variabel Kualitas Air yang Diukur


Nomor Parameter Alat ukur Waktu pengamatan
1. Suhu Thermometer Sehari sekali
2. Derajat keasaman (pH) pH meter Sehari sekali
3. Oksigen terlarut (DO) DO meter Sehari sekali
4. Amoniak Amonia Kit Awal, setiap minggu,
dan akhir
674
6753.6 Analisis Data

676 Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel

677kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Rancangan

678perlakuan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan model

679matematiknya adalah:

680 Υij = μ + τi + εij

681Keterangan:

682 Υij = Respon dari satuan percobaan yang memperoleh perlakuan ke-i;


683 ulangan ke-j;
684 μ = Rataan/nilai tengah populasi;
685 τi = Pengaruh aditif perlakuan ke-i;
686 εij = Pengaruh aditif galat dalam ulangan ke-j yang memperoleh perlakuan
687 ke-i;
688 i = Perlakuan (A, B, C, D);
689 j = Ulangan (1,2,3,4.5)
690 Jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata,

691maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan
19

692masing-masing perlakuan. Sedangkan data kelangsungan hidup dan kualitas air

693disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dan dianalisis secara deskriptif.
694 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

6954.1 Hasil

6964.1.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak


697 Berdasarkan hasil penelitian, nilai pertumbuhan bobot mutlak ikan nila
698(Oreochromis niloticus) yang di dapatkan seperti tersaji pada Gambar 4-1.
699
Pertumbuhan Bobot Mutlak (g)

700 2.000 1.894


701
702 1.500
703 1.074 1.007
704 1.000 0.830
705
0.500
706
707 0.000
708 A B C D
709 Perlakuan
710
711
712 Gambar 4-1. Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
713 Ket : Angka menunjukkan rata-rata ± SD;
714 Superscript dengan huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata
715
716 Hasil penelitian (Gambar 4-1), menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak

717tertinggi pada perlakuan D, satu hari dipuasakan diberi makan tiga hari dengan

718frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, memiliki bobot 1,89 g,

719kemudian diikuti dengan perlakuan A (kontrol) tanpa pemuasaan dan diberi

720makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari dengan bobot

7211,07 g. Perlakuan B dipuasakan satu hari tiga hari diberi makan dengan frekuensi

722pemberian pakan sebanyak satu kali sehari memiliki bobot 1,00 g, dan perlakuan

723C, memiliki pertumbuhan bobot terendah dengan satu hari dipuasakan diberi

724makan tiga hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari

725memiliki bobot 0,83 g.


21

7264.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

7.000
Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm)

5.935
6.000
5.000
4.000
3.000 2.524
2.000 1.799
1.270
1.000
0.000
A B C D
Perlakuan

727 Nilai pertumbuhan panjang mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus) yang

728didapatkan selama penelitian tersaji pada Gambar 4-2.

729
730
731
732
733
734
735
736
737
738
739
740
741
742
743 Gambar 4-2. Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
744 Ket : Angka menunjukkan rata-rata ± SD;
745 Superscript dengan huruf berbeda menunjukan berbeda nyata

746 Hasil penelitian (Gambar 4-2), menunjukkan pertumbuhan panjang mutlak

747tertinggi didapatkan pada perlakuan D, dipuasakan satu hari tiga hari diberi makan

748dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari memiliki panjang
22

7495,93 cm, kemudian diikuti dengan perlakuan A (kontrol) tanpa pemuasaan dan

750diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari

751memiliki panjang 2,54 cm. Perlakuan C, satu hari dipuasakan dan tiga hari diberi

752makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari memiliki

753panjang 1,79 cm. Pertumbuhan panjang mutlak terendah terjadi pada perlakuan B

754dipuasakan satu hari tiga hari diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan

755sebanyak satu kali sehari memiliki panjang 1,27 cm.

756

7574.1.3 Efisiensi Pemanfaatan Pakan

758 Berdasarkan hasil penelitian, nilai efisiensi pakan ikan nila

759 10.00 (Oreochromi


8.85
9.00
760 8.00 s niloticus)
Evisiensi Pakan (%)

7.00
6.00
761 5.00 yang
4.00
762 3.00 didapatkan
1.93
2.00 1.40
0.92
763 1.00 seperti tersaji
0.00
A B C D
764
Perlakuan
pada Gambar

765 4-3.

766

767
768
769
770
771
772
773
774
775
776
23

777 Gambar 4-3. Efsiensi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus)


778 Ket : Angka menunjukkan rata-rata ± SD;
779 Superscript dengan huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata
780
781 Hasil penelitian (Gambar 4-3), efisiensi pakan menunjukkan bahwa

782perlakuan D tertinggi di bandingkan dengan nilai efisiensi pakan untuk perlakuan

783lainnya. Efisiensi pakan tertinggi didapatkan pada satu hari dipuasakan dan tiga

784hari diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari

785sebesar 8,85%. kemudian diikuti dengan perlakuan A (kontrol) tanpa pemuasaan

786diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari

787mendapatkan nilai 1,93%, perlakuan B satu hari dipuasakan dan tiga hari diberi

788makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak satu kali sehari sebesar

7891,40%, sedangkan efisiensi pakan terendah di dapatkan pada perlakuan C

790dipuasakan satu hari dan tiga hari diberi makan dengan frekuensi pemberian

791pakan sebanyak tiga kali sehari sebesar 0,92%.

792

7934.1.4 Kelangsungan Hidup

794 Kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) selama pemeliharaan


795yang dipuasakan secara periodik disajikan pada Gambar 4-4.
796
797
798
799
800
801
802
803

804
24

805 Gambar 4-4. Kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus)


806
807 Hasil yang didapatkan selama pemeliharaan 60 hari, diperoleh nilai

808kelangsungan hidup benih ikan nila berkisar 88%-92%. Perlakuan D memiliki

809nilai kelangsungan hidup yang lebih tinggi (92%), dibandingkan dengan

810perlakuan A dan C (90%) sedangkan pada perlakuan B didapatkan nilai

811kelangsungan hidup terendah yaitu (88%).

8124.1.5 Kualitas Air

813 Kualitas air yang diamati selama penelitian berlangsung meliputi suhu,

814derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan amoniak. Hasil pengukuran

815kualitas air selama penelitian tertera pada Tabel 4-1.


25

816 Tabel 4-1 Kualitas air dalam budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus)
No Parameter Kisaran nilai Nilai dari Sumber literatur
yang didapatkan literatur
1 Suhu (0 C) 27-29,5 15,5-37 Wiryanto dkk.,
(2010); Sucipto,
(2005); Ningrum,
(2012)
2 Derajat 7,5-8,5 6 -8,5 Kordi, (2010);
Keasaman BSN, (2009);
(pH) Ningrum, (2012)

3 DO (mg/L) 5,5-7,5 >3 Djarijah, (1995);


Kordi, (2008);
BSN, (2009);
Ningrum, (2012);

4 NH3 (mg/L) 0,05-0,1 < 2.4 Rudiyanti dan


Astri, (2009)
817

818 Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air selama penelitian, didapatkan

819suhu berkisar 27-29,5 0C, derajat keasaman (pH) berkisar antara 7,5-8,5, oksigen

820terlarut (DO) berkisar antara 5,5-7,5 mg/L, sedangkan kisaran amoniak pada

821setiap perlakuan berkisar 0,05-0,1 mg/L.

8224.2 Pembahasan
8234.2.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak

824 Hasil pertumbuhan tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan D dengan bobot

8251,89 g, dipuasakan satu hari diberi makan tiga hari dengan frekuensi pemberian

826pakan tiga kali sehari. Pertumbuhan bobot terendah ditunjukkan oleh perlakuan C

827memiliki bobot 0,83 g, dipuasakan satu hari dan diberi makan tiga hari dengan

828frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari. Berdasarkan hasil penelitian,

829pemeliharaan benih ikan nila selama 60 hari yang dipuasakan secara periodik,

830dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Sehingga pada perlakuan D,


26

831didapatkan bobot mutlak tertinggi daripada perlakuan A (kontrol) yang diberi

832pakan setiap hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ekasanti dkk., (2007), bahwa

833ikan yang dipuasakan satu hari, diberi makan tiga hari menghasilkan pertumbuhan

834lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan setiap hari. Tingginya

835pertumbuhan bobot mutlak yang diperoleh pada perlakuan D, berkaitan dengan

836respon hiperfagia selama periode pemberian pakan kembali. Hiperfagia

837merupakan kondisi nafsu makan ikan meningkat setelah ikan mengalami

838pemuasaan, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan ketika pemberian

839pakan kembali. (Yuwono dkk., 2005).

840 Perlakuan C, yang dipuasakan satu hari diberi pakan tiga hari dengan

841frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari mendapatkan pertumbuhan bobot

842mutlak terendah daripada perlakuan B, yang dipuasakan satu hari diberi pakan

843tiga hari dengan frekuensi pemberian pakan satu kali sehari. Akan tetapi ini tidak

844menjadi masalah karena dilihat berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa

845perlakuan A, B dan C tidak memiliki perbedaan. Artinya Pertumbuhan bobot A, B

846dan C dapat dikatakan sama karena tidak memiliki perbedan. Pemberian pakan

847pada perlakuan A dan D sama, dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari.

848Namun, di perlakuan D, yang dipuasakan satu hari mendapatkan pertumbuhan

849bobot tertinggi dari perlakuan A. Artinya dapat terbukti bahwa pemuasaan secara

850periodik pada ikan nila (Orechromis niloticus) lebih baik pada frekuensi

851pemberian pakan sebanyak tiga kali kali sehari dibandingkan frekuensi pemberian

852pakan dua hari sekali atau satu kali sehari.


27

853 Berdasarkan hasil analisis ragam (ANOVA) (Lampiran 4) pada taraf

854kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa ikan nila yang dipuasakan secara periodik

855memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak ikan

856nila. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ), menunjukkan bahwa perlakuan D berbeda

857nyata dengan perlakuan C sedangkan tidak memiliki perbedaan dengan perlakuan

858A dan B. Perlakuan A, B dan C tidak memiliki perbedaan.

8594.2.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

860 Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pertumbuhan panjang mutlak benih

861ikan nila yang dipuasakan secara periodik mengalami peningkatan pada setiap

862perlakuan. Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi selama masa pemeliharaan 60

863hari didapatkan panjang 5,93 cm satu hari dipuasakan tiga hari diberi makan

864dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari. Pertumbuhan

865panjang mutlak terendah terjadi pada perlakuan B, satu hari dipuasakan tiga hari

866diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak satu kali sehari dengan

867panjang 1,27 cm.

868 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian ini dapat terbukti

869bahwa pertumbuhan panjang yang didapatkan lebih baik dengan perlakuan

870pemuasaan selama satu hari diberi makan tiga hari dengan frekuensi pemberian

871pakan sebanyak tiga kali sehari memperoleh panjang 5,93 cm. Dibandingkan

872dengan penelitian Shadiq (2021), bahwa pertumbuhan panjang ikan nila selama

873masa pemeliharaan 60 hari didapatkan pertumbuhan panjang tertinggi 3,49 cm

874dengan perlakuan satu hari dipuasakan diberi makan 5 hari dengan feding rate

8755%, sedangkan pada penelitian Mulyani (2014), bahwa pertumbuhan panjang


28

876tertinggi selama pemeliharaan 30 hari memperoleh panjang 2,32 cm dengan

877perlakuan satu hari di puasakan empat hari diberi makan dengan frekuensi

878pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari.

879 Berdasarkan hasil analisis ragam (ANOVA) (Lampiran 8) pada taraf

880kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa ikan nila yang dipuasakan secara periodik

881memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan panjang

882mutlak benih ikan nila. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ), menunjukkan bahwa

883perlakuan D berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B dan C. Perlakuan A, B

884dan C tidak memiliki perbedaan.

8854.2.3 Efisiensi Pemanfaatan Pakan

886 Efisiensi pakan didapatkan dari jumlah pakan yang diberikan selama

887penelitian serta berat ikan pada awal dan akhir penelitian. Secara umum, ikan

888yang dipuasakan secara periodik memiliki nilai efisiensi pakan yang lebih tinggi

889dibandingkan ikan yang tidak dipuasakan. Berdasarkan hasil yang didapatkan,

890bahwa efisiensi pakan tertinggi ditunjukkan pada perlakuan D, satu hari

891dipuasakan diberi makan tiga hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak

892tiga kali sehari dengan nilai efisiensi pemanfaatan pakan sebesar 8,85%.

893Sedangkan efisiensi pakan terendah ditunjukkan pada perlakuan C, satu hari

894dipuasakan tiga hari diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak

895dua kali sehari dengan nilai efisiensi pemanfaatan pakan 0,92%.

896 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa nilai efisiensi pakan

897tertinggi didapatkan pada perlakuan D, satu hari dipuasakan diberi makan tiga hari

898dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari menunjukkan


29

899tingginya pemanfaatan pakan oleh ikan nila. Semakin tinggi nilai efisiensi pakan

900maka respon ikan terhadap pakan semakin baik yang ditunjukkan dengan

901pertumbuhan ikan yang cepat. Hal ini didukung oleh Yuwono dkk., (2005) yang

902menyatakan bahwa nafsu makan yang meningkat mangakibatkan pakan

903dimanfaatkan secara efisien. Efisiensi penggunaan pakan mengalami peningkatan

904pada ikan yang mengalami daur ulang puasa satu hari bahkan daur tiga hari diikuti

905dengan pemberian pakan kembali yang cukup. Sedangkan efisiensi pemanfaatan

906pakan terendah terjadi pada perlakuan C, satu hari dipuasakan tiga hari diberi

907makan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yaitu 1,30%.

908Rendahnya nilai efisiensi pakan karena ikan ini tidak mampu memanfaatkan

909pakan yang diberikan dengan efisien. Sehingga menunjukkan tingkat efisiensinya

910lebih rendah dalam memanfaatkan makan untuk pertumbuhan (Sabariah, 2012).

911 Nilai efisiensi pemanfaatan pakan yang rendah menunjukkan bahwa ikan

912membutuhkan jumlah pakan lebih banyak untuk meningkatkan berat tubuhnya.

913Hal ini karena tidak semua pakan yang dikonsumsi oleh ikan termanfaatkan untuk

914pertumbuhan, namun juga diperlukan untuk aktivitas dan reproduksi ikan

915(Haryanto dkk., 2014). Berdasarkan hasil analisis ragam (ANOVA) (Lampiran 12)

916pada taraf kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa ikan nila yang dipuasakan

917secara periodik tidak mempunyai perbedaan antar perlakuan (P<0,05) terhadap

918efisiensi pemanfaatan pakan.

9194.2.4 Kelangsungan Hidup

920 Kelangsungan hidup ikan adalah jumlah ikan yang didapat dalam suatu

921waktu yang ditentukan setelah pemeliharaan. Hasil penelitian ini menunjukkan


30

922bahwa kelangsungan hidup ikan nila yang dipuasakan secara periodik, berkisar

923antara 88-92%. Kelangsungan hidup benih ikan nila selama penelitian masih

924dalam keadaan baik. Karena didukung oleh kualitas pakan yang baik, pemberian

925pakan yang tepat, serta kualitas air dari media pemeliharaan masih dalam keadaan

926aman untuk organisme yang dibudidayakan (Herlina, 2016). Nilai baku mutu

927kelangsungan hidup ikan nila yang baik berdasarkan BSN (2009), yakni 75%.

928 Kematian ikan terjadi sebagai respon adaptasi terhadap lingkungan dan

929perlakuan pemuasaan, selain itu jumlah pakan yang diberikan tidak mencukupi

930dengan kebutuhan ikan, sehingga terjadinya kompetisi yang mengakibatkan

931menurunnya kesempatan ikan untuk mendapatkan makanan. Suhenda dkk., (1993)

932mengemukakan bahwa kelulushidupan yang tinggi disebabkan oleh pakan yang

933diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik, serta kebutuhan ikan akan pakan

934terpenuhi. Ikan akan mengalami kematian bila dalam waktu singkat tidak

935mendapatkan makanan sehingga terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga.

9364.2.5 Kualitas Air

937 Kualitas air merupakan parameter kunci sebagai pendukung dalam

938pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme akuatik. Berdasarkan hasil

939pengukuran suhu air selama penelitian diperoleh nilai suhu tidak berbedah jauh

940tiap perlakuan, berkisar 27-29,5 oC. Kisaran suhu tersebut masih dapat ditolerir

941benih ikan nila dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (1996)

942yang menyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan dan

943perkembangbiakan ikan nila sebesar 25-30 oC.


31

944 Hasil pengukuran pH selama penelitian didapatkan nilai berkisar 7,5-8,5.

945Kosentarasi pH seperti ini masih sangat baik untuk pertumbuhan dan

946kelangsungan hidup ikan nila. Nilai derajat keasaman (pH) yang didapatkan

947selama penelitian tidak berbeda jauh dengan pernyataan kordi (2010), bahwa pH

948yang cocok untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ikan nila adalah 6-8,5 namun

949pertumbuhan optimalnya terjadi pada pH 7-8.

950 Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO) yang didapatkan selama penelitian

951yaitu berkisar 5,5-7,5 mg/L. Keadaan ini sangat baik untuk pertumbuhan dan

952kelangsungan hidup ikan nila. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kordi (2008),

953kadar oksigen terlarut dalam perairan yang baik untuk pertumbuhan dan

954kelangsungan hidup ikan nila adalah berkisar lebih dari 3 ppm. Hasil pengukuran

955amoniak yang didapatkan selama penelitian yaitu berkisar 0.05-0,1 mg/L.

956Keadaan ini masih dapat di tolerir oleh ikan nila. Hal ini ditegaskan oleh

957Rudiyanti dan Astri, (2009) bahwa kisaran konsentrasi amoniak yang baik untuk

958kehidupan ikan adalah kurang dari 2,4 mg/L.


653 BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

6545.1 Kesimpulan

655 Berdasarkan hasil yang didapatkan selama penelitian, maka dapat ditarik

656kesimpulan bahwa pemuasaan selama satu hari diberi makan 3 hari dengan frekuensi

657pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari pada ikan nila (Oreochromis niloticus)

658memberikan hasil yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya, yaitu pertumbuhan

659bobot mutlak 1,89 g, panjang mutlak 5,93 cm, kelangsungan hidup 92%, dan efisiensi

660pakan 8.85%.

6615.2 Saran

662 Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemuasaan pada ikan nila

663(Oreochromis niloticus) dengan frekuensi pemberian pakan lebih dari dari tiga kali

664dalam sehari.
665 DAFTAR PUSTAKA

666Afiyah, N. H. Susilo. U., dan Rachmawati. N. F. 2009. Aktivitas Enzim Digesti dan
667 Efisiensi Pakan Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus) yang Diinduksi dengan
668 Daur Pemuasaan Pemberian Pakan Kembali. Laboratorium Fisiologi Hewan.
669 Fakultas Biologi Unsoed. Sains Akuatik. 14 (1): 17-24.
670Afrianto, E dan E. Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Kanasius. Yogyakarta.

671Aini, M. 2013. Penerapan Teknik Imotilisasi Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
672 Menggunakan Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum conyzoides) pada
673 Transportasi Basah. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
674Aliyas, Samliok. N dan Zakirah. R.Y., 2016. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
675 Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas. Jurnal
676 Sains dan Teknologi Tandulako. 5 (1) : 2089-8630.
677Andrilla, R. Karina. S., dan Arisa. I. I. 2019. Pengaruh Pemuasaan Ikan Terhadap
678 Pertumbuhan, Efisiensi Pakan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng
679 (Chanos- chanos). Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Kelautan dan
680 Perikanan. Universitas Syiah Kuala Darusalam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
681 Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 4 (3) : 177-184.
682Anin, E. P. Sukardi., E. Yuwono. 2007. Pertumbuhan Ikan Bawal Air Tawar
683 (Colossoma macropomum). Jurnal Aquaculture Indonesia. 8 (3) : 183-188.
684Anugraheni, R. 2016. Pengaruh Penamahan Probiotik EM4 pada Ikan Terhadap
685 Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Skripsi. Program studi
686 Penddikan Biologi. Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas
687 Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
688Ashuri, C. W. 2016. Model Segmentasi dan Prospek Usaha Budidaya Ikan Nila
689 (Oreochromis niloticus Sp) di Kawasan Pertambakan Pesisir Utara Jawa Barat.
690 Tugas Akhir Program Magister. Program Pascasarjana. Universitas Terbuka.
691 Jakarta.
692Asmawi S. 1989. Pemberian makanan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan sepat
693 siam (Trichogaster pectoralis Reagan) yang dipelihara dalam bak plastik
694 (Laporan Praktek Jurusan Budidaya Perairan) Fakultas Pertanian Universitas
695 Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
696Az Zahra, S. 2019. Pengaruh Feeding Rate yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan
697 Tingkat Kelulushidupan Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
698 Dipelihara dengan Sistem Biofloc. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan
699 Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
700Aziz, A. 2019. Manajemen Pemberian Pakan pada Pembesaran Ikan Nila
701 (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Benih Ikan (BBI) Ompo Kec. Lalabata.
702 Kab. Soppeng Sulawesi Selatan. Skripsi. Jurusan Budidaya Perikanan.
703 Politeknik Pertanian Negri Pangkajene. Kepulauan Pangkep.

704BSN (Badan Standar Nasional). 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus
705 Bleeker). Kelas Benih Sebar. SNI. 12 hlm.
706Cahyanti, W., Subagja. J. P. A. V., dan Kristanto. H. A. 2015. Efek Pemuasaan dan
707 Pertumbuhan Kompensasi pada Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus).
708 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar. Bogor. Media
709 Akuakultur. 10 (1) : 1
710Chatacondi N.G dan Yant R.D. 2001. Application Of Compensatory Growth To
711 Enhance Production In Channel Catfish Ictalurus Punctatus Journal Of The
712 World Aquaculture Society. (32) : 278-285.
713Djarijah, A. S. 1995. Pembenihan dan Pembesaran Nila Merah secara Intensif
714 Kanisius. Yogyakarta. 87 hlm.
715Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

716Fatimah, 1992. Pengaruh Pemberian Makanan dengan Persentase Berbeda terhadap


717 Pertumbuhan Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) yang Dipelihara dalam
718 Keramba di Rawa Desa Sungai Lakum Kecamatan Kertak Hanyar Kalimantan
719 Selatan. Skripsi. Sarjana Perikanan UNLAM (tidak dipublikasikan).
720 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Fakultas Perikanan. Banjarbaru. 61
721 hlm.
722Hadi, M. Agustono. Y. dan Cahyoko. 2009. Pemberian Tepung Limbah Udang yang
723 Difermentasi dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio
724 Konversi Pakan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .
725 Universitas Airlangga.
726Hariyadi, B., Haryono, A. dan Untung Susilo. 2005. Evaluasi Efesiensi Pakan dan
727 Efisiensi Protein pada Ikan Karper Rumput (Ctenopharyngodon Idella Val)
728 yang Diberi Pakan dengan Kadar Karbohidrat dan Energi yang Berbeda.
729 Fakultas Biologi Unseod. Purwokerto.
730Hartami. P. Mukhlis dan Erniati. 2015. Konsumsi Harian yang Berbeda Dari
731 Beberapa Strain Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Program Studi Budidaya
732 Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. 2 (1) : 1-7.
733Haryanto, P. Pinandoyo dan R.W. Ariyati. 2014. Pengaruh dosis pemberian pakan
734 buatan yang berbeda terhadap pertumbuhan juvenil kerapu macan (Epinephelus
735 fuscogutattus). J. Aqua. Man. dan Tech. (3): 58-66.
736Herlina, S. 2016. Pengaruh Pemberian Jenis Pakan yang Berbeda Terhadap
737 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata).
738 Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 5 (2) : 64-57.
739Irliyandi, F. 2008. Pengaruh Padat Penebaran 60, 75 dan 90 Ekor/Liter Terhadap
740 Produksi Ikan Patin Pangasius hypophthlmus Ukuran 1 Inci Up (3 Cm) dalam
741 Sistem Resirkulasi. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen
742 Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
743 Bogor, 64 hlm.
744Khairuman dan Amri, 2013. Budidaya Ikan Nila. Agro Media Pustaka. Jakarta.

745Kordi, 2008. Budidaya Perairan Buku kedua. PT. Citra Aditya Bakti. Bndung.

746Kordi, K. M. G. H., 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Yogyakarta. Lily
747 Publisher. Efek Pemuasaan Periodik dan Respons Pertumbuhan Ikan Nila Best
748 (Oreochromis niloticus) Hasil Seleksi. Media Akuakultur. 11 (2) : 59-65.
749Li, M.H., Robinson, E.H., & Bosworth, B.G. (2006). Effects of dietary protein
750 concentration and feeding regimen on Channel catfish, Ictalurus punctatus,
751 production. Journal of the World Aquaculture Society, 37 (4) : 370-377.

752Manan, S. 2019. Analisis Kandungan Bakteri Coliform pada Ikan Nila (Oreochromis
753 niloticus). Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
754 Islam Negeri Alauddin Makassar.
755Mulqan, M. R Ahimi. E., Afdhal. S., dan Dewiyanti. I. 2017. Pertumbuhan dan
756 Kelangsungan Hidup Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) pada Sistem
757 Akuaponik dengan Jenis Tanaman yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
758 Kelautan dan Perikanan Unsyiah 2 (1) : 183-193.
759Mulyani, Y. S., dan Fitrani, M. (2014). Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila
760 (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan secara periodik. Jurnal Akuakultur. 2
761 (1) : 1-12.
762Nikki, J., Pirhonen, J., Jobling, M., & Karjalainen, J. (2004). Compensatory growth in
763 juvenile rainbow trout, Oncorhynchus mykiss (Walbaum), held individually.
764 Aquaculture, 235 : 85-296.
765Ningrum, H., H. P. E. N. 2012. Keragaan Pertumbuhan Ikan Nila Best (Oreochromis
766 niloticus) Hasil Seleksi F3, F4, dan Nila Lokal. Skripsi. Jurusan Biologi.
767 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelah.
768Nursani, A. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Kejutan Panas terhadap Ikan Lele
769 Sangkuriang (Clarias gariepenus). IJAS. 2 (1) : 9-26.

770Patimah, S. 2019. Pengaruh Penambaha Bubuk Bawang Putih (Alium sativum ) pada
771 Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidu Ikan Nila (Oreochromis
772 niloticus). Skripsi. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Universitas
773 Gunung Rinjani.
774Peraturan menteri Kelautan dan Perikanan no. 272 tahun 2020 tentang rencana
775 Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2020-2024.
776
777Prihadi, D. J., 2007. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Pakan Terhadap Tingkat
778 Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Kerapu Macan (Epinephelus
779 fuscoguttatus) dalam Keramba Jaring Apung. Fakultas Perikanan dan Ilmu
780 Kelautan. Universitas Padjadjaran. Bandung. Jurnal Akuakultur Indonesia
781 493-953.
782Rachmawati, F. N., U. Susilo dan Y. Sistina. 2010. Respon fisiologi ikan nila
783 (Oreochromis niloticus) yang distimulasi dengan daur pemuasaan dan
784 pemberian pakan kembali. Seminar Nasional Biologi. Fakultas Biologi
785 Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
786Ramadhani, T. 2015. Pengaruh Kandungan Protein Pakan terhadap Efisisensi Pakan
787 Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Faperta. UNIMAL.

788Rosadi, T. Amir. S., dan Abdin. Z. 2012. Pengaruh Pembatasan Konsumsi Pakan
789 Terhadap Bobot Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Siap Panen. Program
790 Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram. Jurnal Perikanan.1 (1).
791Rudiyanti, S. dan Astri D. E., 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas
792 (Cyprinus Carpio Linn) pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G.
793 Jurnal Saintek Perikanan. 05 (01): 39-47
794Rustikawati, I., 2012. Efektivitas Ekstrak Sargassum Sp. Terhadap Diferensiasi
795 Leukosit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Diinfeksi Streptococcus
796 Iniae. Staff Pengajar FPIK. Universitas Padjadjaran. Jurnal Akuatika. 3 (2):
797 125-134
798Saanin, 1984. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp) skripsi. Fakultas Perikanan dan
799 Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
800Santoso, 1996. Budidaya Ikan Nila. Kansius.Yogyakarta. hal 12.

801Saputra, E. Ferdinand. H. T., dan Fitrani. M. 2013. Kelangsungan Hidup dan


802 Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Selama Pemeliharaan
803 dengan Padat Tebar Berbeda di Lahan Pasang Surut Telang 2 Banyuasin.
804 Program Studi Akuakultur. Fakultas Pertanian. Universitas SrIwijaya. Jurnal
805 Lahan Suboptimal. 2 (2) :197-205.
806Sari, P., I. Yulisman. dan Muslim. 2017. Laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan
807 Nila (Oreochromis niloticus) yang Dipelihara dalam Kolam Terpal yang
808 Dipuasakan Secara Periodik. Program Sttudi Akuakultur. Fakultas Pertanian
809 UNSRI. Jurnal Akuakultur. 5 (1) : 45- 55.
810Setyowati, D. N. Hardaningsih. I., dan Priyono. B. S. 2007. Sintasan Dan
811 Pertumbuhan Benih Pasca Larva Beberapa Subspesies Gurami (Osphronemus
812 goramy). Jurrnal Perikanan. 9 (1) : 149- 153.
813Shindu, F. S. 2005. Kandungan Logam Berat Cu, Zn, dan Pb Dalam Air, Ikan Nila
814 (Oreochromis niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Jaring
815 Apung Waduk Saguling. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya
816 Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
817Soedibya, T., H. P. dan Amron. 2017. Aplikasi Manajemen Pemberian Pakan dengan
818 Metode Pemuasaan pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok.
819 Prosiding Seminar Nasional.
820Sucipto, A. dan Prihartono. R. E. 2005. Pembesaran Nila Merah Bangkok. Penebar
821 Swadaya. Jakarta.
822Suhenda, N., Sumastri, S., dan Priyadi, A. 1993. Pertumbuhan Benih Ikan Lele Keli
823 (Clarias melanoderma) yang Mendapat Pakan dengan Kadar Protein yang
824 Berbeda. Prosiding Loka Karya Penelitian Komoditas dan Studi Khusus.
825 Balitbangtan.

826Sunarto dan Sabariah, 2009. Pemberian Pakan Buatan dengan Dosis Berbeda
827 Terhadap Pertumbuhan dan Konsumsi pakan Benih Ikan Semah (Tor
828 dourenensis) dalam Upaya domestikasi. Akuakultur Indonesia. 8 (1): 67-76.

829Tahe, S. 2008. Pengaruh Starvasi Ransum Pakan Terhadap Pertumbuhan, Sintasan


830 Dan Produksi Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Dalam Wadah
831 Terkontrol. Jurnal Riset Akuakultur. 3 (3) : 401-412
832Widyantoro, W. Sarjito, dan D. Harwanto. 2014. Pengaruh Pemuasaan Terhadap
833 Pertumbuhan dan Profil Darah Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada
834 Sistem Resirkulasi. Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (2):
835 103-108.
836Wijaya, A. 2011. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik (Bacillus sp.) pada Media.
837
838Wijayanti, K. 2010. Pengaruh Pemberian Pakan Alami yang Berbeda terhadapa
839 Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Palmas (Polipterus senegalus senegalus
840 Curvier, 1829). Skripsi. Universitas Indinesia. Fakultas Matematika dan Ilmu
841 Pengetahuan Alam Depertemen Biologi dan Akuakultur Depok.

842Yanti, Z., Z. A. Muchlisin, Sugito. 2013. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup


843 Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Beberapa Konsentrasi Tepung
844 Daun Jaloh (Salix tetrasperma) dalam Pakan. Journal of Fisheries and
845 AquaticSciences. 2 (1) : 16-19.

846Yuwono, E. P. Sukardi, dan I. Sulistyo. 2005. Konsumsi Dan Efisiensi Pakan Pada
847 Ikan Kerapu Bebek(Cromileptes altivelis) yang Dipuasakan Secara Periodik.
848 Berk.Penel. Hayati. 10 : 129–132.

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861
862

863

864

865

866

867

868

869

870

871

872 LAMPIRAN
873

874

875

876

877

878

879

880

881

882
883Lampiran 1. Pertumbuhan Bobot Mutlak pada Benih Ikan Nila (Oreochromis
884niloticus)

Perlakuan Awal Akhir Bobot Mutlak


A1 6.279 7.297 1.018
A2 6.255 7.336 1.081
A3 6.253 7.760 1.507
A4 6.233 7.063 0.830
A5 6.269 7.206 0.937
B1 6.233 6.505 0.272
B2 6.238 7.138 0.900
B3 6.233 7.839 1.606
B4 6.242 7.545 1.303
B5 6.233 7.186 0.953
C1 6.243 7.121 0.878
C2 6.255 7.288 1.033
C3 6.251 7.015 0.764
C4 6.248 7.714 1.466
C5 6.263 6.271 0.008
D1 6.268 8.183 1.915
D2 6.273 9.124 2.851
D3 6.271 7.482 1.211
D4 6.277 7.913 1.636
D5 6.267 8.124 1.857
885

886

887

888

889

890

891
892Lampiran 2. Uji Normalitas Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Nila
893 (Oreochromis niloticus)

Probability Plot of Bobot Mutlak


Normal
99
Mean 1,201
StDev 0,6159
95 N 20
KS 0,139
90
P-Value >0,150
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Bobot Mutlak
894

895Lampiran 3. Uji Homogenitas Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Nila


896 (Oreochromis niloticus)

Test for Equal Variances for Bobot Mutlak

Bartlett's Test

A Test Statistic 2,41


P-Value 0,492
Lev ene's Test
Test Statistic 0,43
P-Value 0,735
B
Perlakuan

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5


95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
897
898Lampiran 4. Hasil analisis ragam (ANOVA) Pertumbuhan Bobobt Mutlak
899 Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

900One-way ANOVA: Bobot Mutlak versus Perlakuan


901
902Source DF SS MS F P
903Perlakuan 3 3,360 1,120 4,66 0,016
904Error 16 3,848 0,240
905Total 19 7,207
906
907S = 0,4904 R-Sq = 46,61% R-Sq(adj) = 36,60%
908
909
910 Individual 95% CIs For Mean Based on
911 Pooled StDev
912Level N Mean StDev ---+---------+---------+---------+------
913A 5 1,0745 0,2593 (--------*---------)
914B 5 1,0066 0,5002 (--------*--------)
915C 5 0,8298 0,5310 (---------*--------)
916D 5 1,8941 0,6021 (--------*--------)
917 ---+---------+---------+---------+------
918 0,50 1,00 1,50 2,00
919
920Pooled StDev = 0,4904
921
922
923Grouping Information Using Tukey Method
924
925Perlakuan N Mean Grouping
926D 5 1,8941 A
927A 5 1,0745 A B
928B 5 1,0066 A B
929C 5 0,8298 B
930
931Perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C sedangkan tidak memiliki
932perbedaan dengan perlakuan A dan B. Perlakuan A, B dan C tidak memiliki
933perbedaan.
934Means that do not share a letter are significantly different.

935

936

937

938

939

940
941Lampiran 5. Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Nila (Oreochromis
942 niloticus)
943
Perlakuan Awal Akhir Panjang Mutlak
A1 7.17 9.933 2.763
A2 7.15 9.557 2.407
A3 7.18 11.189 4.009
A4 7.16 7.730 0.570
A5 7.19 10.060 2.870
B1 7.16 8.750 1.590
B2 7.2 8.144 0.944
B3 7.17 9.275 2.105
B4 7.17 8.770 1.600
B5 7.18 7.289 0.109
C1 7.18 9.233 2.053
C2 7.16 8.089 0.929
C3 7.16 9.088 1.928
C4 7.16 10.360 3.200
C5 7.16 8.044 0.884
D1 7.19 11.189 3.999
D2 7.17 14.400 7.230
D3 7.15 11.178 4.028
D4 7.16 14.390 7.230
D5 7.18 14.370 7.190
944
945
946
947
948
949
950
951
952
953
954
955
956
957Lampiran 6. Uji Normalitas Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Nila
958(Oreochromis niloticus)

Probability Plot of Panjang Mutlak


Normal
99
Mean 2,882
StDev 2,184
95 N 20
KS 0,152
90
P-Value >0,150
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-2 0 2 4 6 8
Panjang Mutlak
959

960Lampiran 7. Uji Homogenitas Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Nila


961 (Oreochromis niloticus)

Test for Equal Variances for Panjang Mutlak

Bartlett's Test

A Test Statistic 2,77


P-Value 0,428
Lev ene's Test
Test Statistic 0,47
P-Value 0,707
B
Perlakuan

0 1 2 3 4 5 6 7 8
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
962
963Lampiran 8. Hasil analisis ragam (ANOVA) Pertumbuhan Panjang Mutlak
964 Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
965
966One-way ANOVA: Panjang Mutlak versus Perlakuan
967
968Source DF SS MS F P
969Perlakuan 3 66,12 22,04 14,38 0,000
970Error 16 24,53 1,53
971Total 19 90,65
972
973S = 1,238 R-Sq = 72,94% R-Sq(adj) = 67,87%
974
975
976 Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev
977Level N Mean StDev +---------+---------+---------+---------
978A 5 2,524 1,246 (-----*----)
979B 5 1,270 0,769 (-----*-----)
980C 5 1,799 0,954 (-----*-----)
981D 5 5,935 1,755 (-----*-----)
982 +---------+---------+---------+---------
983 0,0 2,0 4,0 6,0
984
985Pooled StDev = 1,238
986
987
988Grouping Information Using Tukey Method
989
990Perlakuan N Mean Grouping
991D 5 5,935 A
992A 5 2,524 B
993C 5 1,799 B
994B 5 1,270 B
995
996Perlakuan D Berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B dan C. Perlakuan A, B
997dan C tidak memiliki perbedaan.
998Means that do not share a letter are significantly different.

999

1000

1001

1002

1003

1004
1005Lampiran 9. Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan Nila (Oreochromis
1006 niloticus)

Bobot
Perlakuan Bobot Awal Akhir Bobot Ikan Mati Jumlah Pakan Efisiensi Pakan
2.988
A1 62.79 65.67 5.985555556 96.39
-11.620
A2 62.55 51.35 25.68429 96.38
7.011
A3 62.53 69.84 6.868888889 104.27
7.774
A4 62.33 70.63 0 106.77
8.982
A5 62.69 72.06 0 104.32
-14.952
B1 62.33 52.04 19.64625 68.82
2.485
B2 62.38 64.24 7.472222222 74.86
0.519
B3 62.33 62.71 14.95361111 73.20
15.617
B4 62.42 75.45 0 83.44
3.173
B5 62.33 64.67 6.571111111 73.74
2.407
C1 62.43 64.09 5.887777778 68.96
4.182
C2 62.55 65.59 7.36 72.70
-8.924
C3 62.51 56.12 13.42402778 71.60
18.119
C4 62.48 77.14 0 80.91
-9.287
C5 62.63 56.44 6.654444444 66.65
4.447
D1 62.68 73.65 7.487777778 246.67
4.277
D2 62.73 72.99 15.60347222 239.88
1.898
D3 62.71 67.34 7.463333333 243.89
6.350
D4 62.77 79.13 0 257.64
7.137
D5 62.67 81.24 0 260.19
1007

1008Lampiran 10. Uji Normalitas Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan Nila
1009(Oreochromis niloticus)
Probability Plot of Efisiensi Pakan
Normal
99
Mean 2,629
StDev 8,368
95 N 20
RJ 0,957
90
P-Value 0.085
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-20 -10 0 10 20
Efisiensi Pakan
1010

1011Lampiran 11. Uji Normalitas Efisiensi Pemanfaatan Pakan Benih Ikan Nila
1012(Oreochromis niloticus

Test for Equal Variances for Efisiensi Pakan

Bartlett's Test

A Test Statistic 7,68


P-Value 0,053
Levene's Test
Test Statistic 1,05
P-Value 0,399
B
Perlakuan

0 10 20 30 40 50
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1013

1014Lampiran 12. Hasil analisis ragam (ANOVA) Efisiensi Pemanfaatan Pakan


1015 Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
1016One-way ANOVA: Efisiensi Pakan versus Perlakuan
1017
1018Source DF SS MS F P
1019Perlakuan 3 41,6 13,9 0,17 0,914
1020Error 16 1288,7 80,5
1021Total 19 1330,3
1022
1023S = 8,975 R-Sq = 3,13% R-Sq(adj) = 0,00%
1024
1025
1026 Individual 95% CIs For Mean Based on
1027 Pooled StDev
1028Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+-------
1029A 5 3,027 8,491 (-------------*-------------)
1030B 5 1,368 10,893 (-------------*-------------)
1031C 5 1,299 11,281 (-------------*-------------)
1032D 5 4,822 2,042 (-------------*-------------)
1033 --+---------+---------+---------+-------
1034 -6,0 0,0 6,0 12,0
1035
1036Pooled StDev = 8,975
1037
1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

1048

1049

1050Lampiran 13. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


1051
Kelangsungan
1052
Perlakuan Ikan Awal Ikan Akhir Hidup
1053 A1 10 9 90
A2 10 7 70
1054 A3 10 9 90
A4 10 10 100
1055 A5 10 10 100
B1 10 8 80
1056
B2 10 9 90
1057 B3 10 8 80
B4 10 10 100
1058 B5 10 9 90
C1 10 9 90
1059
C2 10 9 90
1060 C3 10 8 80
C4 10 10 100
1061 C5 10 9 90
D1 10 9 90
1062 D2 10 8 80
D3 10 9 90
1063
D4 10 10 100
1064 D5 10 10 100

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073Lampiran 14. Dokumentasi


Proses aklimatisasi organisme uji Pencucian wadah penelitian

Pengisian air wadah penelitian Penimbangan bobot ikan

Pengukuran panjang ikan Penebaran Benih


Pemberian pakan

Pengukuran kualitas air

Pengukuran pH Pengukuran amonia

Timbangan analitik

Pengukuran ammonia
1074
Mistar Seser

Termometer pH meter

Aerator DO meter

1075
RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Suriana lahir di Desa

Ampibabo, Kec. Ampibabo, Kab. Parigi Moutong pada

tanggal 27 Juli 1998. Penulis adalah anak terakhir dari

5 bersaudara, anak dari pasangan suami istri yang

bernama Asrin ATO dan Rajeni NUBO. Penulis

pertama kali masuk sekolah dasar di SDN 1 INTI

PEMBINA AMPIBABO pada tahun 2005-2010.

Setelah tamat pendidikan SD, penulis melanjutkan studi

di SMP N 1 AMPIBABO pada

1076tahun 2011-2013, kemudian melanjutkan studinya di SMK NEGERI AMIBABO,

1077pada tahun 2013-2016. Kemudian penulis melanjutkan kembali studinya tahun 2016,

1078dan di terima sebagai mahasiswa melalui jalur SMMPTN pada Program Studi

1079Akuakultur, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Peternakan dan Perikanan di

1080salah satu Universitas yang ada di kota Palu, Sulawesi Tengah yakni Universitas

1081Tadulako.

Selama menjadi mahasiswa, penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Ombo, Kec. Sirenja. Kab. Donggala Sulawesi tengah dan

melaksanakan Praktek Lapang Akuakultur (PLA) dengan judul “Pembesaran Ikan

Mas Koi (Cyprinus carpio)” di Instalasi Perikanan Budidaya Punten, Kota Batu.

Provinsi Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai