Anda di halaman 1dari 14

 

WOC LOW BACK PAIN


Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,2012).  

Usia lanjut Perubahan postur tubuh biasanya karena truma


Obesitas
 primer dan sekunder

Firokartilago padat dan tak teratur Kelebihan beban lumbosakral


Truma primer: trauma secara spontan, Trauma sekunder: HNP,
HNP, osteoporosis, spondilosis,
contohnya kecelakaan stenosis spinal, spondilitis, osteoarthritis

Stres mekanis diskus lumbal bawah.


Pembentukan kurva lumbal abdominal
Kontraksi otot punggung

Perubahan degenerasi berat Rusaknya pembungkus saraf


Terdesaknya otot paravertebra

Herniasi nukleus purposus Tulang belakang menyerap goncangan vertikal Hiperalgesia sekunder pada neuron di
sekitar lesi pada regio lumbosakral

Terjadi perubahan struktur dengan diskus susun


Penekanan akar saraf ketika keluar
atas febri fertilago dan matriks gelatinus
dari kanalis spinalis

Nyeri Punggung Bawah


( Low Back Pain )
Defisit pengetahuan
D.0111(00126)
Defisit Pengetahuan
Kelemahan otot

Ansietas (00146)
D.0078 Nyeri
 Nyeri Kronis
kronis
D.0080 Ansietas
Mobilitas fisik terganggu Jarang bergerak Kelemahan fisik umum
D.0077 0013
Nyeri
00 1333 Akut

Defisit perawatan diri


ResikoRisiko
D.0143 jatuh (000155)
Jatuh D.0109 Defisit
Hambatan mobilitas fisik Perawatan
(00108)Diri
D.0054 Gangguan
(00085)
Mobilitas Fisik
 

 
Pengkajian: PENATALAKSANAAN 
PENATALAKSANAAN  Komplikasi
-  Riwayat penyakit dahulu, riwayat jatuh / truma 1.  Penata Laksanaan Keperawatan.   Spinal stenosis ( penyempitan tulang
 pada tulang belakang , riwayat penyakit
penyakit o  Informasi dan edukasi.
sekarang, adanya keganasan.  belakang ).
o   NPB kronik: psikologik,
psikologik, modulasi nyeri
-  Pengobatan yang telah didapatkan   Osteoporosis.
(TENS, akupuntur, modalitas termal),
-  Pemeriksaan fisik, terutama muskuloskeletal.   Depresi.
Adanya gangguan pergerakan, dan menurunnya latihan kondisi
 pengaturan otot,
berat rehabilitasi
badan vokasional,
posisi tubuh
posisi dan   Stress.
kekuatan otot. aktivitas.
-  Pengkajian sistem/pola dalam tubuh. 2.  Medis
Adanya gangguan pola eliminasi (BAK,BAB) o  Formakoterapi. Pemeriksaan penunjang
yang tidak terasa. -  NPB
 NPB akut: Asetamenopen, NSAID,NSAID, 1. Neurofisiologik
Adanya gangguan persyarafan, menurunnya muscle relaxant, opioid (nyeri berat), -  Electromyography (EMG)
rangsang nyeri pada ektremitas, rasa kebas/baal. injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) -  Need
 Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila
untuk nyeri radikule. dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu
-  NPB
 NPB kronik : antidepresan trisiklik
trisiklik -  Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara
(amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,  pemeriksaan klinis, pemeriksaan
TANDA DAN GEJALA 
GEJALA  karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), elektrofisiologik tidak dianjurkan.
-  Perubahan dalam gaya berjalan.
alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid -  Somatosensory Evoked Potensial (SSEP).
-  Berjalan terasa kaku.
(kalau sangat diperlukan. Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati
-  Tidak bisa memutar punggung.
o  Invasif non bedah spinal.
-  Pincang.
- Blok saraf dengan anestetik lokal 2. Radiologik
-  Persyarafan
(radikulopati) -  Foto polos.
- Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % -  Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin
dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada
(nyeri neuropatik punggung bawah yang  penderita NPB.
kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi
intractable. -  Direkomendasikan untuk menyampingkan
yang lebih kuat pada daerah yang ti dak
o  Bedah adanya kelainan tulang.
dirangsang
- Tidak terkontrol Bab dan Bak. - HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi -  Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik
operasi: Resonance Imaging (MRI)
- Nyeri.
- Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari
- Skiatika dengan terapi konservatif selama -  Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri
lebih dari empat minggu: nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
dua bulan.
- Nyeri saat berjala n dengan menggunakan tumit.
 berat/intractable / menetap / progresif. -  Discography tidak direkomendasikan pada
- Defisit neurologik memburuk  NPB oleh karena invasive
- Nyeri otot dalam
- Sindroma kauda. 3. Laboratorium
- Nyeri menyebar kebagian bawah belakang
kaki. -  Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-
- Nyeri panas pada paha bagian belakang atau reactif protein (CRP), faktor rematoid,
 betis. fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
 
- Nyeri pada pertengahan bokong. - Urinalisa, berguna
seperti infeksi, untuk penyakit non spesi fik
hematuri
- Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
meningkat.
-  Likuor serebrospinal (atas indikasi)
 

Perubahan sistem muskuloskeletal karena 3. Perubahan Persendian  Hambatan mobilitas fisik (00085)
proses penuaan - Penurunan viskositas
viskositas cairan syno
synovial
vial  NOC: (0208)Pergerakan
(0208)Pergerakan
1.  Perubahan Tulang - Terbentuknya jaringan perut dan adanya  NIC: (0140)Peningkatan
(0140)Peningkatan Mekanika Tubuh 
Perubahan fisiologis pada tulang lansia adalah kalsifikasi pada persendian. 1.  Kaji pemahaman pasien mengnai mekanika
kehilangan kandungan mineral tulang. keadaan - Jaringan penghubung (kolagen dan kartilago) tubuh dan latihan
tersebut bedampak pada meningkatnya risiko - Perubahan pada kolagen itu merupakan 2.  Edukasi pasien mengenai bagaimana
fraktur dan kejadian terjatuh. Selain itu, terjadi  penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia
lansia menggunakan postur tubuh dan mekanika
 juga penurunan massa tulang atau disebut sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, tubuh untuk untuk mencegah injury saat
dengan osteopenia bila tidak ditangani akan  penurunan kemampuan untukuntuk meningkatkan melakukan berbagai aktivitas
menjadi osteoporosis. kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk 3.  Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi
Perubahan lain: ke berdiri, jongkok dan berjalan, dan yang sama dalam jangka waktu yg lama
a.  Meningkatnya resorbsi tulang (misalnya, hambatan dalam melaksanakn aktivitas 4.  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
 pemecahan tulang diperlukan untuk
untuk sehari-hari  latihan postur tubuh yg sesuai
remodeling) - Jaringan kartilago pada persendian menjadi
 b.  Arbsorbsi kalsium berkurang lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya
c.  Meningkatnya hormon serum paratiroid  permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya Resiko jatuh ( 00155)
d.  Gangguan regulasi dari aktivitas osteoblast. kemampuan kartilago untuk regenerasi NOC: (1912) Kejadian Jatuh
e.  Gangguan formasi tulang sekunder untuk  berkurang dan degenerasi yang
yang terjadi NIC: (6490) Pencegahan Jatuh
mengurangi produksi osteoblastik dari cenderung ke arah progresif. Kartilago 1.  Identifikasi perilaku dan faktor yang
matriks tulang. mengalami kalsifikasi di beberapa tempat, mempengaruhi risiko jatuh
f.  Menurunnya estrogen pada wanita dan Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi 2.  Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang
testosterone pada laki-laki  besar penumpu berat badan.
badan. Akibat mungkin meningkatkan potensi jatuh
2.  Perubahan Otot  perubahan itu sendi mudah mengalami 3.  Monitor gaya berjalan, keseimbangan dan
Hilangnya masa otot sebagai hasil penurunan  peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan tingkat kelelahan
dalam ukuran dan jumlah serat otot . Penurunan gerak dan terganggunya aktivitas sehari-hari.  4.  Bantu ambulasi individu yang tidak memiliki
serat otot dengan penggantian selanjutnya oleh keseimbangan
 jaringan penghubung dan akhirnya oleh 5.  Sediakan alat bantu, misalnya tongkat dan
 jaringan lemak. Perubahan yang
yang berhubungan walker
dengan usia adalah kemunduran fungsi motorik 6.  Letakkan benda-benda dalam jangkauan yang
dan hilangnya kekuatan dan ketahanan otot.   mudah bagi pasien
7.  Sediakan pencahayaan yang cukup dalam
rangka meningkatkan pandangan
8.  Sediakan permukaan lantai yang tidak licin dan

anti selip
9.  Lakukan program latihan fisik rutin
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri kronis Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
D.0078 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun ▪ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Pengertian : Kriteria Hasil: kualitas, intensitas nyeri
Pengalaman sensorik Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik ▪ Identifikasi skala nyeri
atau emosional yang Memburuk Membaik ▪ Identifikasi respons nyeri non verbal
berkaitan dengan 1 Frekuensi nadi ▪ Identifikasi faktor yang memperberat dan
kerusakan jaringan memperingan nyeri
1 2 3 4 5
aktual atau fungsional, ▪ Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
dengan onset mendadak 2 Pola nafas
▪ Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
atau lambat dan 1 2 3 4 5
▪ Monitor efek samping penggunaan analgetik
berintensitas ringan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Terapeutik:
hingga berat dan Meningkat Menurun
▪ Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
konstan, yang 3 Keluhan nyeri
berlangsung lebih dari 3 rasa nyeri
1 2 3 4 5
bulan. ▪ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
4 Meringis
▪ Fasilitasi istirahat dan tidur
1 2 3 4 5
▪ Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
5 Gelisah
pemilihan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5
Edukasi
6 Kesulitan tidur ▪ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1 2 3 4 5 ▪ Jelaskan strategi meredakan nyeri
▪ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
▪ Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan Mobilitas Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan mobilisasi (I.05173)


Fisik

D.0054 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam


diharapkan mobilitas fisik meningkat Observasi:

Pengertian : Kriteria Hasil: ▪ Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

Keterbatasan dalam Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat ▪ Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
gerakan fisik dari suatu Menurun Meningkat ▪ Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
atau lebih ekstremitas
memulai mobilisasi
secara mandiri 1 Pergerakan ekstremitas
▪ Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
1 2 3 4 5
Terapeutik:
2 Kekuatan otot
▪ Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
1 2 3 4 5
▪ Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun ▪ Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
3 Nyeri
Edukasi
1 2 3 4 5
▪ Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
4 Kaku sendi
▪ Anjurkan melakukan mobilisasi dini
1 2 3 4 5
▪ Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
5 Gerakan terbatas dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur)

1 2 3 4 5
6 Kelemahan fisik

1 2 3 4 5

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Defisit Perawatan Diri Perawatan Diri (L.11103) Dukungan Perawatan Diri (I.11348)

D.0109 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jamdiharapkan Observasi:


perawatan diri meningkat
▪ Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
Pengertian : Kriteria Hasil: usia

Tidak mampu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat ▪ Monitor tingkat kemandirian
melakukan atau Menurun Meningkat
▪ Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
menyelesaikan aktivitas
berpakaian, berhias, dan makan
perawatan diri 1 Kemampuan mandi
Terapeutik:
1 2 3 4 5
▪ Sediakan lingkungan yang teraupetik
2 Kemampuan mengenakan pakaian
▪ Siapkan keperluan pribadi
1 2 3 4 5
▪ Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
3 Kemampuan makan
mandiri

▪ Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan


1 2 3 4 5 ▪ Jadwalkan rutinitas perawatan diri
4 Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) Edukasi
1 2 3 4 5 ▪ Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
5 Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri

1 2 3 4 5

6 Mempertahankan kebersihan mulut


1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)

D.0111 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:


diharapkan tingkat pengetahuan membaik
▪ Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Pengertian : Kriteria Hasil: informasi

Ketiadaan atau Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat ▪ Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kurangnya informasi Menurun Meningkat dan menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup
kognitif yang berkaitan bersih dan sehat
dengan topik tertentu 1 Perilaku sesuai anjuran
Terapeutik:
1 2 3 4 5
▪ Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
2 Kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu topik
▪ Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
1 2 3 4 5 kesepakatan

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Berikan kesempatan untuk bertanya


Meningkat Menurun
Edukasi
3 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi ▪ Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
1 2 3 4 5
▪ Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 Persepsi yang keliru terhadap masalah
▪ Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
1 2 3 4 5
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
5 Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

1 2 3 4 5
6 Perilaku

1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)

D.0080 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:


diharapkan tingkat ansietas menurun
▪ Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pengertian : Kriteria Hasil:
▪ Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Kondisi emosi dan Memburuk Cukup Sedang Cukup Menurun
▪ Monitor tanda-tanda ansietas
pengalaman subjektif Memburu Menurun
individu terhadap k Terapeutik:
objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat 1 Konsentrasi ▪ Ciptakan suasana teraupetik untuk
antisipasi bahaya yang menumbuhkan kepercayaan
memungkinkan 1 2 3 4 5
individu melakukan ▪ Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
tindakan untuk 2 Pola tidur jika memungkinkan
menghadapi ancaman
1 2 3 4 5 ▪ Pahami situasi yang membuat ansietas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Dengarkan dengan penuh perhatian
Meningka Menurun
t ▪ Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
3 Perilaku gelisah
▪ Motivasi mengidentifikasi situasi yang
1 2 3 4 5 memicu kecemasan
4 Verbalisasi kebingungan Edukasi

1 2 3 4 5 ▪ Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang


5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi mungkin dialami

1 2 3 4 5 ▪ Informasikan secara faktual mengenai


diagnosis, pengobatan, dan prognosis
6 Perilaku tegang
▪ Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
1 2 3 4 5
▪ Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan

▪ Latih teknik relaksasi


Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Jatuh Tingkat Jatuh (L.14138) Pencegahan Jatuh (I.14540)
D.0143 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam, risiko
jatuh menurun. Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil:
Risiko mengalami Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ▪ Identifikasi factor risiko jatuh
kerusakan fisik dan Meningkat Menurun
▪ Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan
gangguan kesehatan
risiko jatuh
akibat terjatuh 1 Jatuh dari tempat tidur
1 2 3 4 5 ▪ Hitung risiko jatuh menggunakan skala
2 Jatuh saat berdiri
1 2 3 4 5 Terapeutik:
3 Jatuh saat duduk
1 2 3 4 5 ▪ Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda sealu dalam
4 Jatuh saat berjalan kondisi terkunci
1 2 3 4 5
▪ Pasang handrall tempat tidur

▪ Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah

▪ Dekatkan bel oemanggil dalam jangkauan pasien

Edukasi

▪ Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien


dan keluarga

▪ Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk


beberapa menit sebelum berdiri

Manajemen Keselamatan Lingkungan (I.14513)

Observasi:

▪ Identifikasi kebutuhan keselamatan


▪ Monitor perubahan status keselamatan lingkungan

Terapeutik:

▪ Hilangkan bahaya keselamatan, Jika memungkinkan

▪ Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko

▪ Sediakan alat bantu kemanan linkungan (mis.


Pegangan tangan)

▪ Gunakan perangkat pelindung (mis. Rel samping,


pintu terkunci, pagar)

Edukasi

▪ Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko


tinggi bahaya lingkungan

Anda mungkin juga menyukai