Anda di halaman 1dari 11

MALPRAKTEK

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA
NPM : 1616010098

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur penulis haturkan atas Rahmat dan Berkah Allah SWT karena
kehendak-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada
waktu. Berikut
Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah ini
yang teah memberikan tugas ini kepada saya sebagai upaya untuk menjadikan
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Selanjutnya mengenai Malpraktik ini penting untuk diketahui dan dipahami
oleh tenaga kesehatan, karena berkaitan dengan Bidang Administrasi Rumah Sakit
untuk menambah pengetahuan dan wawasannya.
Setiap manusia tak luput dari kesalahan, maka saya memohon maaf atas
segala kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan Saran yang
membangun saya harapkan dari pembaca sekalian untuk memperbaikinya.
                    

Banda Aceh, Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1   Pengertian Malpraktik .................................................................... 2
2.2   Bentuk-bentuk Malpraktik ............................................................. 3
2.3   Kasus Malpraktik ........................................................................... 3
2.4   Pencegahan Kasus Malpraktik ...................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan .................................................................................... 7
3.2   Saran ............................................................................................... 7

Daftar Pustaka .................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan, khususnya dengan terjadinya berbagai kasus yang menyebabkan
ketidakpuasan masyarakat memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis yang
secara tidak langsung dikaji dari aspek hukum dalam pelayanan kesehatan, karena
penyebab dugaan malpraktek belum tentu disebabkan oleh adanya kesalahan/
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Dewasa ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami
perubahan yang sangat pesat menuju kepada perkembangan keperawatan sebagai
profesi. Proses ini merupakan suatu proses berubah yang sangat mendasar dan
konsepsional, yang mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek
pelayanan/asuhan keperawatan, aspek pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.
Perkembangan keperawatan menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi
dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang cepat sebagai akibat tekanan globalisasi
yang juga menyentuh perkembangan keperawatan profesional termasuk tekanan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan yang pada hakekatnya
harus diimplementasikan pada perkembangan keperawatan profesional di Indonesia
(Ma’rifin Husin, 2002).
Perkembangan keperawatan dapat mengacu terjadinya malapraktik, sehingga
terdapat berbagai hokum yang mengatur dan cara penanganan malapraktik. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan di bahas mengenai kasus malapraktik.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana tejadinya malpraktik tersebut ?
2.      Bagaimana cara menyelesaikan kasus malapraktik tersebut ?
3.      Apa yang harus dilakukan agar kasus malapraktik tersebut tidak terjadi ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Malapraktik


Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktik”
mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktik berarti
“pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Definisi malpraktik profesi kesehatan adalah
kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat
kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim
dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan
yang sama (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos,
California, 1956).
Malpraktek tidaklah sama dengan kelalaian. Malpraktik sangat spesifik dan
terksait dengan status profesional dari pemberi pelayanan dan standar pelayanan
profesional Malpraktik adalah kegagalan seorang profesional (misalnya dokter dan
perawat) melakukan sesuai dengan standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang
karena memiliki ketrampilan dan pendidikan (Vestal,K.W, 1995).Hal ini bih
dipertegas oleh Ellis & Hartley (1998) bahwa malpraktik adalah suatu batasan
spesifik dari kelalaian.Ini ditujukan pada kelalaian yang dilakukan oleh yang telah
terlatih secara khusus atau seseorang yang berpendidikan yang ditampilkan dalam
pekerjaannya.Oleh karena itu batasan malpraktik ditujukan untuk menggambarkan
kelaliaian oleh perawat dalam melakukan kewjibannya sebagai tenaga keperawatan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah :
1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang
tenaga kesehatan.
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan
kewajibannya (negligence)
3. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

2
3

2.2. Bentuk-Bentuk Malapraktik


Malpraktek yang menjadi penyebab dokter bertanggung-jawab secara profesi
bisa digolongkan sebagai berikut:
1. Malpractice
Kelalaian karena tindakan kurang hati-hati seseorang yangdianggap profesional.
2. Maltreatment 
Cara perlakuan perawatan yang tidak tepat atau tidak terampil dalam bertindak.
3. Non feasance
Kegagalan dalam bertindak dimana disitu terdapat suatutindakan yang harus
dilakukan.
4. Misfeasance
Melakukan tindakan yang tidak tepat yang seharusnyadilakukan dengan tepat.
5. Malfeasance
Melakukan hal yang bertentangan dengan hukum atau tindakan yang dapat
dikategorikan tidak tepat.
6. Criminal negligence
Melakukan tindakan dengan mengabaikan keselamatan orang lain walaupun
sebenarnya mengetahui bahwa tindakannya dapat mencelakakan orang lain.

2.3. Kasus Malapraktik


Maulana adalah seorang anak berusia 18 tahun.Dulunya adalah anak yang
mengemaskan dan pernah menjadi juara bayi sehat.Namun makin hari tubuhnya
makin kurus.Dan organ tubuhnya tidak bisa berfungsi secara normal.Tragedi ini
terjadi ketika Maulana mendapat imunisasi dari petugas kesehatan.Diduga korban
kuat Maulana adalah korban mal praktek. Maulana, kini berusia 18 tahun. Namun ia
hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan.Ia
juga tidak bisa berbicara. Berat badannya hanya enam koma delapan kilogram, seperti
anak berusia lima tahun. Bungsu dari empat bersaudara, anak pasangan Lina dan
Adul ini mengalami kegagalan multi organ.
Tragedi ini bermula saat usianya empat puluh lima hari. Seperti balita pada
umumnya, Maulana mendapatkan imunisasi dari petugas Dinas Kesehatan.Petugas
4

memberikan tiga imunisasi sekaligus, yaitu imunisasi BCG, imunisasi DPT dan
imunisasi Polio.
Namun setelah dua jam menerima imunisasi, Maulana mengalami kejang-
kejang, dan suhu tubuhnya naik tajam. Sehingga orang tuanya panik dan langsung
membawanya ke rumah sakit.Namun kondisinya justru makin menburuk. Setelah
lima hari dirawat, Maulana malah tidak sadarkan diri, selama tiga minggu. Sejak itu,
tubuh Maulana selalu sakit sakitan dan hampir seluruh organ tubuhku tidak berfungsi
normal.
Dokter mendiagnosa Maulana mengalami radang otak.Namun setelah itu, satu
persatu penyakit akut menggerogoti kesehatannya.Semakin hari badannya semakin
kecil, dan mengerut.Maulana sering mengalami sesak nafas, dan kejang kejang.
Lina yakin, Maulana menjadi korban malpraktek.Karena beberapa dokter
yang perawat Maulana menyatakan, anaknya mengalami kesalahan imunisasi.
Kini Lina, hanya bisa pasrah. Ia merawat Maulana, seperti merawat bayi. Saat
makan Maulana tetap harus disuapi, demikian juga ketika buang air besar dan
kencing.Orangtuanya selalu memakaikan popok.
Sebelum tragedi itu datang, Maulana adalah bayi yang menggemaskan.
Tubuhnya montok, dan sangat sehat.Bahkan Maulana sempat dinobatkan sebagai
pemenang bayi sehat. Karena lahir dengan bobot tiga koma delapan kilogram dan
panjang lima puluh satu cintimeter. Orang tua Maulana sudah berusaha untuk
membawa ke rumah sakit di kawasan Kota Siantan, Pontianak.Namun Maulana tidak
juga kunjung sembuh.Orangtuanyapun menyerah.
Kini tubuh Maulana makin lemah, dan tidak berdaya.Ia hanya bisa berbaring
ditempat tidur. Jika ingin menghirup udara segar, linapun membawanya ke luar
rumah. Lina sudah tidak berpikir lagi untuk membawa Maulana ke rumah sakit,
karena tidak memiliki biaya.Sejak anaknya menderita sakit, Lina telah mengeluarkan
uang jutaan rupiah.Bahkan rumahnya dijual untuk biaya pengobatan.
Lina juga beberapa kali berusaha meminta pertanggungjawaban kepada
pemerintah Kalimantan Barat, dengan mengajukan tuntutan di pengadilan. Lina
kemudian memilih prosedur hukum. Ia melaporkan pemerintah Kalimantan Barat
secara pidana, dan juga menggugatnya secara perdata. Hasilnya cukup menjanjikan.
5

Pemerintah Daerah Kalimantan Barat, berjanji akan menanggung penuh obat dan
kebutuhan perawatan maulana di rumah sakit seumur hidup.
Sementara itu, Menurut Direktur LBH Kesehatan, Iskandar Sitorus, kasus
dugaan mal praktik yang menimpa Maulana, mencerminkan lemahnya tanggung
jawab pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia, Fachmi Idris menyatakan, profesi
dokter, diikat oleh sebuah etika profesi dalam sebuah payung Majelis Kode Etik
Kedokteran atau MKEK.Seorang dokter dapat dikatakan melakukan pelanggaran saat
praktek, jika sudah dibuktikan dalam suatu sidang majelis kode etik.
Hukuman yang dijatuhkan majelis kode etik biasanya berkisar pada skorsing
praktek, disuruh kembali sekolah untuk memperdalam ilmunya hingga dicabut ijin
praktek kedokterannya.
Kasus dugaan mal praktek seperti kasus Maulana memang tak sedikit
jumlahnya.Beberapa kasus yang sempat terangkat ke masyarakat umumnya terjadi
setelah pasca imunisasi, operasi bahkan tak jarang setelah si pasien berobat ke ahli
kesehatan karena sebelumnya diindikasikan menderita suatu penyakit.
Seperti halnya kasus kasus sejenis, kasus Maulana pun membutuhkan waktu
berbulan bulan bahkan bertahun tahun duduk dikursi persidangan untuk memperoleh
keadilan.
Dan ironisnya perdebatan sengit menyoal kasus dugaan mal praktik di
pengadilan hampir dipastikan berakhir dengan bertambahnya sakit hati bagi sang
korban. Sakit hati karena kasusnya tak bisa diteruskan, atau bahkan ditolak majelis
hakim karena kurang lengkapnya data pendukung.
LBH Kesehatan, sebagai wadah bantuan hukum bagi mereka yang merasa
abaikan haknya oleh oknum aparat kesehatan memiliki data yang tidak sedikit. Saat
ini saja LBH Kesehatan membantu menangani 58 kasus dugaam mal praktik di
sejumlah wilayah Indonesia. Sementara kasus yang telah dilaporkan di sejumlah
aparat penegak hukum mencapai 130 kasus.Namun ironisnya, hanya sedikit kasus
dugaan mal praktek yang maju ke meja hijau yang menang dalam persidangan.
6

2.4. Pencegahan Kasus Malapraktik


1. Upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatan
Dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga medis
karena adanya malpraktek diharapkan tenaga dalam menjalankan tugasnya selalu
bertindak hati-hati, yakni:
a. Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena
perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan
berhasil (resultaat verbintenis).
b. Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
c. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
d. Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
e. Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala
kebutuhannya.
f. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

2. Upaya menghadapi tuntutan hukum


Apabila tuduhan kepada kesehatan merupakan criminal malpractice, maka
tenaga kesehatan dapatmelakukan:
a. Informal defence, dengan mengajukan bukti untuk menangkis/ menyangkal
bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar atau tidak menunjuk pada doktrin-
doktrin yang ada, misalnya perawat mengajukan bukti bahwa yang terjadi bukan
disengaja, akan tetapi merupakan risiko medik (risk of treatment), atau
mengajukan alasan bahwa dirinya tidak mempunyai sikap batin (men rea)
sebagaimana disyaratkan dalam perumusan delik yang dituduhkan.
b. Formal/legal defence, yakni melakukan pembelaan dengan mengajukan atau
menunjuk pada doktrin-doktrin hukum, yakni dengan menyangkal tuntutan
dengan cara menolak unsur-unsur pertanggung jawaban atau melakukan
pembelaan untuk membebaskan diri dari pertanggung jawaban, dengan
mengajukan bukti bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setelah menjabarkan pembahasan dari masalah makalah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa malapraktik adalah kelalaian seseorang dalam merawat atau
mengobati. Dalam malapraktik ada dua istilah yaitu kelalaian dan malapraktik
sendiri, tetapi keduannya tidak sama karena malapraktik sifatnya lebih spesifik.
Dalam menangani kasus mala praktik, hukum di Indonesia menggunakan
hukum substantive yaitu hokum pidana, hokum perdata dan hokum administrasi
dalam kasus maulana dalah salah satu koban malapraktik.Dia seorang bayi sehat yang
mendapat imunisasi tiga sekaligus.Setelah imunisasi maulana mengalami penurunan
kesehatan yang akhirnya membuat maulana lumpuh.Orang tua maulana mengguagat
tetapi gagal.Dari kasus ini belum ada penyelesaian ataupun ganti rugi dari pihak
kesehatan.

3.2. Saran
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai jasa layanan kesehatan lebih bertanggung jawab dengan apa yang
dilakukan.
2.      Sebaiknya lakukanlah layanan kesehatan secara hati-hati dan professional.
3.      Sebagai pengguan jasa layanan kesehatan (masyarakat) sebaiknya lebih teliti
dalam mengurusi masalah kesehatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Age, Julianus. 2002. Malpraktik Dalam Keperawatan. Jakarta. EGC


Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC
Nurdiansyah. 2012. Etika profesi. Pdf. Jakarta
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/MALPRAKTEK
%20MEDIK.pdf

Anda mungkin juga menyukai