BAB I
PENDAHULUAN
Hutan merupakan salah satu ekosistem yang ada di bumi ini dan memiliki
fungsi serta manfaat yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Di
dalam ekosistem hutan, pastilah terdapat hulu sungai, dimana hulu sungai tersebut
akan membentuk daerah aliran sungai yang berhilir. Daerah aliran sungai
merupakan suatu aliran air yang berasal dari hulu sungai maupun air hujan yang
dibatasi oleh titik-titik tertinggi.
Erosi yang terjadi pada daerah hutan akan membawa material seperti tanah
dan batuan. Material-material tersebut akan terangkut oleh aliran air yang berada
pada daerah hulu sungai menuju hilir sungai. Bila erosi tidak segera ditanggulangi
dan material erosi terus-menerus terbawa menuju hilir sungai, akan menyebabkan
terjadinya sedimentasi. Sedimentasi yang berkelanjutan akan mengakibatkan
berubahnya bentuk fisik dari daerah aliran sungai.
1
2
1. Seberapa pentingkah fungsi hutan untuk ekosistem hulu dan hilir sungai ?
2. Kejadian alam apa sajakah yang akan terganggu bila hutan menjadi
rusak ?
3. Apa yang akan terjadi dengan hilir sungai bila hulu sungai dipenuhi
dengan tanah material dari erosi ?
4. Upaya apa saja perlu dilakukan untuk menanggulangi sedimentasi pada
hilir sungai ?
BAB II
Hutan merupakan salah satu ekosistem alami dan terbesar di bumi ini.
Sebagai salah satu ekosistem terbesar, hutan juga memiliki fungsi vital. Fungsi
vital tersebut adalah sebagai penentu siklus kehidupan bumi, yaitu siklus
hidrologi.
Siklus hidrologi dimulai dari air yang berada di permukaan bumi, yaitu air
tanah, danau, sungai, rawa, kolam, gletser, dan lautan yang dipanasi oleh sinar
matahari, karena pemanasan itu maka air berubah menjadi uap, kemudian
menguap keatas atau tertiup melalui lereng pegunungan. Pada tempat-tempat yang
lebih tinggi, suhu udara semakin rendah, sehingga uap air itu akan mengalami
kondensasi. Sebagai akibat dari proses kondensasi tadi, maka uap air akan
berubah menjadi cair akhirnya jatuh sebagai hujan. (Moh. Ma’mur Tanudidjaja)
Mengingat ekosistem hutan yang selalu terletak pada dataran tinggi dan
banyak ditumbuhi oleh vegetasi-vegetasi, hal ini akan mempengaruhi siklus
hidrologi bila vegetasi pada hutan menjadi berkurang. Berkurangnya vegetasi
pada hutan dapat mengakibatkan terjadinya erosi dan membawa material-material
bawaan yang diangkut oleh aliran di hulu sungai menuju hilir sungai. Bila erosi
terus menerus terjadi, akan mengakibatkan sedimentasi pada hilir sungai dan fisik
hilir sungai akan berubah.
4
5
2.2 Pembahasan
berbagai sumber daya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti menebang pohon yang telah tumbuh lebat di hutan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat kertas, maupun pembuat alat-alat
furniture dari kayu. Tentu saja bila hal ini terus terjadi, hutan akan menjadi
gundul sehingga ekosistem hutan akan terganggu dan mempengaruhi kehidupan
bumi pula. Erosi akan terjadi di daerah pegunungan yang terdapat hutan-hutan
karena tidak ada lagi vegetasi yang mampu menahan air hujan ketika musim
penghujan telah tiba.
Air tanah pada lithosfer kurang lebih 0,62% dari seluruh hidrosfer.
Volume air tanah yang ada di berbagai temapat tidak sama, bergantung kepada
persyaratan yang menunjang proses peresapan air hujan seperti jumlah curah
hujan yang jatuh, kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi,
lamanya curah hujan, penutupan vegetasi di permukaan bumi, derajat
permeabilitas dan struktur bumi, dan kemiringan topografi.
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media
peresapan, yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan tempatnya, air tanah digolongkan menjadi dua bagian, yaitu zone
jenuh air dangkal (soil water) dan air tanah dalam (ground water). Air tanah
dibagi lagi menjadi dua zone, yaitu zone jenuh (saturated-zone) dan zone tidak
jenuh (unsaturated-zone). Air tanah dangkal berada dalam pori-pori lapisan tanah
teratas, adanya hanya pada musim hujan. Dengan gaya gravitasi, air tanah dangkal
ini akan bergerak turun melalui pori-pori lapisan tanah yang ada dibawahnya
(zone tak jenuh). Air tanah dalam zone tak jenuh, tertahan agak lebih lama di pori-
pori yang halus pada lapisan tanah yang lebih padat, mengikuti hukum kapilaritas.
8
Air tanah pada zone jenuh, tertahan lebih lama lagi karena air telah sampai pada
lapisan batuan induk yang kedap air. Pada zone inilah air tanah seakan-akan
tergenang, sehingga merupakan reservoir air. Kedalaman permukaan air pada
zone jenuh dapat dilihat pada sumur biasa (bukan sumur bor). Dengan meneliti
kedalaman beberapa sumur, kita dapat membuat penampang zone jenuh di tempat
itu.
Air tanah mempunyai berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, yaitu untuk
keperluan rumah tangga seperti untuk minum, memasak makanan, dan mencuci,
untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil dan industri farmasi, untuk
keperluan pertanian, misalnya pengairan sawah dan palawija di daerah yang sukar
dibuat irigasi.
2.2.6 Sungai
Sungai dapat dibedakan dari lembah. Yang disebut sungai ialaha massa air yang
secara alami mengalir pada suatu lembah, sedangkan yang dinamakan lembah
tidak selalu dialiri sungai, tetapi sebuah sungai selalu mengalir pada lembah.
9
Suatu daerah aliran sungai bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah
aliran hulu, daerah aliran tengah, dan daerah aliran hilir.
Daerah aliran hulu suatu sungai dicirikan oleh erosi vertikal yang berperan
penting, sehingga penampang melintang lembah berbentuk V yang cembung,
daerahnya bergunung-gunung, dan banyak air terjun. Dasar lembah terisi oleh
batu-batu berbongkah besar dan aliran airnya deras.
Daerah aliran tengah dicirikan oleh erosi vertikal kira-kira sama kuat
dengan erosi lateral, lembahnya berbentuk V yang lurus atau cekung, di kiri-
kanannya sering terdapat dataran yang agak lebar, aliran airnya tidak terlalu deras,
tidak terdapat air terjun. Dasra lembah terisi oleh batu-batu guling yang tidak
begitu besar, dan secara keseluruhan daerahnya miring melandai.
Berdasarkan letak aliran sungai tersebut di atas, sungai dibedakan atas tiga
macam, yaitu :
1) Sumber air bagi pengairan wilayah petanian atau irigasi dan usaha
perikanan darat.
2) Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
3) Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna
memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani.
4) Tempat rekreasi, misalnya melihat keindahan air terjun dan
bendungan.
5) Tempat berolahraga, seperti ski air dan berperahu pada arus deras,
lomba dayung, dan lain-lain.
6) Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-
hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti mencuci,
mandi, dan membersihkan perabotan rumah tangga.
2.2.12.1 Umum
terlalu bervariasi dalam regime sungai. Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat,
perlu dilakukan penggambaran sedimen yang lebih seksama.
Partikel-partikel sedimen alam memiliki bentuk yang tidak teratur. Oleh karena
itu setiap panjang dan diameter akan memberikan ciri kepada bentuk kelompok
butiran.
a. Diameter saringan (D), adalah panjang dari sisi lubang saringan dimana
suatu partikel dapat melaluinya.
b. Diameter sedimentasi (Ds), adalah diameter bulat dari partikel dengan
berat spesifik dan kecepatan jatuh yang sama pada cairan sedimentasi dan
temperatur yang sama pula
c. Diameter normal (Dn), adalad diameter bulat suatu partikel dengan
volume yang sama (dimana volume = 1/6πDn3)
Daerah permukaan sulit ditentukan dan isi butiran relatip kecil, sehingga
Wadell mengambil pendekatan untuk menyatakan kebulatan. Kebulatan
dinyatakan sebagai perbandingan diameter suatu lingkaran dengan daerah yang
sama terhadap proyeksi butiran dalam keadaan diam pada ruang terhadap muka
yang paling besar kepada diameter yang paling kecil atau dengan kata lain
kebulatan digambarkan sebagai perbandingan radius rata-rata kelengkungan ujung
setiap butir terhadap radius lingkaran yang paling besar (daerah proyeksi atau
bagian butiran melintang).
SF = c/(ab)1/2
: b : sumbu menengah
: c : sumbu terpendek
Untuk memprakirakan umur suatu waduk, hasil perhitungan berat sedimen yang
terangkut harus diubah dalam bentuk volume. Oleh sebab itu harus ditaksir berat
kering tiap satuan volume dari sedimen di tempat yang dituju.
16
Untuk sedimen kasar misalnya pasir dan kerikil, gaya penahan gerakan
terutama disebabkan oleh berat partikel. Sedimen halus yang mengandung sedikit
lumpur atau tanah liat atau keduanya, cenderung bersifat kohesip dan menahan
gerakan dengan gaya kohesinya dari pada dengan gaya berat butir secara individu.
Bila gaya hidrodinamik bekerja pada suatu butiran dari sedimen atau
agregat dari partikel sedimen non kohesip telah mencapai suatu nilai yang bila
bertambah sedikit saja akan menyebabkan patikel atau butiran bergerak, dikatakan
sebagai keadaan kritis. Bila kondisi kritis tersebut mencapai suatu nilai atau
besaransebesar gaya geser dasar saluran, maka kecepatan rata-ratanya telah
mencapai kondisi kritis. Pada kondisi ini aliran berkompeten untuk menggerakkan
butiran sedimen.
Yang dimaksud dengan bed material di dalam bahasan ini adalah bed load
atau suspended load. Kedua macam muatan sedimen ini dipengaruhi oleh proses
erosi dan deposisi. Dari hasil pengamatan di lapangan dan beberapa percobaan
telah diketahui bahwa hubungan atara angkutan sedimen dengan keadaan aliran
dasar sungai adalah tekanan geser dasar (bed shear stress) yang terdiri dari form
drag dan roughness drag. Dari kedua pengamatan tersebut telah diketahui pula
17
Sebagaimana diketahui bahwa dalam air (h) dan kemiringan dasar sungai
akan menghasilkan tekanan dasar yang dirumuskan dalam bentuk : τo = ρ.w.g.h.I
Pemilihan ini tidak dapat secara langsung dilakukan selama hasil dari beberapa
formula yang digunakan menunjukkan perbedaan yang besar. Oleh karena itu,
penetapan rumus yang akan digunakan harus terlebih dahulu dibandingkan
dengan hasil observasi langsung sedimen di sungai yang akan ditinjau. Intensitasi
angkutan sedimen total pada suatu penampang sungai atau saluran adalah
banyaknya sedimen yang lewat pada penampang tersebut persatuan waktu (dapat
dinyatakan dalam berat : N/det atau volume per satuan waktu : m3/s).
Proses pengangkutan sedimen dapat terjadi jiks kecepatan aliran cukup tinggi.
Perubahan dalam kecepatan aliran dipengaruhi oleh kondisi alam (musim kering
atau musim hujan), atau campur tangan manusia. Kedua pengaruh tersebut akan
mempengaruhi besarnya pengangkutan sedimen, yaitu erosi pada dasar sungai di
beberapa tempat dan deposisi pada tempat yang lain.
Karena banyaknya sifat-sifat yang komplek dari sedimen, maka untuk menirukan
kejadian-kejadian sangatlah sulit.
Cra-cara yang ada untuk melakukan pengukuran sedimen dibagi dalam dua
kelompok, yaitu :
Ada beberapa upaya yang dpat kita lakukan untuk menanggulangi hal ini. Contoh
kongkritnya adalah :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hutan adalah salah satu ekosistem terbesar di bumi ini. Hutan mempunyai
peranan yang banyak dan sangat luar biasa. Banyak fungsi penting yang dimiliki
hutan, antara lain adalah sebagai paru-paru dunia, tempat berkembangbiaknya
berbagai spesies tumbuhan maupun hewan, sebagai salah satu penyumbang
sumber daya alam, dan yang terpenting hutan adalah sebagai penyeimbang
fenomena alam.
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan agar kelestarian hutan tetap
terjaga sehingga dapat meminimalisir erosi sehingga tidak akan terjadi
sedimentasi di hilir sungai. Upaya-upaya tersebut adalah dengan melakukan
penghijauan dan penghutanan kembali, membuat teras miring, membuat tanggul
di pinggir sungai, dan meningkatkan kesadaran penduduk untuk sadar terhadap
kelestarian lingkungan sehingga akan selalu menjaga bumi ini.
20
21
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga pembaca bisa pengetahuan yang luas tentang
manfaat ekosistem hutan dan daerah aliran sungai sehingga dengan bertambahnya
pengetahuan, pembaca akan selalu menjaga dan melestarikan ekosistem hutan,
dengaan terjaganya kelestarian ekosistem hutan maka erosi dan sedimentasipun
tidak akan pernah terjadi.
22
DAFTAR RUJUKAN